Anda di halaman 1dari 11

Makalah Budidaya Tanaman Tahunan dan Semusim

BUDIDAYA TANAMAN PADI

Disusun oleh:
Heldyana Nawwara Khansa’
Khairun Nisa Waleny
Ninda Fadilla
Nonny Silvia Navega
Sarah Melisa
Tania Izmahani
Wahyuni Aulia Sitorus
Waode Neysa Cantika

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Padi (Oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat
Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar
petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.
Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan
kegiatan menanam padi di sawah.
Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah
secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak,
pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan
oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di
beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah
dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga
kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan
cara pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah
sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul
penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin
terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh
petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara
terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.
Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk
hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di
lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan
air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat
diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun
kebutuhan airnya harus terpenuhi.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca bisa lebih
mengetahui sejarah hingga teknik budidayanya.
BAB II
PEMBAHASAN

1.3. Sejarah Tanaman Padi

Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies,


tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan
Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza
fatua koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi
lainya yaitu Oryza stapfii roschev dan Oryza glaberima steund berasal dari Afrika
barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis
dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi
diusahakan didaerah tanah kering dengan sistem ladang, akhirnya orang berusaha
memantapkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya
kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah
Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.

1.4. Klasifikasi Tanaman Padi


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : (suku rumput-rumputan)
Spesies : Oryza sativa L

1.5. Morfologi Tanaman Padi

1. Akar
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang
berfungsi menyerap air danzat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke
bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :
a. Radikula
Akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang
berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan
ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan
tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
b. Akar serabut (adventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c. Akar rambut
Merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut.
Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting
dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur
pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
d. Akar tajuk (crown roots)
Akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi
berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang
dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah, maka akar-akar dangkal
mudah berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami
perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yang baru atau bagian akar
yang masih muda berwarna putih.

2. Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun
dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung
bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama.
Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang
ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya.
Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas
sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah
memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula
(lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang
memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang
terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera.
Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah
timbul ruas yang menjadi bulir padi. Pertumbuhan batang tanaman padi adalah
merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6
mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah
kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunas orde pertama.

3. Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang
berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi
adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi
dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi
adalah :
a. Helaian daun; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang
seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang
bersangkutan.
b. Pelepah daun (upih); merupakan bagian daun yang menyelubungi batang,
pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang
jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c. Lidah daun; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih.
Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun
duduknya melekat pada batang.
Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan
pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi
penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan koleoptil.
Koleoptil keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai
permukaan air. Koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun
pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun
bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera
merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun
lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai
padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi
daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon
daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun
baru) mempunyai selang waktu 7 hari dan 7 hari berikutnya akan muncul daun
baru lainnya.

d. Bunga
Sekumpulan bunga padi yang keluar dari buku paling atas dinamakan
malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan
sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai
tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Dari sumbu
utama pada ruas buku yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian
bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai
pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang
(lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah,
yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah
cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi
varietas baru, setiap malai bisa mencapai 100-120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6
buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua
kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala
putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu
(Departemen Pertanian, 1983). Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
a) kepala sari
b) tangkai sari,
c) palea (belahan yang besar),
d) lemma (belahan yang kecil),
e) kepala putik,
f) tangkai bunga,
g) buah

Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,
sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea.
Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea
serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah.

1.6. Syarat Tumbuh

Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun
sekitar 1500-2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0-1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm dengan pH antara 4-7.

1.7. Teknik Budidaya

Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan


hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak
dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses
pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama
harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang
sering kali menurunkan produksi.
1. Persemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan
persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di
persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu
persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk
mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
2. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
 Pembersihan
 Pencangkulan
 Pembajakan
 Penggaruan
 Perataan
3. Penanaman
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a) Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk
ditanami bibit padi.
b) Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it tersebut
segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit.
c) Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
 Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari (tergantung jenis
padinya, genjah/dalam) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah
disiapkan.
 Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah sistem
larikan (cara tanam), jarak tanam, hubungan tanaman, jumlah tanaman tiap
lobang, kedalam menanam bibit, cara menanam.

4. Pemeliharaan
Meliputi :
a. Penyulaman dan penyiangan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyulaman yaitu bibit
yang digunakan harus jenis yang sama, bibit yang digunakan merupakan sisa bibit
yang terdahulu, penyulaman tidak boleh melelewati 10 hari setelah tanam, selain
tanaman pokok (tanaman pengganggu) supaya dihilangkan.
b. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan menjadi pengairan secara terus-
menerus dan pengairan secara piriodik.
c. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan
sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan/produksi.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
1) Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: Menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang
memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian: Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat,
melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun. Menggunakan
BVR atau Pestona.
2) Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan,
pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian: BVR atau Pestona.
3) Wereng
Penyerang batang padi : Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), Wereng
padi berpunggung putih (Sogatella furcifera). Wereng penyerang daun
padi: Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).Merusak
dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala: Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok
tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian: Bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan
wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan
lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan
kumbang lebah. Penyemprotan BVR.
4) Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala: Buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna
coklat dan tidak enak, pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir
padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: Bertanam serempak, peningkatan kebersihan,
mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti
jangkrik, laba-laba. Penyemprotan BVR atau Pestona.
1.8. Pengolahan Tanah Tanaman Padi

Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang
semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan
membusuk menjadi humus, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat
menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan
pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah
diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak
boros air dan mempermudah perawatan tanaman.

1.9. Tahapan Pengolahan Tanah

Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan–


kegiatan sebagai berikut :
1. Perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran
Sebelum penggarapan tanah dimulai, Pematang/Galengan harus
dibersihkan dari rerumputan, diperbaiki, dan dibuat cukup tinggi. Fungsi utama
untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan,
sebab dalam penggarapan tanah air tidak boleh mengalir keluar. Fungsi
selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman
padi.
Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rumput-rumput.
Kegiatan ini bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah
biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman
pada bidang olah dibersihkan sebelum tanah diolah.
2. Pencangkulan
Setelah dilakukan perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran, tahap
berikutnya adalah pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk
memperlancar pekerjaan bajak atau traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan
bersamaan dengan saat pengolahan tanah.
3. Pembajakan dan Penggaruan
Pembajakan dan Penggaruan merupakan kegiatan yang berkaitan. Kedua
kegiatan tersebut bertujuan agar tanah sawah melumpur dan siap ditanam padi.
a. Pembajakan
Airi petakan sawah seminggu sebelum pembajakan, untuk melunakan
tanah dan menghindarkan melekatnya tanah pada mata bajak. Terlebihdahulu
dibuat alur ditepi dan ditengah petakan sawah agar air cepat membasahi saluran
petakan. Kedalaman dalam pembajakan + 15-25 cm. Hingga tanah benar-benar
terbalikan dan hancur.
Adapun manfaat dari pembajakan adalah sebagai berikut :
1) Pemberantasan gulma, sebab dengan pembajakan tumbuhan dan biji gulma
akan terbenam.
2) Menambah unsur organik, karena pupuk hijau yang berasal dari rumput
akan terbenam dan tercampur dengan tanah.
3) Mengurangi pertumbuhan hama penyakit.
Setelah dibajak tanah segera harus digenangi, untuk mempercepat
pembusukan sisa-sisa tanaman dan menghindari hilangnya nitrogen juga
melunakan bongkahan tanah yang disebabkan pembajakan. Penggenangan
dilakukan selama kira-kira seminggu.
b. Penggaruan
Sebelum penggaruan dimulai, terlebihdahulu air didalam petakan dibuang,
ditinggalkan sedikit untuk membasahi bongkahan bongkahan tanah. Selama
penggaruan, saluran pemasukan dan pembuangan air harus ditutup, untuk menjaga
supaya sisa air jangan sampai habis keluar dari petakan. Dengan cara menggaru
tanah memanjang dan melintang, bongkahan-bongkahan tanah dapat dihancurkan.
Dengan penggaruan yang berulang-ulang :
1) Peresapan air ke bawah dikurangi
2) Tanah menjadi rata
3) Penanaman bibit menjadi mudah
4) Rumput-rumput yang ada akan terbenam
Setelah penggaruan pertama, sawah digenangi lagi selama 7-10 hari.
4. Peratakan
Proses perataan sebenarnya adalah penggaruan yang kedua, yang
dilakukan setelah lahan digenangi 7-10 hari. Pengaruan yang kedua ini dilakukan
dengan maksud :
 Meratakan tanah sebelum tanam pindah
 Membenamkan pupuk dasar guna menghindari denitrifikasi
 Melumpurkan tanah dengan sempurna
Tahapan pengolahan tanah mulai dari perbaikan pematang/galengan
sampai perataan memerlukan waktu ± 25 hari atau ± sama dengan umur bibit di
persemaian.

1.10. Pengolahan Tanah ( 3 Fase)

1. Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air.


2. Membajak sebagai awal pemecahan bongkah dan membalik tanah.
3. Menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan tanah.
Untuk 3 fase pengolahan tanah tersebut menggunakan 1/3 kebutuhan air
dari totalkebutuhan air selama pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dengan
cara basah yaitu tanah sawah dibajak dalam keadaan basah dan digaru memanjang
dan menyilang sampai tanah melumpur dengan baik. Pengolahan tanah paling
lambat 15 hari sebelum pemindahan bibit.

1.11. Ciri – Ciri Tanah Siap Diolah dan Siap Ditanami

1. Tanah terolah sampai berlumpur


2. Air tidak lagi banyak merembes ke dalam tanah
3. Permukaan tanah rata
4. Pupuk tercampur rata
5. Bersih dari sisa gulma dan tanaman
BAB III
KESIMPULAN
1. Padi memiliki morfologi diantara lain terdapat akar, batang, daun, bunga dan
buah/malai. Dimana padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang
25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika,
Amerika dan Australia.
2. Teknik pengolahan tanah yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak
dilakukan perbaikan pematang/galengan sampai perataan. Dalam proses
tahapan pengolahan tanah harus diperhatikan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Epetani. 2010. Pengolahan Lahan Padi Sawah. http://epetani.pertanian.go.id

Hardyya. 2012. Pengolahan Tanah Sawah. http://jelajahfapertart.blogspot.com

Mars, Santa. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Padi.


http://newfachrulislami.blogspot.com

Purniati, Popy. 2013. Makalah Tentang Padi Sawah.


http://popypurniati.blogspot.com

Solah, Aa. 2012. Pengolahan Tanah Pada Tanaman Padi.


http://www.caragampang.com

Tikha, Tjatoer. 2011. Pengolahan Lahan Sawah.


http://tjatoertikha2712.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai