Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TENAMANA

“MATERI IRIGASI”

Disusun Oleh
Nama : Zihan Qurniatul Fitria
NIM : 205040200111161
Kelas : J
Asisten Praktikum : Fadel Muhammad Hamdoen

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2021

1
1. Menurut saudara, berdasarkan pemaparan materi, apa saja kelemahan
dan kelebihan dari masing-masing sistem irigasi? Bagaimana
mekanismenya ?
Jawab :
A. Irigasi Permukaan
- Kelebihan:
 Sistem digerakkan gravitasi
 Biaya awal yang rendah
 Salinitas dapat dikelola dengan baik
 Lebih cocok dengan praktik panen
 Tidak ada energi yang dibutuhkan
 Dapat memperbaiki aerasi di zona perakaran
- Kelemahan:
 Efisiensi 65%
 Air yang dibutuhkan dalam jumlah tinggi
 Sulit untuk memperkirakan jumlah air
 Desain lapangan yang cermat
 Penekanan terhadap pertumbuhan gulma kurang efektif
- Mekanisme:
Irigasi permukaan yaitu pemberian air dengan penggenangan air langsung
diantara petakan tanaman dan baris tanaman. Mekanismenya yaitu air diambil
langsung dari sungai melalui bendungan maupun bangunan lainnya yang
digunakan untuk menampung air kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi
menggunakan saluran sampai ke lahan pertanian. Syarat terpenting agar sistem
irigasi permukaan ini efisien yaitu dengan peralatan lahan yang baik sehingga
penyebaran air dapat dialirkan ke seluruh petak tanaman dan perencanaan sistem
distribusi air untuk mendapatkan pengendalian aliran air irigasi.

B. Irigasi Curah
- Kelebihan:
 Efisiensi pemakaian air cukup tinggi
 Tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit
 Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersamaan
dengan air irigasi.
 Jumlah air dapat diatur secara akurat
 Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya erosi.
- Kelemahan:
 Tidak efisien dalam kondisi cuaca berangin
 Biaya awal yang diperlukan tinggi
 Energi yang dibutuhkan cukup tinggi
- Mekanisme :
Irigasi Curah merupakan metode pemberian pada tanaman yang dilakukan
melaui curahan air seperti curahan air hujan. Mekanismenya yaitu dengan cara
menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh ke tanah seperti air hujan. Irigasi ini
berkerja dengan menggunakan pompa bertekanan nozzle untuk mendistribusikan
air melalui jaringan perpipaan.

2
C. Irigasi Tetes
- Kelebihan :
 Air yang digunakan lebih sedikit
 Efisiensi irigasi tetes relative lebih tinggi dibandingkan dengan sistem irigasi
lain
 Mudah dignakan di semua kondisi
 Mengurangi terjadinya hama penyakit tanaman dan timbulnya gulma
- Kekurangan :
 Membutuhkan kualitas air yang baik
 Biaya awal yang tinggi
 Dapat terjadi penyumbatan
- Mekanisme :
Irigasi tetes merupakan pemberian air pada tanaman secara langsung baik
pada permukaan tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan secara sinambung
dan perlahan di daerah perakaran tanaman atau di sekitar tanaman. Mekanismenya
yaitu sistem irigasi ini menampung air di dalam wadah dan dialirkan ke tanaman
dengan tekanan gaya gravitasi melalui lubang yang telah dibuat sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Pada sistem irigasi ini air dibuang secara lambat, mulai dari
tetes demi tetes namun tetap menyebar secara merata ke akar tanaman. Tujuan
dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus
membasahi keseluruhan lahan, sehingga dapat mereduksi kehilangan air akibat
penguapan yang berlebihan dan pemakaian air akan lebih efisien.

D. Irigasi Bawah Permukaan


- Kelebihan :
 Kadar evaporasi rendah
 Dapat diaplikasikan bersamaan dengan pupuk cair
 Hemat air
- Kekurangan :
 Instalasi sulit
 Memiliki kemungkinan besar untuk mengalami sumbatan
 Biaya tergolong mahal
- Mekanisme :
Irigasi bawah permukaan merupakan pemberian air pada tanaman melalui
saluran di bawah permukaan tanah. Mekanismenya yaitu sistem irigasi ini
menyalurkan air langsung kedalam zona akar tanaman menggunakan pipa atau
saluran tertentu.

2. Tentukan irigasi yang cocok untuk budidaya tanaman berikut menurut


opini saudara yang didukung dengan literatur: (Sawi, Padi, Apel, dan Ubi
jalar)
Jawab :
A. Sawi
Tanaman sawi akan mengalami gangguan pertumbuhan jika kekurangan
air dan jika kelebihan air tanaman sawi akan membusuk. Oleh karena itu, pada
budidaya tanaman sawi lebih cocok jika diterapkan sistem irigasi tetes yang
terkontrol agar dapat meningkatkan produktivitas tanaman sawi. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan dari Mustawa et al.(2017), yang menyatakan bahwa,

3
Pemberian irigasi yang tidak tepat menjadi penyebab utama rendahnya
produktifitas tanaman. Hal ini terlihat jelas dari sebagian besar tanaman sayuran
yang mati disebabkan terjadinya pembusukan akar akibat kelebihan air, karena
pemberian irigasi sistem tradisional yang diterapkan petani memberikan air tanpa
adanya takaran yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Oleh karena itu,
diperlukan pemberian irigasi tetes yang terkontrol pada tanaman untuk
peningkatan produksi sayuran khususnya sawi.

B. Padi
Tanaman padi merupakan tanaman yang dalam fase pertumbuhannya dan
pembungaannya membutuhkan air sekitar 1,2 liter/detik/ha. Untuk itu, sistem
irigasi yang tepat untuk tanaman padi yaitu sistem irigasi permukaan, karena
sistem irigasi ini mampu memenuhi kebutuhan air tanaman padi secara melimpah.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Taupit (2019), yang menyatakan bahwa,
Untuk tanaman padi teknik pengairan yang digunakan adalah pengairan di
atas/Permukaan tanah karena tanaman padi memerlukan air yang melimpah untuk
pembudayaan nya.

C. Apel
Tanaman apel membutuhkan air yang memadai selama proses
pertumbuhan dan perkembanganya. Sistem irigasi yang cocok diterapkan untuk
tanaman apel yaitu sistem irigasi tetes. Penggunaan sistem irigasi tetes untuk
tanaman apel akan sangat efektif dan efisien dan dapat mencegah penurunan
produksi apel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Susanawati dan Bambang
(2018), yang menyatakan bahwa, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
mencegah penurunan produksi apel yaitu dengan memberikan irigasi secara
efektif dan efisien dengan menggunakan sistem irigasi tetes. Peranan sistem
irigasi tetes sangat dibutuhkan untuk penyediaan, pemberian dan peningkatan
bahan pangan dan buah-buahan.

D. Ubi jalar
Budidaya tanaman ubi jalar seringkali mengalami hambatan karena adanya
faktor pembatas seperti kurangnya ketersediaan air karena pembudidayaannya
dilahankering. Untuk itu, sistem irigasi yang cocok diterapkan yaitu sistem irigasi
tetes. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Dwiratna dan Edy (2019), yang
menyatakan bahwa Salah satu permasalahan budidaya ubi jalar di lahan kering
adalah keterbatasan ketersediaan air untuk irigasi. Hal ini menyebabkan petani
lahan kering umumnya hanya melakukan satu kali tanam dalam satu tahun. Salah
satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan menerapkan teknologi irigasi yang
dapat menghemat penggunaan air.

4
DAFTAR PUSTAKA

Dwiratna,S dan Edy Suryadi. 2019. Penjadwalan Irigasi Menggunakan Neraca Air
Harian Pada Budidaya Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Varietas Rancing.
Jurnal Agrotek Indonesia. 4(1): 8-14.
Mustawa, M., Sirajuddin, H.A., Guyup, M., dan Dwi. P. 2017. Analisis Efisiensi
Irigasi Tetes Pada Berbagai Tekstur Tanah Untuk Tanaman Sawi (Brassica
juncea). Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem. 5(2): 408-421.
Susanawati, L. D., dan Suharto, B. 2018. Pengaruh Jarak Tetesan dan Waktu
Pemberian Air Terhadap Produksi Bakal Buah Apel Manalagi (Malus
sylvestris). Prosding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah. Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang. 3(1): 72-74.
Taupit,A. 2019. Pengairan (Irigasi) Pada Tanaman Padi. CYBEXT (Cyber
Extension). BPPSDMP. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pertanian. kementerian Pertanian.
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/88645/pengairan-irigasi-pada-tanaman-
padi [Diakses pada tanggal 14 oktober 2021 pukul 09:19]

Anda mungkin juga menyukai