0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
93 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang gembili, termasuk klasifikasinya, struktur morfologi, komposisi kimia, dan penanganan pascapanen. Gembili merupakan tanaman umbi yang tumbuh di bawah tegakan hutan dan mengandung karbohidrat serta senyawa bioaktif lainnya. Umbi gembili dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat atau bahan campuran sayuran setelah dimasak. Pengeringan merupakan cara
Dokumen tersebut membahas tentang gembili, termasuk klasifikasinya, struktur morfologi, komposisi kimia, dan penanganan pascapanen. Gembili merupakan tanaman umbi yang tumbuh di bawah tegakan hutan dan mengandung karbohidrat serta senyawa bioaktif lainnya. Umbi gembili dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat atau bahan campuran sayuran setelah dimasak. Pengeringan merupakan cara
Dokumen tersebut membahas tentang gembili, termasuk klasifikasinya, struktur morfologi, komposisi kimia, dan penanganan pascapanen. Gembili merupakan tanaman umbi yang tumbuh di bawah tegakan hutan dan mengandung karbohidrat serta senyawa bioaktif lainnya. Umbi gembili dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat atau bahan campuran sayuran setelah dimasak. Pengeringan merupakan cara
Gembili (Dioscorea esculenta L.) merupakan tanaman jenis umbi dari
keluarga Dioscoreacea. Tanaman jenis Dioscoreacea bisa tumbuh dibawah tegakan hutan. Tanaman Gembili merupakan bukan tanaman pokok yang dibudidayakan atau subsiten, karena pemanfaatannya masih terbatas. Kelebihan tanaman gembili atau tanaman yang masuk dalam kelompok dioscorea adalah mengandung senyawa bioaktif atau senyawa fungsional
Klasifikasi Gembili menurut Burkill 1917:
Kingdom : Plantae Phylum : Angiospermae Class : Liliatae Subclass : Liliadae Ordo : Liliades Familia : Diosoreaceae Genus : Dioscorea
II. STRUKTUR DAN MORFOLOGI
Struktur Morfologi Gembili yaitu : 1. Akar dan Batang Pada tanaman Gembili akar-akarnya seringkali berduri. Sedangkan batang tumbuhan gembili tegak dan memanjat melingkar. Bagian dasar batang berduri dan bagian atas tidak berduri. Tanaman ini bisa tumbuh hingga mencapai 3-5 meter. 2. Daun Daun gembili merupakan daun tunggal yang letanya berselang-seling dan berbentuk menyerupai jantung hati. Pada pangkal daunnya seringkali terdapat duri dan warna dari tanaman gembili adalah hijau 3. Buah Buah atau umbi tanaman gembili menyerupai umbi jalar dengan memiliki ukuran yang sebesar kepalan tangan orang dewasa dan berwarna coklat serta daging buahnya yang berwarna putih. Setiap satu tanaman terdapat 4-20 umbi. Umbi tua berbentuk silinder. Kulit lapisan luar berwarna coklat, tipis dan kasar. Susunan senyawa umbi gembili bervariasi menurut spesies dan varietas nya. Karbohidrat dalam umbi gembili sekitar 27-33%. Umbi tersebut berwarna putih bersih dengan tekstur menyerupai ubi jalar dan rasa yang khas Kulit kupasan umbi dan umbi hasil buangan atau sisa juga dapat digunakan sebagai pakan ternak atau bahkan cadangan makanan saat terjadi paceklik. Umbi tanaman gembili umumnya digunakan sebagai sumber karbohidrat setelah dimasak atau dibakar. Umbi tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran sayuran setelah dimasak, direbus atau digoreng, dan dijadikan makanan pokok pengganti beras.
Penelitian yang dilakukan mengenai identifikasi intraspesies untuk
gembili di Federated State of Micronesia, Pasifik Barat dan mendapatkan 7 kultivar berdasarkan struktur morfologi luar umbi gembili, warna kulit dalam, warna daging, dan ada tidaknya bulu akar (Jarvis et al, 2006).
III. PERUBAHAN FISIOLOGIS SETELAH DIPANEN
IV. KOMPOSISI KIMIA BERKAITAN DENGAN KUALITAS DAN PERUBAHAN SELAMA PEMATANGAN A. Komposisi Kimia Gembili
Parameter (Berat Basah) Kadar Kadar Menurut
Menuruta Literatur
Protein (%) 2.97 5.73b
Lemak (%) 0.02 0.73b
Air (%) 85.28 76.79b
Abu (%) 0.49 7.57b
Karbohidrat by 11.24 9.18b
difference(%)
Pati (%) 8.88 21.44c
Serat Kasar (%) 0.95 2.34b
Serat Pangan Larut Air 3.45 -
(%)
Serat Pangan Tidak Larut 8.30 -
Air (%)
Total Serat pangan 12.7 -
PLA (%) 3.83 -
Dioscorin (%) 0.77 -
Diosgenin (mg/100 g) 2.77 -
Sumber : a = Prabowo (2013), b = Polycarp et al., (2012), c = Richana dkk.,
2004
V. PENANGANAN PASCA PANEN
Penanganan pasca panen biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan nya. Umbi gembili habis panen masih memiliki kandungan air cukup tinggi yang dapat menimbulkan permasalahan selama proses penyimpanan. Kadar air yang tinggi dapat memicu tumbuhnya mikrobia dan jamur sehingga umbi tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, umbi gembili yang terlalu lama disimpan akan menjadi kisut dan mengeras. Oleh karenanya, diperlukan suatu usaha penanganan pascapanen untuk mengatasi keterbatasan persediaan bahan baku ekstraksi inulin tersebut. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan serta menambah nilai mutu dan ekonomi bahan adalah dengan cara mengeringkan umbi gembili segar menjadi chip kering maupun tepung. Pengeringan adalah suatu proses penurunan kandungan air dalam bahan sampai batas kadar air tertentu sehingga aman untuk disimpan sampai pemanfaatan lebih lanjut. Dalam keadaan tersebut, mikrobia, jamur, maupun enzim yang bersifat merusak tidak dapat aktif. Secara mudahnya gembili setelah panen dapat disimpan ditempat yang kering, bebas hama dan memiliki ventilasi yang baik VI. PENGGUNAAN DALAM INDUSTRI PANGAN VII. CONTOH PROSES PENGOLAHAN