ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani kopi. lokasi penelitian
di Desa Songgoriti, Kota Batu. Data yang digunakan berupa data sekunder. Data sekunder
diperoleh dari jurnal, artikel, dan beberapa literatur. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 20 petani. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa usahatani kopi yang ada di Desa Songgoriti mengalami keuntungan dan
layak diusahakan dikarenakan besarnya pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan besarnya
pengeluaran yang ditanggung oleh petani.
Kata kunci: analisis, pendapatan, usaha tani, kopi, Desa Songgoriti
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu komoditas tahunan yang mempunyai potensi dan sedang dikembangkan di
kawasan Kota Batu adalah tanaman kopi. Kopi merupakan salah satu dari lima komoditi
perkebunan yang memiliki kontribusi dalam pemasukan perekonomian di Indonesia. Hal ini
dikarenakan kopi memiliki keunggulan yang bersifat komparatif dan kompetitif sehingga dapat
meningkatkan nilai ekspor tanaman perkebunan di Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan
para petani kopi (Audry & Djuwendah, 2018; Dahang et al., 2020). Apalagi di era modern
seperti ini banyak sekali bermunculan tempat nongkrong kaum millenial yang menyajikan
menu kopi sebagai menu utamanya. Tanaman kopi adalah species tanaman berbentuk pohon
yang termasuk dalam famili rubiaceae dan genus cofea (Dahang et al., 2020)Kopi merupakan
tanaman tahunan yang memiliki umur produksi hingga 20 tahun.
Produktifitas kopi dipengaruhi oleh beberapa factor seperti benih, tanah, pupuk, obat-
obatan, dan tenaga kerja. Produktifitas kopi pada dasarnya juga dipengaruhi oleh luas panen
dan hasil produktifitas per ha, sehingga dapat dikatakan bahwa jika luas panen mengalami
peningkatan maka produksi dapat ditingkatkan (Amisan et al., 2017) Selain itu, peningkatan
produktivitas juga dapat dilakukan dengan cara memperhatikan Teknik budidaya tanaman kopi
mulai dari proses penyiapan lahan hingga pasca panen. Pada saat proses pemupukan juga
penting halnya untuk memperhatikan waktu, dosis, dan jenis pupuk serta cara
pengaplikasiannya. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik dan berproduksi tinggi,
tanaman kopi dianjurkan dipupuk dua kali pada awal dan akhir musim hujan dengan pupuk
kandang urea, SP-36, dan KCL. Selain itu proses pemangkasan juga perlu dilakukan agar
tanaman kopi memiliki tinggi yang sesuai sehingga memudahkan para petani pada saat
memanen (Adhikari et al., 2020)
Tanaman kopi memiliki banyak varietas atau jenis, namun yang paling umum
dibudidayakan ada empat jenis yaitu kopi jenis arabika, kopi robusta, dan kopi excelsa. Setelah
di budidayakn cukup lama ternyata usahatani kopi menguntungkan banyak petani yang
menanam kopi tidak hanya di lahan perhutani tetapi juga di lahan milik pribadi baik sebagai
tanaman utama maupun tanaman sela diantara tanaman sayuran (Fufa et al., 2020). Terdapat
dua jenis kopi yang tumbuh dan berkembang di Kota Batu yaitu tanaman kopi arabika seluas
52,5 Ha dan tanaman kopi robusta seluas 27,5 Ha dengan jumlah produksi total sebesar 140,39
ton (Penelitian & Geografis, 2018). Daerah yang terkenal sebagai penghasil tanaman
perkebunan di Kota Batu ini yaitu di Dusun Songgokerto, Dusun Gunungsari dan Dusun
Sumberejo. Luas areal dan produksi kopi terbesar di Kota Batu terdapat di Desa Songgoriti.
Berikut ini adalah tabel jumlah dan luas tanaman perkebunan menurut jenis tanaman di Desa
Songgoriti.
Tabel 1. Jumlah dan Luas Lahan Menurut Jenis Tanaman Di Desa Songgoriti
Tanaman Luas Lahan (ha) Produksi
Cengkeh 828,50 377,30
Kopi 1.128,00 430,79
Pala 6,00 2,45
Sumber Data: Data Sekunder dari BPS Kota Batu
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa sektor perkebunan yang memiliki luas
tanaman dan produktivitas paling besar adalah tanaman perkebunan kopi. Sehingga tanaman
kopi memang cocok untuk diusahakan di daerah tersebut. Jenis kopi yang dibudidayakan di
Desa Songgoriti ada dua ya itu kopi jenis robusta dan kopi jenis arabika, dengan tanaman
naungan berupa pohon pinus. Wujud produksi kopi di Desa Songgoriti ini kebanyakan berupa
gelondong kering yang kemudian dapat diolah menjadi kopi bubuk yang dikemas cantik dan
menarik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, dapat ditarik rumusan masalahnya
berupa mengetahui berapa tingkat pendapatan usahatani kopi di Desa Songgoriti, Kota Batu
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu menganalisis pendapatan usahatani kopi di
Desa Songgoriti, Kota Batu
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Desa Songgoriti sebahai bahan
pertimbangan dan masukan untuk lebih meningkatkan pendapatan usahatani kopi. Penelitian
ini juga diharapkan dapat menjadi referensi dari penelitian-penelitian sebelumnya.
METODOLOGI PENELITIAN
2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari tahap persipan hingga
penyusunan laporan, yaitu sejak bulan April 2021 hingga Mei 2021. Lokasi penelitian di
laksanakan di Desa Songgoriti, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur.
2.3 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam mini research ini adalah data sekunder. Data
sekunder di peroleh dari literatur, jurnal, artikel serta situs di internet yang berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan
2.4 Metode Pengambilan Sampel
Penentuan lokasi pengambilan sampel yaitu Desa Songgoriti. Metode pengambilan
sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Simple Random Sampling. Adapun
terdapat 20 petani yang diambil sampelnya.
2.5 Konsep Pengukuran Variabel
1. Karakteristik Petani
a. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
b. Umur : Umur Petani (tahun)
c. Tingkat Pendidikan : Lamanya petani mengenyam pendidikan
d. Pekerjaan Lainnya : Pekerjaan lain selain petani
e. Jumlah Tanggungan Keluarga
2. Usahatani Kopi:
a. Luas Lahan (ha)
b. Biaya Pemeliharaan
c. Biaya Pemangkasan
d. Biaya Panen
e. Jumlah Produksi Kopi (kg)
f. Harga Jual (Rp)
2.6 Analisis Data
Penelitian yang dilakukan di Desa Songgoriti, menggunakan metode deskriptif dan
hasil penelitian akan dilampirkan dalam bentuk tabel. Untuk mengetahui total
penerimaan dalam satu masa tanaman kopi dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut:
TR = Q x P
Dimana :
TR = Total Revenie / Total Penerimaan (Rp)
Q = Quantity / Jumlah produksi (Kg)
P = Price / Harga (Rp)
Sedangkan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani, menggunakan rumus sebagai
berikut:
I = TR – TC
Dimana :
I = Pendapatan usahatani (income)
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total Biaya (Total Cost)
Analisis pendapatan kemudian dilanjutkan menggunakan analisis Cost of Ratio (R/C),
yang merupakan analisis perbandingan antara penerimaan usahatani dengan total biaya
produksi usahatani. Analisis ini menggunakan model persamaan sebagai berikut:
A = TR/TC
TR = P.Q
TC = FC + VC
R/C = ((P . Q) / (FC + VC))
Dimana :
A = Indeks Kelayakan Usahatani
R/C = Rasio perbandingan antara total penerimaan dan total biaya produksi
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
P = Price (Harga)
Q = Quantity (Total Produksi)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
Dengann kriteria, berupa:
Bila R/C = 1, usahatani tersebut tidak untung dan tidak rugi atau dikatakan impas
Bila R/C < 1, usahatani tersebut rugi atau tidak layak diusahakan
Bila R/C > 1, usahatani tersebut untung, atau layak diusahakan
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa usahatani kopi di Desa Songgoriti, Kecamatan
Batu, Kota Batu dapat disimpulkan bahwa hasil analisis nilai R / C untuk usahatani kopi adalah
lebih dari 1. Hal ini menunjukkan usahatani kopi yang ada di Desa Songgoriti memiliki
keuntungan dan layak untuk diusahakan.
4.2 Saran
Hasil penelitian ini sebaiknya dapat dijadikan acuan bagi pemerintah desa dalam rangka
menetukan kebijakan apa yang cocok bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan
petani dan juga dapat melakukan pengembangan secara lebih luas dalam rangka untuk
meningkatkan produksi tanman kopi mengingat permintaan pasar untuk tanaman ini cukup
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Adhikari, M., Isaac, E. L., Paterson, R. R. M., & Maslin, M. A. (2020). A review of potential
impacts of climate change on coffee cultivation and mycotoxigenic fungi.
Microorganisms, 8(10), 1–12. https://doi.org/10.3390/microorganisms8101625
Amisan, R. E., Laoh, O. E. H., & Kapantow, G. H. M. (2017). Analisis Pendapatan Usahatani
Kopi Di Desa Purwerejo Timur, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur. Agri-Sosioekonomi, 13(2A), 229.
https://doi.org/10.35791/agrsosek.13.2a.2017.17014
Audry, R. J., & Djuwendah, E. (2018). Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Java Preanger
Pada Kelompok Tani Margamulya Desa Margamulya Kecamatan Pengalengan Bandung.
Jurnal Ilmu Pertanian Dan Peternakan, 6(1), 31–38.
Dahang, D., Pagar, K., Mangatasi, S., Suka, D., Kecamatan, M., Panah, T., & Karo, K. (2020).
Pengaruh Teknik Budidaya Terhadap Produksi Kopi. 4(2), 47–62.
Fufa, N., Bekele, D., & Ibirahim, J. (2020). Adaptability and Performance Evaluation of Coffee
( coffea arabica l .) Varieties on Growth , Yield and Assosiation of Traits at Mid Highland
Area of Western Ethiopia. 5(4), 159–163. https://doi.org/10.11648/j.eeb.20200504.16
Jezeer, R. E., Verweij, P. A., Boot, R. G. A., Junginger, M., & Santos, M. J. (2019). Influence
of livelihood assets, experienced shocks and perceived risks on smallholder coffee
farming practices in Peru. Journal of Environmental Management, 242(May), 496–506.
https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2019.04.101
Laoh, O. E. H., & Kapantow, G. H. M. (2017). ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KOPI
DI DESA PURWEREJO TIMUR , KECAMATAN MODAYAG , KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW TIMUR Ronaldo Esayas Amisan This study aims to determine the income
of coffee farming . The location of this research was East Purwerejo Village ,. 13, 229–
236.
Penelitian, A. D. L., & Geografis, K. (2018). Sumber: Monografi Desa Pucangan, 2018 44.
44–71.
Prasmatiwi, F. E., Evizal, R., & Syam, T. (2017). Integrasi Ternak Kambing-Tanaman
Mendorong Budidaya Kopi Semiorganik. LPPM UNILA, Institutional Respository
(LPPM-UNILA-IR), 2013.
Zhang, C., Shen, T., Liu, F., & He, Y. (2018). Identification of coffee varieties using laser-
induced breakdown spectroscopy and chemometrics. Sensors (Switzerland), 18(1).
https://doi.org/10.3390/s18010095