Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BUDAYA MELAYU RIAU

UPACARA DAUR HIDUP MASYARAKAT MELAYU


RIAU
“UPACARA MELAHIRKAN DAN MASA BAYI”

NAMA KELOMPOK :
ELVINA DAYANTI
GHINA SYAFIRA AULIN R.
LAURA ELSA AZZAHRA
PUTRI ARYANDINI
RAVIKA FEBRYANINGRUM

KELAS : XI IPA 4
GURU PEMBIMBING: MELLA ASFIANA S.Pd
TP. 2018/2019
NARASUMBER : BIDAN MIRNAWATI
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

PEMBAHASAN
UPACARA MELAHIRKAN DAN MASA BAYI

1. UPACARA MELAHIRKAN

Upacara melahirkan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat melayu Riau
Daratan dalam menunggu masa kelahiran bayi atau disebut juga upacara menunggu masa
kelahiran seorang anak. Biasanya upacara kelahiran ini dilakukan pada usia kandungan 9
bulan menurut perhitungan dukun beranak.

Pelaksanaan upcara melahirkan dilakukan terlebih dahulu dengan membaringkan perempuan


hamil diatas tikar pandan yang telah disiapkan kemudian dilanjutkan dengan proses bantuan
untuk melahirkan oleh dukun beranak.

Prosesnya yaitu:

1.Melahirkan

1. Saat masih bukaan 7 tidak diperbolehkan mengejan


2. Namun,jika sudah mengeluarkan tanda seperti keluarnya air dan darah lalu diikuti
bukaan 10 maka sudah mulai diperbolehkan mengejan.
3. Pembukaan terjadi setiap 1 jam/1 cm, maka jika sudah 10 jam/10 cm artinya sudah
bukaan 10

2.Pengeluaran Plasenta (kakak)

1. Setelah bayi dilahirkan maka langkah selanjutnya proses mengeluarkan Plasenta


(kakak** dalam bahasa melayu menurut dukun beranak)
2. Menunggu Kakak keluar dengan cara mencoba menekan bagian perut,jika masih lari
bergerak kearah lain maka jangan dikeluarkan dulu.
3. Jika sudah mulas, perut kembali ditekan, setelah itu akan merasakan sakit, dan kakak
baru keluar
4. Jika kakak sudah keluar, secepat diikat lalu dibiarkan.
5. Saat proses pengeluaran kakak, Bayi harus dimandikan hingga bersih

3.Penguburan Plasenta(kakak)

1. Sebelum dikuburkan kakak harus dibersihkan darahnya dengan menggunakan asam


jeruk nipis.

2. Setelah dibersihkan, kakak dimasukkan ke kaleng yang sudah diisi dengan Paku &
Garam.

3. Lalu diberi Lampu Pelita.


2. MASA BAYI
Upacara masa bayi adalah, upacara yang dilaksanakan pada saat anak baru lahir. Upacara
ini dilaksanakan pada saat bayi berumur seminggu dan tali pusatnya telah lepas. Upacara
masa bayi ini Lazim disebut Turun Mandi. Yang dimaksud upacara turun mandi adalah
anak yang sebelumnya massih dimandikan dalam rumah pada hari itu anak mulai
dimandikan disungai.

Tujuan upacara turun mandi adalah:

a) Untuk memperkenalkan bayi dengan lingkungannya baik lingkunga keluarga maupun


ke lingkungan rumah
b) Agar anak terbiasa dengan air sungai atau air sumur.

Upacara turun mandi:


1. Persiapan yang dibutuhkan adalah
a) Ayam
b) Kelapa Muda
c) Beras
2. Berzanggi
a) Untuk pemberian nama bayi dan diperkenalkan kepada sanak familii dan
tetangga.
b) Cukur rambut sehelai atau dua helai
c) Ditindik
d) Jika bayi perempuan maka akan disunat saat setelah turun mandi
3. Persiapan yang harus ada saat Berzanggi
a) Tepung tawar
b) Cermin
c) Kelapa muda
d) Gunting
e) Bunga Rampai
f) Pulut
g) Telur

3. Pantang dalam 40-44 hari


 Menggunakan Param jika mengalami pembengkakan pada kaki, gunanya untuk
mengurangi bengkak tersebut,
 Tergantung pada penyakit
 Tidak boleh memakan terong,ayam
 Diperbolehkan memakan ikan teri,ikan pantau,dan ikan asin
 Cabe ditukar dengan merica
 Kurangi makan makanan berminyak, seperti Gulai,dll.
 Menggunakan bengkung (stagin) selama 44 hari dari paha sampai pinggang.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah sejauh mana pengetahuan seseorang
terhadap kebudayaannya sendiri dipengaruhi oleh berberapa hal dan salah satunya adalah dirinya
sendiri. Besar atau kecilnya nya rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaannya itulah yang
nantinya mencerminkan bahwa sejauh mana seseorang mengenali budayanya sendiri. Jika
semakin kecil rasa kecintaannya maka jelaslah seseorang tersebut belum terlalu dekat dengan
budaya sukunya sendiri, begitu juga sebaliknya.
Mengenali budaya sendiri khususnya melayu merupakan sebuah keharusan baginya yang
mengaku melayu. Sedikit banyaknya pengetahuan kita mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan budaya melayu menjadikan kita secara tidak langsung mempelajari budaya itu sendiri.
Seperti yang dikatakan para pakar bahwa seseorang yang mengaku melayu jikalau ia: 1.
Berbahasa melayu, 2. Beradat-istiadat Melayu dan 3. Beragama Islam. Maka dari itu, ketiga hal
inilah menjadi patokan ataupun barometer sejauh mana kita sudah menjadi bagian dari budaya
itu sendiri khususnya budaya melayu.

B. Saran

  Semua orang pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda untuk mendeskripsikan
bentuk kebudayaannya. Dan setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mempertahankan
dan memajukan kebudayaannya sendiri. Sebagai seorang melayu hendaknya lebih
mengedepankan kembali apa-apa saja yang berkaitan dengan kebudayaan melayu, termasuk
menanamkan diri sendiri rasa bangga dan cinta kepada budaya melayu itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai