Anda di halaman 1dari 11

POHON CENDANA

TUMBUHAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI SEBAGAI BAHAN DASAR


PEMBUATAN PARFUM, FURNITURE, PRODUK KECANTIKAN, DAN KERAJINAN
TANGAN

OLEH :

KHOIRIYAH ULFAH JAMLEAN 201857007

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara umum mudah
menguap sehingga banyak yang menyebut minyak terbang. Minyak atsiri disebut juga
etherial oil atau minyak eteris karena bersifat sepeti eter. Dalam bahasa internasional biasa
disebut essential oil (minyak essen) karena bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau (esen).
Dalam keadaan segar dan murni minyak atsiri umumnya tidak berwarna, namun pada
penyimpanan yang lama warnanya berubah menjadi lebih gelap (Ketaren, 1985).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Sebagaimana minyak
lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Secara
kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu
senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar
minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat
larut dalam minyak (lipofil).
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah,
biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan
atau tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar
untuk diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk
dikembangkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pohon cendana ?
2. Apa saja manfaat dari pohon cendana ?
1.3 Tujuan
1. mengetahui tentang pohon cendana !
2. mengetahui manfaat/kegunaan dari pohon cendana !
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi Pohon Cendana


Taksonomi Cendana memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Sub Kelas Rosidae
Ordo Santales
Famili Saltalaceae
Genus Santalum
Jenis S. album L.

2.2 Karateristik Pohon Cendana


1. Akar
Akar dari pohon cendana dapat menjangkau ke dalam tanah hingga mencapai 30 meter.
Pohon tersebut memiliki sebagaian besar perakaran secara mendatar.
2. Batang
Diameter batang pohon beraroma khas ini mencapai 20 – 35 cm dan memiliki tinggi yang
dapat mencapai sekitar 12 – 15 meter. Pohon ini memiliki warna kulit yang khas yaitu
jika masih muda akan berwarna keabu-abuan, namun jika sudah dewasa kilit batang akan
berubah warna menjadi cokelat. Pada bagian akar, batang, dan dahan pohon cendana
yang sudah dewasa (umur 30 – 40 tahun) memiliki aroma yang wangi.
3. Daun
Daun pohon ini berbentuk elips memiliki ukuran panjang antara 4 – 8 cm dan lebar daun
2 – 4 cm. Cendana yang memiliki nama latin Santalum album var. largifoluim dan
Santalum album var. album memiliki bentuk daun meruncing.
4. Bunga
Bunga cendana biasa tumbuh pada 2 tempat yaitu pada ujung ranting dan ketiak daun.
Tipe bunganya ialah bunga majemuk yang bebenruk malai. Panjang tangkai malai sekitar
4-6 cm dan tangkai panjangnya sekitar 2-6 cm. Bunga cendana berwarna kuning
kemudian berubah menjadi merah gelap kecokelatan.
5. Buah
Buah cendana memiliki bentuk bulat. Daging buahnya tipis terdapat biji di dalamnya
yang sama berbentuk bulat. Kulit biji yang terdapat dalam buah cendana tipis dan
memiliki daging biji di dalamnya.

2.3 Klasifikasi
Pohon Cendana memiliki 2 jenis yang berbeda yakni Cendana putih dan Cendana merah.
Pohon cendana merupakan tumbuhan hemiparasit, oleh karena itu dalam masa pertumbuhan
pohon ini memerlukan pohon inang. Cendana membutuhkan pohon inang karena perakaran
cendana tidak cukup kuat untuk menopang dirinya sendiri. Pohon inang cendana merupakan
tanaman leguminosa, beberapa contoh pohon inang yang biasa berdampingan dengan
cendana ialah Akasia, Albasia, Dalbergia, Inga, dan Pongamia.
1) Pohon Cendana Putih
Jenis pertama ialah cendana putih. Pohon ini merupakan pohon yang paling dicari oleh
masyarakat karena memiliki aroma yang wangi. Cendana putih sering kali ditemukan di
Pulau Sumba (Nusa Tenggara Timur).
2) Pohon Cendana Merah
Jenis kedua ialah cendana merah yang sering ditemukan di negara India dan Funan.
Cendana merah berbeda dengan cendana putih karena cendana merah tidak se-menarik
cendana putih. Aroma yang dikeluarkan cendana merah tidak seharum cendana putih
maka dari itu kayu untuk cendana merah tidak mahal layaknya kayu cendana putih.

2.4 Habitat Pohon Cendana


Pohon cendana suka tumbuh di kawasan padang rumput, umumnya pada daerah semak
belukar. Tanaman ini tumbuh dan tersebar di daerah tropis dan sub tropis dengan musim
kemarau yang panjang. Tipe iklim yang sesuai untuk cendana adalah tipe D dan E
berdasarkan klasifikasi tipe iklim Schmidt-Ferguson dengan rata-rata suhu 10- 35ºC dan
kelembaban udara 65% serta curah hujan rata-rata 625-1.625 mm/tahun. Kondisi tanah yang
optimal adalah tanah sarang/ berdrainase baik dengan batuan induk kapur atau vulkanik dan
terletak pada ketinggian 50-1.200 mdpl. Dalam masa pertumbuhan pohon ini tidak menyukai
daerah yang basah tergenang air. Kayu yang dihasilkan pohon cendana akan bermutu baik
jika pohon tersebut hidup pada ketinggian 600-900 mdpl.
Cendana sangat membutuhkan banyak sinar matahari dan banyak dijumpai di hutan yang
terbuka, misalnya tipe ekosistem savana. Sebuah fakta menunjukkan bahwa banyak sekali
pohon cendana yang tumbuh baik di atas tanah yang dangkal berbatu. Pada tanah yang subur
pohon ini dapat tumbuh dengan baik, namun minyak yang dihasilkan sangat rendah dan
mempunyai kualitas kurang baik. Pohon beraroma khas ini mampu beradaptasi pada tanah
yang mengandung natrium, namun tidak dapat atau kurang dapat beradaptasi pada tanah
yang banyak mengandung garam dan kapur dengan kadar tinggi.

2.5 Sebaran Pohon Cendana


India, merupakan negara yang diperkirakan awal mula Pohon Cendana ditemukan karena
ditemukan tegakan alami di daerah Mysore dan sekitarnya. Akan tetapi pernyataan lain dari
pakar botani meyakini bahwa cendana berasal dari Indonesia, yaitu Kepulauan Busur Luar
Banda (The Outer Banda Arc of Islands) yang terletak di sebelah Tenggara Indonesia,
terutama di antaranya adalah pulau Timor dan Sumba.
Pohon cendana mempunyai 29 jenis yang menyebar di kawasan Asia. Dimulai dari
Malaysia bagian Timur, Australia, sampai sebelah Timur Kepulauan Polinesia di kawasan
Pasifik. Cendana (Santalum album L.) merupakan jenis yang tumbuh alami di kawasan Asia.
Contoh jenis-jenis yang lain seperti, S. macgregorii F. Muell. dan S. papuanum Summerh.
dijumpai di Papua Nugini. Jenis S. spicatum (R. Br.) A. DC. menyebar luas di Australia barat
dan selatan, dan jenis ini merupakan penghasil minyak cendana di Australia.
Terdapat 8 spesies yang memiliki aroma dan kadar minyak atsiri. Dua spesies cendana
telah punah yaitu Santalum homoi dan Santalum frevenetianum. Cendana, memang
merupakan tanaman khas dari Nusa Tenggara Timur. Cendana merupakan tanaman endemik
dari Nusa Tenggara Timur. Pohon cendana dapat dijumpai di hutan alam maupun hutan
tanaman.
Di Indonesia selain di Nusa Tenggara Timur dan Sumba cendana dapat juga dijumpai di
Bondowoso, Jember, Gunung Kidul, Bali, Maluku, Sulawesi, sampai bagian utara Australia.
Di Nusantara, jenis cendana juga dikenal dengan berbagai nama, antara lain Candana
(Minangkabau), Tindana, Sindana (Dayak), Candana (Sunda), Candana, Candani (Jawa),
Candhana, Candhana lakek (Madura), Candana (BeIitung), Ai nitu, Dana (Sumbawa), Kayu
ata (FIores), Sundana (Sangir), Sondana (Sulawesi Utara), Ayu luhi (Gorontalo), Candana
(Makasar), Ai nituk (Roti), Hau meni, Ai kamelin (Timor), Kamenir (Wetar), dan Maoni
(Kisar).

2.6 Ciri-Ciri Kayu Cendana Asli


1. Pohon cendana memiliki daun tunggal dengan berbentuk elips dan ujung keduanya
lancip.
2. Memiliki batang bulat.
3. Kulit batang berwarna kecokelatan dengan ukuran diameter maksimal 25-30 cm dan
tinggi maksimal 11-15 meter.
4. Bentuk bunga cendana berbentuk payung menggarpu atau seperti tabung dan berbentuk
lonceng.
5. Warna bunga cendana yang asli itu merah dengan memiliki kelopak bunga 4-5 buah.
6. Buah dari pohon cendana berbentuk batu, jorong, kecil, dan berwarna merah kehitaman.
7. Pohon cendana akan menggugurkan daunnya setelah tumbuh di ketinggian 20 meter
dengan diameter batang 40 cm.
8. Pohon cendana akan menghasilkan bunga dan buah setiap dua kali setahun setelah
berumur 5 tahun.
9. Kayu cendana yang asli selalu harum. Sebab, keharumannya ditimbulkan dari senyawa
santanol pada batang dan akarnya.

2.7 Kayu Pohon Cendana


Bagian kayu dari akar cendana merupakan kayu yang sangat potensial menghasilkan
minyak yang kita kenal sebagai minyak atsiri. Tak hanya akar kayu saja yang menghasilkan
minyak, tetapi bagian kayu dan ranting juga. Masing-masing bagian menghasilkan minyak
dengan persentase yang berbeda-beda.
Bagian kayu dari akar pohon cendana menghasilkan persentase kandungan minyak paling
banyak yaitu sebesar 10%. Bagian kayu pada batang mengandung minyak sebesar 4 – 8 %
dan bagian ranting mengandung minyak sebesar 2 – 4 %. Adanya senyawa santanol yang
terdapat pada batang dan akar, membuat cendana mamiliki aroma yang wangi. Senyawa
tersebut juga seringkali dipakai dalam kosmetik. Kelas atau tingkat keawetan dan tingkat
kekuatan kayu pohon cendana termasuk ke dalam kelas awet II, artinya kayu pohon ini
termasuk pada kelas kayu yang cocok untuk bahan konstruksi.

2.8 Manfaat Kayu Cendana


1. Menjadi Bahan Baku Kerajinan Tangan Pertama, kayu cendana digunakan untuk bahan
baku dari souvenir kayu. Beberapa kerajinan tangan yang sudah dibuat, yaitu kipas
tangan, gelang kayu, dan tasbih.

2. Untuk Produk Kecantikan, Minyak kayu cendana dalam produk kecantikan biasanya
diolah kembali menjadi minyak. Minyak ini berguna untuk menghilangkan noda hitam
pada kulit, mencegah munculnya jerawat, membersihkan minyak, sampai mengatasi
masalah komedo. Selain itu, bisa untuk mengatasi kulit keriput. Caranya, cukup oleskan
pasta bedak cendana. Lalu, campurkan dengan air mawar dan glistering pada wajah
secara teratur.
3. Bahan Wewangian, kayu cendana dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan parfum
dan wewangian aromaterapi. Produknya antara lain, parfum, dupa, balsam, dan
aromaterapi.

4. Bahan Baku Furnitur Kayu, seperti jenis kayu lainnya, jenis ini sering dimanfaatkan
sebagai bahan utama pembuatan mebel atau furnitur. Pembuatan bahan baku furnitur
berasal dari bentuk pohonnya yang kokoh dan besar. Sehingga, kualitas kayu yang
dihasilkan sangat baik dan diperhitungkan dalam pembuatan furnitur. Banyak sekali
furnitur dari kayu cendana yang dihasilkan, seperti lemari kayu, meja kayu, kursi makan,
tempat tidur, kusen jendela, dan pintu kayu.

5. Obat Herbal untuk Kesehatan, manfaat kayu cendana dalam kesehatan juga bisa
digunakan sebagai obat herbal. Obat herbal dari pohon cendana memiliki khasiat, seperti
mencegah disentri atau masalah pencernaan, anti peradangan. Bagian yang sering
digunakan untuk obat herbal antara lain kulit kayu dan minyak pohonnya.
6. Merawat Area Intim Wanita Bagi wanita, ramuan cendana sangat bisa digunakan untuk
merawat area kewanitaan dan sebagai pembersih menstruasi. Caranya adalah dengan
menggiling kulit cendana hingga halus. Kemudian, menyeduhnya dengan air panas
hingga berubah warna. Lalu, saring dan minum hingga darah haid benar-benar bersih.
7. Selain itu, cendana juga dapat digunakan sebagai bedak dan masker untuk mengatasi
kulit wajah berminyak serta keriput.
2.9 Cara Penyulingan
Berikut ini merupakan penyulingan minyak kayu cendana dalam skala labolatorium.
Gambar merupakan bagan alir padat file power point.
BAB III

PENUTUUP

3.1 Kesimpulan

Pohon cendana merupakan salah satu tanaman yang kaya akan manfaat karena dapat
menghasilkan minyak atsiri yang merupakan bahan utama dalam pembuatan parfum, tidak hanya
itu kayu pohon cendana juga oleh masyarakat kupang dijadikan kerajinan tangan seperti
kipas,tasbih, dan gelang sebagai oleh-oleh khas kupang. Kayu pohon cendana juga dimanfaatkan
sebagai bahan baku furniture.
DAFTAR PUSTAKA

Salsabila, A. Pohon Cendana (Santalum album): Taksonomi, Kelangkaan, dan Habitat.


https://foresteract.com/pohon-cendana/5/.

Dahlian, E. (1998). 0 \ c \\ By. 15(6), 385–394.

Anda mungkin juga menyukai