Anda di halaman 1dari 15

JUDUL

Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Agropreneurship dalam Upaya


Meningkatkan Pendapatan Ekonomi dan Branding Desa Parang Lompoa Kab. Gowa.

LATAR BELAKANG
Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang menimpa tiap daerah yang ada di
Indonesia. Ekonomi menjadi hal penting yang nantinya memberikan pengaruh bagi tiap wilayah.
Kemajuan ekonomi di seluruh wilayah tanah air tidak dirumuskan hanya untuk kepentingan
sesaat, tetapi menjangkau kepentingan jangka panjang dan sesuai kebutuhan bangsa. Kemajuan
di bidang ekonomi tidak hanya di priotitaskan tetapi secara merata harus sampai ke pedesaan.
Pemberdayaan desa ditandai dengan adanya model transformasi teknologi dan ilmu pengetahuan
dalam pemanfaatan sumberdaya lokal dengan basis pengelolaan oleh masyarakat dan pemerintah
desa. Tujuan dari ekonomi adalah untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi dan menjalin
persaudaraan didalam kehidupan masyarakat seseorang yang melakukan kegiatan ekonomi akan
dikatakan berhasil jika seseorang tersebut mampu melakukan aktivitasnya semaksimal mungkin
dan selalu berusaha untuk mendapatkan kebutuhan yang terpenuhi. Program desa merupakan
suatu langkah desa dalam memajukan perekonomian dan pekembangan desa, yang mana dalam
mengembangkan desa, kepala desa beserta perangkat desa akan mendiskusikan suatu program-
program yang dapat membentuk perkembangan desa yang nantinya di publikasikan ke
masyarakat. Salah satu kelebihan program desa adalah mampu meningkatkan sistem
perekonomian masyarakat desa dan mampu meningkatkan perkembangan desa.
Desa Paranglompoa merupakan desa terpencil yang berada di kabupaten Gowa, yang
mayoritas masyarakatnya bergerak dalam sektor pertanian perkebunan, dan banyak sekali
terdapat lahan kosong, sampai dirumah penduduk dibelakang rumahnya ditemukan lahan kosong
dan juga peternakan, seringkali banyak kita jumpai sapi. Tentunya ini menjadi sebuah prestasi
yang dapat memberikan dampak yang sangat besar kontribusinya dalam meningkatkan kualitas
pertanian. Desa Paranglompoa berada di wilayah dataran tinggi yang menyebabkan suhu di desa
tersebut cukup sejuk sehingga cocok untuk perkebunan kopi. Selain itu di Desa Parang
Paranglompoa juga membudidayakan tanaman porang yang jumlahnya juga cukup melimpah.
Namun tanaman kopi dan porang yang ada belum diolah menjadi suatu produk. Masyarakat Desa
Paranglompoa hanya mengolah tanaman porang dan kopi secara sederhana untuk dijual di
pengempul. Kondisi lingkungan Desa Paranglompoa yang cukup sejuk sangat berpotensi untuk
pembudidayaan jamur. Banyaknya lahan yang kosong menyebabkan mudahnya dilakukan
budidaya jamur untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Tanaman porang yang pertumbuhannya cukup melimpah memungkinkan dilakukannya
pembudidayaan dengan mengolahnya menjadi tepung. Tepung porang yang dihasilkan nantinya
dapat digunakan untuk bahan makanan seperti kue putu, bahan dasar pembuatan jelly, konyaku
dan mie shirataki. Tepung porang ini memiliki kadar gula yang rendah dan tantunya bernilai
ekonomi yang tinggi. Proses pembuatan tepung yang digunakan juga cukup mudah. Kopi juga
termasuk tanaman yang melimpah di Desa Paranglompoa. Daun kopi dapat diolah menjadi
serbuk teh. Teh daun kopi yang nantinya dihasilkan tentunya memiliki banyak manfaat yang baik
bagi kesehatan tubuh dan pastinya dapat menambah nilai perekonomian untuk masyarakat
setempat. Teh yang dihasilkan nantinya dapat dijadikan kopi yang menjadi ciri khas desa
tersebut.
Kopi yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Paranglompoa sangat potensial untuk
dikembangkan mengingat budidaya kopi masih snagat alami atau dapat dikatakan kopi organik.
Kita dapat memanfaatkan tekonologi dalam pengaplikasian pengolahannya menjadi kopi bubuk.
Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Paranglompoa adalah pengetahuan dalam
mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk masih rendah. Pendampingan pelatihan teknologi
dilakukan melalui pelathan pengolahan pembuatan kopi bubuk dan mengemasnya dalam
kemasan yang menarik. Untuk itu usaha selanjutnya adalah budidaya jamur tiram. Hal yang
perlu dilakukan adalah pelatihan untuk membangun kubung tempat budidaya hingga pegolahan
jamur menjadi jamur crispy yang natinya dapat dipasarkan ataupun di konsumsi langsung oleh
masyarakat setempat. Hal ini tentunya meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan
meningkatkan nilai gizi masyarakat, melihat kandungan gizi dari jamur cukup banyak.
Pengembangan unit kegiatan yang nantinya dilakukan tentunya disesuaikan dengan
kebijakan pemerintahan setempat. Unit usaha yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada dilakukan untuk memnafaatkan pengembangan sumber daya manusia atau
memperkuat pengetahuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Peningkatan usaha poduktif yang ada dilakukan untuk
peningkatan kesadaran masyarakat yang diharapkan dapat tercapai melalui keterampilan
vokasional. Unit usaha yang dilakukan tentunya diharapkan dapat membawa perubahan yang
lebih dan berdampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat ditarik
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dan Branding Desa
Paranglompoa melalui pengembangan Agropreneurship ?
2. Bagaimana cara pengolahan dan pemasaran budidaya tiap unit usaha melalui pengembangan
Agropreneurship dalam memakmurkan masyarakat di Desa Paranglompoa?
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di paparkan, maka tujuan kegiatan ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia dan
Branding Desa Paranglompoa melalui pengembangan Agropreneurship.
2. Untuk mengetahui cara pengolahan dsan pemasaran budidaya tiap unit usaha melalui
pengembangan Agropreneurship dalam memakmurkan Desa Paranglompoa.

MANFAAT
Adapun manfaat yang diperoleh ialah, sebagai berikut :
1. Manfaat yang diperoleh oleh Desa
a. Dapat meningkatkan perekonomian dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
melimpah pada Desa Paranglompoa seperti perkebunan kopi, porang dan padi.
b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Paranglompoa terkait pengolahan teh
daun kopi dan bubuk kopi dari hasil berkebun kopi masyarakat sekitar.
c. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Paranglompoa terkait pengolahan
porang yang dapat dimanfaatkan menjadi tepung.
d. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Paranglompoa terkait budidaya
jamur dan pengolahan jamur crispy.
e. Melatih dan meningkatkan jiwa berwirausaha masyarakat Desa Paranglompoa.
2. Manfaat yang diperoleh oleh pelaku kegiatan
a. Melatih serta menerapakan secara langsung keterampilan sosial yang dimiliki kepada
masyarakat Desa Paranglompoa.
b. Melatih kerjasama kelompok dan sosialisasi kepada masyarakat.
c. Meningkatkan rasa peduli serta kepekaan terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat
sekitar.
d. Meningkatkan jiwa berwirausaha dengan adanya program yang dilaksanakan untuk
masyarakat Desa Paranglompoa.
3. Manfaat yang diperoleh setelah program terlaksana
a. Masyarakat Desa Paranglompoa dapat meningkatkan perekonomian dengan adanya
pelatihan berwirausaha yang diberikan oleh pelaksana kegiatan.
b. Masyarakat Desa Paranglampoa dapat lebih memanfaatkan sumber daya alam yang
dimiliki.
c. Mengoptimalkan perkembangan Desa Paranglompoa dengan penerapan berwirausaha.
GAMBARAN UMUM SASARAN
Kondisi Umum Lingkungan dan Potensi Sumber Daya Alam :
Desa Paranglompoa merupakan desa yang terletak di Kec. Bontolempangang, Kab.
Gowa. Dengan luas wilayah 19,38 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 2.067 jiwa. Mayoritas
penduduk Desa Paranglompoa ini berprofesi sebagai petani dan peternak. Sumber daya alam
utama dari desa ini ialah tanaman porang, tanaman kopi dan tanaman padi. Selain bertani,
penduduk desa Paranglompoa aktif beternak sapi dan ayam. Berdasarkan hasil survey yang telah
dilakukan masyarakat Desa Paranglompoa memiliki permasalahan di bidang pemanfaatan
Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya dalam pengolahan
tanaman kopi dan tanaman porang. Masyarakat Desa Paranglompoa setelah memanen hasil
kebun, hasil kebun tersebut tidak diolah terlebih dahulu dan langsung dipasarkan, sehingga nilai
jualnya terbilang rendah. Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa bermaksud untuk membantu
masyarakat desa Paranglompoa untuk meningkatkan nilai jual hasil kebunnya dengan cara
membuat suatu produk yang nantinya akan dipasarkan.
Kegiatan yang diadakan ini ialah sebagai bentuk perwujudan peran mahasiswa dalam
masyarakat serta bentuk kepedulian antar sesama terkhususnya dalam hal pemberdayaan
masyarakat. Sebagai mahasiswa dalam program studi pendidikan biologi, secara otomatis harus
memiliki kreatifitas dan inovasi dalam membuat dan menerapkan suatu karya serta mengabdi
pada masyarakat. Tanpa kreatifitas maka orang-orang yang diajar khsususnya anak-anak hingga
orang dewasa akan cepat merasa bosan dan sering kali tidak mengerti dalam cara penyampaian
untuk menimbulkan suatu produk, setiap mahasiswa mendapat pengetahuan dalam mengolah teh
dari daun kopi, kopi bubuk, pegolahan porang menjadi tepung, budidaya jamur dan pengolahan
jamur crispy.sehingga mahasiswa pun berinisiatif untuk menumbuhkan dan membangkitkan
ditambah lagi dengan pengetahuan-pengentahuan yang diperoleh mahasiswa dari pembelajaran
dasar - dasar kewirausahaan yang telah diadakan di kampus.
Sekilas tentang program yang akan dijalankan berupa :
1. Pengolahan teh daun kopi
Proses pengolahan teh meliputi proses pemetikan, pelayuan, penggulungan dan pengeringan.
Pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi polifenol teh pada hasil antara
oksidasi berada dalam timbangan tertentu yang memberikan mutu teh yang baik. Terdapat
beberapa macam pengeringan untuk pembuatan teh yaitu dengan menyangrai, menjemur,
menghembuskan udara panas, atau memanggangnya. daun kopi dipetik satu hari sebelum proses
pengolahan, daun kopi dipilih yaitu daun yang berwarna hijau dengan tingkat kematang 50%.
Daun kopi dicuci diair mengalir untuk menghilangkan kotoran dan debu yang menempel, hingga
daun kopi bersih. Daun kopi ditiriskan agar air yang masih menempel pada permukaan daun
berkurang atau hilang. Penirisan dilakukan 10 menit, adapun proses pelayuan bertujuan untuk
mengurangi kadar air dalam daun kopi. Pelayuan dilakukan dengan cara dihamparkan diatas
meja pada suhu ruang (27oC) selama 8 jam. Perajangan atau pemotongan bertujuan untuk
mengecilkan ukuran suatu bahan agar mempercepat proses pengeringan. Penimbangan berat
awal Daun kopi ditimbang (berat awal) dengan timbangan digital sebayak 150 gram gram untuk
semua perlakuan, dimana setiap perlakuan menggunakan 300 gram, lama pengeringan sesuai
perlakuan (8 jam, 9 jam, 10 jam, 11 jam dan 12 jam). Setelah penimbangan akhir, dilakukan
penimbangan kembali setelah proses pengeringan karena daun kopi yang telah dikeringkan
mengalami perubahan berat badan. Penghalusan Daun Kopi yang telah dikeringkan melakukan
penggilingan atau penghancuran menggunakan blender sampai dalam bentuk bubuk.
2. Kopi bubuk
Proses pengolahannya umumnya menggunakan metode basah untuk menghasilkan biji kopi
dengan kualitas baik. Perlakuan awal pada penelitian ini adalah proses pengeringan buah kopi
agar kulit luar lebih lunak. Kopi yang kulit luarnya telah sedikit mengkerut ditumbuk hingga
kulit luar buah kopi terlepas dan dicuci dari lendirnya. Kopi yang bersih dikeringkan dengan
panas matahari selama 2 - 3 hari. Biji kopi yang telah mengering dibersihkan dari kulit ari dan
jadilah biji beras kopi. Seperempat hasil biji beras kopi digunakan sebagai kontrol perlakuan.
Proses selanjutnya yaitu menimbang kopi dan nanas. Masing-masing kopi ditimbang 250 gram.
Sedangkan nanas 40 dan 80 %. Nanas yang telah diparut dicampurkan pada biji kopi dan
ditambahkan 100 ml air agar parutan nanas merata. Biji kopi fermentasi nanas selanjutnya
dicuci, disaring dan dikeringkan dengan panas matahari ± 2 - 3 jam. Biji kopi fermentasi yang
kering disangrai selama 25 menit dan didinginkan sejenak untuk mendapatkan citarasa dan
aroma yang baik. Hasil sangraian dihaluskan dengan saringan 50 mesh dan jadilah kopi bubuk.
3. Pengolahan porang menjadi tepung
Tepung porang merupakan produk olahan dari umbi porang (Amorphophallus muelleri
Blume) dengan umur simpan relatif panjang yang memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan di industri pangan. Adapun proses pembuatan tepung umbi porang ini melalui
beberapa tahapan yaitu melakukan penyesuaian mesin pembuat tepung umbi porang, Kemudian
melakukan sosialisasi penggunaan dan perawatan mesin pembuat tepung umbi porang, serta
mendata penghasilan mingguan petani umbi porang.
4. Pembudidayaan jamur, serta pengelohan jamur crispy.
a. Pembudidayaan jamur
Persiapan alat dan bahan untuk membuat baglog Jamur Tiram. Pengenalan alat yang
digunakan untuk budidaya jamur meliputi peralatan dasar, peralatan sterilisasi, peralatan
fermentasi, peralatan produksi baglog dan peralatan perawatan Jamur Tiram. Peralatan dasar
yang harus disediakan adalah rak jamur, dan ruangan steril. Alat yang digunakan untuk
sterilisasi diantaranya adalah oven/drum steam, kompor gas, thermome. Alat yang digunakan
untuk fermentasi adalah sekop, plastik terpal, ember, timbangan, dan pengayak. Alat yang
digunakan dalam pembuatan baglog adalah plastik baglog (polipropilen), cincin baglog diameter
11 x 2 cm, karet gelang, kapas, dan kertas koran. Alat yang digunakan dalam perawatan jamur
adalah penyemprot uap air. Bahan utama yang digunakan adalah bibit F2 Jamur Tiram , alkohol,
spiritus. Bahan yang digunakan untuk media antara lain serbuk gergaji, bekatul/dedak, kapur
dolomit, gipsum, dan air. Media sangat penting dalam penyediaan nutrisi bagi bibit jamur.
Pembuatan baglog meliputi tahap pencampuran, pembuatan media, strerilisasi, inokulasi dan
inkubasi. Tahap pencampuran bahan meliputi : 1) Merendam serbuk gargaji selama 24 jam. 2)
Meletakkan bahan pada tempat yang datar dan kering. 3) Mencampur komposisi bahan dengan
perbandingan serbuk gergaji 100 kg, bekatul/dedak 15 kg, kapur dolomit/ kalsit 2 kg, Plus 1 kg,
air 80 - 90 %. 4) Mencampur komposisi bahan tersebut hingga homogen dan tidak menggumpal.
5) Mengecek kelembaban adukan bahan, apabila sudah lembab dihentikan. 6) Menutup adonan
bahan dengan plastik terpal dan fermentasi selama 1 hari. Adpun tahap pembuatan media tanam
meliputi : 1) Menyiapkan alat dan bahan. 2) Memasukkan komposisi bahan ke dalam plastik
baglog. 3) Memadatkan bahan yang dimasukkan dalam plastik hingga tidak ada ruang kosong
menggunakn mesin pemadat bisa juga ditumbuk menggunakan botol kaca. 4) Memasang cincin
baglog pada ujung plastik. 5) Membuat lubang pada tengah-tengah cincin dengan menggunakan
kayu, sedalan 3 - 4 cm. 6) Mengikat ujung plastik pada cincin jamur dengan karet gelang. 7)
Menyumbat cincin jamur dengan kapas. 8) Menutup cincin jamur yang sudah disumbat dengan
kapas menggunakan kertas koran dan mengikatnya dengan karet gelang. Tahapan sterilisasi
baglog meliputi : 1) Memasukkan baglog pada oven/drum steam. Tahapan inokulasi bibit jamur
ke dalam baglog dan inkubasi pengamatan miselium meliputi : 1) Mensterilkan telapak tangan
dengan menggunakan alkohol 70%. 2) Membuka plastik/ kertas yang menutup cincin jamur pada
baglog. 3) Membuka sumbatan kapas pada cincin jamur. 4) Menginokulasikan bibit jamur tiram
kurang lebih 4 - 5 butir bibit jamur ke dalam baglog menggunakan tongkat inokulasi. 5) Menutup
kembali cincin baglog dengan kapas. 6) Mengingkubasikan baglog ke dalam ruang pembibitan.
7) Mengamati pertumbuhan miselium jamur dalam baglog. Perawatan Jamur Tiram dilakukan
dengan penyiraman secara periodik dan sortasi baglog yang kontaminasi. Pada proses perawatan
jamur perlu memperhatikan syarat tumbuh. Syarat tumbuh jamur tiram yang baik antara lain
kandungan air dalam substrat berkisar antara 60 - 65%. Untuk baglog yang sudah siap
dipasarkan, akan didistribusikan kepada mitra area Sulawesi selatan.
b. Pengelohan jamur crispy
Jamur yang telah dipanen, akan diolah menjadi jamur crispy dimana jamur dibersihakan
terlebih dahulu lalu ditiriskan dan dibaluti oleh tepung hingga dapat digoreng sampai matang.
Prospek Pengembangan Usaha
Dari uraian kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) diatas, perlu disusun strategi untuk
prospek pengembangan usaha kreativitas sehingga lebih baik. Adapun strategi yang digunakan
adalah dengan menggunakan kekuatan (strength) yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan d an
ancaman. Ancaman berupa pengetahuan masyarakat umum yang minim tentang hasil kreativitas,
apabila mereka membutuhkan pengetahuan dan alat mengenai project yang akan digunakan,
dengan adanya hal tersebut maka masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya alam yang dapat
diolah.

METODE PELAKSANAAN
Metode pemberdayaan masyarakat Desa Paranglompoa dilaksanakan dengan kombinasi antara
kegiatan lapangan (Offline) dan Online dengan perincian sebagai berikut :
a. Persiapan Wiradesa dengan masyarakat Desa Paranglompoa (Offline).
b. Sosialisasi kegiatan Wiradesa dengan masyarakat Desa Paranglompoa (Offline).
c. Program seminar pengolahan teh dari daun kopi dengan masyarakat Desa
Paranglompoa (Offline).
d. Pendampingan dan Pelatihan pembuatan teh dari daun kopi (Offline).
e. Program seminar pengolahan bubuk kopi dengan masyarakat Desa
Paranglompoa (Offline).
f. Pendampingan dan Pelatihan pembuatan bubuk kopi (Offline).
g. Program seminar pengolahan tanaman porang menjadi tepung dengan
masyarakat Desa Paranglompoa (Offline).
h. Pendampingan dan Pelatihan pembuatan tepung dari tanaman porang (Offline).
i. Program seminar budidaya dan pengolahan jamur tiram dengan masyarakat
Desa Paranglompoa (Offline).
j. Pembangunan rumah produksi budidaya jamur (Offline).
k. Pendampingan dan Pelatihan budidaya jamur tiram (Offline).
l. Pendampingan Pembuatan Jamur Crispy (Offline).
m. Packaging produk jamur crispy (Offline).
n. Monitoring dan evaluasi secara berkala dengan melibatkan mitra (Offline &
Online).
o. Pembuatan laporan akhir.
INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Membangun desa meningkatkan pendapatan ekonomi serta branding Desa Paranglompoa
melalui pengembangan Agropreneurship.
2. Adanya perubahan pola piker, kesadaran, dan keterampilan bagi warga Desa lewat program
pengembangan Agropreneurship di Desa Paranglompoa terkait meningkatkan pendapatan
ekonomi dan branding Desa Paranglompoa. Perubahan yang akan terjadi pada masyarakat
pasca pelaksanaan Wira Desa yaitu :
a. masyarakat Desa Paranglompoa semakin memahami pentingnya program pemasaran
pengembangan Agropreneurship dalam pendapatan ekonomi Desa Paranglompoa
b. masyarakat Desa Paranglompoa dapat memahami pentingnya dalam pemanfaatan
pengembangan Agropreneurship di Desa Paranglompoa.
c. masyarakat Desa Paranglompoa dapat menciptakan produk berupa kopi bubuk serta teh
daun kopi dari budidaya pemasaran pengembangan Agropreneurship.
d. masyarakat Desa Paranglompoa memiliki pemahaman yang baik terkait bagaimana cara
mengelola dan memasarkan budidaya pengembangan Agropreneurship dalam
memakmurkan Desa Paranglompoa

LUARAN
a. Luaran Wajib
1. Panduan terstruktur tentang pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
Agropreneurship sesuai dengan sumber daya alam (SDA) desa dan meningkatkan
pendapatan ekonomi dan branding desa Borong lompoa.
2. Terbentuk suatu usaha kecil yang dapat bersaing dan meningkatkan pendapatan di desa
Borong lompoa dari skala kecil ke skala besar.
3. Publikasi video kegiatan pengembangan Agropreneurship sesuai dengan sumber daya
alam (SDA) di desa Borong lompoa yang dilaksanakan oleh tim pelaksana, dosen
pembimbing, dan pihak terkait melalui media social berupa YouTube.
4. Publikasi pada kegiatan ini akan dilaksanakan melalui media social berupa WhatsApp,
Facebook, serta Instagram.
b. Luaran Tambahan
1. Publikasi artikel ilmiah dari hasil kegiatan melalui Jurnal pengembangan
Agropreneurship
2. Publikasi pada kegiatan ini berupa media cetak internal maupun eksternal Universitas
Negeri Makassar

JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Bulan
Agustus September Oktober November
Persiapan
a. persiapan bahan baku
1. b. persiapan alat
produksi
c. sosialisasi kegiatan
Pelaksanaan
a. seminar pengolahan
b.pendampingan dan
pelatihan
c.pembangunan rumah
2. produksi
d. pembuatan produk
e. pengemasan
f. pemasaran
g. evaluasi
h. pelaporan

RANCANGAN BIAYA
HARGA SATUAN
KETERANGAN VOLUME JUMLAH(RP)
(RP)
A. Alat Penunjang

Panci Besar 3 Buah 150.000 450.000


Baskom besar 2 Buah 45.000 90.000
Baskom Kecil 3 Buah 35.000 105.000
Wajan besar 2 Buah 150.000 300.000
Grinder 1 Buah 1.000.000 1.000.000
Huller Kulit Kopi 1 Buah 2.300.000 2.300.000
Chopper 1 Buah 2.100.000 2.100.000
Spatula 5 Buah 20.000 100.000
Sendok Kayu Besar 3 Buah 20.000 60.000
Kompor 2 Buah 115.000 230.000
Timbangan Digital 1 Buah 55.000 55.000
Pipa Paralon 15 Buah 50.000 750.000
Drum Besar 2 Buah 230.000 460.000
Tripleks 3 Buah 180.000 540.000
Parang 2 Buah 120.000 240.000
Palu 3 Buah 35.000 105.000
Paku 3 cm 1 kg 20.000 20.000
Paku 5 cm 1 kg 23.000 23.000
Paku 7 cm 1 kg 25.000 25.000
Paku 10 cm 1 kg 28.000 28.000
Saringan 4 Buah 165.000 660.000
Tali Rapiah 3 gulung 25.000 75.000
Stop Kontak 2 Buah 30.000 60.000
Blender 1 Buah 250.000 250.000
JUMLAH TOTAL 10.026.000
B. Peralatan Pengelolaan
Stiker label plastik 10 lembar 5.000 50.000
Standing Pouch uk 11 2 pak 32.000 64.000
Standing Pouch uk 13 2 Pak 38.000 76.000
Standing Pouch uk 15 2 Pak 45.000 90.000
JUMLAH TOTAL 280.000
C. Modal Kerja
Baju Tim 10 62.000 620.000
Baju Kelompok 45 62.000 2.790.000
ID Card Tim 10 15.000 150.000
BPOM 4 500.000 2.000.000
Hak Paten 4 2.000.000 8.000.000
JUMLAH TOTAL 13.560.000
D. Biaya Habis Pakai
Biaya Kuota Internet 10 100.000 1.000.000
Dedak 100 kg 5.000 500.000
Bibit Jamur 200 kg 3.000 600.000
Alkohol 3 botol 65.000 195.000
Kapur 3 kg 5.000 15.000
Nanas 3 Biji 43.000 129.000
Minyak Sayur 15 Liter 30.000 450.000
Tepung 20 kg 21.000 420.000
Bambu 10 Biji 10.000 100.000
Kayu 6 x 15 5 Biji 145.000 725.000
Kayu 5 x 10 5 Biji 100.000 500.000
Rumbia 25 Buah 7.000 175.000
Kertas HVS 1 dos 210.000 210.000
Masker Earloop 3 Ply 5 Dos 40.000 200.000
Handsanitizer 1 liter 5 Botol 125.000 625.000
JUMLAH TOTAL 5.844.000
E. Transportasi
Bahan Bakar 115 Liter 8.000 920.000
Bus 1 Buah 1.300.000 1.300.000
Mobil Pick Up 1 Buah 1.000.000 1.000.000
JUMLAH TOTAL 3.220.000
F. Konsumsi
Makan Pagi 60 Kali 15.000 900.000
Makan Siang 60 Kali 20.000 900.000
Makan Malam 60 Kali 20.000 900.000
Makan Kelompok 120 Kali 15.000 1.800.000
JUMLAH TOTAL 4.500.000
G. Lain-lain
Publikasi Jurnal 1 Kali 1.000.000 1.000.000
Publikasi media Sosial 1 Kali 200.000 200.000
Sewa kursi 60 Buah 10.000 600.000
Spanduk 1x3 2 Buah 100.000 200.000
Spanduk 2x3 1 Buah 120.000 120.000
JUMLAH TOTAL 2.120.000
TOTAL (RP)
39.550.000
A+B+C+D+E+F+G

INSTRUMEN PENDUKUNG
1. Logbook Kegiatan
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil Pelaksana TTD
1.
2.
3.
4.
dst

2. Formulir Data Profil Unit Usaha


A. Data Unit Usaha
Nama Badan Usaha Milik Desa :
Alamat Kantor :
No Telepon :
Email :
Luas Desa :

B. Potensi Ekonomi Desa

C. Susunan Kepengurusan
Keputusan Kepala Desa :

Nomor :
Tanggal :
Tentang :

Pembina :

Pelaksana Operational
Kepala Unit Usaha :
Kepala Unit Usaha :
Kepala Unit Usaha :
Kepala Unit Usaha :
Direktur :
Sekretaris :
Bendahara :

Pengawas :
Ketua :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :

D. Jenis kegiatan Usaha


a. Kegiatan Usaha Yang Sedang Eksisting ( Berjalan Saat Ini )

Nama Unit Usaha Produk / Kegiatan Yang dilaksanakan atau


dihasilkan

b. Kegiatan Usaha Yang Direncanakan Akan Dikembangkan

Nama Unit Usaha Produk / Kegiatan Yang dilaksanakan atau


dihasilkan

E. Permasalahan dan Kendala

1. …………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………..
3. …………………………………………………………………………..
4. …………………………………………………………………………..
5. …………………………………………………………………………..
3. Formulir Monitoring Pasca Program
Tanggal :
Judul Program :
Tahun Pelaksanaan :
Perguruan Tinggi :
Ketua Pelaksana :

Nomor HP :

Kelembagaan/ Kegiatan
Kelempok/ Kegiatan Waktu Jumlah Ketua dan Kelompok
No yang ada/ Terbentuk Alamat
terbentuk Anggota No Hp dan
Volume
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Anda mungkin juga menyukai