Anda di halaman 1dari 6

PERSEMAIAN TANAMAN BUDIDAYA HORTIKULTURA

DAN PANGAN

Fatin Sofi Maulida1, Muhammad Apriyandi Ilmawan2, Dicky Syahrial Wirayuda3


2018102103112541, 2018102103112562, 2018102103112593
fififatin8@gmail.com1, apriyandimuhammad@gmail.com2, dickysyahrial12@gmail.com3
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

ABSTRAK
Persemaian merupakan proses awal perkembangan suatu tanaman. Dalam tahap
ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami
sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi
tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Proses
persemaian adalah tahap awal sebelum tanaman tersebut siap dipindah tanam
atau yang biasa disebut transplanting dikarenakan persemaian hanya
mengoptimalkan pertumbuhan pada masa-masa awal tanaman. Proses ini
memakan waktu sekitar dua minggu. Praktikum ini mengenai persemaian yang
dilakukan terhadap 5 komoditas tanaman hortikultura dan pangan, yaitu padi,
jagung, kacang panjang, sawi pakcoy, dan tomat. Persemaian bertujuan
menyiapkan tempat tumbuh yang optimal bagi benih agar berkecambah dan siap
pindah tanam ke media tanam yang baru. Persemaian dilaksanakan mulai dari
tanggal 28 November 2019 sampai 12 Oktober 2019. Proses persemaian ini
dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor pertama ialah intensitas penyiraman yang
dilakukan. Faktor kedua ialah benih yang digunakan pada saat persemaian.
Faktor ketiga dan yang terakhir ialah komposisi media tanam yang digunakan
untuk persemaian. Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan antara satu dengan
yang lainnya dan sangat erat kaitannya dalam menentukan proses persemaian
akan berhasil ataukah tidak. Presentasi daya kecambah diperoleh dari jumlah
benih yang ditanam dibagi jumlah pengamatan total dikali 100%. Untuk
komoditas padi daya kecambahnya 59,2%, jagung 91,8%, kacang panjang
presentasi paling rendah yaitu 44,9%, Sawi pakcoy presentasinya paling besar
yaitu 93% dan yang terakhir tomat dengan 88,28%.
Kata kunci : persemaian , tanaman budidaya, pertumbuhan benih

PENDAHULUAN pakcoy, dan tomat merupakan pelengkap


dalam menyantap nasi yang biasa
Tanaman hortikultura dan pangan digunakan sebagai sayur.
memegang peranan yang sangat penting Dalam proses budidaya tanaman
untuk keberlangsungan kehidupan tersebut, tentu dilakukan proses
manusia. Beberapa tanaman hortikultura persemaian. Menurut BPTPH Hutan
dan pangan seperti padi (Oryza sativa), (2012), persemaian merupakan
jagung (Zea mays), kacang panjang (Vigna penyediaan tempat untuk memproses benih
unguiculata), sawi pakcoy (Brassica atau bagian tanaman lain menjadi bibit
rapa), dan tomat (Solanum lycopersicum) siap tanam ke tempat yang baru.
merupakan komoditas yang strategis. Padi Persemainan bertujuan untuk menyiapkan
merupakan tanaman penghasil beras yang benih agar dalam keadaan yang paling
menjadi makanan pokok bagi masyarakat optimal dan tentu juga untuk menyiapkan
Indonesia. Jagung bisa dijadikan sebagai bibit siap tanam dalam jumlah dan kualitas
makanan pokok maupun sekadar untuk yang sesuai dengan harapan, bahan
camilan, sedangkan kacang panjang, sawi

1
tanaman sesuai dengan tata waktu yang Praktikum dilaksanakan di Kebun
diperlukan. Percobaan (lahan belakang rusunawa)
Dalam perkecambahan terdapat Universitas Muhammadiyah Malang mulai
dua faktor yang mempengaruhi, yaitu tanggal 28 Oktober 2019 sampai dengan
faktor dari luar dan faktor dari dalam. 12 November 2019.
Menurut Kamil (dalam Sholicha, 2009),
faktor-faktor luar yang sangat Bahan dan Alat
mempengaruhi perkecambahan ialah
adanya air yang cukup, suhu yang pantas, Bahan yang digunakan yaitu
cukup oksigen, dan adanya cahaya. benih-benih tanaman yang sudah direndam
Sedangkan menurut Imansari dan Haryanti antara lain jagung (Zea mays), kacang
(2017) faktor dalam yang mempengaruhi panjang (Vigna unguiculata), sawi pakcoy
ialah gen, persediaan makanan dalam biji, (Brassica rapa), tomat (Solarium
hormon, ukuran dan kekerasan biji, serta lycopersicum), padi (Oryza sativa), tanah
dormansi. dan pupuk kandang.
Salah satu masalah utama dalam Alat yang digunakan antara lain
proses persemaian ialah tidak cangkul, tray, pinset, sprayer, cawan petri
berkecambahnya benih yang telah ditanam dan gembor
dalam media tanam. Benih yang digunakan
merupakan benih yang telah diperlakukan Pelaksanaan Praktikum
dengan pemberian fungisida, sehingga
Pelaksanaan praktikum diawali
akan aman dari patogen ataupun hama
dengan menyiapkan alat dan bahan. Lalu
yang menyerang, melindungi dari OPT
mencampur tanah dengan pupuk kandang
pengganggu (hama perusak benih), hal ini
lalu dimasukkan ke dalam tray. Tray yang
seperti yang disebutkan dalam Fitryana
sudah diisi tanah kemudian diisi dengan
(2017).
benih tanaman, lalu kemudian disiram.
Praktikum ini bertujuan untuk
Perubahan yang diamati yaitu
mengetahui bagaimana cara persemaian
pertumbuhan benih dan faktor-faktor yang
yang tepat untuk setiap komoditas.
mempengaruhi pertumbuhan benih
BAHAN DAN METODE tersebut. Proses persemaian dilakukan
selama 14 hari hingga kemudian tanaman
Tempat dan Waktu tersebut dipindah ke lahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Persemaian
Komoditas ∑Tanaman ∑Tanaman Daya Kecambah (%)
yang hidup
Padi 250 148 59,2
Jagung 85 78 91,8
Kacang Panjang 256 115 44,9
Sawi Pakcoy 500 465 93
Tomat 128 113 88,2

Dari tabel 1, terlihat bahwa kecambah yang paling besar dibanding


komoditas sawi pakcoy memiliki daya komoditas yang lain, yaitu 93%. Jagung

2
menempati nomor dua dengan persentasi masuknya CO2 dan menurunkan proses
91,8%, dan tomat menempati posisi 3 fotosintesis.
dengan persentasi 88,28%. Nampak bahwa Pada siang hari kecambah akan
dari semua komoditas bahwa komoditas mendapatkan intensitas cahaya yang lebih
Sawi Pakcoy lebih tinggi daya banyak dikarenakan posisi peletakan
kecambahnya dibandingkan komoditas tempat persemaian terdapat pada posisi ke
lain. Pada hasil persemaian dan pembibitan 3 dari bawah rak, hal ini menyebabkan
yang sudah dilakukan terhadap komoditas pertumbuhan kecambah terhambat, namun
jagung, terdapat sebanyak 78 biji jagung daun akan terlihat lebih hijau dikarenakan
yang berhasil berkecambah menjadi bibit hormon auksin yang terurai ketika terkena
dari total 85 biji. Sebagaimana yang telah cahaya, dan akibatnya proses fotosintesis
dipaparkan oleh Mudiana (2007) biji akan lancar (Pantilu, dkk. 2012).
tersebut bisa saja dikarenakan biji yang Ciri-ciri bibit siap tanam menurut
tidak dalam keadaan benar-benar baik Adriani dan Syahfari (2017) adalah bibit
untuk dikecambahkan, biji tersebut normal atau sehat, umur cukup bisa dilihat
kemungkinan sudah mengalami fisiologis dari helai daun yang telah membuka lebar
dan ini menurunkan daya hidup dari biji dan warna daun hijau tua. Ada beberapa
tersebut. faktor yang mempengaruhi tingkat
Penyiapan media tanam keberhasilan persemaian diantaranya
merupakan tahap awal yang dilakukan adalah tipe perakaran, media tanam, waktu
sebelum melakukan proses penyemaian. pemindahan, kondisi dan cuaca. Pada tipe
Media yang digunakan untuk persemaian perakaran bibit yang sudah dipilih harus
jagung adalah dengan perbandingan 1:1 bibit yang normal tujuannya adalah bibit
yang umumnya adalah campuran tanah yang baru dipindah biasanya akan
dengan pupuk kandang. Selama di dalam mengalami stress karena beberapa hal
proses penyiapan media tanam juga seperti akar putus, kondisi lingkungan
dilakukan persemaian bibit. Media tanam yang ekstrim, waktu pemindahan yang
yang digunakan diusahakan agar tidak tidak tepat dan ketersediaan air (Husein,
terlalu padat agar sirkulasi air dan udara di dkk. 2019) . Media tanam yang digunakan
dalam media menjadi baik, sekaligus adalah tanah dan tray, tujuannya adalah
mencegah kelembaban yang berlebihan. untuk menumbuh kembangkan bibit
Setelah selesai melakukan proses tanaman yang siap untuk ditanam kembali
persemaian, selanjutnya pada waktu tertentu.
menyiram/menyemprot dengan sprayer. Kecambah diklasifikasikan
Penyiraman dilakukan sampai menjadi 4, yaitu kecambah normal,
tanah mengalami keadaan jenuh setiap hari kecambah abnormal, dan kecambah mati.
pada pagi dan sore hari. Hal ini dilakukan Kecambah normal memiliki bagian
untuk menyediakan air yang cukup bagi tanaman yang lengkap (daun, akar, dan
kecambah untuk tumbuh. Menurut Song & batang), daun berwarna hijau, dan
Banyo (2011) kekurangan air perakaran tumbuh dengan baik. Kecambah
mempengaruhi semua aspek pertumbuhan abnormal tidak memiliki bagian tanaman
tanaman yang meliputi proses fisiologi, yang lengkap, akar pendek, kerdil, dan
biokimia, anatomi, dan morfologi. Pada warna akar dan batang kecokelatan.
saat kekurangan air sebagian stomata daun Kecambah mati dicirikan dengan benih
menutup sehingga terjadi hambatan busuk ataupun benih mati. Pada komoditas
jagung, terdapat 78 benih yang

3
berkecambah normal, sisanya merupakan menyerap air, namun mengalami hambatan
benih segar tidak tumbuh (BSTT). BSTT untuk proses selanjutnya (Prabhandaru, &
merupakan benih yang mampu untuk Saputro. 2017)
tumbuh menjadi kecambah normal dan

DAFTAR PUSTAKA MUHAMMADIYAH MALANG


Adriani & Syahfari, H. 2017. 2019.
PENGARUH WAKTU Imansari, F., Haryanti, S. (2017. Pengaruh
PEMBERIAN DAN DOSIS Konsentrasi HCI terhadap Laju
PUPUK KANDANG SAPI Perkembangan Biji Asam Jawa
TERHADAP PERTUMBUHAN (Tamarindus indica L.). Buletin
DAN HASIL TANAMAN SAWI Anatomi dan Fisiologi, 2(2): 187-
(Brassica juncea L.). Jurnal 192.
AGRIFOR, 16 (2): 151-162. 2503- Prabhandaru, I., Saputro, T.B., 2017.
4960. Respon Perkecambahan Benih Padi
Balai Praktikum Teknologi Perbenihan (Oryza sativa L.) Varietas Lokal
Tanaman Hutan. (2012). Teknik SiGadis Hasil Iradiasi Sinar
Persemaian. Bogor, Indonesia: Gamma. JURNAL SAINS DAN
Kurniaty, R. dan Danu. SENI ITS, 6 (2), 48-52. 2337-3520.
Fitryana, R. 2017. Pengaruh Beberapa Sholicha, R. F. 2009. Pengaruh Skarifikasi
Jenis Fungisida sebagai Perlakuan Suhu dan Lama Perendaman Dalam
Benih Jagung Terhadap Air Terhadap Perkecambahan Biji
Kelimpahan dan Keragaman Kedawung. Malang, Indonesia.
Artropoda Tanah. Bandar Lampung, Song, A. N., & Banyo, Y. 2011.
Indonesia. Konsentrasi klorofil daun sebagai
Husein, S., Muhidin, Zakia, A., & Tim indikator kekurangan air pada
Asisten Hortikultura 2018. 2019. tanaman. Jurnal ilmiah sains, 11 (2),
PETUNJUK PRAKTIKUM 166-173.
TEKNOLOGI PRODUKSI Pantilu, L.I., Mantiri, F.R., Ai, N.S., &
TANAMAN PANGAN & Pandiangan, D. Respons Morfologi
HORTIKULTURA. Malang, dan Anatomi Kecambah Kacang
Indonesia : LABORATORIUM Kedelai (Glycine max (L.) Merill)
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS terhadap Intensitas Cahaya yang
PERTANIAN – PETERNAKAN Berbeda. JURNAL BOSLOGOS,
UNIVERSITAS 2(2).

4
Lampiran 1. Perhitungan daya kecambah
Sampel Waktu pengamatan (Hari) DB
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H1 H1 H1 H17
4 5 6 H18
Padi 0 0 0 75 75 90 95 135 140 151 151 148 148 148 148 148 148 148 59,2%
Jagung 0 0 0 16 42 62 66 71 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 91,8%
Kacang 0 0 0 0 0 0 0 112 112 112 140 140 140 140 140 115 115 115 44,9%
Panjang
Sawi Pakcoy 0 0 210 224 364 379 380 410 435 445 465 465 465 465 465 465 465 465 93%
Tomat 0 0 0 0 40 57 63 71 79 86 98 106 106 109 113 113 113 113 88,28%
1. Komoditas Padi 4. Komoditas Sawi pakcoy

∑ Benih yang hidup ∑ Benih yang hidup


DB ( % ) : DB ( % ) :
∑ Benih total ∑ Benih total
148 465
: x 100 % : x 100 %
250 500
2. Komoditas Jagung 5. Komoditas Tomat
∑ Benih yang hidup ∑ Benih yang hidup
DB ( % ) : DB ( % ) :
∑ Benih total ∑ Benih total
78 113
: x 100 % : x 100 %
85 128
3. Komoditas Kacang Panjang

5
∑ Benih yang hidup
DB ( % ) :
∑ Benih total
115
: x 100 %
256

Anda mungkin juga menyukai