NAMA KELOMPOK :
ELVINA DAYANTI
GHINA SYAFIRA AULIN R.
LAURA ELSA AZZAHRA
PUTRI ARYANDINI
RAVIKA FEBRYANINGRUM
KELAS : XI IPA 4
GURU PEMBIMBING: MELLA ASFIANA S.Pd
TP. 2018/2019
NARASUMBER : BIDAN MIRNAWATI
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
PEMBAHASAN
UPACARA MELAHIRKAN DAN MASA BAYI
1. UPACARA MELAHIRKAN
Upacara melahirkan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat melayu Riau
Daratan dalam menunggu masa kelahiran bayi atau disebut juga upacara menunggu masa
kelahiran seorang anak. Biasanya upacara kelahiran ini dilakukan pada usia kandungan 9
bulan menurut perhitungan dukun beranak.
Prosesnya yaitu:
1.Melahirkan
3.Penguburan Plasenta(kakak)
2. Setelah dibersihkan, kakak dimasukkan ke kaleng yang sudah diisi dengan Paku &
Garam.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah sejauh mana pengetahuan seseorang
terhadap kebudayaannya sendiri dipengaruhi oleh berberapa hal dan salah satunya adalah dirinya
sendiri. Besar atau kecilnya nya rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaannya itulah yang
nantinya mencerminkan bahwa sejauh mana seseorang mengenali budayanya sendiri. Jika
semakin kecil rasa kecintaannya maka jelaslah seseorang tersebut belum terlalu dekat dengan
budaya sukunya sendiri, begitu juga sebaliknya.
Mengenali budaya sendiri khususnya melayu merupakan sebuah keharusan baginya yang
mengaku melayu. Sedikit banyaknya pengetahuan kita mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan budaya melayu menjadikan kita secara tidak langsung mempelajari budaya itu sendiri.
Seperti yang dikatakan para pakar bahwa seseorang yang mengaku melayu jikalau ia: 1.
Berbahasa melayu, 2. Beradat-istiadat Melayu dan 3. Beragama Islam. Maka dari itu, ketiga hal
inilah menjadi patokan ataupun barometer sejauh mana kita sudah menjadi bagian dari budaya
itu sendiri khususnya budaya melayu.
B. Saran
Semua orang pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda untuk mendeskripsikan
bentuk kebudayaannya. Dan setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mempertahankan
dan memajukan kebudayaannya sendiri. Sebagai seorang melayu hendaknya lebih
mengedepankan kembali apa-apa saja yang berkaitan dengan kebudayaan melayu, termasuk
menanamkan diri sendiri rasa bangga dan cinta kepada budaya melayu itu sendiri.