Anda di halaman 1dari 7

BUDIDAYA TERNAK BURUNG DARA

Dosen Pembimbing :

drh. Wiludjeng, MP

Kelompok 3 :

1. Nahdhia Nur Chasanah (1624010013)


2. Bagas Wahyuaji (1624010026)
3. Mazidatur Rachmah (1624010028)
4. Eki Laylatul Istighfarin (1624010040)
5. Diana Budi Palupi (1624010073)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

SURABAYA, 2017
A. Burung Dara
Merpati dan dara termasuk famili Columbidae dari ordo Columbiformes, yang
mencakup sekitar 300 spesies burung kerabat pekicau. Dalam percakapan umum, istilah
"dara" dan "merpati" dapat saling menggantikan. Dalam praktik ornitologi, terdapat suatu
kecenderungan "dara" digunakan untuk spesies yang lebih kecil dan "merpati" untuk yang
besar, namun hal ini tidak secara konsisten diterapkan, dan secara historis nama
umum untuk burung-burung tersebut memiliki banyak variasi antara istilah "dara" dan
"merpati." Famili ini terdapat di seluruh dunia, namun varietas terbesar terdapat
di Indomalaya dan Ekozona Australasia. Dara dan merpati muda disebut "squabs."
Merpati dan dara adalah burung berbadan gempal dengan leher pendek dan paruh
ramping pendek dengan cere berair. Spesies yang umumnya dikenal sebagai "merpati"
adalah merpati karang liar, umum digunakan di banyak kota.
Dara dan merpati membangun sangkarnya dari ranting dan sisa-sisa lainnya, yang
ditempatkan di pepohonan, birai, atau tanah, tergantung spesiesnya. Mereka mengerami
satu atau dua telur, dan kedua induknya sangat memedulikan anaknya, yang akan
meninggalkan sangkarnya setelah 7 hingga 28 hari. Dara makan biji, buah dan tanaman.
Tidak seperti kebanyakan burung lainnya (namun lihat juga flamingo), dara dan merpati
menghasilkan "susu tembolok." Kedua jenis kelamin menghasilkan zat bernutrisi tinggi ini
untuk memberi makan anaknya.

B. Penyakit pada Burung Dara


1. Penyakit Newcastle Disease atau Tetelo
Penyakit Newcastle Disease atau sering disebut Tetelo seringkali
menyerang burung merpati baik jantan maupun betinanya. Penyebab penyakit
pernapasan ini yaitu karena adanya infeksi sekunder pada saluran pernafasan oleh
E. coli dan virus sejenis Mycoplasma gallisepticcum yang lebih terkenal dengan
nama CRD (Chronic respiratory Disease). Jika burung anda sudah kronis, burung
tersebut sangat sulit untuk disembuhkan dan lama kelamaan burung merpati
tersebut yang telah terinfeksi penyakit ini akan mati. Dan bahayanya lagi jenis
penyakit ini memiliki sifat dapat menular.
Gejala :
Burung merpati tersebut sering bersin- bersin,
Pernapasannya akan ngorok,
Hidung lembab atau basah berlendir,
Dan juga aktivitas atau geraka burung menurun
Sayap terlihat lemas

Pengobatan :

Burung yang terinfeksi penyakit pernapasan segera diisolasi agar


tidak menular.
Sangkar, tempat makan dan tempat minum burung merpati Anda
selalu dikontrol dan selalu dibersihkan.
Makanan yang diberikan kepada haruslah bersih dan dikeringkan
untuk menghilangkan kemungkinan adanya residu pestisida
Minuman yang kotor harus segera diganti, misalnya air untuk
minum burung Anda harus direbus terlebih dahulu hingga mendidih
untuk membunuh semua jenis bibit penyakit yang terdapat di
dalamnya.
Beri asupan phor ayam yang kualitas tinggi gizi pada pemberian
makan pertama
Beras merah yang sudah di blender pada pemberian makan kedua
Berikan minum dengan spet (jangan sampai basah di sekeliling
leher)
Setelah makan dan memberikan vitamin burung tersebut kelihatan
bisa berdiri, cabutlah bulu yang dileher semua, hal ini bermaksud
mengeluarkan darah kotor yang ada di leher, bila tidak anda
lakukan, dijamin burung tersebut tidak akan sembuh.
Tusuk lehernya yang bewarna hitam bintik bintik, disitulah racun
ND yang mengendap, jangan lupa memberikan betadine agar tidak
terjadi infeksi, lakukan seminggu sekali.
Setelah burung kelihatan bisa menengok kiri dan kanan, bukan
berarti burung tersebut sembuh melainkan pasti burung tersebut
menjadi gela gelo, urut leher dengan counterpain agar mengurani
gela gelonya.
2. Pigeon Pox
Pigeon pox merupakan jenis penyakit burung merpati yang disebabkan
oleh virus, bila burung merpati terkena virus ini dapat menyebabkan kulit menjadi
bengkak kecil kecil, seperti kutu air pada manusia.
Gejala :
Kulit melepuh seperti terbakar
Kulit menjadi bintik bintik dan muncul benjolan di
mana-mana
Menyerang bagian kulit saja, seperti kaki, kelopak
mata, dan area kulit lainnya

Pengobatan :

Mengoleskan salep antiseptic ke bagian yang menjadi penyebaran


virus pigeon pox.
Kelupas kulit lalu beri betadin dan balut dengan perban.
PemberianVitamin
3. Berak Kapur

Penyakit jenis ini banyak sekali menyerang beberapa jenis unggas salah
satunya burung merpati. Penyakit ini dikenal juga dengan nama penyakit
Salmonellosis ataupun Pullorum. Penyebab penyakit ini yaitu salmonella pullorum
telah menyerang saluran pencernaan. Dan penyakit berak kapur ini memiliki sifat
menular.

Gejala :

Kotoran burung berbentuk cair dan berwarna putih


seperti kapur
Nafsu makan menurun
Pada stadium tertentu burung ini akan mengalami
kesulitan untuk membuang kotoran.
Banyak kotoran yang berwarna putih yang melekat
pada bulu disekitar anusnya.
Mukanya pucat
Bulu tidak teratur
Sayap menggantung

Penyembuhan :

Burung harus segera dipisahkan dengan burung burung yang lain


agar tidak menular.
Kemudian untuk burung yang sudah terinfeksi penyakit berak kapur
ini dapat Anda beri antibiotik secara intensif dan tentunya sesuai
dengan petunjuk yang ada.
4. Snot atau Coryza
Penyakit yang menyerang burung ini disebabkna oleh virus
Hemophillus Gallinarum. Umumnya penyakit ini telah menyerang
bagian sekitar muka burung, sehinga menyebabkan bengkak dan
muncul benjolan yang berwarna merah disekitar hidung, mata dan
telinga. Adapun cara penularan penyakit ini yaitu melalui perantara
burung lain, udara, debu, makanan dan minuman. Selain itu,
penularan penyakit ini juga dapat melalui keturunan.
Gejala :
Muka bengkak
Hidung berlendir
Sering bersin- bersin
Sesak nafas
Nafsu makan turun
Pencegahan :
Menjauhkan burung yang terserang penyakit dari kelompok burung
yang lainnya agar tidak tertular.
Selain itu, sangkar tempat makan, dan minum haruslah selalu
dibersihkan dari segala kotoran.
Untuk burung yang sudah terlanjur terserang penyakit snot ini
haruslah segera diberi obat yang sesuai.
5. Penyakit Paratyphoid
Paratyhoid merupakan bakteri yang menyerang usus pencernaan bahkan
dapat menghentikan seketika tak hanya itu virus ini dapat menjalar ke saraf otak,
hati dan ginjal. Paratyhoid sangat berbahaya, 5 jam saja bercampur dengan burung
yang sudah terkena paratyhoid sudah dapat menularkan ke semua burung.
Gejala :
Tidak mau makan, karena usus pencernaan dihentikan oleh bakteri
Mencret bewarna hijau disertai busa busa
Bulu leher berdiri
Leher terlihat tidak bisa berdiri namun leher tidak terbalik atau
muter, berbeda dengan virus ND (Newcastle Disease) yang
lehernya muter.
Paratyhoid juga menyerang seluruh saraf termasuk persendian, ciri
cirinya bila di terkena di bagian persendiran timbulnya bengkak.
Mati mendadak, dan dapat menyebabkan mandul bila sembuh
Pengobatan :
Menggunakan obat baytril, cara pemakaiannya cukup mudah yaitu
dengan 2 3 kali tetes setiap hari selama 10 15 hari. Baytril sudah
banyak dipakai oleh para pemelihara merpati tinggian dan cukup
efektif membunuh bakteri paratyhoid.
Tak hanya obat, sebaiknya tambahkan vitamin B dan amoxycilin
karena dapat memperkuat tubuh merpati dalam melawan bakteri.

C. Bisnis pada Burung Dara


Tingginya kebutuhan daging merpati potong di psaran membuat potensi dari
ternak burung merpati. Burung merpati atau yang dapat Anda kenal dengan burung dara
adalah salah satu jenis burung yang mudah ditemui di Indonesia. Burung merpati memiliki
keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan jenis burung lainnya. Burung merpati
cenderung setiap dan tidak dapat dipisahkan dengan pasangannya. Ternak burung
merpati membutuhkan waktu yang lama sehingga sering dihindari oleh berbagai kalangan
masyarakat secara luas. Dapatkan produksi burung merpati dapat ditingkatkan dengan
waktu yang singkat? Adapun langkah-langkah tersebut untuk lebih jelasnya dapat Anda
lihat di bawah ini.
Kebutuhan Modal untuk Membeli Burung Merpati
Langkah pertama untuk ternak burung merpati yaitu dengan menyiapkan
modal untuk membeli burung merpati. Burung merpati banyak dijual dipsaran. Jika
Anda ingin ternak burung merpati dalam skala yang besar sebaiknya Anda membeli
burung merpati secara ombyokan supaya mendapatkan harga yang lebih murah.
Anda juga bisa membeli burung merpati yang sudah berjodoh. Jangan mencoba
untuk membeli burung merpati dengan jenis kipas. Burung merpati dengan jenis
kipas hanya dapat dijadikan sebagai hiasan saja.
Pembuatan Kandang
Sangkar atau kandang burung merpati dapat dibuat dengan menggunakan papan
dari kayu atau triplek yang dibentuk kotak kemudian diberi sekat. Dalam setiap
sekatan beri lubang untuk pintu masuk ataupun keluar.
Menyediakan Pakan Berkualitas
Pakan yang cocok untuk burung merpati yaitu biji-bijian. Untuk pakan yang efisien
untuk digunakan yaitu jagung dan biji padi. Jika Anda ternak burung merpati secara
umbaran maka Anda hanya perlu merawat kandangnya saja.
Perawatan Kandang
Kandang atau sangkar burung merpati harus dibersihkan secara teratur. Kandang
yang berish akan membuat burung merpati semakin nyaman. Kandang yang dibuat
juga harus aman dari serangan predator. Predator yang sering mengganggu yaitu
tikus dan kucing.

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menjalankan peluang bisnis ternak
burung merpati dapat Anda perhatikan di atas. Usia panen burung merpati yang efisien
yaitu berumur 2 bulan. Burung merpati biasanya dijual di pasaran dan diolah untuk
dijadikan sebuah masakan. Cita rasa dari burung merpati sangat gurih sehingga disukai oleh
berbagai kalangan masyarakat secara luas.

Anda mungkin juga menyukai