PROVINSI PAPUA
Disusun Oleh:
Nama : Rizal Gunawan
NIM : 2016 54 051
Program Studi : Agribisnis
DESKRIPSI SUKU DANI DI KABUPATEN JAYA WIJAYA
PROVINSI PAPUA
Oleh :
Rizal Gunawan
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, negara ini
sangat kaya dengan budaya, bahasa, serta suku, khususnya di tanah papua yang
memiliki banyak suku.
Salah satunya adalah suku Dani yang berasal dari lembah Baliem Kabupaten
Jaya Wijaya Provinsi Papua, Dalam makalah ini kita akan mengetahui sejarah,
kebudayaan, sistem ekonomi dan hal-hal lainnya mengenai suku Dani.
Suku Dani adalah sebuah suku yang mendiami satu wilayah di Lembah
Baliem yang dikenal sejak ratusan tahun lalu sebagai petani yang terampil dan
telah menggunakan alat/perkakas yang pada awal mula ditemukan diketahui
telah mengenal teknologi penggunaan kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang
binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat menggunakan kayu galian yang
terkenal sangat kuat dan berat. Suku Dani masih banyak
mengenakan ''koteka'' (penutup kemaluan pria) yang terbuat dari kunden/labu
kuning dan para wanita menggunakan pakaian wah berasal dari rumput/serat
dan tinggal di “honai-honai” (gubuk yang beratapkan jerami/ilalang). Upacara-
upacara besar dan keagamaan, perang suku masih dilaksanakan (walaupun tidak
sebesar sebelumnya).
Sebagai warga negara yang baik tentunya kita harus mengetahui bermacam
kebudayaan yang kita miliki, karena dengan begitu kita bisa mengetahui bahwa
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” harus kita jaga, walaupun Negara kita terdiri
dari beribu ribu bahasa, beribu-ribu budaya tapi kita harus menjunjung NKRI,
karena pada dasarnya kita di satukan karena perbedaan.
1.2. Perumusan Masalah
- Bagaimana lokasi atau lingkungan alam suku dani?
- Bagaimana Sejarah atau asal usul suku dani?
- Bahasa apa yang di gunakan oleh suku dani?
- Bagaimana Sistem Teknologi, Sistem Ekonomi, Sistem Organisasi
Sosial, Sistem Pengetahuan, dan sistem religi suku dani?.
- Kesenian apa saja yang dimiliki oleh suku Dani?.
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui lebih
jauh tentang kehidupan suku Dani.
II. DESKRIPSI
2.1. Nama Suku (Etnik)
Suku Dani menempati daerah yang beriklim tropis basah karena dipengaruhi
oleh letak ketinggian dari permukaan laut, temperatur udara bervariasi antara
80-200 derajat Celcius, suhu rata-rata 17,50 derajat Celcius dengan hari hujan
152,42 hari pertahun, tingkat kelembaban diatas 80 %, angin berhembus
sepanjang tahun dengan kecepatan rata-rata tertinggi 14 knot dan terendah 2,5
knot.
2.3. Demografi
* Masyarakat Dani memiliki kerja sama yang bersifat tetap dan selalu
bergotong royong dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Misalnya dalam
membuka kebun baru. Laki-laki mengolah tanah hingga siap ditanami dan
setelah itu kaum wanita menanam dan menyianginya.
Jumlah penduduk Suku Dani di Lembah Balim ± 60.000 orang. Sebagian besar
orang Dani berambut keriting, berkulit cokelat tua, dengan tinggi badan rata-
rata 1,60 m. Tetapi ada pula yang tingginya mencapai 1,70 m. Selain itu, ada
yang tingginya 1,53 m. Namun, ada juga orang Dani yang berambut ombak dan
berkulit terang, seperti sebagian orang yang ada di wilayah Kurulu.
Ada beberapa versi mitologi mengenai asal usul suku Dani. Asal usul itu
sebagai berikut:
Suku Dani berasal dari keturunan sepasang suami istri yang menghuni suatu
danau di sekitar kampung Maima di Lembah Baliem Selatan. Mereka
mempunyai anak bernama Wita dan Waya. Keturunan kedua orang ini membagi
masyarakat Dani dalam 2 moety/paruh masyarakat yaitu keturunan Wita dan
Waya. Oleh karena itu orang Dani dilarang menikah dengan kerabat satu moety.
Nenek moyang orang Dani keluar dari suatu tempat yaitu mata air “Seinma”
di sebelah selatan kota Wamena dan sebelah utara dari kecamatan Kurima.
Mereka keluar pada waktu itu dalam dua kelompok (moiety) yaitu Wita dan
Waya.
Bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa Melansia dan bahasa Papua tengah
(secara umum).
Sementara itu berdasarkan fonemik dari logat/dialek bahasa Dani yang diteliti
oleh H.M Bromley maka logat/dialek itu dibagi lagi menjadi sembilan jenis,
yakni:
b. Logat Dani bagian Barat di Lembah Ilaga, Sinak, Swart dan Hablifuri Hulu.
g. Logat Dani daerah Wamena dan sekitar sungai Uwe hingga kira-kira sungai
Mugi.
- molige yaitu sejenis kapak batu yang ujungnya diberi besi, digunakan untuk
menebang pohon;
- panah sege yaitu sebutan untuk berbagai benda yang ujungnya runcing.
Alat lain yang biasa dibawa oleh para lelaki Dani di dalam noken adalah
kotak peralatan untuk membuat api yang terdiri dari kayu kecil yang terbelah di
bagian tengahnya, batu, dan gulungan tumbuhan merambat kering untuk
menyulut api.
Sistem ekonomi nenek moyang orang Dani tiba di Irian hasil dari suatu
proses perpindahan manusia yang sangat kuno dari daratan Asia ke kepulauan
Pasifik Barat Irian Jaya.
Mata pencaharian pokok suku bangsa Dani adalah bercocok tanam dan
beternak babi. Umbi manis merupakan jenis tanaman yang diutamakan untuk
dibudidayakan, artinya mata pencaharian umumnya mereka adalah berkebun.
Tanaman-tanaman mereka yang lain adalah pisang, tebu, dan tembakau.
Selain berkebun, mata pencaharian suku Dani adalah beternak babi. Babi
dipelihara dalam kandang yang bernama wamai (wam = babi; ai = rumah).
Kandang babi berupa bangunan berbentuk empat persegi panjang yang
bentuknya hampir sama dengan hunu. Bagian dalam kandang ini terdiri dari
petak-petak yang memiliki ketinggian sekitar 1,25 m dan ditutupi bilah-bilah
papan. Bagian atas kandang berfungsi sebagai tempat penyimpanan kayu bakar
dan alat-alat berkebun.
1. dimakan dagingnya
Lebih tinggi dari itu, ada klen besar yang merupakan gabungan dari klen-
klen kecil dalam aliansi teritorial yang jelas. Fungsi utama dari organisasi sosial
ini adalah sebagai aliansi untuk keperluan perang, kesatuan adat, terutama
upacara-upacara adat yang besar seperti pesta babi. Setiap klen besar selalu
memiliki honai adat.
Suku Dani dipimpin oleh seorang kepala suku besar yang disebut Ap Kain
yang memimpin desa adat Watlangka. Selain itu, ada juga 3 kepala suku yang
posisinya berada di bawah Ap Kain dan memegang bidangnya sendiri-sendiri.
Suku-suku itu adalah:
- Ap Menteg yaitu kepala suku perang yang memimpin desa adat Silimo
Mabel. Di Silimo inilah disimpan benda-benda perang dan perdamaian.
- Ap Horeg yaitu kepala suku kesuburan yang memimpin desa adat Silimo
Logo. Di Silimo inilah disimpan benda-benda kesuburan.
- Ap Ubalik yaitu kepala suku adat atau penyembuhan yang memimpin
desa adat Silimo Dabi. Di silimo inilah disimpan benda-benda adat.
Suku Dani merupakan salah satu suku yang mempunyai peradaban yang
sangat tinggi. Hal itu bisa dilihat dari pengetahuan mereka untuk menciptakan
sesuatu yang berguna dan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan mereka itu dapat dilihat dari kenyataan hidup seperti berikut ini.
Orang Dani tahu bahwa ada bagian tertentu dari tubuh yang harus ditutup,
yakni bagian kemaluan. Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-
laki sedangkan yokal untuk perempuan yang sudah menikah dan sali untuk
gadis. Koteka (holim/horim) terbuat dari kulit labu air. Isi dan biji labu tua itu
dikeluarkan dan kulitnya dijemur. Ukurannya biasanya berkaitan dengan
aktivitas pengguna pada saat bekerja atau upacara adat. Koteka yang pendek
umumnya dipakai pada saat kerja sedangkan koteka yang panjang digunakan
pada saat upacara adat.
c. Pembuatan kebun
Orang Baliem umumnya dan suku Dani khususnya memiliki pengetahuan akan
keutamaan-keutamaan hidup yang bernilai tinggi. Keutamaan-keutamaan itu
ialah:
1) Relasi dengan sesama, dengan leluhur dan dengan alam sekitarnya. Relasi ini
merupakan hal yang amat penting.
2) Membagi dengan orang lain apa yang dimiliki. Orang Balim suka memberi
rokok, makanan dan sebagainya kepada siapa saja yang hidup bersama dengan
mereka.
4) Kesuburan manusia, hewan, tanah dan sebagainya merupakan hal yang amat
diharapkan oleh orang Balim. Mereka akan berusaha memperoleh kesuburan itu
dengan mentaati peraturan hidup yang diwariskan oleh para leluhur. Lemak
babi merupakan lambang kesuburan mereka.
5) Bekerja termasuk nilai yang baik bagi orang Balim. Mereka menyadari
bahwa segala kebutuhan tersedia di dalam tanah. Mereka harus bekerja keras
untuk mengolah tanah itu. Dengan demikian maka orang Balim sejati
sebenarnya tidak boleh mengemis. Mereka bangga kalau bisa mengurus dirinya
secara mandiri.
2.10. Kesenian
a. Cara membangun tempat kediaman mereka yaitu silimo yang terdiri dari
beberapa bangunan:
- Honai, merupakan sebutan untuk rumah pada umumnya. Honai berasal
dari kata hun yang berarti pria dewasa dan ai yang berarti rumah. Jadi
secara harafiah, honai berarti rumah untuk pria dewasa. Honai berbentuk
bulat, atapnya seperti kubah dari daun ilalang. Garis tengahnya bisa
mencapai 5 sampai 7 meter.
- Ebeai yaitu rumah wanita. Ebe artinya tubuh atau pusat dan ai artinya
rumah. Jadi secara harafiah ebeai artinya rumah tubuh atau rumah induk.
Ebeai sama persis dengan honai, hanya garis tengahnya lebih pendek.
- Wamai artinya kandang babi. Wam artinya babi dan ai artinya rumah.
Jadi secara harafiah wamai artinya rumah babi atau kandang babi. Wamai
berbentuk persegi panjang dan disekat sebanyak jumlah ebeai. Wamai
juga terletak dalam lingkungan silimo. Silimo sendiri berbentuk oval dan
dipagari oleh pagar kayu.
- Hunike, salah satu tarian yang dimainkan oleh satu orang atau beberapa orang
secara bersama, berjejer dan terpisah dari kelompok pengiring lagu. Tarian ini
paling sering dilakukan pada saat upacara perayaan kemenangan perang.
- Hologotiik, salah satu gerak tari yang diperankan dalam posisi berdiri atau
melompat di tempat.
- Etai Ewe Etai, merupakan jenis lagu-lagu utama yang dinyanyikan baik pada
acara-acara resmi maupun pada acara-acara tidak resmi. Lagu yang dinyanyikan
dalam acara-acara resmi, misalnya: lagu kemenangan dalam perang (ap
wataresik), lagu pada saat inisiasi (ap wayama), lagu saat pesta perkawinan
(heugumo/heyokalma), lagu pada saat pesta mawe (wam eweakowa), dan lagu
pada saat haid pertama bagi anak gadis Balim (he hotarlimo). Lagu yang tidak
resmi biasa dinyanyikan spontan pada saat membuat honai dan membuka kebun
baru.
· Etai Wene Pugut, merupakan salah satu bentuk lagu tradisional Balim yang
dinyanyikan dengan saling berbalasan pantun/syair. Isinya adalah ungkapan
perasaan emosional, kritikan-kritikan dalam kehidupan sehari-hari, pesan-pesan
tertentu dan sebagainya. Etai wene pugut dinyanyikan pada saat pesta
pernikahan (he yokal), pada saat pengusiran roh orang mati dari tubuh
seseorang (hat waganegma), saat atraksi tukar gelang (sekan/tem kotilogolik),
saat bersantai (heselum hagatilogolik).
· Etai Lee Wuni atau Dee Wuni. Lee berarti ratapan/tangisan dan Wuni berarti
lagu, jadi lee wuni adalah lagu ratapan yang isinya mengandung syair-syair
tentang peristiwa-peristiwa tertentu.
· Wesa Etai, yakni lagu yang berisikan doa-doa baik kepada leluhur maupun
Tuhan.
· Musik Pikon, yaitu sejenis musik yang dihasilkan oleh alat musik tiup
sekaligus bertali yang kalau ditiup sambil menarik tali tersebut akan
menghasilkan tiga nada dasar yaitu Do, Mi, dan Sol.
· Musik Witawo, yaitu sejenis musik yang dihasilkan dari Lokop (sejenis bambu
muda yang beruas-ruas), dimainkan dengan cara ditiup. Tinggi rendahnya bunyi
sangat ditentukan oleh ukuran dari lokop; yang panjang menghasilkan bunyi
yang rendah sedangkan yang pendek menghasilkan bunyi yang tinggi.
· Musik Aneletang, yaitu musik yang dihasilkan dengan cara dipukul untuk
menarik perhatian orang dalam tarian. Jenis musik ini dapat dihasilkan dari
sejumlah anak panah yang disatukan lalu dipukul (sike tok), sejumlah pion yang
dipotong-potong dan diikat lalu dipukul (pion tok), dan batu-batu yang dipukul
(helekit).
· Musik Ane Tutum, yaitu jenis musik yang dihasilkan dari kulit yang ditabuh
seperti gendang, yakni tifa. Tifa terbuat dari jenis pohon weki dan kepi.[35]
Dasar religi masyarakat Dani adalah menghormati roh nenek moyang dan
juga diselenggarakannya upacara yang dipusatkan pada pesta babi. Konsep
kepercayaan/keagamaan yang terpenting adalah Atou, yaitu kekuatan sakti para
nenek moyang yang diturunkan secara patrilineal (diturunkan kepada anak laki-
laki). Kekuasaan sakti ini antara lain :
Mayoritas masyarakat suku Dani sampai saat ini memeluk agama Kristen.
Namun, ada sebagian kecil masyarakat yang bergama Islam. Interaksi suku
Dani dengan agama Islam sudah dimulai sejak peristiwa integrasi dengan
Republik Indonesia sekitar tahun 1960-an. Agama Islam dibawa oleh para
transmigran dan guru-guru dari daerah Jawa dan berpusat di daerah Megapura.
III. PENUTUP
Setiap suku di suatu daerah pasti memiliki ciri khas kebudayaannya masing-
masing. Ciri ini membedakan satu suku dengan suku yang lainnya. Hal yang
sama juga terlihat pada suku Dani. Dari hasil pembahasan di atas, penulis
menyimpulkan bahwa suku Dani memiliki kekayaan etnografi yang bernilai
tinggi. Semuanya nampak jelas dalam berbagai segi kehidupan masyarakatnya,
misalnya dalam bidang pertanian. Sejak dulu masyarakat Dani sudah mengenal
cara berkebun yang sangat maju. Hal ini terbukti lewat cara pembuatan bedeng-
bedeng yang dilengkapi dengan parit-parit di pinggirnya untuk mempermudah
irigasi. Hal lain juga bisa terlihat dari cara mereka membuat rumah yang diatur
sedemikian rupa sehingga membentuk kompleks pemukiman yang rapi.
Ketika berhadapan dengan arus modernisasi, suku Dani tetap berusaha
mempertahankan ciri khas budayanya, meskipun terjadi banyak perubahan
dalam seluruh aspek kehidupan. Perubahan yang dimaksud menyebabkan
terjadinya asimilasi, inkulturasi dan konfrontasi dengan budaya setempat. Jika
dilihat secara sepintas maka kehidupan suku Dani yang sekarang sudah mulai
berbeda dari kehidupan beberapa generasi suku Dani terdahulu. Meskipun
demikian, ada tradisi-tradisi tertentu yang masih dilaksanakan dan
dipertahankan keasliannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dani
http://irnawijayanti.wordpress.com/kebudayaan/
http://budayanusantara.blogsome.com/2010/09/29/mengenal-lebih-dekat-suku-dani/
http://www.anneahira.com/budaya-suku-dani.htm
http://alanmn.wordpress.com/2011/05/10/dari-lembah-baliem-mengenal-lebih-dekat-suku-dani/
http://palingindonesia.com/mengenal-suku-dani-di-tanah-papua/
http://www.indonesiabox.com/s/sejarah-suku-dani/page/3/
http://www.facebook.com/note.php?note_id=415931708956
http://travel.detik.com/read/2012/02/10/104327/1839108/1025/honai-rumah-unik-dari-lembah-
baliem
http://randyefferputra.blogspot.co.id/2012/09/satu-lagi-tulisan-mengenai-salah-
satu.html