Anda di halaman 1dari 11

MODEL PEGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN HUTAN

KOMODITI CENDANA SEBAGAI MINYAK ATSIRI

Oleh,

Teresia Berite Lewar

1804070025

Budidaya – Kehutanan

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Judul makalah ini ialah “Serangga”. Adapun tujuan ditulisnya makalah ini adalah dapat
mengetahui berbagai hal tentang serangga, mulai dari tahap awal perkembangan hingga pada
tahap penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungannya. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Hutan.

Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada permasalahan dalam makalah ini
sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk melengkapi makalah ini baik dari segi teori,
metode dan analisis sehingga dapat menjadi acuan atau referensi.

Kupang, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................................................
1.4 Manfaat..................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................

4.1 Simpulan................................................................................................................................

4.2 Rekomendasi .........................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya setiap manusia memiliki kesempatan untuk mengubah nasibnya.
Asalkan manusia tersebut ingin berusaha dengan keras karena manusia mampu bertindak dan
melakukan sesuatu yang mendatangkan keuntungan. Dengan kemauan yang keras untuk
menggali segala potensi yang dimiliki semaksimal mungkin dan ide yang kreatif dan
berinovasi. Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovativ kedalam dunia nyata secara kreatif.
            Sebagai pelajar, wirausaha tidak hanya dapat berencana, berkata – kata tetapi juga
berbuat, merealisasikan rencana – rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang
berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang
baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Cendana(Santalum album Linn,) merupakan salah satu jenis tanaman terpilih dalam
rangka pebangunan hutan tanaman industri (HTI) di Indonesia.berdasarkan pustaka yang
ada,jenis tanaman ini adalah asli tanaman indonesia yang berasal dari pulau timor dan
sekitarnya.namun karena seiring dengan perkembangan maka tanaman ini juga di budidayakan
oleh masyarakat di pulau jawa yakni di daerah istimewa Yogyakarta,khususnya di Wagama
kabupaten gunungkidul,dan daerah jawa timur yaitu di tempat peninggalan sejarah Hindu dan
Budha serta  beberapa daerah di Jawa Tengah. Ternyata di India tanaman ini tumbuh sangat
cocok.

        Tanaman Cendana tidak menuntut persyaratan tempat tumbuh yang khusus. Tanaman ini
dapat tumbuh baik pada lahan kurus bahkan berbatu-batu dan beriklim kering ( tipe D dan E
menurut Schmidt dan Ferguson ). Pada umumnya cendana berkembang secara alami melalui biji-
bijian yang disebarkan oleh burung atau oleh aliran air, dan juga dengan tunas-tunas yang
tumbuh dari akar dan tonggak pohon. Pengembangan cendana dapat pula melalui tunas akar.
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Cendana


Menurut Adrianti (1989), tanaman cendana dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Division     : Spermatophyte (Magnolyophyta)
Subdivision     : Angiospermae (Magnolyophytina)
Klasis        : Dycotiledoneae
Sub klasis        : Rosidae
Ordo          : Santales
Familia            : Santaleceae
Genus        : Santalum
Sepsis : Santalum album
Sebelum dikenal dengan nama Santalum album L., cendana mempunyai beberapa nama
ilmiah yaitu Sirium mytrifolium L. (1771), Santalum ovatum R. Br. (1810) dan Santalum
mytrifolium (L.) Roxb. (1814). Cendana dikenal juga dengan beberapa nama lokal seperti:
East Indian Sandalwood, White Sandalwood, Yelow Sandalwood (inggris), Bois Santal
(Perancis), cendana (Indonesia secara umum), ainitu (sumba), haumeni (timor), kayu ata
(flores), chendana (Malaysia), san-ta-ku (Burma), dan chan-tana (Thailand).

B. Morfologi Tanaman Cendana


1. Batang
Batang cendana berbentuk bulat dengan kulit batang yang kasar berwarna cokelat
keabu-abuan sampai kelabu dan memiliki percabangan banyak yang tidak berbanir.
Tangkai-tangkai primer berkedudukan tidak teratur. Sebagian besar bentuknya bengkok
dan banyak cabang. Ukuran pohon cendana relative kecil tetapi dapat mencapai
ketinggian 18 m dengan diameter batang dapat mencapai 40 cm.
2. Daun
Daun cendana berbentuk elips sampai lanset. Kedudukan daun berhadap-hadapan
dan ujung daun runcing. Berdasarkan ukuran daunnya tanaman cendana terdiri dari 2
jenis yaitu jenis cendana daun besar (Santalum album varietas Largifolia) dan jenis
candana daun kecil (Santalum album varietas album).
3. Buah
Tanaman cendana mulai berbuah pada umur 3 – 4 tahun. Bunganya berbentuk
jambul yang muncul dari ujung ranting dan ketiak daun. Warna bunga cokelat keungu-
unguan, dan tidak berbau. Buah berbentuk bulat dan buah yang telah matang kulit
buahnya berwarna hitam keungu-unguan sedangkan buah yang masih muda berwarna
hijau. Buah cendana berdiaeter 5 – 8 mm dengan berat sekitar 0,17 g. musim berbunga
atau berbuah untuk tanaman cendana berbeda-beda, namun pada umumnya berbunga
pada bulan juni sampai September, dan buah masak pada bulan februari dan maret.
4. Batang
Inti kayu (empulur) cendana keras, serat-seratnya rapat, berwarna cokelat
kekuning-kuningan. Gubalnya berarna putih dan tidak berbau. Pembentukan kayu teras
dimulai pada umur 4 – 6 tahun. Tetapi yang sempurna adalah setelah berumur 30 – 80
tahun. Teras kayu cendana ada yang berwarna gelap dan ada pula yang berwarna terang.
Teras cendana yang berwarna terang mengandung minyak lebih banyak dari pada yang
berwarna gelap. Pertumbuhan keliling (lingkar) batangnya agak lambat yaitu sekitar 1 cm
per tahun dan pembentukan teras mencapai 1 – 2 kg per tahun.
5. Akar
Setiap perakarannya sangat dangkal dan mendatar serta menyebar sangat luas
mencapai 30 – 40 m. sistim perakaran ini terdiri atas akar tunggang dan akar samping
yang bercabang-cabang halus dan jika dilukai maka akan tumbh tunas-tunas. Menurut
pengamatan Wawo (2002), cendana yang berasal dari biji umumnya memiliki akar
pancang yang tumbuh secara vertikal, sedangkan yang tumbuh dari tunas tidak memiliki
akar pancang.

C. Syarat Tumbuh
1. Tanah
Bentuk pohon cendana berbeda-beda menurut kondisi tempat tumbuhnya.jika
tumbuh pada tempat terbuka (terkena sinar matahari sepanjang hari) atau bernaungan
ringan,maka tajuk pohonnya jarang atau tidak rapat dan tingginya hanya mencapai
maksimum 12 m.pada musim kemarau daunnya jarang atau hampir tidak ada
daunnya,dengan warna daunnya hijau mudah hingga sampai kuning.namun jika tumbuh
pada naungan pohon lain yang berat,maka ketinggian pohon dapat mencapai 15-18 m
dengan keliling sekitar 2.4 m.daunnya besar dan lebih tebal dengan warna hijau lebih tua
dari pada pohon yang tumbuh di tempat terbuka, Cendana dapat tumbuh di daerah-daerah
yang ketinggiannya 50-1200 m di atas permukaan laut.namun demikian,pada umumnya
tanaman cendana lebih banyak di temukan pada ketinggian 400-800 m di atas permukaan
laut.
Tanaman cendana dapat tumbuh lebih baik pada tanah yang berhumus, tanah
vulkanis yang gembur dan berbatu dari pada tanah yang miskin hara (Sunanto, 1995) di
pulau Timor cendana dapat tumbuh pada tanah dangkal, berbatu, tekstur tanah lempung,
pH tanah netral sampai alkali, kadar nitrogen tinggi, warna tanah merah sampai coklat,
tetapi tidak dapat tumbuh pada tanah rawa dan vertisol (Sinaga dan Surata, 1997).
Dari hasil penelitian di lakukan di NTT yang merupakan sentral tanaman cendana
di indonesia ini menunjukan bahwa tanaman cendana dapat tumbuh dengan baik jika di
tanam bersama dalam satu lubang tanam dengan tanaman accacia villosa.dengan jarak
tanam 6 x 6 meter. Dan di antara pohon turi dengan jarak tanam rapat 2 x 2 meter.
2. Iklim
Tanaman cendana dapat tumbuh dengan baik pada kondisi iklim yang kering,
pada daerah dengan curah hujan rata-rata antara 625 – 1625 mm/thn. Tipe iklim yang
cocok untuk pertumbuhan cendana menurut Schmidth dan Ferguson dalam Sunanto
(1995) adalah tipe iklim D dan E yaitu pada kondisi iklim sedang  dan agak kering
dengan rata-rata temperature berkisar antara 10o C – 35oC.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Cendana
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak
cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran
parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama
berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri
raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur,
khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang bisa ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-
pulau Nusa Tenggara lainnya.
Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan
pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup
mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau
dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya
sangat mahal. Di Indonesia, kayu cendana dari Timor juga sangat dihargai. Sebagai gantinya
sejumlah pakar aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum
spicatum). Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan
oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada
Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni,
digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa
cemas. Tanaman cendana ini sangat langka akibat dieksploitasi berlebihan.

B. Kandungan Zat Tanaman Cendana

Tanaman cendana mengandung minyak atsiri, dalm atsiri, dalam perdagangan minyak
atsiri secara global dikenal beberapa jenis minyak atsiri alami dengan embel-embel
sandalwood, yaitu red sandalwood (Pterocarpus santalinus), Australian sandlwood
(Santalum spicatum) dan West Indiessandalwood (Amyris balsamifera). Minyak atsiri yang
berasal dari S. album dikenal dengan East Indies Sandalwood, True sandalwood.
Minyak atsiri adalah bagian yang paling bernilai dari cendana. Bagian kayu dari akar
cendan adalah yang paling potensial sebagai sumber minyak atsiri dengan kandungan 10%.
Bagian kayu (teras) batangnya mengandung 4-8% minyak atsiri, sedangkan ranting utama
mengandung minyak atsiri 2-4%.

Minyak atsiri yang diperoleh dari kayu bagian terluar memiliki kandungan komponen
teroksigen (Santalol, santalil, asetat) 3% dan hidrokarbon (santalena) 50%. MInyak cendana
juga mengandung senyawa asam seskiterpena yaitu asam dihidroa-norkurkumenat, asam a-
bergamotinat dan asam dihidro-oc-santalat. Selain substansu minyak atsiri, kayu, Mathieson
dkk (1973), menyatakan bahwa bahwa kayu cendana juga mengandung zat warna yang
disebut santalin dan santarubin. Bagian kulit batang mengandung triterpena, turunan asam
palmitat dan tanin dengan kandungan sebesar 14%.

C. Manfaat Minyak Cendana

Minyak cendana tidak hanya “laku keras” di pasar minyak wangi, tapi juga di dunia
medis. Sebab, minyak cendana termasuk dalam kategori minyak atsiri alias essential oil,
yang aromanya dipercaya bisa bermanfaat untuk kesehatan.Perlu diketahui, minyak cendana
sendiri terbuat dari kayu dan akar Santalum album, pohon yang dianggap sangat berharga
karena produknya laku keras di berbagai negara di dunia.Di dalam ranah pengobatan
tradisional, manfaat minyak cendana memang dibuktikan secara medis. Namun, beberapa
riset membuktikan bahwa minyak cendana bisa mengatasi berbagai kondisi medis.

1. Meningkatkan kewaspadaan
Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Planta Medica menemukan bahwa
aromaterapi dari minyak cendana bisa meningkatkan denyut nadi, tekanan darah, dan
juga produksi keringat. Ini menjadi tiga temuan yang membuktikan bahwa menghirup
minyak minyak cendana bisa meningkatkan kewaspadaan.
2. Mengatasi gangguan kecemasan
Sebuah riset yang diterbitkan dalam jurnal Complementary Therapies in Clinical
Practice menyatakan melakukan sesi pijat sambil menghirup aroma wangi minyak
cendana, berpotensi mengatasi gangguan kecemasan.
3. Mempercepat proses penyembuhan luka
Para peneliti di Universitas Ruhr-Universitat Bochum, Jerman, menemukan
bahwa sel kulit manusia mengandung reseptor penciuman untuk aroma minyak cendana.
Ketika reseptor itu diaktifkan, pertumbuhan sel kulit akan terangsang, sehingga bisa
mempercepat proses penyembuhan luka.
4. Mengobati kanker kulit
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Archives of Biochemistry and Biophysics
menunjukkan keberadaan senyawa di dalam minyak cendana, bernama α-santalol,
berpotensi mengobati kanker kulit. Sebab, α-santalol dipercaya mampu membunuh sel
kanker.
5. Mencegah insomnia
Berdasarkan riset pada hewan uji yang dirilis dalam Japanese Journal of
Psychopharmacology, minyak cendana berhasil mencegah insomnia atau gangguan tidur
pada tikus.

Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta : PPM

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai