Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asal mula tanaman talas berasal dari daerah Asia Tenggara,
yang berasal dari India, dan menyebar ke China, Jepang, serta ke daerah Asia
Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, yang terbawa
oleh migrasi penduduk. Hal serupa juga di ungkapkan oleh Prana, dkk dalam
Made (2007), bahwa talas berasal dari kawasan tropik Asia Selatan dan
Tenggara. S a a t i n i t a l a s m e r u p a k a n s a l a h s a t u m a k a n a n
y a n g s a n g a t p o p u l e r d i k o n s u m s i oleh masyarakat. Di Propinsi
Irian Jaya talas digunakan sebagai makanan pokok sumber karbohidrat
disamping sagu dan ubijalar (Barrau; Oomen; Karafir; Morren;
Hyndman dalam Anonimus, 1998).
Di samping sebagai sumber pangan, talas juga dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri, misalnya sebagai bahan baku
kosmetik dan p l a s t i k . U m b i t a l a s s a n g a t m u d a h d i k e n a l d a n
d a p a t d i v a r i a s i k a n m e n j a d i b e r b a g a i olahan karena memiliki rasa
yang sangat khas. Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old
cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan ‘ Eddo (e)’. Di beberapa negara dikenal dengan
nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi
(Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao (China)
(Anonimus, 2000). Dan di Indonesia dikenal dengannama
entul, talas, dan keladi (Anonimus,2008).
Colocasia esculenta (L) Schoot, yang termasuk famili Araceae,
yang terdiri dari 1 0 0 l e b i h g e n u s d a n 1 5 0 0 l e b i h s p e s i e s .
S e b a g i a n besar merupakan tanaman di daerah tropik dan sub tropik,
dan terdapat juga spesies Araceae yang tergolong dalam kelompok
tumbuhan epifit. Beberpa ciri umum genus dapat dikenali pada talas
yang dibudidayakan. Jenis tanaman yang menghasilkan kormus anak
(kormel) disebut talas atau bentul (dasheen) sedangkan yang
menghasilkan kormus agak kecil dengan kormel yang sedikit kecil disebut
keladi (eddoe) ( R u b a t z k y dalam A n o n i m u s , 2 0 0 9 ) .
BAB II
ISI

A.KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia esculenta (L.) Schott

B.EKOLOGI
Talas dapat tumbuh diberbagai negara seperti India
B a r a t , A f r i k a B a r a t d a n Utara. Bahkan di Asia, tanaman talas ditanam
secara luas di China dan diseluruh Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan
tengah serta daerah Mindanao dan Bikol.
Di Indonesia tanaman talas bisa dijumpai paling banyak di Bogor,
Malang, dan Bali. Talas sudah dikenal oleh masyarakat pedalaman karena
umbinya lezat dan mudah diolah baik digoreng atau dibuat keripik dan produk
olahan lainnya.
Tanaman talas juga bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan
dan tersebar dari tepi pantai sampai kepegunungan di atas 1000 m dari
permukaan laut, baik liar maupun di tanam. Pusat pengembangan talas
diIndonesia terdapat di Kota Bogor dan Malang yang menghasilkan
beberapa kultivar. Mulai dari Talas Sutera, Talas Bentul dan Talas Ketan.
Talas Sutera memiliki daun yang berwarna hijau muda dan berbuluhalus seperti
Sutera. Umbinya kecoklatan yang dapat berukuran sedang sampai besar.
Sedangkan Talas Bentul memiliki umbi yang relatif lebih besar dan
berwarna kuning muda. Sedangkan warna batangnya lebih ungu di banding
Talas Sutera. Talas Ketan warna pelepahnya hijau tua kemerahan. Di
Bogor dikenal pula jenis talaslainnya, yaitu: Talas Mentega (Talas
Gambir/Talas Hideung), karena batang dan daunnya berwarna ungu
gelap, dan biasanya tidak di kosumsi karena rasanya tidak enak at au
gatal. Contoh lainnya adalah Talas Sente yang berbatang dan berdaun
besar, banyak digunakan untuk pajangan dan daunnya sering digunakan
untuk makanan ikan. Sedang talas Bolang m e m u n ya i r a s a ya n g g a t a l ,
d e n g a n b a t a n g d a n d a u n ya n g b e r t o t o l - t o t o l ( A n o n i m u s , 2000).
Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan
bahan organik atau humus. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan
berbagai jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada
lapisan tanah yang bebas air tanah, tanah vulkanik, andosol, tanah latosol.
Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan
penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh paliing kurang dengan suhu
25-30 C dan kelembaban tinggi.

Gambar 1. Jenis-jenistalas. Sumber:Anonimus (2000)


C. A N A T O M I
Talas merupakan tanaman monokotil, secara umum anatomi dari
talas terdiri dari anatomi akar, yang tersusun dari epidermis, korteks,
endodermis, perisikel, floem,xylem, dan pith. Untuk gambaran lebih lengkapnya
dapat dilihat di Lampiran.Sedangkan untuk anatomi batang talas tersusun
atas epidermis, eksodermis, korteks,floem, dan xylem. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat di Lampiran. Anatomi daun pada tanaman talas tersusun atas
epidermis, mesofil, dan jaringan pengangkut.

Gambar 2. Anatomi Daun (Sumber: Gondim, dkk, 2008)

D.MORFOLOGI
Akar tanaman ini termasuk sistem perakaran liar, berserabut dan dangkal,
dimana akar berasal atau tersusun atas sekelompok akar adventif yang
terletak pada b a t a n g ya n g s a n g a t p e n d e k d a n b e r b e n t u k b e n a n g
( f i l i f o r m i s ) C.esculenta termasuk tanaman herba bergetah, batang berada di
bawah tanah yang berbentuk umbi juga menambahkan batang talas berbentuk
bulat (menyilinder) berwarna coklat agak kehitaman dilengkapi dengan
kuncup ketiak yang terdapat diatas lampang daun tempat munculnya umbi baru,
tunas (stolon) dan terkadang diseliputi oleh bulu-bulu yang halus. Jarak antar ruas
batang sangat sempit atau pendek. Arah tumbuh batang tegak, sehingga berdasar
kan arah tumbuhnya cabang maka talas memiliki model a rsitektur
“Chamberlain”. Tinggi tanaman ini antara 0,5 - 1,5 m dan memiliki daun
berjumlah 2 sampai d e n g a n 5 h e l a i . D a u n m e r u p a k a n d a u n l e n g k a p
d a n d a u n t u n g g a l . T a n g k a i d a u n berwarna hijau, lembut, panjang ± 20 –
60 cm, padat berisi, tetapi memiliki banyak rongga udara yang
memungkinkan tanaman beradaptasi terhadap kondisi tergenang, dan
bergaris-garis tua. Sifat umum talasan adalah terdapatnya cairan getah menggigit
yang ditemukan di seluruh jaringan (Anonimus,2009).
Daun berbentuk perisai, berwarna hijau dan terkadang agak
kekuning-kuningan. P a n j a n g d a u n b e r k i s a r a n t a r a 2 0 - 5 0 c m .
Pangkal daun berlekuk (emarginatus) dan ujungnya
meruncing (acuminatus). Ibu tulang daun besar dan dapat dibedakan
dengan jelas dengan anak-anak tulang daun lainnya. Tepi daun rata, dengan
pertulangan daun m e n j a r i ( p a l m i n e r v i s ) d a n t i p e p e r u r a t a n d a u n
m e m a t a j a l a . D a g i n g d a u n s e p e r t i k e r t a s ( p a p yr a c e u s ) t i p i s t a p i
k u a t ( H i d a ya t , 1 9 9 4 ) .
P e r m u k a a n d a u n b a g i a n b a w a h b e r l a p i s lilin (pruinosus),
dan memiliki tekstur yang kasap sedangkan bagian atas daun berwarna
lebih cerah. Batang sangat pendek, biasanya terbungkus oleh pelepah daun dan
berbentuk umbi (bongkol) yang seringkali kita konsumsi . Perbungaannya
terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai. Bunga jantan dan bunga betina terpisah,
yang betina berada di bawah, bunga jantan di bagian atasnya, dan bunga mandul
terdapat diantara bunga jantan dan bunga betina. Buah bertipe buah
buni. Bijinya banyak, bentuk bulat telur, panjangnya ± 2 mm
(Anonimus,2000).
Gambar4.Perbungaan pada talas
Perbungaan talas (tongkol bunga di dalam, diselimuti oleh seludang yang
ujungnya meruncing).B. Tongkol bunga dengan bagian -bagian : 1.
Ujung (ekor) yang runcing, 2. Kelompok bunga-bunga jantan, 3. bagian
tongkol yang steril,4. Kelompok bunga-bunga betina.
E.FISIOLOGI
Syarat Pertumbuhan
Iklim
a) Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di
daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat
dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan tinggi)
dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada
kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang
beriklim rendah atau iklim panas.
b) Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas
adalah 175 cmpertahun. Talasjuga dapat tumbuh di dataran
tinggi, pada tanah tadah hujan dantumbuh sangat baik pada lahan
yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih.

Media Tanam
Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus
tumbuh di tanah drainase baik dan pH 5,5 – 6,5. Tanah yang
bergambut sangat baik untuk talas tetapi harus diberi kapur 1
ton/ha bila pH nya di bawah 5,0. Tanaman talas membutuhkan
tanah yang lembab dan cukup air, bila tumbuhan kekurangan
air, maka kadar auksin akan meningkat dan terjadi pemacuan
terhadap sintesis absisin Bagi tumbuhan talas ketersediaan
air sangat mempengaruhi pertumbuhan. Oleh sebab itu,
musim tanam yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang
musim hujan, sedang musim panen tergantung kepada kultivar yang
ditanam.
Ketinggian Tempat
Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1 3 0 0 m dari
p e r m u k a a n l a u t . D i I n d o n e s i a sendiri talas dapat tumbuh di
daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian 2000 m dari
permukaanlaut, meskipun sangat lama dalam memanennya
.
Kandungan Gizi
Dalam talas terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi,
rendah lemak dan terdapat kandungan serat yang cukup baik untuk
memperlancar kerja pencernaan. Kandungan vitamin yang terdapat
dalam umbi talas diantaranya vitamin C, vitamin E, vitamin B6, dan
betakaroten.

F. CARA BUDIDAYA TALAS


Pembibitan
Pembibitan tanaman talas dapat dilakukan dengan tunas atau umbi.
1) Penyiapan Bibit
Pada umumnya pertanaman talas masih dijalankan secara tradisional,
dimana bibit yang berupa anakan, diperoleh dari pertanaman sebelumnya.
Bibit yang baik merupakan anakan kedua atau ketiga dari pertanaman
talas. Anakan tersebut setelah dipisahkan dari tanaman induk, disimpan di
tempat yang lembab, untuk digunakan padamusim tanam berikutnya.
2) Teknik Penyemaian Bibit
Penanaman talas sangat mudah dilakukan hanya memerlukan ketekunan
danke terampilan sederhana. Pertama persiapkan bibit yang berasal dari
tunas atau umbi.Bila bibit diambil dari tunas, maka tunas itu diperoleh dari
talas yang telah berumur 5 – 7 bulan, yaitu tunas kedua dan dan ketiga.
Bila bibit berasal dari umbi, sebaiknya dipilih bagian umbi yang dekat titik
tumbuh, kemudian iris dan tinggalkan satu mata bakal tunas. Umbi yang
diiris dianginkan dulu dan waktu disemaikan lapisan bagian dalam irisan
dilapisi abu. Baru setelah berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada
tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm
dan dalam 30 cm. Pengaturan jarak tanam tergantung dari varietas dan
ukuran tanaman. Talas biasanya ditanam dalam dua baris di
bedengan selebar 1,2 m, dengan jarak 45 cm di dalam baris.
3). Pemindahan bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan setelah tunas diperoleh dari talas yang
telah berumur 5– 7 bulan, yaitu tunas kedua dan dan ketiga. Kalau bibit
dari umbi, yaitu setelah umbi berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada
tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm
dan dalam 30 cm.

Pengolahan Media Tanam


1) Penyiapan Lahan
Di dalam pengolahan maupun penyiapan lahan, tanahnya harus gembur
dan lepas. Cara pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu pengolahan tanah setelah tanaman padi dan setelah tanaman sayuran.
Pengolahan tanah setelah tanam padi mulai dengan pembabatan jerami.
Jerami tersebut kemudian ditumpuk kemudian di bakar. Tanah dibiarkan
beberapa hari, baru kemudian dicangkul, dihaluskan dan dibuat
bedeng-bedengan dan pemupukan dasar. Pengolahan tanah jika
talas di tanam setelah tanaman sayuran, dilakukan
d e n g a n m e n y i a n g i g u l m a , mencangkul, membuat bedeng-
bedengan dan pemupukan dasar.
2) Pembentukan Bedengan
Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m,
sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lebar petakan
lahan dengan jarak 45 cm atau berkisar 70 x 70 atau 50 x 70 cm atau
kombinasi yang lain.
3) Pengapuran
Talas dapat tahan terhadap tanah basah tetapi tidak mendapatkan hasil
tinggi, tanah harus gembur dan lepas.Tanah ya n g
b e r g a m b u t s a n g a t b a i k , t e t a p i h a r u s diberi 1 ton/ha kapur bila
pH nya di bawah 5,0.
4) Pemupukan
Pemupukan talas dapat dilakukan dengan pupuk kandang atau
pupuk buatan seperti urea, TSP dan KCl atau campuran
ketiganya. Jumlah pupuk yang diberikan tidak banyak, cukup 2
sendok saja (untuk pupuk buatan) dan dua genggaman untuk
pupuk kandang untuk satu tanaman. Setelah di pupuk, diatasnya
kemudian ditambahkan tanah yang dicampur dengan jerami.

Teknik Penanaman
1). Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam talas adalah 75 x 75 cm dan dalam 30 cm atau 70 x 70 cm
atau 50 x70 cm. Keragaman jarak tanam ini biasanya disesuaikan
dengan kondisi tanah dan keadaan musim. Penanaman di lahan
sawah cenderung menggunakan jarak tanam yang lebih rapat dari
musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim panas penyinaran
cahaya matahari dapat berlangsung sepanjang hari sehingga
dengan jarak tanam yang rapat pun kelembaban udara di sekitar
tanaman tetap optimum. Jika pada musim hujan digunakan jarak
tanam yang rapat maka tanaman akan kurang menyerap sinar matahari dan
kelembaban di sekitar tanaman menjadi tinggi. Hal ini akan
meningkatkan resiko serangan penyakit.
2) Cara Penanaman
Penanaman talas sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau bila
curah hujan merata sepanjang tahun. Cara penanaman bibit talas,
yaitu meletakkan bibit talas tegak lurus di tengah-tengah lubang,
kemudian ditimbun sedikit dengan tanah agar dapat berdiri
tegak. Penimbunan ini kira-kira 7 cm, sehingga lubang tanam
tidak seluruhnya tertutup oleh tanah.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan danPembubunan
Penyiangan biasanya dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam.
Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman bebas dari gangguan
gulma yang dapat menjadi pesaing dalam penyerapan unsur-
unsur hara. Untuk memperoleh umbi yang besar dan bermutu
m a k a p e r l u p e n yi a n g a n t e r h a d a p r u m p u t - r u m p u t l i a r d i
sekitar tanaman. Pembubunan perlu dilakukan untuk
menutup pangkal batang dan akar-akar bagian atas agar
tanamanlebih kokoh dan tahan oleh terpaan angin. Pembubunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
2) Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu
mencampur sebanyak 1 ton pupuk kandang/hektar. Sedangkan
pemupukan pertama dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam,
yaitu dengan menggunakan sebanyak 100 kgurea dan 50 kg TSP
per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat
lubang pupuk disamping lubang tanam 3 cm. Pemupukan kedua
dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan dan umur 5
bulan masing-masing menggunakan urea sebanyak 100
kg/hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan
disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3
bulan dan 10 cm pada pemupukan umur 5 b u l a n .
3) Pengairan dan Penyiraman
Talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Sehingga bila
tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau
yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam
yang cocok untuk tanaman talas ini ialah menjelang musim
hujan, sedangkan musim panen bergantung kepada kultivar yang
di tanam.

PANEN
Ciri dan Umur Panen
Tanaman talas dipanen setelah berumur 6-9 bulan, tetapi ada
yang memanennya s e t e l a h b e r u m u r 1 t a h u n , d a n a d a p u l a
k u l t i v a r ya n g 4 - 5 b u l a n s u d a h d a p a t d i p a n e n , sebagai contoh:
talas genjah masak cepat, talas kawara 5 bulan, dan talas lenvi dan
talas dalam. Misalkan di kota Bogor ada talas bentul, dipanen
setelah berumur 8-10 bulan dengan umbi yang relatif lebih besar dan
berwarna lebih muda dan kekuning-kunigan dan masih ada lagi
talas-talas lain, seperti: talas sutera yang dipanen pada umur 5-6
bulan, yang umbinya berwarna kecoklat -coklatan yang dapat
berukuran sedang sampai besar dan masih banyak lagi talas yang ada
di bogor (talas mentega atau talas gambir, talas ketan, dan talas
balitung).

Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara menggali umbi talas, lalu pohon talas
dicabut dan pelepahnya di potong sepanjang 20 -30 cm dari pangkal
umbi serta akarnya dibuang dan umbinya di bersihkan dari tanah
yang melekat.

Periode Panen
Masa panen talas perlu mendapat perhatian yang cermat sebab waktu
panen yang tidak tepat akan menurunkan kualitas hasil. Panen yang
terlalu cepat akanmenghasilkan talas yang tidak kenyal dan pulen,
sebaliknya jika panen terlambat akan menghasilkan umbi talas yang
terlalu keras dan liat. Talas pada lahan sawah dirotasikan dengan
tanaman padi dan jenis sayuran lainnya. Tanaman padi ditanam satu
atau dua kali pada saat musim hujan yaitu sekitar bulan September
sampai Januari. Pada musim kemarau (bulan Februari sampai Mei)
lahan sawah ditanami sayuran kemudian talas sampai bulan Desember
atau Januari.

PASCAPANEN
Pengumpulan
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah
dijangkau oleh angkutan.

Penyortiran dan Penggolongan


Pemilihan atau penyortiran umbi talas sebenarnya dapat dilakukan pada
saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi talas dapat
dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat.
Penyortiran dilakuk an untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari
kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya
umbi serta bercak hitam/garis -garis pada daging umbi.

Pengemasan dan Pengangkutan


Pengemasan umbi talas bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan
selama dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/dalam negeri dikemas
dan dimasukkan dalam karung-karung goni atau keranjang terbuat dari bambu
agar tetap segar.
Gambar 5. Talas Bentul. Sumber: Anonimus (tanpa tahun)

G. HAMA dan PENYAKIT


Hama
a). Serangga aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae)
Baik nimfa maupun dewasa yang bersayap dan tidak bersayap mengisap cairan
daun. Gejala: daun menjadi agak keriting.
b) Ulat heppotion calerino (Lepidoptera: Sphingidae)
Gejala: Ulat berukuran besar dan sangat rakus yang dapat memakan seluruh
helai daun, bahkan populasi tinggi dapat makan pelepah daun juga, sehingga
tanaman
menjadi gundul.
c) Serangga agrius convolvuli (kupu-kupu: Sphingidae)
Gejala: Ulat memakan tangkai daun sehin gga tanaman menjadi gundul.
d) Serangga tarophagus proserpina (Hemiptera: Delphacidae)
Gejala: serangga dewasa dan nimfa mengusap cairan pelepah daun, sehingga
warnanya berubah menjadi coklat.
e) Serangga bemisia tabaci (Hemiptera: Aleurodidae)
Nimfa dan dewasanya di permukaan bawah daun, dan mengisap cairan daun.
Gejala: pada serangan yang berat daun menjadi kering, pertumbuhan terhambat
dan tanaman menjadi kerdil.
f) Ulat spodoptera litura (kupu-kupu: Noctuidae)
Gejala: daun yang terserang oleh kelompo k ulat yang masih kecil akan
kehilangan lapisan epidermisnya sehingga menjadi transparan, dan akhirnya
kering. Ulat yang lebih besar akan tersebar dan masing -masing makan daun.
g) Serangga tetranychus cinnabarinus (Acarina: Tetranichidae)
Gejala: helai daun yang terserang nampak bintik -bintik putih atau kuning,
karena serangga tersebut mengisap cairan daun. Apabila populasi sangat tinggi
daun kelihatan memutih, kemudian layu dan mati. Apabila diamati nampak
banyak sekali tunggau yang berwarna merah terleta k di permukaan bawah
daun. Tunggau disebarkan oleh manusia dan angin.
h) Hepialiscus sordida (kupu-kupu: Hepialidae)
Gejala: daun yang terserang menjadi berlubang dengan garis tengah 5 -10 cm,
dan di isi oleh kotorannya. Pada serangan berat seluruh umbi te rserang
sehingga tinggal pangkal batangnya saja, sehingga tanaman mudah di cabut.
Tanaman yang terserang pertumbuhannya agak kurang tegar dibanding dengan
tanaman sehat. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini cukup besar pada
lahan kering. Serangan meningkat apabila petani menggunakan pupuk
kandang.
Penyakit
Penyakit hawar daun (Phytophtora colocasiae)
Gejala: terdapat bercak kecil berwarna kehitaman, kemudian membesar
menjadi hawar. Bagian daun yang terserang mengering, pada serangan berat
seluruh daun mengering.

H. MANFAAT TUMBUHAN TALAS


Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan
tambahan. Anonim dalam Mamik (2007), menyatakan bahwa talas dijual di
pasar dalam bentuk segar, tetapi terdapat pula dalam bentuk umbi beku atau
umbi dalam kaleng, dengan ukuran dan bentuk umbi tertentu yang memenuhi
syarat. Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin.
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Umbi, pelepah daunnya
banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat maupun pembungkus.
Umbi talas juga dapat diolah menjadi keripik talas yang gurih , burger, serta
dapat diolah menjadi bioethanol dan biogas.

Gambar 6. Burger Talas


Proses bioethanol pada talas dilakukan dengan cara umbi talas tersebut
direbus. Kemudian dibusukkan lewat proses fermentasi. Sama seperti membuat
tape, umbi talas yang telah direbus tersebut diberi bahan yang bernama ragi.
Setelah melalui proses fermentasi beberapa hari, keluar cairan dari umbi
tersebut. Cairan yang mengandung alkohol itu biasa disebut badek. Badek
inilah yang kemudian diproses menjadi bioethanol. Melalui proses
penyulingan. Dari tujuh kilogram umbi talas yang difermentasi, bisa dihasilkan
satu liter bioethanol. Dan untuk biogas caranya dapat dilakukan dengan
mencampurkan sisa akar, batang, dan daun dengan air dan kemudian dialiri ke
dalam suatu kubah sehingga dihasilkan gas metana, yang sering kita sebut
dengan biogas. Daun, sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi. Tanaman
ini mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan
karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering. Akar
rimpang talas juga dapat dibuat bubur, dan dipercaya sebagai obat encok dan
cairan a kar rimpang talas digunakan untuk obat bisul. Di Irian jaya, talas
digunakan sebagai makanan pokok (Anonimus, 2008). Rempah, rimpang, dan
umbi talas memiliki efek farmakologis sehingga berguna sebagai obat
antipembengkakan (antiswelling).
Talas bisa mengatasi berbagai penyakit di antaranya diare, disentri,
muntah darah, radang ginjal, benjolan kelenjar limpa, kutil, digigit serangga,
sakit pada tulang, sendi, otot, pembengkakan, eksim, bisul, dan luka terkena
benda tajam.
Mengatasi diare – 30 gram batang talas dan 30 gram tumbuhan patikan
kebo (Euphorbia hirta), direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc.
Ramuan kemudian disaring dan diminum airnya selagi hangat. Disentri – 20
gram akar talas segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Tamba
hkan gula pasir secukupnya lalu disaring dan diminum airnya hangat -hangat.
Muntah darah - 50 gram bunga talas, 100 gram akar teratai, direbus dengan
800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya selagi
hangat. Radang ginjal – 500 gram talas, diiris lalu dijemur hingga kering,
sangrai sebentar dan digiling hingga menjadi bubuk. Kemudian ambil 15 gram
bubuk talas tersebut, seduh dengan air panas dan tambahkan gula merah
secukupnya, lalu diminum. Mengatasi benjolan kelenjar limpa – talas
dijemur hingga kering lalu digiling hingga menjadi bubuk. Ambil 60 gram
bubuk tersebut, tambahkan 25 gram rumput laut che chai (dapat dibeli di toko
Cina) dan air secukupnya lalu diminum. Kutil – talas dipotong lalu diambil
getahnya dan dioleskan pada bag ian yang sakit. Mengatasi sakit digigit
serangga – daun talas secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian
yang sakit. Sakit pada tulang – sendi, otot, dan pembengkakan, talas
secukupnya dikupas kulitnya lalu dihaluskan dan ditambahkan cuka beras putih
dan minyak wijen. Diaduk lalu dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
Mengatasi eksim – talas secukupnya dikupas kulitnya dan 3 siung bawang
putih, dihaluskan lalu dioleskan pada bagian yang sakit. Bisul - talas
secukupnya dijemur lalu ditumbuk hingga menjadi bubuk. Tambahkan jus
lidah buaya, diaduk, lalu dioleskan pada bisul. Jika luka terkena benda tajam,
daun talas yang masih muda dihaluskan lalu dioleskan pada bagian tubuh yang
sakit.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asal mula tanaman talas berasal dari kawasan tropik Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Di Indonesia, pengembangan tanaman talas terdapat di Kota
Bogor dan Malang yang menghasilkan beberapa kultivar.
Tanaman talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari
metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin,
gula dan asam-asam organik. Dari segi morfologi, tanaman talas memiliki
perakaran serabut yang berasal dari sekelompok akar adventif. Batangnya
tumbuh tegak, dengan arah cabang mengikuti model arsitektur “Chamberlain”.
Dan termasuk kedalam daun lengkap. Manfaat dari tanaman talas adalah dapat
dijadikan sebagai makanan pokok dan makanan tambahan serta dapat di olah
menjadi bioethanol dan biogas.

B. Saran
Diharapakan pengolahan lebih lanjut dan pemanfaatan yang lebih banyak
terhadap tanaman talas, demi memenuhi kebutuhan sumber energi umat
manusia yang ada di muka bumi secara umum dan rakyat Indonesia secara
khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. http://www.unsjournals.com/D/D0801/D080113.pdf . Tanggal akses


23 September 2009.

Anonimus. 1998. http://www.papuaweb.org/dlib/tema/ubi/paiki -etal-1998-


plasma-nutfah.pdf. Tanggal akses 23 September 2009.

Anonimus. 2000. http://www.warintek.ristek.go.id/pertani an/talas.pdf. Tanggal


akses 23 September 2009.

Anonimus. 2007. http:///indoplasma.or.id/publikasi/buletin pn/pdf/buletin pn


13 2 2007 49-55 mamik.pdf. Tanggal akses 23 September 2009.

Anonimus. 2008. http://www.balitbangjateng.go.id/kegiatan/rud/2008/6 -


ethanol%20fuel%20grade.pdf. Tanggal akses 23 September 2009.

Anonimus. 2008.http://yellashakti.wordpress.com/2008/01/30/penghilangan -rasa-


gatalpada-talas/. Tanggal akses 23 September 2009.

Anonimus. 2009. http://biologyonly.blogspot.com/2009/09/identifikasi -talas-


colocasiaesculenta. html. Tanggal akses 23 September 2009.

Firdaus, L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat
Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru

Gondim, A., Puiatti, M., Ventrella, M., Cecon, P., 2008 . Plasticidade Anatômica
daFolha de Taro Cultivado Sob Diferentes Condições de Sombreamento
Bragantia,Campinas, v.67, n.4, p.1037-1045.
Hidayat, E.B. 1994. Morfologi Tumbuhan. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
JalanPintu Satu. Senayan. Jakarta. Van Steenis, Dr.C.G.G.S. 2006. Flora. PT.
Pradnya Paramita. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai