Oleh:

Riza Inanda Sireger ST, MT.

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
2017
Mata Kuliah : HIDROLOGI TERAPAN,
Sem : 3 (tiga)
Kode : RTS 2222
SKS : 2 SKS
Pertemuan ke :2
Pokok Bahasan : Presipitasi (Hujan)
Sub Pokok Bahasan : Pengertian presipitasi; Tipe-tipe hujan;
Parameter Hujan; Jaringan Pengukuran Hujan; Penentuan
Hujan Kawasan (Area Rainfall)

TIU : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa

Departemen Teknik Sipil USU semester 3 akan
dapat mendesain parameter-parameter hidrologi
pada perencanaan hidrologi.
TIK : Setelah mengikuti perkuliahan ini pada akhir
pertemuan ke 2 mahasiswa akan dapat
menganalisis parameter curah hujan
 Pengertian Presipitasi
Presipitasi adalah setiap produk dari kondensasi uap
air di atmosfer yang terjadi ketika atmosfer menjadi jenuh dan air
kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut. Udara
menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau penambahan
uap air.

Bentuk Presipitasi
Tipe-tipe Hujan
 Parameter Hujan
Jumlah Hujan dinyatakan dalam kedalaman air (mm).
Intensitas Hujan Merupakan jumlah curah hujan per-satuan
waktu. Intensitas hujan juga dapat disebut sebagai
perbandingan antara kedalam hujan dan durasi hujan.
Durasi Hujan Waktu yang dihitung dari saat hujan mulai
turun sampai berhenti dan dinyataan dalam waktu.

Tabel Keadaan Hujan dan Intensitas Hujan

Intensitas Hujan (mm)
Keadaan Hujan
1 jam 24 jam
Hujan Sangat Ringan <1 <5
Hujan Ringan 1-5 5-20
Hujan Normal 5-10 20-50
Hujan Lebat 10-20 50-100
Hujan Sangat Lebat >20 >100
 Jaringan Pengukuran Hujan
Jaringan pengukuran hujan menduduki posisi penting dalam bidang
hidrologi, terutama fungsinya dalam memberikan data mengenai besarnya
takaran hujan yang jatuh di DAS ( Daerah Aliran Sungai).

Kerapatan
Daerah Jaringan Minimum
(km^2/sta)
Daerah datar beriklim sedang, Laut Tengah dan tropis
600-900
Kondisi normal
100-250
Daerah pegunungan
Pulau-pulau kecil bergunung (<20.000 km^2) 25
Daerah kering dan kutub 1.500-10.000
*Diberikan sebagai pedoman oleh WMO dari Shaw, 1988.
 Penentuan Hujan Kawasan
(Catchment Rainfall)
Jika suatu daerah terdapat >1 stasiun pengukuran, maka hujan yang
tercatat di stasiun-stasiun tersebut tidak sama

Terdapat tiga metode untuk menentukan hujan rerata, yaitu metode

rerata Aritmatika, metode Poligon Thiessen, dan metode Isohyet

A. Metode Aritmatika
Metode paling sederhana
menghitung hujan
Pengukuran yang
dilakukan di beberapa
stasiun dalam waktu yang
bersamaan dijumlahkan
dan kemudian dibagi
dengan jumlah stasiun
Stasiun yang digunakan
berada dalam DAS
B. Metode Poligon Thiessen
Metode ini menghitung bobot
stasiun yang mewakili luasan
disekitarnya yang digunakan
apabila penyebaran stasiun hujan
di suatu daerah tidak merata.
Pembentukan Poligon Thiessen:
Stasiun hujan yang berda
dalam DAS maupun yang
berada disekitarya
digambarkann pada peta
DAS.
Stasiun-stasiun tersebut
dihubungkan dengan garis
lurus putus-putus yang
membentuk segetiga
dengan sisi panjang yang
sama.
Dibuat garis berat pada
sisi-sisi segitiga.
Garis berat tersebut
membentuk polygon yang
mengelilingi tiap stasiun.
 Diskusi Kelompok
Diskusikanlah dengan teman satu kelompok .
Jika diketahui suatu DAS dengan luas A km2 dan curah hujan
masing-masing adalah stasiun R1, R2, R3, dan R4. tentukanlah
curah hujan kawasan dengan metode Poligon Thiessen.

NB: waktu diskusi 15 menit

C. Metode Ishoyet
Berupa garis yang
menghubungkan titik-titik
dengan kedalaman hujan
yang sama
Hujan dalam suatu
daerah diantara dua
garis ishoyet dianggap
sama dan merata
 Simulasi Software
Simulasikanlah Menggunakan bantuan Software ARCGIS untuk menentukan
Curah Hujan Kawasan dengan Poligon Thiessen.
REFERENSI

Chow, VT., Maidment, David R., and M.Ways, Larry.

(1988): Applied Hydrology, McGraw-Hill, Singapore.
Gupta, RS. (2008): Hydrology and Hydraulics
Systems, Waveland Press.
ESRI, ArcGIS Manual, Environmental Systems
Research Institute, USA.
Triatmodjo, B. (2008), Hidrologi Terapan, Beta Offset,
Yogyakarta.
Montarcih, L. (2010), Hidrologi Praktis, Lubuk Agung,
Bandung.
Soemarto, CD. (1996), Hidrologi Teknik, Erlangga.