Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Manajemen
Lingkungan
Dosen Pengampu:
Dr. Bambang Herry Purnomo, S.TP., M.Si
Oleh:
NAMA : NURMA YUNITA EKASARI
NIM : 161710301016
KELAS : TIP B 2016
Berdasarkan nilai RPN pada FMEA, diatas dapat diketahui bahwa potensi
risiko kualitas effluent menurun merupakan potensi risiko terbahaya. Potensi
risiko terhadap lingkungan yang teridentifikasi pada proses pengolahan limbah
cair adalah limbah cair meluber, kualitas effluent menurun, polusi udara serta
pencemaran di sekitar tangki bahan kimia. Alternatif pencegahan potensi risiko
lingkungan yang dapat dilakukan dalam waktu dekat oleh pihak internal
perusahaan diantaranya: 1. Membuat jadwal pengaliran limbah cair ke bagian
WWTP 2. Membuat kebijakan limbah tidak langsung dialirkan ke bagian WWTP
melainkan ditampung terlebih dahulu di bagian masing-masing 3. Melakukan
sidak dan pengawasan secara langsung terhadap kinerja operator WWTP 4.
Membuat kebijakan maintenance alat setiap 1 bulan sekali serta membuat
kebijakan kalibrasi alat setiap 6 bulan sekali.
Dari tabel tersebut dapat diketahui tingkat risiko metode analisis semi
kuantitatif setelah masing-masing risiko dalam pekerjaan memiliki nilai dan level
risiko, kemudian ditentukan risiko tertinggi dari nilai dan level risiko tersebut.
Kemudian penentuan risiko tertinggi pada metode JSA dengan menentukan nilai
dan level risiko pada setiap pekerjaan yang kemudian dipilih risiko tertinggi
berdasarkan tingkat risiko tertinggi dan kategori yang paling berbahaya. Setelah
ditentukan risiko tertinggi kemudian langsung dilakukan rekomendasi perbaikan
tanpa menganalisis penyebab risiko tersebut terjadi.
Perbandingan Kedua Isi Paper
1. Pada Paper FMEA
PT XYZ merupakan perusahaan salah satu perusahaan yang memproduksi
susu di Indonesia. Salah satu upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh
PT XYZ adalah dengan mendirikan divisi khusus pengolahan limbah cair yang
biasa disebut dengan Waste Water Treatment Plant (WWTP). Perbandingannya
terletak pada banyaknya function pada analisis semi kuantitatif FMEA.
Perbandingan taraf nilai untuk semi kuantitatif FMEA hanya memberikan taraf
nilai 1-10 sedangkan. Pada semi kuantitatif FMEA hanya terdapat resiko yang
dianggap sangat berbahaya dan cara perbaikan. Dimana apabila nilai semakin
besar maka tingkat keparahan semakin besar, tingkat keseringan terjadinya
potensi risiko semakin besar dan tingkat kemudahan potensi risiko terdeteksi
semakin rendah. Kemudian menentukan potensi risiko yang paling berbahaya
dengan mencari nilai Risk Priority Number (RPN) dengan cara mengalikan nilai
Severity, Occurrence dan Detection