Anda di halaman 1dari 5

4.

2 Pengaruh Gapoktan dalam Mendukung Pengembangan Potensi desa

Pada subab ini akan dijelaskan mengenai pengaruh peran Gapoktan dalam
mendukung potensi Desa Gunung Gempol yang meliputi, pengaruh Gapoktan
terhadap produktivitas hasil panen, pengaruh Gapoktan dalam pendapatan
anggotanya dan peran Gapoktan terhadap infrastruktur.

4.2.1 Pengaruh Gapoktan terhadap produktivitas pertanian

Komoditi unggulan di Desa Gunung Gempol adalah Kopi dan Tembakau, dilihat
dari hasil panen pada tahun 2021 dengan komoditas kopi sebanyak 50.000 Kg dan
Tembakau 36.000 Kg.

Pada bagian ini akan di jelaskan mengenenai peran GAPOKTAN


Manggala Tani terhadap tingkat produksi komoditi unggulan Desa Gunung
Gempol berupa kopi dan tembakau dengan luas lahan pertanian di 17 Ha dan
perkebunan kopinya sebesar 50,59 Ha. Berikut tabel hasil produktivitas kopi
dan tembakau di Desa Gunung Gempol dalam rentang tahun 2018-2019.

2020

2019

2018

5 15 25 35 45 55 65
2018 2019 2020
Kopi 60.15 61.83 65.77
Tembakau 9 9.86 10

Gambar 4.36
Tingkat Produktivitas Hasil Panen Kopi dan Tembakau
Sumber : Data GAPOKTAN Manggala Tani dan PPL Kecamatan Jumo 2021

Dari tabel diatas dapat diketahui terjadi kenaikan hasil produksi panen
dalam 3 tahun terakhir, dengan produksi panen tertinggi adalah pada tahun
2020, untuk kopi 65,77 ton dan untuk tembakau 10 ton. Kenaikan ini dapat
dikatakan merupakan hasil dari peran GAPOKTAN yang baik dan dijalankan
oleh GAPOKTAN Manggala Tani melalui program kerjanya. Berdasarkan
wawancara dengan ketua GAPOKTAN Manggala Tani, peningkatan hasil
produksi panen ini mulai terlihat pada tahun 2016 dimana program LKM-
GAPOKTAN yakni simpan-pinjam berhasil mendorong petani untuk dapat
memenuhi kebutuhan modal dalam meningkatkan produktivitas hasil
panennya serta kegiatan pembelajaran dengan PPL juga membantu
meninkatkan produktivitas komoditi unggulan yakni kopi dan tembakau.

“Semenjak tahun 2016 hasil panen terus meningkat


dibarengi dengan perbaikan perbaikan program
GAPOKTAN sehingga lebih maksimal lagi hasil panennya
khususnya untuk LKM-GAPOKTAN dan pengelolaan
bantuan pestisida, terutama pada tembakau yang biasanya
4-5 kwintal sekali panen, saat itu jadi 7 kwintal. Dari saat itu
tembakau mulai naik sedikit sedikit, kami juga bekerjasama
dengan desa agar lahan bengkoknya dijadikan khusus untuk
tembakau sehingga bisa menaikan hasil produksi panen.”
(wawancara dengan Bapak Waluyo 40 tahun, Ketua
GAPOKTAN)

Selain itu dalam ranah individu setiap petani rata rata panen 20–25 karung
kopi setiap masa panen dengan isi 1 karung untuk kopi berisi 40 kg kopi
basah atau 15 kg kopi kering dan untuk tembakau 9-11 kranjang per musim
panen dengan berat 40 kg untuk tembakau basah kalau tebakau kering 4 kg.

“biasanya selalu ada peningkatan setiap tahun minimal 1


orang ada dapat bonus panen 5-6 kg yang di pakai untuk
uang darurat atau di sumbangkan ke desa untuk sumbangan
desa.” (wawancara dengan Bapak Ubaroh 35 tahun, ketua
Kelompok Tani Mitra Tani I)

Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner di pembahasan sebelumnya dalam


pemahaman tingkat peran GAPOKTAN sebanyak 100% responden yang
merupakan anggota GAPOKTAN menyatakan mendapatkan manfaat sebagai
anggota GAPOKTAN dibandingkan sebelum menjadi anggota GAPOKTAN,
karena kemudahan–kemudahan yang ditawarkan oleh GAPOKTAN untuk
membantu pertanian setiap anggotanya. Selain itu, peningkatan produktivitas
yang terjadi dikarenakan pengetahuan dan keterampilan serta berubahnya
sikap anggota GAPOKTAN yang mau belajar mencoba inovasi-inovasi yang
diberikan oleh PPL selama kelas belajar bersama maupun diskusi dengan
sesama anggota GAPOKTAN saat pertemuan salapanan. Selain itu tingkat
partisipasi anggota yang baik dilihat dari tingkat pemahaman anggota
GAPOKTAN terhadap perannya pada bagian pemberian saran dan diskusi
masalah pertanian.

“PPL juga membantu kami dalam pemilihan varietas


tembakau dan stek kopi yang cocok dengan desa gunung
gempol, jadi kopi kami khas.” (wawancara dengan Bapak
Waluyo 40 tahun, Ketua GAPOKTAN)

Penggunaan teknologi yang tepat seperti varietas kopi yang cocok dengan
lokasi desa menghasilkan komoditi khas yang spesifik lokasi adalah hasil
pembelajaran bersama PPL yang merupakan bagian dari pemberdayaan
masyarakat dengan memanfaatkan potensinya sehingga dapat meningkatkan
efisiensi usaha tani.

Adanya kerjasama dengan pihak diluar desa untuk membantu


mengembangankan potensi Desa Gunung Gempol ditandai dengan spesialisai
GAPOKTAN Manggla Tani yang akan menjadi GAPOKTAN kopi dan
tembakau, yang nantinya akan dibantu dalam bentuk produksi pasca panen
dan peningkatan nilai jual produk dan akan dicoba untuk dipasarkan ke
Yogyakarta dimana ini memperluas cangkupan pemasaran GAPOKTAN
Manggala Tani.

4.2.2 Pengaruh Gapoktan terhadap pendapatan anggota

Meningkatan Tidak Meningkat


No Luas dan status
Jumlah Persetas Jumlah Persentas Persentase
. kepemilikan lahan
Responden e Responden e
Tidak Memiliki
1.
Lahan
2. Memiliki Lahan
Berdasarkan tabel diatas memunjukan bahwa aktivitas usaha tani yang diikuti
anggota kelompok tani dapat meningkat pendapatan seluruh lapisan masyarakat
baik yangtidak memiliki lahan maupun yang memiliki lahan. Peningkatan
pendapatan yang dirasakan responden dapat dikatakan merata bagi seluruh
kalangan baik petani yang tidak memiliki lahan hingga petani yang tidak meiliki
lahan hingga petani yang lahannya luas sekalipun dapat merasakan pendapatnya
memang mengalami peningkat semenjak mengikuti kegiatan dan usaha tani yang
dikelola oleh Gapoktan. Peningkatan pendapatan utamanya dirasakan oleh kelas
petani yang tidak memiliki lahan dengan status lahan sewa dan petani dengan
lahan luas.

Untuk dapat mengetahui kegiatan apa saja yang berpengaruh terhadap


peningkatan pendapatan petani dapat dilihat pada keterkaitan antara jenis kegiatan
yang diikuti anggota kelompok tani dengan peningkat pendapat petani dapat
dilihat pada keterkaitan antara jenis kegiatan yang diikuti anggota kelompok tani
dengan peningkatan pendapatan yang mereka peroleh dari kegiatan tersebut.
Keterkaitan peningkatan pendapatan yang bersumber dari Gapoktan mengenai
peningkatan pendapatan yang bersumber dari Gapoktan.

17% 13%

20%

50%

500 ribu - 1 juta 1 juta -1,5 juta


1,5 juta- 2 juta 2,5 juta - 3 juta

Gambar 4.xx
Diagram Hasil Kuesioner Mengenai Penambahan Pendapatan
Sumber : Hasil Analisis data 2022
Berdasarkan hasil survey dengan menyebarkan kuesioner diketahui
terdapat peningkatan dalam pendapatan anggota GAPOKTAN yakni,
sebanyak 50% responden mengaku mendapat peningkatan pendapatan 1,5 – 2
juta saat panen berlangsung, lalu sebanyak 20% responden mengaku
mendapat peningkatan pendapatan 1-15 juta, lalu disusul 17% persen dengan
2,5-3 juta dan yang terakhir 13% responden menyatakan mendapat
peningkatan sebesar 500 ribu – 1 juta. Maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden mendapat peningkatan pada 1,5 juta – 2 juta. Hal
ini sesuai dengan hasil wawamcara dengan ketua GAPOKTAN.
“Tambahan pendapatan yang diperoleh petani rata-rata
berkisar antara Rp. 1.500.000 – Rp 2.500.000 untuk sekali
panen pada kopi dan tembakau, untuk kopi kalau bijinya
dijual langsung tanpa di kupas harganya (kopi basah) ±
RP.10.000/kg kalau bijinya sudah di kupas dan di bersihkan
serta di pilih harganya bisa sampai ± RP.35.000/kg(kopi
kering)” (wawancara dengan Bapak Waluyo 40 tahun, Ketua
GAPOKTAN)
Terjadinya kenaikan pada pendapatan anggota GAPOKTAN menunjukan
bawa aktivitas usaha tani yang diikuti oleh anggota GAPOKTAN dapat
meningkatkan pendapatan anggotanya baik petani yang memiliki lahan
maupun petani yang menggunakan lahan bengkok desa maupun lahan
perkebunan perhutani. Sehingga dapat dikatakan peningkatana pendapatan
dialami oleh seluruh anggota GAPOKTAN hal ini juga tidak terlepas dengan
partisipasi anggota GAPOKTAN yang termasuk tinggi.
“Kami sedang meningkatkan nilaui jual kopi kami dengan
bekerja sama dengan pihak UGM untuk membenahi
pengolahan hasil panen kami untuk dijual diluar Kabupaten
Temanggung”. (wawancara dengan Bapak Eko Wasono 48
tahun, Kepala Desa Gunung Gempol).

4.2.3 Pengaruh Gapoktan terhadap Infrastruktur

Anda mungkin juga menyukai