DISUSUN OLEH:
NIM : 195040200111152
KELAS :L
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikm ini adalah untuk mengetahui cara pemgujian benih dengan
metode uji standar, mengenal cara penilaian beberapa peubah viabilitas benih ataupun vigor
benih, serta mampu mengetahui kriteria kecambah. Dengan begitu diharapkan praktikan
dapat mengetahui cara pengujian benih dengan metode uji standar serta mengenal cara
penilaian beberapa kriteria viabilitas benih dan vigor benih.
BAB II METODOLOGI
Bahan:
Bahan Fungsi
Benih Tanaman Sebagai spesimen yang diamati
Kertas Buram Sebagai substrat
Air Untuk melembabkan substrat
Bahan:
Bahan Fungsi
Benih Tanaman Sebagai spesimen yang diamati
Pasir Sebagai substrat
Air Untuk melembabkan substrat
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Uji Viabilitas
Uji Kertas Uji Kertas
Uji Kertas
Uji Antar Kertas Uji Diatas Digulung Digulung
Digulung dalam
(UAK) (2 Kertas (UDK) (2 didirikan dimiringkan
plastik (UKDdp)
ulangan) ulangan) (UKDd) (UKDm)
(2 ulangan)
(2 ulangan) (2 ulangan)
Menyiapkan alat Menyiapkan alat Menyiapkan alat Menyiapkan alat Menyiapkan alat
dan bahan dan bahan dan bahan dan bahan dan bahan
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Membentuk Membentuk
Membasahi tiga Membasahi tiga Membasahi tiga
empat lembar empat lembar
lembar kertas lembar kertas lembar kertas
kertas buram kertas buram
dengan air dengan air dengan air
menjadi lingkaran menjadi kotak
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Membasahi dua
Membasahi kertas Meletakkan benih Meletakkan benih Meletakkan benih
lembar kertas
dengan air pada kertas pada kertas pada kertas
dengan air
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Membasahi tiga Membasahi tiga Membasahi tiga
Meletakkan kertas Meletakkan kertas
lembar kertas lain lembar kertas lain lembar kertas lain
pada cawan pada cawan
dengan air dengan air dengan air
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Menutup benih Menutup benih Menutup benih
Meletakkan benih Meletakkan benih
dengan kertas dengan kertas dengan kertas
pada kertas pada kertas
buram buram buram
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Membasahi dua Menggulung
Memasukkan ke Menggulung Menggulung
lembar kertas kertas dengan
dalam germinator kertas kertas
sisanya dengan air dilapisi plastik
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Menutup benih Mengamati benih
Memasukkan ke Memasukkan ke Memasukkan ke
dengan kertas selama 5 hari
dalam germinator dalam germinator dalam germinator
buram
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Meletakkan kertas Meletakkan kertas Meletakkan kertas
Memasukkan ke Melakukan
dalam posisi dalam posisi dalam posisi
dalam germinator perhitungan
berdiri miring berdiri
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Mengamati benih Mendokumentasi Mengamati benih Mengamati benih Mengamati benih
selama 5 hari kan kegiatan selama 5 hari selama 5 hari selama 5 hari
↓ ↓ ↓ ↓
Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan
perhitungan perhitungan perhitungan perhitungan
↓ ↓ ↓ ↓
Mendokumentasi Mendokumentasi Mendokumentasi Mendokumentasi
kan kegiatan kan kegiatan kan kegiatan kan kegiatan
3.1.2 UDK
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 17 20 85 100
Abnormal (Ab) 3 0 15 0
Benih Mati (BM) 0 0 0 0
Benih segar tidak
0 0 0 0
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 0 0 0 0
3.1.3 UKDd
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 18 9 90 45
Abnormal (Ab) 0 5 0 25
Benih Mati (BM) 0 6 0 30
Benih segar tidak
2 0 10 0
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 0 0 0 0
3.1.4 UKDm
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 17 16 85 80
Abnormal (Ab) 1 2 5 10
Benih Mati (BM) 0 0 0 0
Benih segar tidak
0 0 0 0
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 2 2 10 10
3.1.5 UKDdp
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 22 25 73,33 83,33
Abnormal (Ab) 2 4 6,67 13,33
Benih Mati (BM) 0 0 0 0
Benih segar tidak
6 1 20 3,33
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 0 0 0 0
% kecambah normal = =
∑ ❑ kecambahnormal 100 %
∑benih total
% kecambah abnormal = =
∑ ❑ kecambahabnormal x 100 %
∑ benih total
∑benih mati
% benih mati = = x 100 %
∑benih total
% benih keras = =
∑ ❑ benih keras x 100 %
∑ benihtotal
1. UAK
Ulangan 1
Normal (N) = 9/10 x 100% = 90%
Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) = 1/10 x 100% = 10%
Ulangan 2
Normal (N) = 10/10 x 100% = 100%
2. UDK
Ulangan 1
Normal (N) = 17/20 x 100% = 85%
Abnormal (Ab) = 3/20 x 100% = 15%
Ulangan 2
Normal (N) = 20/20 x 100% = 100%
3. UKDd
Ulangan 1
Normal (N) = 18/20 x 100% = 90%
Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) = 2/20 x 100% = 10%
Ulangan 2
Normal (N) = 9/20 x 100% = 45%
Abnormal (Ab) = 5/20 x 100% = 25%
Benih Mati (BM) = 6/20 x 100% = 35%
4. UKDm
Ulangan 1
Normal (N) = 17/20 x 100% = 85%
Abnormal (Ab) = 1/20 x 100% = 5%
Benih Keras (BK) = 2/20 x 100% = 10%
Ulangan 2
Normal (N) = 16/20 x 100% = 80%
Abnormal (Ab) = 2/20 x 100% = 10%
Benih Keras (BK) = 2/20 x 100% = 10%
5. UKDdp
Ulangan 1
Normal (N) = 22/20 x 100% = 73,33%
Abnormal (Ab) = 2/20 x 100% = 6,67%
Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) = 6/20 x 100% = 20%
Ulangan 2
Normal (N) = 25/20 x 100% = 83,33%
Abnormal (Ab) = 4/20 x 100% = 13,34%
Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) = 1/20 x 100% = 3.33%
3.3 Pembahasan
3.3.1 Uji Viabilitas (perbandingan 5 jenis uji viabilitas)
Uji viabilitas digunakan untuk menguji kelayakan benih pada kegiatan produksi
benih. Pada praktikum ini menggunakan benih jagung sebagai spesimen yang diamati.
Karena salah satu syarat pada uji viabilitas dengan uji kertas digulung didirikan (UKDd)
adalah menggunakan biji berukuran besar. Pengujian dilakukan dengan dua kali pengulangan
dengan masing-masing perlakuan 20 benih jagung. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, diperoleh hasil 18 benih normal dan 2 benih segar tidak tumbuh pada ulangan
pertama, sedangkan pada ulangan kedua didapatkan hasil 9 benih normal, 5 benih abnormal,
dan 6 benih mati. Oleh karena itu, bila dirata-rata maka pada kedua pengulangan uji viabilitas
tersebut maka didapatkan hasil 67,5% benih normal, 12,5% benih abnormal, 15% benih mati,
dan 5% benih segar tidak tumbuh. Presentase tersebut didapatkan dari proses pengamatan
yang dilakukan pada 4 HST berdasarkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkecambahan pada
benih-benih tersebut. Hal ini sejalan dengan Ridha et al. (2017) bahwa viabilitas merupakan
kemampuan hidup benih yang dapat dilihat melalui gejala metabolisme dan pertumbuhan,
serta melalui daya kecambahnya.
Proses perkecambahan dapat dibantu oleh beberapa senyawa organik, salah satunya
giberelin. Menurut Novita dan Suwarno (2014) giberelin adalah senyawa organik yang
memiliki peran penting pada proses perkecambahan. Beberapa peran giberelin dalam
membantu perkecambahan adalah membantu dalam peningkatan potensi tumbuh pada embrio
dan membantu mengatasi kendala mekanik pada lapisan penutup benih karena adanya
jaringan di sekeliling radikula. Oleh karena itu, dalam uji viabilitas akan lebih baik jika
ditambahkan hormon atau senyawa lain yang dapat memacu pertumbuhan benih saat fase
perkecambahan, seperti auksin dan sitokinin.
Keberhasilan dalam uji viabilitas ini juga dipengaruhi oleh substrat yang digunakan
dalam praktikum, yaitu berupa kertas buram. Substrat merupakan permukaan atau tempat
organism hidup, dalam hal ini benih tanaman jagung. Kertas buram adalah salah satu kertas
substrat yang memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap air dan mempertahankan air.
Oleh karena itu, kertas buram cocok untuk digunakan sebagai substrat alternatif pengganti
kertas merang. Hal ini karena kertas merang masih menjadi salah satu substrat terbaik bagi
uji viabilitas. Sedangkan kertas HVS merupakan substrat yang paling sulit menyerap air dan
daya absorpsinya sangat rendah (Suwarno dan Hapsari, 2008).
Pemberian air pada praktikum ini hanya dilakukan pada awal perlakuan yaitu dengan
membasahi kertas buram dengan air sebelum ditanami dan digulung. Kadar air pada uji
viabilitas berperan penting dalam keberhasilan viabilitas benih atau proses perkecambahan
benih. Rata-rata kadar air yang optimum pada saat dilakukan penyimpanan berkisar antara 6-
11%. Kadar air benih yang optimal merupakan kadar air tertentu saat benih disimpan lama
dan tanpa terjadinya penurunan mutu benih. Selain kadar air yang diperhatikan juga daya
perkecambahannya. Daya berkecambah dalam praktikum ini termasuk sedang yaitu sebesar
67,5% benih normal. Hal ini sesuai dengan tingkat viabilitas tinggi jika memiliki daya
perkecambahan benih antara 80-95% sehingga apabila daya perkecambahan di bawah nilai
tersebut maka dianggap memiliki daya perkecamabahan sedang atau bahkan cenderung
rendah (Tustiyani et al., 2016).
4.1 Kesimpulan
Uji viabilitas dan uji vigor digunakan untuk menguji kelayakan benih pada kegiatan
produksi benih. Pada praktikum ini menggunakan benih jagung pada uji viabilitas dengan uji
kertas digulung didirikan dalam plastik (UKDdp) dan menggunakan benih kacang hijau pada
uji vigor. Hasil yang didapatkan adalah presentase rata-rata uji viabilitas sebesar 80% benih
normal, 5% benih abnormal, dan 15% benih segar tidak tumbuh. Sedangkan presentase rata-
rata pada uji vigor adalah 100%. Hal ini menandakan bahwa benih jagung dan kacang hijau
memiliki viabilitas dan vigor yang tinggi sehingga memiliki kemampuan yang baik dalam
proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman.
4.2 Saran
Praktikum telah berjalan dengan baik. Seharusnya diberikan pilihan substrat uji vigor
karena keterbatasan fasilitas saat praktikum mandiri. Selain itu diperlakuan pengamatan
visual lebih baik dalam penggolongan kriteria benih.
DAFTAR PUSTAKA
Novita dan F. C. Suwarno. 2014. Viabilitas Benih Melon (Cucumis Melo L.) pada Kondisi
Optimum dan Sub-Optimum setelah Diberi Perlakuan Invigorasi. Buletin Agrohorti, 2
(1) : 59–65.
Ridha, R., M. Syahril, dan B. R. Juanda. 2017. Viabilitas dan Vigoritas Benih Kedelai
(Glycine max (L.) Merrill) Akibat Perendaman dalam Ekstrak Telur Keong Mas.
AGROSAMUDRA Jurnal Penelitian, 4 (1): 84-90.
Suwarno, F. C. dan Hapsari, I. 2008. Studi Alternatif Substrat Kertas untuk Pengujian
Viabilitas Benih dengan Metode Uji UKDdp. Buletin Agron, 36 (1): 84 – 91.
Tustiyani, I., R. A. Pratama, dan D. Nurdiana. 2016. Pengujian Viabilitas dan Vigor dari Tiga
Jenis Kacang-Kacangan yang Beredar di Pasaran Daerah Samarang, Garut. Jurnal
Agroekotek, 8 (1) : 16 – 21.
LAMPIRAN
Melembabkan pasir