Anda di halaman 1dari 15

7 Unsur Kebudayaan

SUKU DANI
Nama:
1. Naila Zulfa
2. Handika
Anzastyananda
3. Hasyim Arzala R.
4. M. Dhimas Ariq M.
5. M. Ilham Abiansyah
Sistem Bahasa
Bahasa Dani terdiri dari 3 sub keluarga bahasa,
yaitu:
1. Sub keluarga Wano di Bokondini
2. Sub keluarga Dani Pusat yang terdri atas logat
Dani Barat dan logat lembah Besar Dugawa.
3. Sub keluarga Ngalik & Ndash
Bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa non-
austronesia dan bahasa Papua tengah (secara
umum).
Sistem Teknologi
Penduduk Suku Dani adalah para petani yang
terampil dengan menggunakan kapak batu, alat
pengikis, pisau yang terbuat dari tulang binatang,
bambu atau tombak kayu dan tongkat galian.
Organisasi Sosial
Masyarakat Dani tidak mengenal konsep keluarga
batih, di mana bapak, ibu, dan anak tinggal dalam
satu rumah. Mereka adalah masyarakat komunal.
Maka jika rumah dipandang sebagai suatu kesatuan
fisik yang menampung aktivitas-aktivitas pribadi para
penghuninya, dalam masyarakat Dani unit rumah
tersebut adalah sili.
Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan masyarakat Dani ada tiga, yaitu
kelompok kekerabatan, paroh masyarakat, dan kelompok
teritorial.
1. Kelompok kekerabatan yang terkecil dalam masyarakat
suku Dani adalah keluarga luas. Keluarga luas ini terdiri atas
tiga atau dua keluarga inti bersama – sama menghuni suatu
kompleks perumahan yang ditutup pagar (lima).
2. Paroh masyarakat. Struktur masyarakat Dani merupakan
gabungan beberapa ukul (klen kecil) yang disebut ukul oak
(klen besar)
3. Kelompok teritorial. Kesatuan teritorial yang terkecil dalam
masyarakat suku bangsa Dani adalah kompleks perumahan
(uma) yang dihuni untuk kelompok keluarga luas yang
patrilineal (diturunkan kepada anak laki-laki)
Sistem Pengetahuan
Dalam jurnal Antropologi Indonesia bertajuk
“Memahami Sistem Pengetahuan Budaya
Masyarakat Pegunungan Tengah, Jayawijaya, Papua
dalam Konteks Kebencanaan”, terungkap
masyarakat Suku Dani merupakan petani dan mahir
menggunakan berbagai jenis perkakas.
Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian pokok suku bangsa Dani adalah
bercocok tanam atau perkebunan dan beternak babi.
Umbi manis merupakan jenis tanaman yang
diutamakan untuk dibudidayakan. Tanaman lain yang
dibudidayakan adalah pisang, tebu, dan tembakau.
Sistem Mata Pencaharian
Kebun kebun milik suku Dani memiliki tiga jenis,
yaitu:
1. Kebun-kebun di daerah rendah dan datar yang
diusahakan secara menetap
2. Kebun-kebun di lereng gunung
3. Kebun-kebun yang berada di antara dua uma
Kebun-kebun tersebut biasanya dikuasai oleh
sekelompok atau beberapa kelompok kerabat.
Batas-batas hak ulayat dari tiap kerabat ini bisa
berupa sungai, gunung, atau jurang.
Sistem Mata Pencaharian
Selain berkebun, mata pencaharian suku Dani
adalah beternak babi dalam kandang yang bernama
wamai (wam = babi; ai = rumah). Kandang babi
berupa bangunan berbentuk empat persegi panjang
yang bentuknya hampir sama dengan hunu. Bagian
dalam kandang ini terdiri dari petak-petak yang
memiliki ketinggian sekitar 1,25 m dan ditutupi bilah-
bilah papan. Bagian atas kandang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan kayu bakar dan alat-alat
berkebun.
Sistem Mata Pencaharian
Bagi suku Dani, babi berguna untuk:
1. dimakan
2. darahnya dipakai dalam upacara
3. tulang dan ekornya untuk hiasan
4. tulang rusuknya digunakan untuk pisau pengupas
ubi
5. sebagai alat pertukaran/barter
6. untuk perdamaian perang suku
Sistem Mata Pencaharian
Suku Dani juga memiliki kontak dagang dengan
kelompok masyarakat di sekitarnya. Barang-barang
yang diperdagangkan adalah batu untuk membuat
kapak, dan hasil hutan seperti kayu, serat, kulit
binatang, dan bulu burung.
Sistem Kepercayaan Keagamaan
Dasar religi masyarakat Dani adalah menghormati roh
nenek moyang dan juga diselenggarakannya upacara
yang dipusatkan pada pesta babi. Konsep
kepercayaan/keagamaan yang terpenting adalah
Atou, yaitu kekuatan sakti para nenek moyang yang
diturunkan secara patrilineal (diturunkan kepada anak
laki-laki).
Sistem Kepercayaan Keagamaan
Kekuasaan sakti ini antara lain:
1. kekuatan menjaga alam. Bagi mereka, alam
Lembah Baliem tabu dan bertuah. Mereka percaya
bahwa menjaga alam sama halnya menghormati
nenek moyang.
2. kekuatan menyembuhkan penyakit dan menolak
bala
3. kekuatan menyuburkan tanah
Untuk menghormati nenek moyangnya, suku Dani
membuat lambang nenek moyang yang disebut
Kaneka. Selain itu juga adanya Kaneka Hagasir
yaitu upacara keagamaan untuk menyejahterakan
keluarga masyarakat serta untuk mengawali dan
mengakhiri perang.
Sistem Kesenian

Kesenian masyarakat suku Dani dapat dilihat dari


cara membangun tempat kediaman, seperti
disebutkan di atas dalam satu silimo ada beberapa
bangunan, seperti: Honai, Ebeai, dan Wamai.
Selain membangun tempat tinggal, masyarakat
Dani mempunyai seni kerajinan khas, anyaman
kantong jaring penutup kepala dan pegikat kapak.
Orang Dani juga memiliki berbagai peralatan yang
terbuat dari bata, peralatan tersebut antara lain:
Moliage, Valuk, Sege, Wim, Kurok, dan Panah sege

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai