Anda di halaman 1dari 10

SUKU SUKU DI INDONESIA

Suku Betawi dari Jakarta

Sebagai ibu kota negara, suku Betawi yang berasal dari Jakarta menjadi salah satu yang
cukup dikenal diantara suku lainnya yang ada di Pulau Jawa. Suku Betawi memiliki ciri khas
yaitu pakaian adat berupa kain sarung dan kebaya.

Hal lain yang juga menjadi ikonik dari suku ini adalah boneka ondel-ondel yang biasa
muncul pada acara-acara tertentu. Bahkan boneka tersebut juga menjadi maskot dari suku
Betawi dari Jakarta.

Suku Sunda dari Jawa Barat

Bergeser menuju ke daerah Jawa Barat yang memiliki suku Sunda dan menjadi terbesar
kedua setelah suku Jawa. Salah satu hal yang membuat suku ini terkenal adalah alat
musiknya yaitu angklung. Suku Sunda juga memiliki pakaian khas sama seperti suku yang
ada di Jawa pada umumnya yaitu kebaya.

Selain itu, suku ini juga memiliki bahasa khas yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari
yaitu bahasa Sunda.

Suku Baduy dari Banten

Suku yang berasal dari Pulau Jawa yang satu ini cukup berbeda dengan suku di Jawa lainnya.
Jika suku Jawa lain pada umumnya sudah mengenal kehidupan modern yang berada di kota
maka hal tersebut tidak berlaku bagi suku Baduy.

Dapat dikatakan bahwa suku Baduy masih menerapkan kehidupan yang terisolasi dari
kehidupan modern. Populasi penduduk dari suku Baduy sendiri juga cukup banyak yaitu
antara 5000 hingga 8000 orang.

Suku Jawa dari Yogyakarta


Merupakan suku yang paling banyak berada di Pulau Jawa dimana hampir mencapai setengah
presentase kehadirannya. Meskipun tidak menutup diri dari dunia luar, suku Jawa masih
menganut sistem kearifan lokal.

Selain itu, suku Jawa di Yogyakarta ini juga masih mempercayai hal-hal mistis serta
kesakralan adat budayanya. Populasi dari suku Jawa sendiri juga tidak hanya di daerah
Yogyakarta saja, akan tetapi juga daerah Jawa Tengah lainnya seperti Magelang, Semarang,
dan kota lainnya.

Suku Madura dari Jawa Timur

Suku ini mungkin terkenal akan ciri khas makanannya yang sudah menyebar ke seluruh
pelosok negeri. Masakan kuliner sate yang menjadi ciri khas dari suku Madura memang
sudah menjadi makanan yang terkenal di Indonesia. Untuk populasi dari suku Madura ini
menurut sensus penduduk tahun 2014 adalah mencapai sekitar 20 juta jiwa.

Suku Batak dari Sumatera Utara


Beralih ke Pulau Sumatera tepatnya di bagian utara yang didiami oleh suku Batak. Namun
tidak hanya di daerah Sumatera Utara saja, penduduk Tapanuli juga merupakan suku dari
Batak. Adapun nama dari suku ini memang merupakan sebutan kolektif dari beberapa bagian
suku Batak.

Dalam hal ini, suku Batak dibagi menjadi beberapa suku yaitu terdiri dari Suku Batak
Pakpak, Batak Toba, Batak Mandailing, dan Batak Karo. Suku ini dikenal dengan sifat
penduduknya yang cenderung pekerja keras dan terkenal akan ketegasannya.

Suku Melayu dari Bangka Belitung

Nama dari suku ini diperoleh dari sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Sungai
Batang Hari. Pada zaman kerajaan Sriwijaya, suku ini mengalami penyebaran penduduk
mengikuti perkembangan saat itu. Berdasarkan hal tersebut, penduduk dari suku Melayu ini
tersebar hingga keluar Sumatera dan bahkan ada yang sampai ke Pulau Jawa.

Suku Serawai dari Bengkulu


Suku Serawai ini mendiami daerah di kepulauan Bengkulu. Persebaran dari penduduk suku
ini terletak di daerah kabupaten Bengkulu Selatan. Daerah tersebut meliputi kecamatan
Sukaraja, Seginim, Kelutum, Seluma, Manna, Talo dan lain sebagainya.

Suku ini juga mengalami penyebaran penduduk sebagai bentuk perantauan untuk mencari
penghidupan baru. Daerah yang pilih sebagai tempat berpindah tersebut adalah kabupaten
Rejang, Kepahiang, kabupaten Bengkulu Utara, dan lain-lain.

Suku Lampung dari Lampung

Suku ini merupakan salah satu bagian dari kerajaan Sriwijaya yang dibagi menjadi dua
bagian yaitu terdiri dari suku Sebatin dan suku Pepaduan. Adapun penyebaran dari suku ini
menyebabkan adanya beberapa suku yang lain yaitu Krui Abung, Pesisir, dan Tulang
Bawang.
Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami pulau Lombok dan merupakan etnis utama
meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, asal
nama sasak kemungkinan berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Dalam Kitab
Negara Kertagama kata Sasak disebut menjadi satu dengan Pulau Lombok. Yakni Lombok
Sasak Mirah Adhi. Dalam tradisi lisan warga setempat kata sasak dipercaya berasal dari kata
“sa’-saq” yang artinya yang satu. Kemudian Lombok berasal dari kata Lomboq yang artinya
lurus. Maka jika digabung kata Sa’ Saq Lomboq artinya sesuatu yang lurus.

Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok sebagai bahasa utama dalam


percakapan sehari-hari. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana bahasa Bali dan bahasa
Jawa. Bahasa Sasak serumpun dengan bahasa Sumbawa.

Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di
kawasan Lombok Timur kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya. Sebagai
contoh, kawasan antar rukun warga (RW) yang hanya berjarak 500 meter sudah memiliki
dialek yang sangat berbeda.

Bahasa Sasak  biasanya dibagi menjadi lima dialek, yaitu Kuto-Kute (Utara), Ngeto-Ngete
(Timur laut), Meno-Mene (Tengah),  Ngeno-Ngene (Timur tengah, Barat tengah),  Meriaq-
Mriku (selatan tengah). Berikut ini adalah contoh kata ganti, kata tanya, dan keterangan
tempat dalam bahasa sasak.

Suku Bima dari Nusa Tenggara Timur


Suku ini juga merupakan peninggalan dari kerajaan terdahulu yaitu Kerajaan Majapahit. Suku
ini merupakan yang mendominasi di kepulauan Nusa Tenggara selain suku Sasak. Satu hal
yang menjadi ciri khas dari suku ini adalah cadar yang terbuat dari kain sarung, juga disebut
dengan nama Rimpu.

Suku Gorontalo dari Gorontalo

Suku ini juga masih menutup diri sehingga budayanya juga masih alami serta belum
tersentuh oleh dunia luar. Suku ini memiliki sistem ikatan keluarga yang disebut dengan
istilah Pohala’a yang merupakan warisan kerajaan-kerajaan di tempat tersebut.

Dalam hal ini, Pohala’a dibagi menjadi lima bagian yaitu terdiri dari Limboto, Suwawa,
Bualemo, Gorontalo, dan Atinggola. Dari kelima Pohala’a tersebut Gorontalo merupakan
yang paling menonjol diantara yang lainnya.

Suku Buru dari Maluku


Suku yang mendiami Pukau Buru ini juga memiliki sebutan lain yaitu Gebemiliar atau
Gebfuka. Sebutan tersebut memiliki makna yaitu orang tanah atau orang dunia. Terdapat
beberapa alasan dari penyebutan istilah tersebut yaitu suku Buru merupakan suku asli yang
mendiami Pulau Buru di Kepulauan Maluku.

Alasan lainnya yaitu kehidupan suku Buru sangat dekat dengan tanah dimana mata
pencaharian penduduknya adalah petani dan penggarap ladang. Selain itu, istilah penyebutan
tersebut dikarenakan suku Buru merupakan pemburu ulung.

Alat pemburuan yang digunakan berupa senjata tradisional yaitu parang lurus dan juga
tombak pendek. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Buru dan bahasa Melayu Ambon
menggunakan logat khas Buru.

Suku Dayak dari Kalimantan Barat

Merupakan suku yang cukup terkenal berasal dari Pulau Kalimantan. Suku Dayak ini juga
terkenal akan kemampuan berburu serta keberanian dalam melawan musuhnya. Selain itu
suku ini juga merupakan yang paling mendominasi di Pulau Kalimantan dengan
kehadirannya hampir diseluruh bagian Pulau Kalimantan.

Namun suku ini masih dibagi menjadi beberapa suku lagi. Dalam hal ini, suku Dayak terdiri
dari beberapa rumpun yaitu terdiri dari rumpun Apokayan, rumpun Iban, rumpun Klematan,
rumpun Murun, rumpun Kenyah dan Bahau, rumpun Ot Danum-Ngaju,dan rumpun Punan.

Dari beberapa rumpun tersebut yang paling mendominasi adalah rumpun Kenyah dengan ciri
khasnya yaitu aksesoris sebagai perhiasan tubuh. Aksesoris tersebut biasanya berupa manik-
manik yang dibuat dari batu alam.
Suku Minahasa dari Sulawesi Utara

Selain suku Minahasa, suku lain yang juga menempati Pulau Sulawesi bagian utara ini adalah
Talaud, Ternate, Gorontalo, dan Mangondow. Hal yang menjadi ciri khas dari suku Minahasa
sendiri adalah pakaian adatnya yang khas. Ciri khas dari pakaian adat tersebut adalah terdapat
sabuk yang terbuat dari kain berwarna merah.

Suku Asmat dari Papua

Suku lain yang juga sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu suku
Asmat yang berasal dari Papua. Suku ini juga dikenal memiliki kemampuan yang sangat ahli
dalam berburu. Penduduk dari suku ini juga masih mendiami daerah hutan sehingga juga
masih tergolong jauh dari dunia luar.

Oleh karena itu kebutuhan makanan yang didapat oleh suku ini dilakukan dengan cara
berburu. Selain itu, suku Asmat juga memiliki keahlian dalam bidang lainnya yaitu mampu
membuat kerajinan tangan berupa ukiran dari kayu yang unik.
Adapun populasi dari suku Asmat terdiri dari dua golongan berdasarkan kondisi alam yang
ditinggali yaitu bertempat tinggal di pendalaman dan pesisir pantai. Kedua golongan tersebut
terlihat sama, namun memiliki struktur sosial, cara hidup, dan dialek yang berbeda.

Dalam hal ini, penduduk suku Asmat yang mendiami daerah pesisir pantai juga terbagi
menjadi dua bagian lagi yaitu suku Bisman dan Suku Simai. Kedua suku tersebut mendiami
daerah diantara Sungai Nin dan Sungai Sinesty. Meskipun demikian, suku Asmat tetap
memiliki adat istiadat serta budaya yang sama

Anda mungkin juga menyukai