Anda di halaman 1dari 3

Reproduksi belalang sembah

Proses reproduksi pada sebagian besar spesies mantis ditandai dengan kanibalisme seksual
dimana perempuan makan laki-laki setelah kawin telah terjadi dan merupakan subjek yang
sedang berlangsung penelitian.
Berdoa mantids memulai kehidupan di sebuah massa telur ootheca (sebuah ootheca biasanya
berisi banyak telur dikelilingi oleh busa dari protein yang kemudian dapat mengeras ke dalam
casing sulit untuk perlindungan). Biasanya diletakkan pada musim gugur pada cabang kecil atau
ranting, massa telur kemudian menetas di musim semi untuk awal musim panas karena suhu
pemanasan sinyal waktu untuk lahir.
Masa hidup alami berdoa mantis di alam liar adalah sekitar 10 12 bulan, tetapi beberapa
mantids disimpan di penangkaran telah bertahan selama 14 bulan. Di daerah dingin, mantids
perempuan akan mati selama musim dingin. Pria cenderung tiba-tiba mati sekitar 2 sampai 3
minggu setelah kawin di musim gugur. Hal ini biasanya disebabkan oleh perempuan mendesak
untuk membunuh laki-laki setelah kantong telur telah diproduksi.
http://kliksma.com/2014/09/karakteristik-belalang-sembah.html

Belalang Sembah "Si Kanibalisme Seksual"


Belalang sentadu atau belalang sembah adalah serangga yang termasuk ke dalam ordoMantodea.
Dalam bahasa Inggris, serangga ini biasa disebut praying mantis karena sikapnya yang seringkali
kelihatan seperti sedang berdoa. Belalang sentadu adalah salah satu dari segelintir serangga yang
dapat memutar kepalanya.
Belalang sembah dahulu dimasukkan ke dalam ordo Orthoptera bersama dengan belalang, kecoa,
dan belalang ranting. Namun, versi terakhir menyatakan bahwa belalang sembah dimasukkan ke
dalam ordo tersendiri, disebut Mantodea, yang hanya mempunyai satu famili, yaitu Mantidae
(belalang sembah). Hampir semua spesies yang termasuk ke dalam ordo ini adalah predator atau
pemangsa artropoda lain.

Belalang sembah mempunyai daya reproduksi cukup tinggi. Seekor belalang betina mampu
meletakkan telur sebanyak 10 400 ekor butir yang dikemas di dalam kantung telur (ootheca)
yang mirip buih yang mengeras. Nimfa yang keluar mirip dengan belalang dewasa, hanya saja
mereka belum mempunyai sayap yang berkembang sempurna, dan alat reproduksi. Seekor nimfa
mampu berganti kulit lima sampai 10 kali tergantung spesiesnya.

Belalang sembah mudah dikenal karena kaki depan dibentuk khusus untuk menangkap dan
memegang mangsa. Kepalanya bisa bergerak dengan bebas, sehingga serangga ini satu-satunya
yang mampu menoleh ke belakang. Belalang sembah memakan banyak jenis serangga, termasuk
hama-hama lada seperti pengisap buah lada (Dasynus piperis). Belalang sembah biasanya
menunggu sampai mangsa cukup dekat, dan dia menangkap mangsa dengan gerakan cepat
menggunakan kedua kaki depannya yang dilengkapi duri kecil untuk menusuk mangsanya.

Di antara sekian banyak golongan serangga, golongan belalang sembah ini mungkin merupakan
satu-satunya golongan serangga yang menerapkan kanibalisme seksual sejati. Artinya,
kanibalisme tipe ini merupakan salah satu sifat yang melekat pada belalang sembah.

Salah satu ciri biologi paling menarik dari belalang sembah adalah perilaku kanibalisme belalang
betina terhadap pasangannya, yang lazim disebut kanibalisme seksual, yaitu perilaku menyerang
dan memakan individu satu spesies yang berlainan jenis kelamin. Biasanya, kanibalisme seksual
dilakukan oleh organisme betina terhadap organisme jantan, meskipun pada beberapa kasus
terjadi pula sebaliknya.

Saat akan berhubungan,, Betina akan terangsang terangangnya betina ini akan memicu betina
untuk menggigit kepala sang Pajantan Tangguh nya,, Betinanya mulai terangsang dengan
menggigit kepala jantannya sampai lepas, seperti yang dilakukan saat memangsa hama,, dan bila
perkawinan dimulai, gerakan jantan semakin cepat untuk pengiriman sperma, walau kepalanya
sudah putus. Jantan masih dapat melakukan hubungan seksual tanpa kepala karena gerakan
kopulasi ini dikendalikan oleh ganglion di abdomen, bukan di kepala. Menurut para peneliti
masa lalu, memotong dan memakan kepala sang pejantannya adalah strategi reproduktif betina
untuk meningkatkan fertilisasi sambil memperoleh gizi. Hal ini bisa terjadi, menurut para
ilmuwan, karena betina terganggu.. saat akan kawin, jika betina terganggu oleh lingkungan
(contohnya, diamati atau diliat2in) maka sang betina akan malu,, sankin malunya sampe
memangsa pasangannya. Ternyata sang jantan yang sudah mengetahui bahwa betina itu bisa
berubah jadi kanibal dan membunuhnya, memiliki strataegi untuk mengatasinya.,,, Penelitian
Liske dan Davis (1984) dan lainnya menemukan kalau mereka kawin biasa saja saat tidak
diganggu Si jantan melakukan tarian kawin bersama betina sehingga minat betina untuk makan
hilang dan berubah menjadi nafsu kawin.
http://linassilaban.blogspot.co.id/2012/01/belalang-sembah-si-kanibalisme-seksual.html

Anda mungkin juga menyukai