Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

“UJI VIABILITAS DAN UJI VIGOR BENIH”

DISUSUN OLEH:

NAMA : SHENDY CITRA OKTAVIANA DEWI

NIM : 195040200111152

KELAS :L

ASISTEN : OKTAVIAN ERTA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat
memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti
pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan,
penyimpanan, serta sertifikasi benih. Benih menjadi salah satu input yang penting dalam
bidang pertanian. Benih sebagai penentu keberhasilan tanaman dapat tumbuh hingga panen
atau tidak sama sekali. Sistem produksi pertanian baik untuk memenuhi konsumsi sendiri
maupun berorientasi komersial diperlukan adanya ketersediaan benih yang memiliki daya
tumbuh tinggi. Tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman merupakan pengertian lain dari benih. Benih bermutu yakni
varietasnya benar dan murni, mempunyai mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik yang
tertinggi sesuai dengan mutu standar pada kelasnya. Analisis benih untuk mengetahui kualitas
benih tersebut sangat diperlukan. Benih merupakan zat hidup yang selalu melakukan aktivitas
fisiologis baik sebelum di tanam maupun pada waktu ditanam, yang pada akhirnya sangat
mempengaruhi mutu tanaman yang di hasilkan nantinya. Kemampuan benih untuk tumbuh
dan berkecambah di pengaruhi oleh keadaan lingkungan, cadangan makan dan kadar air.
Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabiolisme
dan atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan tolak ukur parameter
viabilitas potensial benih. Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk
tumbuh secara normal pada kondisi optimum. Sedangkan kemampuan benih untuk tumbuh
normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal adalah vigor benih. Vigor merupakan
sejumlah sifat-sifat dari benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan
kecambah yang cepat dan seragam. Vigor dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh dan daya
simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh menjadi
normal meskipun keadaan biofisik dilapangan produksi sub optimum. Tingkat vigor tinggi
dapat dilihat dari penampilan kecambah yang tahan terhadap berbagai faktor pembatas yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Ketahanan terhadap faktor
pembatas juga dipengaruhi oleh mutu genetis yang dicerminkan oleh varietas. Vigor benih
yang tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama
penyakit, cepat dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang
normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal.
Metode uji viabilitas pada benih dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Metode uji secara langsung dapat mengetahui dan menilai struktur-struktur penting kecambah
secara langsung. Sedangkan metode uji secara tidak langsung dapat diketahui mutu hidup
benih yang ditunjukkan melalui gejala metabolisme. Umumnya media yang banyak
digunakan dan direkomendasikan dalam pengujian daya kecambah yakni kertas, pasir, tanah
dan lain-lain. Penggunaan kertas substrat merupakan bahan yang praktis tidak banyak
memerlukan tempat, mudah menilai struktur-struktur penting kecambah dan mudah
distandarisasi. Jenis substrat kertas yang dapat digunakan dalah kertas merang, kertas saring,
kertas buram,dan sebagainya. Selain kertas substrat digunakan pula tanah sebagai media
perkecambahan harus mempunyai sifat mampu menyimpan air dan aerasi cukup. Metode uji
daya dan kekuatan berkecambah benih sangat penting diketahui unutk mengetahui metode
manakah yang paling baik dengan lingkungan yang sesuai dan substrat kertas buram serta
dapat mengetahui kecambah normal dan tidak normal.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikm ini adalah untuk mengetahui cara pemgujian benih dengan
metode uji standar, mengenal cara penilaian beberapa peubah viabilitas benih ataupun vigor
benih, serta mampu mengetahui kriteria kecambah. Dengan begitu diharapkan praktikan
dapat mengetahui cara pengujian benih dengan metode uji standar serta mengenal cara
penilaian beberapa kriteria viabilitas benih dan vigor benih.
BAB II METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat dan Bahan Uji Viabilitas
Alat:
Alat Fungsi
Cawan Tempat meletakkan substrat dan benih tanaman
Sprayer Untuk menyemprotkan air pada substrat
Pinset Untuk mengambil dan mengamati benih
Gunting Untuk memotong substrat
Box Plastik Tempat menyimpan perlakuan
Kertas Label Untuk menandai perlakuan
Kamera Untuk mendokumentasikan kegiatan dan hasil praktikum
Alat Tulis Untuk mencatat hasil praktikum

Bahan:
Bahan Fungsi
Benih Tanaman Sebagai spesimen yang diamati
Kertas Buram Sebagai substrat
Air Untuk melembabkan substrat

2.1.2 Alat dan Bahan Uji Vigor


Alat:
Alat Fungsi
Bak Plastik/Baki Tempat menyimpan perlakuan
Kamera Untuk mendokumentasikan kegiatan dan hasil praktikum

Bahan:
Bahan Fungsi
Benih Tanaman Sebagai spesimen yang diamati
Pasir Sebagai substrat
Air Untuk melembabkan substrat
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Uji Viabilitas
Uji Kertas Uji Kertas
Uji Kertas
Uji Antar Kertas Uji Diatas Digulung Digulung
Digulung dalam
(UAK) (2 Kertas (UDK) (2 didirikan dimiringkan
plastik (UKDdp)
ulangan) ulangan) (UKDd) (UKDm)
(2 ulangan)
(2 ulangan) (2 ulangan)
Menyiapkan alat Menyiapkan alat Menyiapkan alat Menyiapkan alat Menyiapkan alat
dan bahan dan bahan dan bahan dan bahan dan bahan
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Membentuk Membentuk
Membasahi tiga Membasahi tiga Membasahi tiga
empat lembar empat lembar
lembar kertas lembar kertas lembar kertas
kertas buram kertas buram
dengan air dengan air dengan air
menjadi lingkaran menjadi kotak
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Membasahi dua
Membasahi kertas Meletakkan benih Meletakkan benih Meletakkan benih
lembar kertas
dengan air pada kertas pada kertas pada kertas
dengan air
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Membasahi tiga Membasahi tiga Membasahi tiga
Meletakkan kertas Meletakkan kertas
lembar kertas lain lembar kertas lain lembar kertas lain
pada cawan pada cawan
dengan air dengan air dengan air
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Menutup benih Menutup benih Menutup benih
Meletakkan benih Meletakkan benih
dengan kertas dengan kertas dengan kertas
pada kertas pada kertas
buram buram buram
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Membasahi dua Menggulung
Memasukkan ke Menggulung Menggulung
lembar kertas kertas dengan
dalam germinator kertas kertas
sisanya dengan air dilapisi plastik
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Menutup benih Mengamati benih
Memasukkan ke Memasukkan ke Memasukkan ke
dengan kertas selama 5 hari
dalam germinator dalam germinator dalam germinator
buram
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Meletakkan kertas Meletakkan kertas Meletakkan kertas
Memasukkan ke Melakukan
dalam posisi dalam posisi dalam posisi
dalam germinator perhitungan
berdiri miring berdiri
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Mengamati benih Mendokumentasi Mengamati benih Mengamati benih Mengamati benih
selama 5 hari kan kegiatan selama 5 hari selama 5 hari selama 5 hari
↓ ↓ ↓ ↓
Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan
perhitungan perhitungan perhitungan perhitungan
↓ ↓ ↓ ↓
Mendokumentasi Mendokumentasi Mendokumentasi Mendokumentasi
kan kegiatan kan kegiatan kan kegiatan kan kegiatan

2.2.2 Uji Vigor


Menyiapkan nampan/baki

Memasukkan substrat ke dalam nampan/baki

Membasahi dengan sprayer

Menanam benih (pada kedalaman 2, 3, 4, 5 cm @5 benih)

Mengamati selama 5 HST dan hitung sesuai rumus

2.3 Analisa Perlakuan


2.3.1 Uji Viabilitas
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan seperti
kertas buram yang akan digunakan dalam praktikum uji viabilitas. Dalam praktikum uji
viabilitas, terdapat lima jenis metode yang dilakukan yaitu Uji Antar Kertas (UAK), Uji
Diatas Kertas (UDK), Uji Kertas Digulung didirikan (UKDd), Uji Kertas Digulung
dimiringkan (UDKm), dan Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp). Pada Uji
Antar Kertas (UAK), setelah menyiapkan alat dan bahan, kertas buram dibentuk menjadi
lingkaran tergantung ukuran cawan yang digunakan. Pada metode ini, menggunakan empat
kertas dimana dua lembar sebagai alas dan dua lembar sisanya sebagai tutup. Kertas yang
sebagai alas dibasahi terlebih dahulu dan diletakkan pada cawan, kemudian diletakkanlah
benih diatasnya. Berikutnya, kertas yang sebagai tutup yang telah dibasahi diletakkan diatas
benih untuk menutupi benih tersebut. Sehingga posisi benih berada diantara dua kertas. Pada
Uji Diatas Kertas (UDK), setelah menyiapkan alat dan bahan, kertas buram dibentuk menjadi
kotak. Pada metode ini, menggunakan empat kertas. Kertas tersebut dibasahi terlebih dahulu
dan diletakkan pada cawan, kemudian diletakkanlah benih diatasnya. Sehingga posisi benih
berada diatas kertas. Baik pada UAK dan UDK, setelah itu kemudian dimasukkan ke dalam
germinator, diamati selama 5 hari, lalu dilakukan perhitungan. Kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan didokumentasikan.
Pada Uji Kertas Digulung didirikan (UKDd), Uji Kertas Digulung dimiringkan
(UDKm), dan Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp) memiliki cara kerja
yang hampir sama. Pada ketiga metode ini, setelah menyiapkan alat dan bahan, tiga lembar
kertas yang digunakan sebagai alas dibasahi terlebih dahulu kemudian diletakkanlah benih
diatasnya. Setelah itu, basahi tiga lembar kertas yang digunakan sebagai tutup dan tutip benih
dengan kertas tersebut. Pada langkah selanjutnya terdapat perbedaan antara UKDd dan
UKDm dengan UKDdp. Pada UKDd dan UKDm, kertas tersebut langsung saja digulung.
Sedangkan pada UKDdp, kertas diletakkan dahulu diatas plastik dan digulung bersamaan
dengan plastik tersebut dimana plastik tersebut yang melapisi bagian luar dari gulungan
kertas. Pada saat menggulung kertas, posisikan agar benih yang tertata di dalamnya berada
dalam satu ruangan gulungan. Setelah digulung, kertas ini dimasukkan ke dalam germinator.
Pada germinator, terdapat perbedaan perlakuan antara UKDd dan UKDdp dengan UKDm.
Pada UKDd dan UKDdp, gulungan diposisikan berdiri, sedangkan pada UKDm gulungan
diposisikan miring. Baik pada UKDd, UKDm, dan UKDdp, setelah itu kemudian diamati
selama 5 hari, lalu dilakukan penrhitungan. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
didokumentasikan.

2.3.2 Uji Vigor


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan seperti
nampan/baki yang akan digunakan dalam praktikum uji vigor. Kemudian memasukkan
substrat berupa pasir ke dalam nampan/baki. Setelah itu, substrat dibasahi dengan air
menggunakan sprayer. Dilanjutkan dengan menanam benih pada kedalaman 2 cm, 3 cm, 4
cm, dan 5 cm masing-masing sebanyak 5 benih. Langkah terakhir adalah mengamati
pertumbuhan benih selama 5 hari setelah tanam (HST) dan menghitung kriteria kecambah uji
vigor sesuai rumus.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Viabilitas


3.1.1 UAK
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 9 10 90 100
Abnormal (Ab) 0 0 0 0
Benih Mati (BM) 0 0 0 0
Benih segar tidak
1 0 10 0
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 0 0 0 0

3.1.2 UDK
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 17 20 85 100
Abnormal (Ab) 3 0 15 0
Benih Mati (BM) 0 0 0 0
Benih segar tidak
0 0 0 0
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 0 0 0 0

3.1.3 UKDd
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 18 9 90 45
Abnormal (Ab) 0 5 0 25
Benih Mati (BM) 0 6 0 30
Benih segar tidak
2 0 10 0
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 0 0 0 0

3.1.4 UKDm
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 17 16 85 80
Abnormal (Ab) 1 2 5 10
Benih Mati (BM) 0 0 0 0
Benih segar tidak
0 0 0 0
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 2 2 10 10

3.1.5 UKDdp
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 % Ulangan 1 % Ulangan 2
Normal (N) 22 25 73,33 83,33
Abnormal (Ab) 2 4 6,67 13,33
Benih Mati (BM) 0 0 0 0
Benih segar tidak
6 1 20 3,33
tumbuh (BSTT)
Benih Keras (BK) 0 0 0 0

3.1.6 Perhitungan Persentase Perkecambahan


Rumus Uji Viabilitas

% kecambah normal = =
∑ ❑ kecambahnormal 100 %
∑benih total

% kecambah abnormal = =
∑ ❑ kecambahabnormal x 100 %
∑ benih total
∑benih mati
% benih mati = = x 100 %
∑benih total

% benih segar tidak tumbuh = =


∑ ❑ benihtidak tumbuh x 100 %
∑benihtotal

% benih keras = =
∑ ❑ benih keras x 100 %
∑ benihtotal
1. UAK
Ulangan 1
 Normal (N) = 9/10 x 100% = 90%
 Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) = 1/10 x 100% = 10%
Ulangan 2
 Normal (N) = 10/10 x 100% = 100%
2. UDK
Ulangan 1
 Normal (N) = 17/20 x 100% = 85%
 Abnormal (Ab) = 3/20 x 100% = 15%
Ulangan 2
 Normal (N) = 20/20 x 100% = 100%

3. UKDd
Ulangan 1
 Normal (N) = 18/20 x 100% = 90%
 Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) = 2/20 x 100% = 10%
Ulangan 2
 Normal (N) = 9/20 x 100% = 45%
 Abnormal (Ab) = 5/20 x 100% = 25%
 Benih Mati (BM) = 6/20 x 100% = 35%

4. UKDm
Ulangan 1
 Normal (N) = 17/20 x 100% = 85%
 Abnormal (Ab) = 1/20 x 100% = 5%
 Benih Keras (BK) = 2/20 x 100% = 10%
Ulangan 2
 Normal (N) = 16/20 x 100% = 80%
 Abnormal (Ab) = 2/20 x 100% = 10%
 Benih Keras (BK) = 2/20 x 100% = 10%

5. UKDdp
Ulangan 1
 Normal (N) = 22/20 x 100% = 73,33%
 Abnormal (Ab) = 2/20 x 100% = 6,67%
 Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) = 6/20 x 100% = 20%
Ulangan 2
 Normal (N) = 25/20 x 100% = 83,33%
 Abnormal (Ab) = 4/20 x 100% = 13,34%
 Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) = 1/20 x 100% = 3.33%

3.2 Uji Vigor


3.2.1 Tabel Pengamatan Uji Vigor
Parameter 2cm 3cm 4cm 5cm
Vigor 4 2 1 1
Less-Vigor
Non-vigor/abnormal 1 3 4 4

3.2.2 Perhitungan Daya Tumbuh (Vigor)


Rumus Uji Vigor
∑benih tumbuh
% Daya Tumbuh = x 100%
∑ benihtotal
9
% Daya Tumbuh = x 100% = 45%
20

3.3 Pembahasan
3.3.1 Uji Viabilitas (perbandingan 5 jenis uji viabilitas)
Uji viabilitas digunakan untuk menguji kelayakan benih pada kegiatan produksi
benih. Pada praktikum ini menggunakan benih jagung sebagai spesimen yang diamati.
Karena salah satu syarat pada uji viabilitas dengan uji kertas digulung didirikan (UKDd)
adalah menggunakan biji berukuran besar. Pengujian dilakukan dengan dua kali pengulangan
dengan masing-masing perlakuan 20 benih jagung. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, diperoleh hasil 18 benih normal dan 2 benih segar tidak tumbuh pada ulangan
pertama, sedangkan pada ulangan kedua didapatkan hasil 9 benih normal, 5 benih abnormal,
dan 6 benih mati. Oleh karena itu, bila dirata-rata maka pada kedua pengulangan uji viabilitas
tersebut maka didapatkan hasil 67,5% benih normal, 12,5% benih abnormal, 15% benih mati,
dan 5% benih segar tidak tumbuh. Presentase tersebut didapatkan dari proses pengamatan
yang dilakukan pada 4 HST berdasarkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkecambahan pada
benih-benih tersebut. Hal ini sejalan dengan Ridha et al. (2017) bahwa viabilitas merupakan
kemampuan hidup benih yang dapat dilihat melalui gejala metabolisme dan pertumbuhan,
serta melalui daya kecambahnya.
Proses perkecambahan dapat dibantu oleh beberapa senyawa organik, salah satunya
giberelin. Menurut Novita dan Suwarno (2014) giberelin adalah senyawa organik yang
memiliki peran penting pada proses perkecambahan. Beberapa peran giberelin dalam
membantu perkecambahan adalah membantu dalam peningkatan potensi tumbuh pada embrio
dan membantu mengatasi kendala mekanik pada lapisan penutup benih karena adanya
jaringan di sekeliling radikula. Oleh karena itu, dalam uji viabilitas akan lebih baik jika
ditambahkan hormon atau senyawa lain yang dapat memacu pertumbuhan benih saat fase
perkecambahan, seperti auksin dan sitokinin.
Keberhasilan dalam uji viabilitas ini juga dipengaruhi oleh substrat yang digunakan
dalam praktikum, yaitu berupa kertas buram. Substrat merupakan permukaan atau tempat
organism hidup, dalam hal ini benih tanaman jagung. Kertas buram adalah salah satu kertas
substrat yang memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap air dan mempertahankan air.
Oleh karena itu, kertas buram cocok untuk digunakan sebagai substrat alternatif pengganti
kertas merang. Hal ini karena kertas merang masih menjadi salah satu substrat terbaik bagi
uji viabilitas. Sedangkan kertas HVS merupakan substrat yang paling sulit menyerap air dan
daya absorpsinya sangat rendah (Suwarno dan Hapsari, 2008).
Pemberian air pada praktikum ini hanya dilakukan pada awal perlakuan yaitu dengan
membasahi kertas buram dengan air sebelum ditanami dan digulung. Kadar air pada uji
viabilitas berperan penting dalam keberhasilan viabilitas benih atau proses perkecambahan
benih. Rata-rata kadar air yang optimum pada saat dilakukan penyimpanan berkisar antara 6-
11%. Kadar air benih yang optimal merupakan kadar air tertentu saat benih disimpan lama
dan tanpa terjadinya penurunan mutu benih. Selain kadar air yang diperhatikan juga daya
perkecambahannya. Daya berkecambah dalam praktikum ini termasuk sedang yaitu sebesar
67,5% benih normal. Hal ini sesuai dengan tingkat viabilitas tinggi jika memiliki daya
perkecambahan benih antara 80-95% sehingga apabila daya perkecambahan di bawah nilai
tersebut maka dianggap memiliki daya perkecamabahan sedang atau bahkan cenderung
rendah (Tustiyani et al., 2016).

3.3.2 Uji Vigor (perbandingan kedalaman tanam benih)


Selain uji viabilitas, salah satu uji lainnya dalam kegiatan produksi benih yang perlu
dilakukan adalah uji vigor. Pada praktikum ini menggunakan benih kacang hijau sebanyak 20
biji yang ditanam pada wadah kotak yang telah diisi substrat berupa pasir. Penanaman
dilakukan dengan kedalaman yang berbeda-beda yaitu 2, 3, 4, dan 5 cm. Substrat yang
digunakan termasuk ke dalam sub optimum. Berdasarkan praktikum yang dilakukan
didapatkan hasil 45% mampu tumbuh pada substrat yang sub optimum dengan kedalaman
yang beragam. Kemudian terbagi menjadi vigor dan less vigor. Uji vigor tersebut dilakukan
untuk mengetahui kemampuan suatu tanaman untuk tumbuh meskipun dalam kondisi substrat
yang sub optimum. Hal ini sesuai dengan Ridha et al. (2017) yang menjelaskan bahwa uji
vigor merupakan kemampuan tumbuh benih dengan normal dalam keadaan lapang yang sub
optimum. Kondisi sub optimum termasuk ke dalam kondisi yang kurang optimum bagi
perkecambahan benih. Kondisi sub optimum meliputi cekaman kekeringan, tanah salin, dan
lain sebagainya. Benih yang memiliki vigoritas tinggi maka akan dapat berproduksi normal
dalam kondisi sub optimum dan di atas kondisi normal. Selain itu, dapat tumbuh serempak
dan cepat.
Pada kedalaman 2 cm benih vigor sebanyak 4 benih dan benih mati sebanyak 1 benih.
Pada kedalaman 3 cm benih vigor sebanyak 2 benih dan benih mati sebanyak 3 benih. Pada
kedalaman 4 cm benih vigor sebanyak 1 benih dan benih mati sebanyak 4 benih. Pada
kedalaman 5 cm benih vigor sebanyak 1 benih dan benih mati sebanyak 4 benih. Hasil
tersebut dipengaruhi oleh kedalaman biji dan mutu biji yang digunakan. Semakin dalam
lubang tanam maka semakin lama tunas daun muncul karena jagung memiliki tipe
perkecambahan hipogeal maka sebenarnya bisa ditanam pada kedalaman 5 cm namun tunas
daun sulit muncul ke atas permukaan pasir dibandingkan dengan penanaman pada lubang
tanam 2 cm. Selain itu mutu benih yang digunakan juga sangat mempengaruhi
perkecambahan jagung. Apabila mutu benih yang digunakan baik maka daya tumbuh benih
jagung juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya. Apabila melihat dari daya tumbuhnya, benih
jagung yang digunakan mutunya rendah karena hanya mampu berkecambah sebanyak 45%.
Menurut Tustiyani et al. (2016) vigor benih dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
pengeringan, pembersihan, penyortiran, dan pengemasan pada unit pengolahan benih.
Disamping itu, juga dipengaruhi oleh kondisi pada saat penyimpanan benih. Benih yang
memiliki vigor tinggi memiliki beberapa ciri, antara lain tahan untuk disimpan dalam jangka
waktu lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta dapat tumbuh dengan
serempak, cepat, dan sama rata. Sebaliknya, apabila suatu benih memiliki tingkat vigor yang
rendah maka akan menghasilkan tanaman yang buruk.
Pengujian terhadap vigor berbagai benih dibutuhkan karena dapat memberikan
informasi terkait mutu benih yang akan digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian. Benih
yang beredar dikalangan para petani saat ini memiliki tingkat vigor yang beragam. Peredaran
benih dengan berbagai tingkat vigor ini dapat mempengaruhi produktivitas pada tanaman
tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan vigor adalah dengan invigorasi
dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) alami yang dikandung oleh air kelapa. Hal
ini karena air kelapa mengandung sitokinin yang dapat berperan dalam pembelahan sel.
Penambahan air kelapa dengan konsentrasi 75% mampu meningkatkan proses
perkecambahan sebesar 96% (Novita dan Suwarno, 2014).
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Uji viabilitas dan uji vigor digunakan untuk menguji kelayakan benih pada kegiatan
produksi benih. Pada praktikum ini menggunakan benih jagung pada uji viabilitas dengan uji
kertas digulung didirikan dalam plastik (UKDdp) dan menggunakan benih kacang hijau pada
uji vigor. Hasil yang didapatkan adalah presentase rata-rata uji viabilitas sebesar 80% benih
normal, 5% benih abnormal, dan 15% benih segar tidak tumbuh. Sedangkan presentase rata-
rata pada uji vigor adalah 100%. Hal ini menandakan bahwa benih jagung dan kacang hijau
memiliki viabilitas dan vigor yang tinggi sehingga memiliki kemampuan yang baik dalam
proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman.
4.2 Saran
Praktikum telah berjalan dengan baik. Seharusnya diberikan pilihan substrat uji vigor
karena keterbatasan fasilitas saat praktikum mandiri. Selain itu diperlakuan pengamatan
visual lebih baik dalam penggolongan kriteria benih.
DAFTAR PUSTAKA

Novita dan F. C. Suwarno. 2014. Viabilitas Benih Melon (Cucumis Melo L.) pada Kondisi
Optimum dan Sub-Optimum setelah Diberi Perlakuan Invigorasi. Buletin Agrohorti, 2
(1) : 59–65.
Ridha, R., M. Syahril, dan B. R. Juanda. 2017. Viabilitas dan Vigoritas Benih Kedelai
(Glycine max (L.) Merrill) Akibat Perendaman dalam Ekstrak Telur Keong Mas.
AGROSAMUDRA Jurnal Penelitian, 4 (1): 84-90.
Suwarno, F. C. dan Hapsari, I. 2008. Studi Alternatif Substrat Kertas untuk Pengujian
Viabilitas Benih dengan Metode Uji UKDdp. Buletin Agron, 36 (1): 84 – 91.
Tustiyani, I., R. A. Pratama, dan D. Nurdiana. 2016. Pengujian Viabilitas dan Vigor dari Tiga
Jenis Kacang-Kacangan yang Beredar di Pasaran Daerah Samarang, Garut. Jurnal
Agroekotek, 8 (1) : 16 – 21.
LAMPIRAN

Dokumentasi Uji Viabilitas dan Uji Vigor


Dokumentasi Kegiatan
Melembabkan kertas buram

Menanam benih jagung pada kertas


buram

Menutup dengan kertas buram

Menggulung kertas buram


Mengikat kertas buram dan simpan
didirikan

Membuat lubang tanam kedalaman 2, 3,


4, dan 5 cm pada pasir

Menanam benih pada lubang tanam

Melembabkan pasir

Perkecambahan benih pada 4 HST


Pengelompokan kriteria perkecambahan
benih

Hasil uji viabilitas benih

Hasil uji vigor benih

Anda mungkin juga menyukai