Oleh,
1804070025
Budidaya – Kehutanan
FAKULTAS PERTANIAN
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Judul makalah ini ialah “Serangga”. Adapun tujuan ditulisnya makalah ini adalah dapat
mengetahui berbagai hal tentang serangga, mulai dari tahap awal perkembangan hingga pada
tahap penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungannya. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Hutan.
Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada permasalahan dalam makalah ini
sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk melengkapi makalah ini baik dari segi teori,
metode dan analisis sehingga dapat menjadi acuan atau referensi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................
4.1 Simpulan................................................................................................................................
PENDAHULUAN
Tanaman Cendana tidak menuntut persyaratan tempat tumbuh yang khusus. Tanaman ini
dapat tumbuh baik pada lahan kurus bahkan berbatu-batu dan beriklim kering ( tipe D dan E
menurut Schmidt dan Ferguson ). Pada umumnya cendana berkembang secara alami melalui biji-
bijian yang disebarkan oleh burung atau oleh aliran air, dan juga dengan tunas-tunas yang
tumbuh dari akar dan tonggak pohon. Pengembangan cendana dapat pula melalui tunas akar.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Syarat Tumbuh
1. Tanah
Bentuk pohon cendana berbeda-beda menurut kondisi tempat tumbuhnya.jika
tumbuh pada tempat terbuka (terkena sinar matahari sepanjang hari) atau bernaungan
ringan,maka tajuk pohonnya jarang atau tidak rapat dan tingginya hanya mencapai
maksimum 12 m.pada musim kemarau daunnya jarang atau hampir tidak ada
daunnya,dengan warna daunnya hijau mudah hingga sampai kuning.namun jika tumbuh
pada naungan pohon lain yang berat,maka ketinggian pohon dapat mencapai 15-18 m
dengan keliling sekitar 2.4 m.daunnya besar dan lebih tebal dengan warna hijau lebih tua
dari pada pohon yang tumbuh di tempat terbuka, Cendana dapat tumbuh di daerah-daerah
yang ketinggiannya 50-1200 m di atas permukaan laut.namun demikian,pada umumnya
tanaman cendana lebih banyak di temukan pada ketinggian 400-800 m di atas permukaan
laut.
Tanaman cendana dapat tumbuh lebih baik pada tanah yang berhumus, tanah
vulkanis yang gembur dan berbatu dari pada tanah yang miskin hara (Sunanto, 1995) di
pulau Timor cendana dapat tumbuh pada tanah dangkal, berbatu, tekstur tanah lempung,
pH tanah netral sampai alkali, kadar nitrogen tinggi, warna tanah merah sampai coklat,
tetapi tidak dapat tumbuh pada tanah rawa dan vertisol (Sinaga dan Surata, 1997).
Dari hasil penelitian di lakukan di NTT yang merupakan sentral tanaman cendana
di indonesia ini menunjukan bahwa tanaman cendana dapat tumbuh dengan baik jika di
tanam bersama dalam satu lubang tanam dengan tanaman accacia villosa.dengan jarak
tanam 6 x 6 meter. Dan di antara pohon turi dengan jarak tanam rapat 2 x 2 meter.
2. Iklim
Tanaman cendana dapat tumbuh dengan baik pada kondisi iklim yang kering,
pada daerah dengan curah hujan rata-rata antara 625 – 1625 mm/thn. Tipe iklim yang
cocok untuk pertumbuhan cendana menurut Schmidth dan Ferguson dalam Sunanto
(1995) adalah tipe iklim D dan E yaitu pada kondisi iklim sedang dan agak kering
dengan rata-rata temperature berkisar antara 10o C – 35oC.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Cendana
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak
cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran
parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama
berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri
raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur,
khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang bisa ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-
pulau Nusa Tenggara lainnya.
Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan
pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup
mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau
dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya
sangat mahal. Di Indonesia, kayu cendana dari Timor juga sangat dihargai. Sebagai gantinya
sejumlah pakar aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum
spicatum). Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan
oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada
Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni,
digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa
cemas. Tanaman cendana ini sangat langka akibat dieksploitasi berlebihan.
Tanaman cendana mengandung minyak atsiri, dalm atsiri, dalam perdagangan minyak
atsiri secara global dikenal beberapa jenis minyak atsiri alami dengan embel-embel
sandalwood, yaitu red sandalwood (Pterocarpus santalinus), Australian sandlwood
(Santalum spicatum) dan West Indiessandalwood (Amyris balsamifera). Minyak atsiri yang
berasal dari S. album dikenal dengan East Indies Sandalwood, True sandalwood.
Minyak atsiri adalah bagian yang paling bernilai dari cendana. Bagian kayu dari akar
cendan adalah yang paling potensial sebagai sumber minyak atsiri dengan kandungan 10%.
Bagian kayu (teras) batangnya mengandung 4-8% minyak atsiri, sedangkan ranting utama
mengandung minyak atsiri 2-4%.
Minyak atsiri yang diperoleh dari kayu bagian terluar memiliki kandungan komponen
teroksigen (Santalol, santalil, asetat) 3% dan hidrokarbon (santalena) 50%. MInyak cendana
juga mengandung senyawa asam seskiterpena yaitu asam dihidroa-norkurkumenat, asam a-
bergamotinat dan asam dihidro-oc-santalat. Selain substansu minyak atsiri, kayu, Mathieson
dkk (1973), menyatakan bahwa bahwa kayu cendana juga mengandung zat warna yang
disebut santalin dan santarubin. Bagian kulit batang mengandung triterpena, turunan asam
palmitat dan tanin dengan kandungan sebesar 14%.
Minyak cendana tidak hanya “laku keras” di pasar minyak wangi, tapi juga di dunia
medis. Sebab, minyak cendana termasuk dalam kategori minyak atsiri alias essential oil,
yang aromanya dipercaya bisa bermanfaat untuk kesehatan.Perlu diketahui, minyak cendana
sendiri terbuat dari kayu dan akar Santalum album, pohon yang dianggap sangat berharga
karena produknya laku keras di berbagai negara di dunia.Di dalam ranah pengobatan
tradisional, manfaat minyak cendana memang dibuktikan secara medis. Namun, beberapa
riset membuktikan bahwa minyak cendana bisa mengatasi berbagai kondisi medis.
1. Meningkatkan kewaspadaan
Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Planta Medica menemukan bahwa
aromaterapi dari minyak cendana bisa meningkatkan denyut nadi, tekanan darah, dan
juga produksi keringat. Ini menjadi tiga temuan yang membuktikan bahwa menghirup
minyak minyak cendana bisa meningkatkan kewaspadaan.
2. Mengatasi gangguan kecemasan
Sebuah riset yang diterbitkan dalam jurnal Complementary Therapies in Clinical
Practice menyatakan melakukan sesi pijat sambil menghirup aroma wangi minyak
cendana, berpotensi mengatasi gangguan kecemasan.
3. Mempercepat proses penyembuhan luka
Para peneliti di Universitas Ruhr-Universitat Bochum, Jerman, menemukan
bahwa sel kulit manusia mengandung reseptor penciuman untuk aroma minyak cendana.
Ketika reseptor itu diaktifkan, pertumbuhan sel kulit akan terangsang, sehingga bisa
mempercepat proses penyembuhan luka.
4. Mengobati kanker kulit
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Archives of Biochemistry and Biophysics
menunjukkan keberadaan senyawa di dalam minyak cendana, bernama α-santalol,
berpotensi mengobati kanker kulit. Sebab, α-santalol dipercaya mampu membunuh sel
kanker.
5. Mencegah insomnia
Berdasarkan riset pada hewan uji yang dirilis dalam Japanese Journal of
Psychopharmacology, minyak cendana berhasil mencegah insomnia atau gangguan tidur
pada tikus.
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba
Empat