Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN PAPUA

OLEH

Nama : STEVANUS PAYOKWA, S.Sos

NPM :

Jurusan : ANTROPOLOGI

Fakultas : FISIP UNIVERSITAS CENDERAWASIH

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS FISIP UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2018
TUJUAN

1. Memahami Letak Geografis Papua.

2. Mengerti tentang Seni dan Budaya Papua.

3. Mengerti tentang Sosial dan Budaya Papua.

4. Mengetahui bahasa - bahasa papua.

5. Mengetahui cirri khas makanan daerah papua.

6. Mengetahui pariwisata Budaya Papua

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan berbudaya, tentunya Indonesia sebagai Negara kepulauan yang begitu
luas, dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 didunia, yang dibatasi oleh lautan, memiliki
keragaman kebudayaan yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini tentu tak mesti menjadi
sebuah perbedaan yang akhirnya menjadi konflik diantara sesama bangsa Indonesia. Justru
hal tersebut harus dianggap khazanah kekayaan kebudayaan di Indonesia yang akan
menjadi pemersatu bangsa, seperti halnya semboyan Negara kita, “ Bhineka Tunggal Ika “
yang berarti berbeda-beda namun tetap satu jua, Salah satu daerah di Indonesia yang
memilki kebudayaan yang cukup terkenal serta memiliki kebudayaan yang sangat kaya
serta masih memiliki keasliannya di tengah aliran globalisasi adalah salah satunya di daerah
irian. Seperti yang kita tahu bagaimana Begitu kayanya daerah irian ini. Ditambah lagi
dengan kekayaan kebudayaan begitu beragam serta jauh berbeda dengan kebudayaan yang
ada didaerah Indonesia lainya, bagaimana mereka masih berpegang teguh terhadap ajaran
nenek moyang mereka serta masih tertutup dari budaya luar.
ANALISIS SWOT

Berbicara tentang kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya
dan kepribadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan. Dimana budaya yang
baik itu selalu mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu
mempengaruhi pribadi yang buruk juga. Disamping itu kadang kala lingkungan menjadi
hal utama yang dapat mempengaruhi baik buruknnya budaya seseorang. Kita ambil contoh
di papua memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda dengan daerah lainnya, sehingga
dengan sendiri kepribadian mereka juga agak berbeda dan unik. Sehingga kepribadian yang
terbentukpun agak unik dan berbeda. Contoh budaya potong jari, yang telah lama turun
temurun diterapkan di papua, bahkan menjadi budaya (kebiasaan) yang lumrah untuk
dihilangkan walaupun kelihatannya agak buruk dan tidak sesuai baik norma agama maupun
norma hukum.

PENJELASAN MENGENAI BUDAYA PAPUA

Papua adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak dibagian tengah pulau Papua
atau bagian paling timurWest New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan
negara Papua Nugini atau East New Guinea.

Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah papua bagian barat, sehingga sering
disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para
Nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada
masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda
(Nederlands New Guinea atau Dutch New Guinea).

Setelah berada dibawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai provinsi
Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya
oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas freeport, nama yang tetap
digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2001
tentang otonomi khusus Papua. Pada tahun 2004, disertai oleh berbagai protes, papua dibagi
menjadi 2 provinsi oleh pemerintah Indonesia : Bagian timur tetap memakai nama Papua,
sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (Setahun kemudian menjadi
Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah provinsi Papua pada saat ini. Kata
Papua sendiri berasal dari bahasa Melayu yang berarti rambut keriting, sebagian gambaran
yang memacu pada penampilan fisik suku-suku asli.

A. Kebudayaan di Papua

1. Budaya Tari - Tarian

Masyarakat pantai memiliki berbagai macam budaya tari-tarian yang biasa mereka
sebut dengan Yosim Pancar (YOSPAN), yang didalamnya terdapat berbagai macam bentuk
gerak seperti: (tari Gale-gale, tari Balada, tari Cendrawasih, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari
Sajojo).

Tarian yang biasa dibawakan oleh masyarakat pantai maupun masyarakat


pegunungan pada intinya dimainkan atau diperankan dalam berbagai kesmpatan yang sama
seperti: dalam penyambutan tamu terhormat, dalam penyambutan para turis asing dan yang
paling sering dimainkan adalah dalam upacara adat. khususnya tarian panah biasanya
dimainkan atau dibawakan oleh masyarakat pegunungan dalam acara pesta bakar batu atau
yang biasa disebut dengan barapen oleh masyarakat pantai. tarian ini dibawakan oleh para
pemuda yang gagah perkasa dan berani.

Dengan budaya tarian Yospan maupun budaya tarian Panah yang unik, kaya dan
indah tersebut para orangtua sejak dahulu berharap budaya yang telah mereka wariskan
kepada generasi berikut tidak luntur, tidak tenggelam dan tidak terkubur oleh berbagai
perkembangan zaman yang kian hari kian bertambah maju.

Para pendahulu yaitu para orangtua berharap juga budaya tarian-tarian yang telah
mereka ciptakan dengan berbagai gelombang kesulitan, kesusahan dan keresahan tidak
secepat dilupakan oleh generasi berikutnya. mereka juga berharap dengan tidak adanya
budaya Papua yang kaya tersebut semakin maju, semakin dikenal baik oleh orang
dikalangan dalam negeri sendiri maupun dikenal dikalangan luar negeri dan juga semakin
berkembang kearah yang lebih baik yang intinya dapat tetap mengangkat derajat, martabat,
dan harkat orang Papua.
2. Budaya Perkawinan

Perkawinan merupakan kebutuhan yang paling mendesak bagi semua orang. dengan
demikian masyarakat Papua baik yang di daerah pantai maupun daerah pegunungan
menetapkan peraturan itu dalam peraturan adat yang intinya agar masyarakat tidak
melanggar dan tidak terjadi berbagai keributan yang tidak diinginkan. dalam pertukaran
perkawinan yang di tetapkan orangtua dari pihak laki-laki berhak membayar mas kawin
seebagai tanda pembelian terhadap perempuan atau wanita tersebut.

Adapun untuk masyarakat pantai berbagai macam mas kawin yang harus dibayar
seperti: membayar piring gantung atau piring belah, gelang, kain timur (khusus untuk orang
di daerah Selatan Papua) dan masih banyak lagi.

Berbeda dengan permintaan yang diminta oleh masyarakat pegunungan diantaranya


seperti: kulit bia (sejenis uang yang telah beredar di masyarakat pegunugan sejak beberapa
abad lalu), babi peliharaan, dan lain sebagainya. dalam pembayaran mas kawin akan terjadi
kata sepakat apabila orangtua dari pihak laki-laki memenuhi seluruh permintaan yang
diminta oleh orangtua daripada pihak perempuan.

B. Seni Kebudayaan Tradisional Daerah Papua Barat

1. Alat Musik Tradisional Papua

Ada Salah satu nama alat musik tradisional yang paling terkenal yang berasal dari
Papua yaitu Tifa. Alat musik Tifa merupakan alat musik tradisional yang berasal dari daerah
maluku serta papua. Bentuknya alat musik Tifa mirip gendang dan cara memainkannya Tifa
adalah dengan cara dipukul. Alat musik Tifa terbuat dari bahan sebatang kayu yang isinya
sudah dikosongkan serta pada salah satu ujungnya ditutup dengan menggunakan kulit
hewan rusa yang terlebih dulu dikeringkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan suara
yang bagus dan indah. Alat musik ini sering di mainkan sebagai istrumen musik tradisional
dan sering juga dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti Tarian perang, Tarian
tradisional asmat,dan Tarian gatsi.
2. Tarian Tradisional Daerah Papua

Terdapat berbagai macam tari-tarian dan mereka biasa menyebutnya dengan Yosim
Pancar (YOSPAN). Di dalam tarian ini terdapat aneka bentuk gerak tarian seperti tari Gale-
gale, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo, tari Balada serta tari Cendrawasih. Tarian
tradisional Papua ini sering di mainkan dalam berbagai kesempatan seperti untuk
penyambutan tamu terhormat, penyambutan para turis asing yang datang ke Papua serta
dimainkan adalah dalam upacara adat.

3. Pakaian Adat Tradisional Papua

Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat
tersebuta memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang,
kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki.

4. Rumah Adat Papua

Nama rumah asli Papua adalah Honai yaitu rumah khas asli Papua yang dihuni oleh
Suku Dani. Bahan untuk membuat rumah Honai dari kayu dengan dan atapnya berbentuk
kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Rumah tradisional Honai mempunyai pintu
yang kecil dan tidak berjendela. Umumnya rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri
dari lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat
untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan kerajinan tangan.

Perempuan senang sekali memakai tas. Termasuk mungkin ibu dan saudari
perempuanmu. Tapi tahukah kamu kalau tas juga bisa menjadi simbol kehidupan yang baik,
perdamaian, dan kesuburan? Perempuan Papua, khususnya Papua Barat memiliki tas
tradisional bernama Noken yang merupakan perlambangan dari hal-hal di atas tadi.

Noken adalah kantong atau tas yang dijalin dari kulit kayu. Biasanya tas ini
digantung di kepala atau leher perempuan Papua untuk membawa hasil bumi, anak babi,
bahkan menggendong bayi. Selain banyaknya bawaan yang bisa dikalungkan, beberapa
perempuan bahkan menggantungkan lebih dari satu noken di lehernya. Biasanya noken ini
disusun bertingkat di atas punggung supaya tidak saling tumpuk dan berat.
Hal lain yang menarik dari tas tradisional ini adalah bahwa hanya perempuan Papua
yang boleh membuat noken. Perempuan Papua yang belum bisa menjalin noken bahkan
sering dianggap belum dewasa dan belum layak menikah. Kenapa laki-laki tidak boleh
membuat noken? Karena seperti yang sudah dikatakan di awal, noken adalah simbol
sumber kesuburan kandungan seorang perempuan.

Berbagai suku di Papua dan Papua Barat menyebut noken dengan berbagai nama.
Kayu yang digunakan sebagai bahan baku juga berbeda-beda. Ada kulit kayu pohon
Manduam, pohon Nawa bahkan anggrek hutan. Noken dari bahan anggrek ini terkenal di
Paniai dan nilainya sangat tinggi. Harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

Di kampung wisata Sauwadarek, Papua Barat, kamu bisa menjumpai beberapa


perempuan setempat yang membuat noken. Harga noken di Sauwadarek relatif murah
antara Rp.25.000-Rp.50.000 per buah tergantung jenis dan ukurannya. Jadi, jika kita
berkunjung ke Papua Barat, noken akan menjadi oleh-oleh yang paling pas untuk ibu dan
saudari kita.

C. Letak Geografis Papua

Bujur Timur dan 2°25' Lintang Utara - 9° Lintang Selatan.° - 141°Provinsi Papua
dengan luas 31.7062 Km2, terletak diantara 130

Batas Wilayah :

Provinsi Papua berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Samudera Fasifik/Pacific Ocean

Sebelah Selatan : Laut Arafura/Arafura Sea

Sebelah Barat : Provinsi Papua Barat

Sebelah Timur : Papua New Guinea

Topografi

Pegunungan Utama di Provinsi Papua terdiri atas Pegunungan Kobowre di Nabire,


Pegunungan Sudirman di Enarotali dan Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya di
Jayawijaya, Pegunungan Vanres di Mamberamo, Pegunungan Gauntier dan Pegunungan
Wisnumurti.

Gunung dan Puncak di Provinsi Papua yang berada di deretan pegunungan tersebut
adalah :

Gunung Waspada (1.070 m)

Puncak Jaya (5.030 m)

Puncak Trikora (4.750 m)

Puncak Yamin (4.350 m)

Puncak Mandala (4.700 m)

Gunung Dom (1332 m)

Pegunungan Jayawijaya merupakan suatu perluasan cordillera yang mengubah dataran


tinggi Papua yang berpusat New Guinea, membentang sepanjang 400 mil (640 km) dari
timur ke barat menyeberangi bagian tengah Papua dengan puncak tertingginya adalah
Puncak Jaya 16,502 kaki (5,030 meter). Puncak dengan hutan lebat, kecuali salah satu
puncak tertinggi yang terdiri dari batu karang glaciated.

Di bagian utara terdapat lembah yang dialiri sungai Tariku Dan Taritatu Sungai dan
merupakan anak sungai Mamberamo Sungai. Kebanyakan dataran rendah di semenanjung
Bomberai berjejer kearah barat sedangkan di Doberai yang bergunung-gunung ( Vogelkop;
Belanda, "Kepala Burung") berjejer kearah barat laut.

Sepanjang bagian selatan pegunungan Maoke terdapat suatu area berpaya-paya yang luas
[yang] yang dialiri oleh air dari sungai Digul, Pulau, Braza, Baliem, Loren, Armandville,
Blumen, Semara, dan Mapi Sungai. Daerah Gunung yang tinggi ditutupi oleh lembah-
lembah yang ditumbuhi rumput kasar, dan tumbuh-tumbuhan hutan-hujan tropis.
Sedangkan area utara pegunungan tengah ditutupi oleh hutan basah. Di antaranya banyak
ditumbuhi varieta pohon palem (sagu, kelapa, dan nipa), kayu cendana, kayu hitam, karet,
casuarina, pohon cedar, buah sukun, dan bakau; anggrek dan pakis tumbuh dengan subur
di hutan basah tersebut. Kehidupan rimba meliputi binatang berkantung, monotremes
(binatang menyusui), ular, buaya, katup/kupu-kupu, burung kasuari, cenderawasih,
trenggiling, anjing liar, babi liar, kura-kura darat, kadal kanguru pohon, burung bangau,
merpati hijau, dan berbagai jenis burung.

D. Sistem Sosial Dan Budaya Papua

Perspektif sosial dan budaya merupakan proses perubahan yang diakibatkan oleh
kemajuan pola pikir, gagasan dan ide-ide manusia mengakibatkan terjadinya perbedaan
dengan keadaan sebelumnya dengan keadaan yang sedang dihadapi seperti perubahan
struktur, fungsi budaya baik dalam wujud penambahan unsur baru atau pengurangan dan
penghilangan unsur lama bisa dalam manifestasi kemunduran (regress) dan bisa juga
kemajuan (progress).

Kelompok asli di Papua terdiri atas 193 suku dengan 193 bahasa yang masing-
masing berbeda. Tribal arts yang indah dan telah terkenal di dunia dibuat oleh suku Asmat,
Ka moro, Dani dan Sentani.

Sumber berbagai kearifan lokal untuk kemanusiaan dan pengelolaan lingkungan


yang lebih baik diantaranya dapat ditemukan di suku Aitinyo, Arfak, Asmat, Agast, Aya
maru, Mandacan, Biak, Ami, Sentani dan lain-lain. Umumnya masyarakat Papua hidup
dalam sistem kekerabatan dengan menganut garis keturunan ayah (patrilinea). Budaya
setempat berasal dari Melanesia. Masyarakat penduduk asli Papua cenderung
menggunakan bahasa daerah yang sangat dipengaruhi oleh alam laut, hutan dan
pegunungan.

Berbicara mengenai sistem sosial, terkandung sistem nilai sosial budaya.


Koentjaraningrat (1974:25)1 menganggap nilai sosial budaya sebagai faktor mental yang
menentukan perbuatan seseorang atau sekelompok orang di masyarakat. Sistem nilai
budaya terdiri dari konsep-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.
Karena itu suatu nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan
manusia. Sistem-sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkrit, seperti
aturan-aturan khusus, hukum dan norma-norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem
nilai budaya.

Semua sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan, akan berkisar dalam lingkup
masalah kehidupan (hakekat hidup), kerja, waktu, alam atau lingkungan hidup dan
hubungan dengan sesama manusia. Sedangkan mengikuti klasifikasi Alisyahbana
(1981:22)2, berusaha memilah-milah berbagai macam nilai budaya menjadi enam
kelompok.
Keenam jenis nilai tersebut, timbul dari aktivitas budi manusia, yaitu:

(1). Nlai teori atau ilmu yang merupakan identitas tiap benda atau peristiwa, terutama berkait

erat dengan aspek penalaran (reasoning) ilmu dan teknologi;

(2). Nilai ekonomi, yang mencari dan member makna bagaimana kegunaan segala sesuatu,
berpusat pada penggunaan sumber dan benda ekonomi secara efektif dan efisien
berdasarkan kalkulasi dan pertanggung jawaban;

(3). Nilai agama, yang melihat segala sesuatu sebagai penjelmaan kekudusan,
dikonsentrasikan pada nilai-nilai dasar bagi kemajuan kehidupan di dunia dan akhirat;

(4). Nilai seni, yang menjelmakan keindahan atau keekspresifan;

(5). Nilai kekuasaan, yang merupakan proses vertikal dari organisasi sosial yang terutama
terjelma dalam hubungan politik, ditandai oleh pengambilan keputusan; dan

(6). Nilai solidaritas sosial, yang merupakan poros horizontal dari organisasi, terjelma
dalam cinta dan kasih sayang, namun lebih berorientasi kepada kepoercayaan diri
sendiri.

Mengacu pada perbedaan tofografi dan adat istiadat, penduduk Papua dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok besar, masing-masing :

1). penduduka daerah pantai dan kepulauan dengan ciri-ciri umum rumah di atas tiang
(rumah panggung) dengan mata pencaharian menokok sagu dan menangkat ikan;

2). Penduduk daerah pedalaman yang hidup di daerah sungai, rawa danau dan lebah serta
kaki gunung. Umumya mereka bermata pencaharian menangkap ikan, berburu dan
mengumpulkan hasil hutan;

3). Penduduk daerah dataran tinggi dengan mata pencaharian berkebun dan beternak secara
sederhana.

E. PARIWISATA

1. Wisata Bawah Air: Wabbegong

Salah satu hewan yang terkenal menghuni kepulauan Raja Ampat di Papua Barat adalah
Tasseled Wobbegong . Di balik namanya yang unik itu, wobbegong sebetulnya adalah
nama yang diberikan untuk sejenis hiu yaitu hiu karpet atau carpet shark.Kenapa
wobbegong disebut hiu karpet? Nama itu diberikan karena motif kulit wobbegong yang
serupa tapi tak sama dengan karpet sehingga mudah berkamuflase di dasar samudera
yang berpasir. Kamuflase wobbegong semakin meyakinkan dengan sesuatu yang
serupa rumbai-rumbai di bagian mulut yang berguna untuk menangkap ikan.Panjang
wobbegong antara 65 cm hingga satu meter, relatif tidak agresif, dan biasa diam di
bawah karang atau goa-goa di dasar samudera. Mereka biasa ditemukan di perairan
tropis dengan temperatur rendah seperti Samudera Pasifik dan Samudera Hindia bagian
timur. Ingat, wobbegong adalah sejenis hiu. Itu artinya mereka memiliki gigi yang
meskipun kecil tapi amat tajam. Meski wobbegong terkenal tidak berbahaya tapi kita
tetap harus berhati-hati tidak mengganggunya. Ikan ini menggigit manusia yang
menginjaknya, penyelam yang menyentuh atau menusuknya, atau siapa saja yang
berusaha menghalangi jalan mereka.
Teluk Triton memiliki keindahan bawah laut yang luar biasa. Kekayaan ikan dan
terumbu karangnya beraneka ragam. Di kawasan ini terdapat 937 spesies ikan juga 492
jenis karang. Lumba-lumba dan paus yang ramai bermain di sela pulau-pulau Teluk
Triton menambah daya tarik tempat ini.
Di wilayah Mai-Mai, pengunjung dapat melihat adanya lukisan di tebing kapur setinggi
puluhan meter. Garis-garis merah tergurat di dinding membentuk figur manusia,
tanaman, reptil, ikan dll. Diduga lukisan tersebut berasal dari zaman mesolitikum.
Di wilayah Mai-Mai, pengunjung dapat melihat adanya lukisan di tebing kapur setinggi
puluhan meter. Garis-garis merah tergurat di dinding membentuk figur manusia,
tanaman, reptil, ikan dll. Diduga lukisan tersebut berasal dari zaman mesolitikum.
Tidak seperti cap cay kebanyakan, cap cay dari daerah Manokawari, Papua Barat, ini
sedikit berbeda. Bahan utamanya bukanlah wortel, buncis, sawi, irisan daging ayam,
bakso, jamur, atau udang dan cumi, melainkan kombinasi dari bunga papaya, sayur
pakir atau sayur paku, serta daun melinjo, yang dalam bahasa Papua Barat disebut
dengan daun gemeno.
kita miliki, jangan sampai budaya - budaya di Indonesia terutama papua tergerus oleh
zaman yang sudah modern sekarang ini, karena Indonesia sangat terkenal dengan
kebudayaannya, terutama kebudayaan papua, memiliki berbagai macam suku, ras, dan
golongan yang terdapat di dalam suatu kehidupan masyarakatnnya.
2. Taman Wisata Suwandarek

Masih ingat tentang tas tradisional Papua Barat bernama noken ? Nah, salah satu lokasi
yang memperlihatkan bagaimana noken dibuat adalah di Kampung Wisata Sauwandarek.
Kampung wisata ini terletak di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat dan
menawarkan berbagai hal menarik untuk dijelajahi. Raja Ampat terkenal dengan
keindahan bawah lautnya, pantai Sauwandarek khususnya kawasan Selat Dampier juga
tidak

ketinggalan. Ada beberapa lokasi untuk snorkeling dan menyelam (dive site ). Penyelam
bisa bertatap muka dengan kuda laut mini (pigmy seahorse ), udang mantis, blue ring
octopus, ikan mandarin, kakap (schooling snapper ), gerombolan ikan tuna, dan barakuda.
Kita bahkan bisa menyaksikan atraksi memberi makan ikan di pantai.

Selain wisata air, kita bisa menikmati keindahan darat dengan treking ke Telaga
Yenauwyau. Keunikan telaga ini adalah airnya yang asin. Rupanya dahulu di telaga ini ada
sebuah goa yang menghubungkan telaga dengan laut. Itu sebabnya air Telaga Yenauwyau
asin.

Menurut cerita setempat, telaga ini dihuni oleh seekor penyu putih. Tidak banyak orang
yanb bisa melihat wujud penyu tersebut. Itu sebabnya siapa yang kebetulan melihat penyu
di telaga keramat ini dipercaya akan mendapatkan keberuntungan. Kalau belum beruntung
melihat penyu putih tidak perlu berkecil hati. Kita masih bisa melihat burung Maleo Waigeo
(Spilocuscus papuensis), burung endemik di wilayah Sauwandarek.

Kalau kamu tertarik berkunjung ke kampung wisata Sauwandarek, kamu bisa berangkat
dari kota Sorong ke Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat, Waisai. Dari Waisai kamu bisa
menggunakan perahu ke Sauwandarek. Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih 7-8
jam. Oleh karena itu kalau mau berkunjung ke Sauwandarek, jangan lupa siapkan bekal
yang cukup untuk perjalanan.

3. TelukTriton

F. KULINER

1. CapCay Khas Papua Barat


CAP cay adalah tumisan asal China. Ia terdiri dari beragam varian sayuran yang diramu
sedemikian rupa. Namun ia tak hanya dikenal di China, tetapi juga dikenal sebagai
panganan khas Papua Barat.

Bahan-bahan untuk membuat cap cay ini mudah diperoleh. Hanya dibutuhkan tiga suing
bawang merah, dua suing bawang putih, dua buah cabai merah besar, lima buah cabai rawit
(atau sesuai selera jika ingin pedas), satu tangkai serai, terasi, garam, dan minyak goring
secukupnya.

Untuk membuatnya juga tidak begitu sulit. Cuci terlebih dahulu semua sayuran dan
bumbu. Kemudian siapkan lima cangkir air untuk merebus bunga papaya hingga layu.
Selanjutnya, tuang air rebusan papaya tadi dan cuci bunga papaya dengan air biasa untuk
kemudian direbus kembali.

Untuk menghilangkan rasa pahit pada bunga papaya, ulangi proses merebus dan
mencuci bunga papaya ini sampai tiga kali.

Sementara itu, siangilah sayur pakis atau paku dan daun gemeno atau melinjo. Setelah
cabai merah besar dipotong serong dan semua bumbu diulek halus, siapkan wajan dan
minyak secukupnya. Tumislah bumbu hingga kecokelatan dan harum.

Campurkan semua bahan. Ketika semuanya telah layu, cap cay Papua pun siap
dihidangkan. Jika diinginkan, cap cay Papua juga dapat dikombinasikan dengan perasan
kelapa sehingga kuahnya dapat dibuat bersantan.

Berbeda dengan rumah-rumah makan khas lain di Indonesia, cap cay ini tidak mudah
diperoleh. Ia tak dapat dijumpai di tempat-tempat makan di penjuru Manokwari. Untuk
menikmati kelezatan cap cay khas ini, masyarakat harus melakukan pemesanan secara
khusus di rumah Ibu Ina, (40). Posisinya terletak di Jalan Sekolah Pertanian Menengah Atas
(SPMA) Atas, Manokawari.

Ketiadaan rumah makan khas Papua Barat sebetulnya menjadi keprihatinan dari
pengusaha catering yang cukup terkenal di Kota Buah ini. Padahal, jika rumah makan khas
tersebut ada, eksistensi makanan khas Papua Barat tentu akan mudah diingat orang. Tidak
saja cap cay papua barat, tetapi juga keladi baker atau papeda.

“Rumah makan yang biasanya menyediakan masakan khusus Papua, biasanya mudah
diingat orang. Apalagi saat ini banyak turis mancanegara mendatangi Kota Manokwari.
Siapa tau masakan saya juga akan menjadi buah bibir para turis itu, jika sampai di
negaranya,” ujarnya berkelakar.
Namun, untuk mewujudkan rumah makan tersebut, ia mengalami keterbatasan modal.
Alhasil, mimpinya belum dapat terwujud. Yang ia bisa lakukan saat ini hanyalah melayani
pemesanan saja.

“Perlahan tapi pasti,” imbuh Ina.

Sebagai orang yang menyediakan makanan khas, rumah Ina kerap disambangi oleh
banyak masyarakat Papua Barat. Sebagaimana penjualan makanan khas, pola
periklanannya dilakukan dari mulut ke mulut.

“Dulunya hanya teman-teman dekat saja yang memesan makanan, tapi ya berkat teman-
teman itu, sekarang usaha catering ini jadi berkembang,” kata Ina ketika ditemui di
rumahnya.

“Usaha ini juga untuk menambah uang sekolah anak dan makan sehari-hari,” tambah
wanita yang juga menjadi satu-satunya pemasok sayuran tauge di Pasar Tradisional
Sanggeng, Kota Manokwari.

Harga yang dipatok Ina untuk satu porsi cap cay relatif murah, yakni Rp15 ribu. Tak
heran rumahnya sering dipadati oleh para pemesan. Perharinya, jumlah pesanan bisa
mencapai tiga puluh porsi.

“Kami selalu kebanjiran order setiap hari kerja, Senin sampai Jumat. Kebanyakan
mereka yang memesan makanan ini adalah mereka yang bekerja di kantoran. Biasanya
untuk pelengkap makan siang mereka. Sementara, jika hari weekend tiba, cap cay Papua
juga tetap menjadi primadona pelengkap makan siang ataupun makan malam,” ungkap Ina.

Untuk memenuhi pesanan cap cay papua, Ina masih melakukan seluruh proses
memasak seorang diri.

“Masakan cap cay papua memang yang paling terkenal untuk jenis masakan yang saya
masak. Jadi untuk saat ini, belum membutuhkan bantuan orang lain,” ujarnya.

Memang ada beberapa jenis masakan lagi yang biasa dipesan masyarakat Kota
Manokwari, seperti papeda atau ikan kuah kuning. Untuk jenis masakan ini, jika sedang
kebanjiran order, Ina tak segan melibatkan ketiga anaknya yang masih bersekolah.

Menurut Ina, masakan cap cay papua barat telah menjadi makanan andalan yang sangat
digemari masyarakat di Manokwari, baik itu warga asli Papua Barat maupun warga
pendatang.
Kuliner ini telah digemari masyarakat sejak 1900-an hingga saat ini. Bahkan, katanya,
untuk acara-acara keluarga, seperti pernikahan. Ia sendiri merupakan generasi keempat
yang turut melestarikan masakan khas ini.

2. Sagu

Sagu atau Sago (Metroxylon spp) adalah sejenis tumbuhan dari keluarga palmae yang
tersebar di Papua Barat terutama daerah Wasior, Windesi, dan Salawati. Habitat tumbuhan
sagu berupa payau atau rawa serta daerah pinggir sungai dengan kadar garam rendah.
Tumbuhan sagu dewasa biasanya memiliki 18 pucuk daun dengan panjang 5-7 meter.

Sagu menjadi potensi daerah di Papua Barat karena selain tepungnya bisa digunakan
sebagai bahan makanan pokok juga sebagai bahan pembuat lem plywood . Tapi bukan
hanya tepung sagu saja yang bisa digunakan. Daun sagu digunakan sebagai bahan atap
rumah dan kerajinan tangan. Batangnya digunakan sebagai dinding dan lantai rumah.

Tepung sagu diperoleh dari teras batang pohon sagu.Ciri fisik tepung sagu mirip
dengan tepung tapioka. Coba kamu intip lemari dapur ibu dan rasakan perbedaan tepung
tapioka dan tepung biasa. Lebih kesat. Seperti itulah tepung sagu. It sebabnya dalam resep
masakan, tepung sagu yang relatif sulit didapat sering diganti dengan tepung tapioka.

Masyarakat Maluku dan Papua mengkonsumsi sagu dalam bentuk papeda, semacam
bubur. Sagu sendiri dijual dalam bentuk tepung atau yang sudah dipadatkan dan dikemas
dengan daun pisang.

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan:

Kebudayaan dan kepribadiaan adalah sesuatu yang mutlak yang terdapat pada suatu
masyarakat, karena tanpa kebudayaan dan kepribadiaan suatu masyarakat tidak akan
berkembang di antaramasyarakat yang satu dengan yang lain pasti trdapat kebudayaan yang
berbeeda pula. Karena itulah bila kita mempelajari kebudayaan orang lain kita tidak boleh
memandang dari sudut pandang kebudayaan kitaa sendiri karena akan menyebabkan
kesalahpahaman.
 Saran:

Saran saya, kita sebagai bangsa Indonesia harus melestarikan dan mencintai budaya -
budaya yang

Anda mungkin juga menyukai