Anda di halaman 1dari 7

YOGHURT

M YUSRIL RUSLI, 2021


Program Studi Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar
Email :muhammadyusril53.my@gmail.com

Abstract
Nata de coco is a food that comes from fermented coconut water with the help of the Acetobacter xylinum
bacteria. This nata can be used as a dessert and is rich in fiber. The formation of nata really needs nitrogen
nutrition. This practicum aims to see the process of making a starter from pineapple fruit as much as 300 grams,
making nata de coco and seeing what microorganisms play a role in the process of making nata de coco using 5
L of coconut water. The results show that nata de coco has failed, it can be seen from the results after inject a
starter whose result does not match. The result is that no layered solids are formed, are not white in color and
have a pungent aroma. This is because the starter used has not produced bacteria because the exhibition is only
incubated for a day so that there is no compaction of the nata. As for A. xylinum growth, acidity, and
temperature. The glucose in pineapple is useful as a carbon source for A. xylinum to produce cellulose sheets.
Factors that can be indicators to ensure that the weather is nutrients, temperature, and acidity (pH). Optimal
pH 3.5-4 for nata de coco. Nata de coco is included in low-calorie foods because it contains lots of water and
fiber.
.

Keywords: Nata de coco, Azetobacter xylinum, fermentation.

1. PENDAHULUAN Nata de coco termasuk dalam makanan yang


Kelapa meruapakan tanaman yang cukup berkalori rendah. Selain itu kandungan airnya cukup
banyak di Indonesia. Kelapa memiliki banyak banyak dnegan tekstur kenyal,padat dan kokoh. Serat
manfaat mulai dari dagingnya, kulit, daun hingga
yang terkandung didalamnya tentunya memiliki
airnya. Salah satu jenis pemnafaatan air kelapa
adalah dengan diolah menjadi makanan, yang kini banyak manfaat bagi tubuh itu sendiri. Salah satu
popular dan banyak di jual di pasaran. Nata de coco manfaat seratnya adalah dibutuhkan dalam proses
merupakan makanan yang dihasilkan dari proses fisiologis serta dapat membantu para penderita
fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba diabetes dan mengatsi masalah dehidrasi. Nilai gizi
Acetobacter xylinum, yang bentuknya itu padat, makanan ini rendah sehingga bisa digunakan untuk
berwarna putih, transparan, berasa manis dan keperluan diet. Nata de coco juga seringkali
teksturnya kenyal. Nata de coco memiliki rasa yang
dijadikan sebagai penambah dalam pembuatan es
menyegarkan dan mengandung banyak serat.
Produk Nata de coco melibatkan proses yang buah atau sebagai dessert.
cukup banyak dalam pembuatannya. Hal ini Nata de coco termasuk dalam hasil inovasi
bioteknologi secara konvensional, hal ini
dikarenakan adanya proses pembuatan starter serta
dikarenakan adanya mikroorgansme yang terlibat
pembuatan nata yang tentunya dibutuhkan waktu dalam proses pembuatannya. Nutrisi yang
yang cukup lama agar proses fermentasinya berjalan terkandung didalam Nata de coco tentunya akan
dengan baik. Pembentukan Nata de coco memberikan banyak manfaat bagi kesehatan.
membutuhkan banyak nutrisi nitrogen. Proses Sejatinya proses pembentukan Nata de coco adalah
pembuatan Nata de coco melibatkan karbon dimana pembentukan selulosa sintesis melalui fermentasi
sumber karbon di dapatkan dari air kelapa. Selain itu gula oleh bakteri yang khsusus digunakan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan
air kelapa juga menyuplai unsur kelumit yang
praktikum untuk mengetahu bagaimana proses
nantinya dibutuhkan oleh pertumbuhan bakteri yang pembuatan Nata de coco, prinsip fermentasi,
digunakan. Bnayak jenis bahan yang digunakan pada mikroorganisme yang terlibat manfaat Nata de coco
proses pembuatan Nata de coco demi menunjang bagi kesehatan tubuh manusia, serta dampak negatif
pertumbuhan mikroba yang digunakan. saat dikonsusmsi secara berlebihan.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bioteknologi cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan nata
Bioteknologi tradisional didasarkan pada de coco (Sutarminingsih, 2004).
metode tidak langsung untuk memilih, Nata merupakan produk makanan yang
meningkatkan, dan menyebarkan organisme. berasal dari Filipina. Jenis makanan ini diperoleh
Transisinya ke bioteknologi baru, berdasarkan melalui proses fermentasi dengan bentuk seperti agar
rekayasa genetika, dapat diartikan sebagai perubahan dan bertekstur kenyal. Nata merupakan produk
mendadak dalam teknologi jika dilihat dari pangan yang relatif baru diperkenalkan di Indonesia
perspektif sejarah. Mikroorganisme, sel, tumbuhan, tetapi produk ini sudah dikenal cukup luas oleh
dan hewan dengan karakteristik yang ditingkatkan masyarakat terutama kalangan ekonomi menengah
untuk produksi bioproduk dan antibiotik telah ke atas. Di pasaran nata dijual sebagai makanan
dipilih, dimanipulasi, dan diperbaiki sejak awal dalam berbagai bentuk, diantaranya nata dalam
industri (Moshier dan Ladisch, 2011). sirup, pencampuran es krim, pencampuran koktail
Bioteknologi memberikan produk dan proses buah, kue dan makanan ringan lainnya. Permintaan
inovatif dan berkelanjutan sebagai solusi untuk produk nata baik untuk pasaran dalam negeri
berbagai masalah masyarakat. Tantangan penting maupun ekspor cukup besar, sampai saat ini peluang
dalam bidang ini antara lain produksi biofuel yang pasarnya masih terbuka luas (Wahyuni,2019).\
berkelanjutan dari sumber terbarukan sebagai Nata merupakan selulosa sintetik yang
alternative bahan bakar fosil, pemanfaatan dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri
kemampuan metabolisme mikroorgnisme menuju nata ini berasal dari biakan murni atau bibit. Biakan
produksi bahan kimia dan farmasi, pembangunan murni merupakan bakteri yang berada dalam kondisi
jalur baru untuk lingkungan (Koutinas dkk.,2012) dormansi (istirahat) dan belum terkontaminasi
Bioteknologi dalam artian pemanfaatan mikroorganisme lainnya. Awalnya, biakan murni
organisme untuk mengolah makanan dan minuman, perlu diaktifkan terlebih dahulu, yakni dengan
yang telah dikenal sejak lama sebelum masehi. menyedikan kondisi lingkungan (suhu dan pH) yang
Orang mesir kuno telah mengenal pemanfaatan optimal dan makanan yang dibutuhkan. Nata
mikroorganisme untuk membuat bir, anggur, vingar, berbentuk padat, kokoh, kuat, putih, kenyal dan
keju, tuak, yoghurt dsb. Bioteknologi telah mirip kolang-kaling (Sulastri, 2010).
mengalami perkembangan sesuai jamannya. Dlam Nata de coco merupakan salah satu jenis
bioteknologi digunakan berbagi mikroorganisme makanan fungsional yang merupakan dietary fiber.
seperti bakteri, khamir, kapang dan fungsi yang Nata merupakan polisakarida yang menyerupai gel
memiliki peran tersendiri (Primorse, 1978). yang terapung di permukaan yang dihasilkan oleh
2.2 Nata de coco bakteri Acetobacter xylinum. Lapisan tebal pada
Nata de coco merupakan produk pangan permukaan medium tersebut merupakan hasil
berbahan dasar air kelapa. Nata digunakan untuk akumulasi polisakarida ekstraselluler (Nata). Nata
menyebut pertumbuhan menyerupai gel atau agar - tersusun oleh jaringan mikrofibril/pelikel yang
agar yang terapung yang dihasilkan oleh bakteri merupakan tipe sellulosa yang mempunyai struktur
Acetobacter xylinum di permukaan media yang kimia seperti sellulosa yang dibentuk oleh tumbuhan
mengandung sumber karbon (gula), hidrogen, tingkat tinggi (Effendi, 2009).
nitrogen, dan asam. Nata berupa selaput tebal yang 2.3 Azetobacter xylinum
mengandung 35 - 62 % selulosa, berwarna putih Nata De Coco dihasilkan oleh spesies
keruh, dan kenyal. Selulosa yang dihasilkan selama bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang
fermentasi adalah jenis polisakarida mikrobial yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman
tersusun dari serat - serat selulosa yang dihasilkan lain. Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam
oleh Acetobacte xylinum dan saling terikat oleh asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini
mikrofibril (Lindu dkk.,2013). yang paling banyak digunakan adalah Acetobacter
Air kelapa merupakan hasil samping dari xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum bersifat gram
pengolahan buah kelapa yang belum banyak negatif, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus.
dimanfaatkan dan dibuang sebagai limbah. Air Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan
kelapa masih mengandung sejumlah nutrisi penting dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai
yang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi sumber energi, maupun sumber karbon untuk
produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Salah menghasilkan senyawa metabolit di antaranya adalah
satu produk yang terkenal sebagai hasil olahan air selulosa yang menghasilkan Nata De Coco. Senyawa
kelapa adalah Nata de coco. Limbah air kelapa peningkat pertumbuhan mikroba akan meningkatkan
pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral sumber carbon dapat ditambahkan sukrosa, glukosa,
dalam substrat akan membantu meningkatkan fruktosa, dan tepung (Effendi, 2009).
aktivitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam
sel Acetobacter xylinum untuk menghasilkan
selulosa (Misgiyarta, 2007). 2.3 Fermentasi
Selama proses fermentasi, bakteri Fermentasi pada dasarnya adalah contoh
Acetobacter xylinum akan menghasilkan metabolisme heterotrofik yang membutuhkan
karbondioksida sebagai hasil metabolisme. substrat organik dan akseptor elektron, yang
Karbondioksida tersebut akan menempel pada serat - menghasilkan produk organik melalui disimilasi
serat polisakarida ekstraseluler atau nata sehingga glukosa atau karbohidrat anaerobic. Fermentasi
menyebabkan nata dapat terapung. Oleh karena itu, terjadi ketika mikroorganisme mengonsumsi organik
nata tidak akan terbentuk di dalam cairan media sebagai bagian dari proses metabolisme mereka
melainkan terdorong ke permukaan media. sendiri (Brar et al, 2019).
Terbentuknya pelikel atau lapisan tipis nata de coco Fermentasi merupakan aplikasi metabolisme
akan mulai terlihat setelah 24 jam inkubasi dan mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi
proses tersebut berlangsung bersamaan dengan produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam
terjadinya proses penjernihan cairan pada bagian organic, protein sel tunggal, anibiotik dan
bawah nata (Pambayun, 2002). biopolymer. Makanan tradiisonal asli Indonesia
Acetobacter xylinum yang merupakan banyak diantaranya merupakan hasil proses
bakteri penghasil nata, memerlukan sumber nutrisi fermentasi mikroba, baik oleh bakteri, ragi, maupun
Carbon, Hidrogen dan Nitrogen serta mineral untuk kapang atau oleh enzim yang dikandungnya sendiri
pertumbuhannya. Air kelapa mengandung sebagian misalnya tempe, tauco, kecap dan masih banyak lagi
sumber nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang lainnya (Sulastri, 2010)
bakteri penghasil nata. Namun kebutuhan akan Selama proses fermentasi selain sumber
substrat makro seperti sumber C dan N masih perlu karbon, nitrogen diperlukan sebagai nutrisi untuk
ditambahkan agar nata dapat dihasilkan dengan memenuhi kebutuhan pertumbuhan bakteri. Dalam
optimal, sehingga kekurangan nutrisi yang proses fermentasi pembuatan nata kulit buah naga
diperlukan harus ditambahkan dalam proses digunakan sebagai sumber karbon yang digunakan
fermentasi. Sumber carbon dapat ditambahkan adalah yeast. Jadi sumber karbon pada proses
sukrosa, glukosa, fruktosa, dan tepung, sedangkan fermentasi didaptka dari sumbeer organic maupun
sumber nitrogen dapat ditambahkan urea, ZA dan sumber non organic (Wahyuni, 2019).
yeast ekstrak (Hamad dan Kristiono, 2013). Peningkatan jumlah urea yang ditambahkan
Bakteri Acetobacter xylinum mampu dalam fermentasi nata de coco akan mempengaruhi
mensintesis nata dari glukosa, maltose maupun yield yang dihasilkan. Penambahan urea juga
gliserol. Jenis dan kadar gula yang ditambahkan memberikan efek perbedaan terhadap tebal nata de
nantinya akan mempengaruhi ketebalan dan sifat coco yang dihasilkan. Seperti yang sudah dijelaskan
nata yang terbentuk. Sukrosa sering digunakan sebelumnya bahwa semakin banyak penambahan
sebagai sumber karbon, karena merupakan gula nitrogen tambahan dalam fermentasi nata de coco
lokal, harganya murah dan menghasilkan nata yang meningkatkan produktifitas Acetobacter xylinum
tebal dan keras. Kadar sukrosa 5-10% pada media dalam memproduksi selulosa. Ketebalan nata de
fermentasi akan menghasilkan nata yang tebal dan coco yang dihasilkan tidak ada perbedaaan yang
keras (Duma dan Tri, 2016). signifikan dengan peningkatan jumlah urea yang
Di dalam pertumbuhannya, Acetobacter dihasilkan (Phong et al., 2017).
xylinum memerlukan sumber nutrisi C, H, dan N Air kelapa memiliki banyak potensi. Potensi
serta mineral dan dilakukan dalam proses yang air kelapa tersebut antara lain dapat difermentasi
terkontrol dalam medium air kelapa. Air kelapa menjadi asam asetat sebagai bahan pembuat cuka,
mengandung sebagian sumber nutrisi yang sebagai minuman kesehatan anti diare, minuman
dibutuhkan akan tetapi kebutuhan akan substrate olahraga (new sport drink) dan sebagai bahan
makro seperti sumber C dan N masih harus tetap makanan yaitu nata de coco. Potensi-potensi ini
ditambah agar hasil nata yang dihasilkan optimal, berkaitan dengan kandungan yang ada dalam air
sehingga kekurangan nutrisi yang diperlukan harus kelapa. Kandungan utama air kelapa adalah
ditambahkan dalam proses fermentasi. Sebagai karbohidrat, termasuk didalamnya gula sederhana,
glukosa, fruktosa dan sukrosa maupun gula alkohol steril dengan ketebalan 1,3 cm lalu ditutup dengan
utamanya sorbitol (Dewi dkk,2020). Koran yang sudah disemprot dengan alkohol lalu
diikat dengan tali sampai agak erat. Nata di simpan
ditempat yang aman lalu di diamakan selama 24 jam.
Setelah di diamkan starter bakteri ditambahkan
sebanyak 125 ml didalam talang. Talang kemudian
3. METODE PRAKTIKUM ditutup kembali lalu di didamkan selama 5-7 hari.
Selanjutnya nata siap di panen.
3.1. Waktu dan Tempat 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Adapun hasil pengamatan yang dilakukan
Jurusan Biologi, Fakulats Matematika dan Ilmu selama 24 jam dapat dilihat pada tabel 4.1 dan
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar gambar 4.1.
pada tanggal 03 April 2021, pada pukul 13.00 a. Tabel 4.1
WITA. hasil pengamatan pembuatan starter
3.2. Alat dan Bahan Hari Hasil Pengamatan
Alat yang digunakan untuk membuat starter
Nata de coco adalah belender, pisau, timbangan dan
botol selai. Adapaun alat yang digunakan untuk hasil pengamatan perbanyakan starter
membuat Nata de coco adalah kompor, talang, Hari Hasil Pengamatan
panic, Koran, tali serta sendok kayu. Adapun bahan ke-5 teksturnya cair, aroma asam
yang digunakan untuk membuat starter adalah buah dan tidak terdapat lapisan
nana yang sudah masak sebanyak 300 gram, gula putih
pasir sebnayak 150 gram serta air sebanyak 50 ml.
Kemudian bahan yang digunakan untuk membuat hasil pembuatan nata de coco
Nata de coco adalah 5 L air kelapa, 25 ml asam cuka
Hari Hasil Pengamatan
dapur, 5 gram gula pasir,100 g tauge, pH meter
ke-5 teksturnya cair, warnanya
(kertas Ph), serta starter Acetobacter xylinum.
putih, aroma asam dan
3.3. Prosedur Kerja
terdapat lapisan putih
Prosedur pembuatan starter nata de coco
adalah pertama-tama buah nanas yang sudah matang
b. Gambar 4.1 hasil pengamatan
dikupas, kemudian di cuci dengan air bersih lalu
dipotong kecil-kecil untuk memudahkan
penghancuran. Buah nanas kemudian ditimbang
sebnayak 300 gram, lalu di blender sampai hancur.
Setelah itu sari buahnya diperas sampai habis
kemudian ampas nanas diambil lalu dicampur
dengan gula pasir dan air dengan perbandingan 6: 3 :
1. Bahan yang ada kemudian dicampur rata lalu
dimasukkan pada botol selai yang telah steril, lalu
ditutup rapat dengan plastic bening lalu disimpan
selama 2 minggu sampai terbentuk lapisan putih
diatasnya. Larutan ini nantinya digunakan sebagai (b)
starter pembuatan nata de coco.
Prosedur pembuatan nata de coco adalah air
kelapa disaring dan dimasak hingga mendidih, lalu
busa yang muncul dibuang dari rebusan air kelapa
dengan saringan atau tapis sampai bersih. Setelah air
kelapa mendidih tauge dimasukkan bersamaan
dengan gula pasir lalu di biarkan mendidih selama 5-
10 menit. Setelah itu angkat tauge kemudian
masukkan asam cuka alalu diaduk perlahan. pH
kemudian di cek hingga mencapai pH 3-4. Nata
yang ada dimasukkan kedalam talang yang sudah
(c)
4.2 Pembahasan

Nata de coco merupakan salah satu jenis digabungkan dengan asam lemak membentuk
makanan yang diperoleh melalui proses fermentasi prekursor pada membrane sel. Prekursor ini keluar
oleh bakteri Acetobacter xylinum. Menurut Dewi dan bersama – sama enzim yang mempolimerisasikan
Ayu (2020) Nata de coco adalah salah satu produk glukosa menjadi selulosa diluar sel, jadi dengan
bioteknologi yang merupakan hasil dari fermentasi adanya penambahan gula (sukrosa) akan
air kelapa oleh bakteri asam laktat yaitu bakteri meningkatkan jumlah lapisan – lapisan selulosa
Acetobacter xylinum yang akan membentuk (serat) yang dihasilkan oleh Acetobacter xylinum.
anyaman serat selulosa dalam medium air kelapa. Selulosa yang terbentuk didalam media berupa
Serat ini berbentuk seperti agar putih dan kenyal. benang - benang yang bersama dengan polisakarida
Pada praktikum kali ini digunakan air kelapa sebagai membentuk jaringan yang terus menebal menjadi
bahan utama dalam pembuatan Nata de coco. Air lapisan nata.sedangkan Pemanenan dilakukan
kelapa memiliki rasa manis yang tentunya memiliki setelah lapisan selulosa terbentuk dalam media
banyak manfaat baik itu saat di konsumsi langsung perrtumbuhan.
maupun diolah menjadi suatu makanan. Menurut Starter nata yang digunakan dibuat dari
Misgiyarat (2007) Nutrisi yang terkandung dalam air ampas buah. Proses pembuatan starter nata de coco
kelapa terdiri dari gula, mineral, serta faktor memanfaatkan ampas dari buah nanas sebagai bahan
pendukung pertumbuhan sebagai senyawa yang utamanya. Starter merupakan salah satu bahan
mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penting dalam pembuatan nata. Pembuatan starter
penghasil nata Acetobacter xylinum. Lapisan ini cukup penting agar nantinya dapat mengembangkan
mempunyai tekstur kenyal dan berwarna putih dan sendiri bibit untuk pembuatan nata tanpa harus
mengandung 35-62 % selulosa sehingga sangat baik membeli dari industri. Selain itu ampas nanas juga
digunakan sebagai makanan fungsional kaya serat. berfungsi sebagai media pertumbuhan yang baik
Nata de coco yang berhasil dibuat akan bagi bakteri yang berperan. Buah nanas merupakan
mengahsilkan padatan berwarna putih dengan substrat yang dapat digunakan sebagai media
ketebalan tertentu disertai bau asam dan rasa tumbuh Acetobacter xylinum yang berperan penting
hambar. Hasil pengamatan menunjukkan nata de dalam pembuatan nata. Glukosa dalam buah nanas
coco yang dibuat mengalami kegagalan, karena tidak bermanfaat sebagai sumber karbon bagi A. xylinum
terbentuk padatan, warnanya kecoklatan, teksturnya untuk menghasilkan lembaran selulosa (nata) melalui
masih cair dan baunya sangat menyengat. Tentunya fermentasi. Glukosa yang berperan dalam
ini sangat berbeda dari nata de coco biasanya. pembentukan selulosa adalah glukosa dalam bentuk
Adapun hal yang menjadi factor kegagalan adalah β sehingga semua glukosa yang ada dalam bentuk α
starter yang digunakan belum jadi secara utuh saat akan diubah dalam bentuk β melalui enzim
disuntikkan kedalam nata yang akan dibuat. Selain isomerase yang berada pada bagian bakteri
itu inkubasi pamerahan hanya berlangsung satu hari Acetobacter xylinum.
sehingga bakteri yang harusnya berperan tidak Menurut Hamad dkk (2014) bahwa selama
mengalami pertumbuhan sehingga tidak terbentuk proses fermentasi bakteri Acetobacter xylinum akan
padatan nata de coco. Kualitas nata yang dihasilkan memecah glukosa (sukrosa) menjadi glukosa dan
tergantung pada jumlah populasi A. xylinum pada fruktosa, bakteri ini juga berperan dalam
starter yang digunakan (Hamad et al., 2014). menurunkan pH medium. Komponen yang cukup
Lapisan tipis pada nata de coco merupakan berperan sebagai media pertumbuhan nata adalah
hasil perubahan suksrosa yang terdapat dalam gula sumber karbon dan sumber nitrogen karena sebagai
menjadi selulosa secara ekstraseluler sehingga sel – nutrisi yang cukup baik bagi pertumbuhan bakteri
sel bakteri akan terperangkap dalam fiber selulosa Acetobacter xylinum. Sumber karbon sebagai salah
dan fiber selulosa ini berbentuk partikel yang satu unsur pembentuk nutrisi untuk medium
tebalSerat kasar yang terbentuk merupakan hasil fermentasi dapat berupa glukosa, fruktosa dan
perombakan gula pada medium fermentasi oleh sukrosa. Media yang diperlukan untuk pembentuan
aktivitas Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum nata antara lain : 10 gram gula yang digunakan
mengambil glukosa dari larutan gula, kemudian sebagai sumber karbon yang berperan penting dalam
pertumbuhan mikroba. Glukosa dalam buah nanas Elektrodialisis. Jurnal Teknologi Pangan.
bermanfaat sebagai sumber karbon bagi A. xylinum Vol.1 (1) : 221-222.
untuk menghasilkan lembaran selulosa (nata) melalui
fermentasi. Adapun pH optimal yaitu sekitar 3,5-4. Duma dan Tri Harsono. 2016. Pengaruh Media
Pengaturan pH pada pembuatan nata dapat dilakukan Starter Dari Daging Nanas, Bonggol Nanas
dengan penambahan cuka makan. Penambahan cuka Dan Kulit Nanas Terhadap Kualitas Nata
makan akan menyebabkan media dengan pH lebih
De Coco. Jurnal BioSains. Vol. 2 (1) : 17-
asam. Keasaman yang rendah meningkatkan
pertumbuhan A. xylinum dan mencegah kontaminasi 20.
jenis bakteri lain. Adapun proses penambahan
ekstrak tauge dan cuka makan dilakukan setelah air Effendi, N. H. 2009. Pengaruh Penambahan Variasi
kelapa mendidih. Ekstrak tauge ditambahkan sebagai Massa Pati (Soluble Starch) Pada
bentuk penghasil sumber nitrogen bagi pertumbuhan Pembuatan Nata De Coco Dalam Medium
bakteri A. xylinum. Fermentasi Bakteri Acetobacter Xylinum.
Adapun faktor-faktor yang menentukan Medan: Departemen Kimia Mipa Usu.
keberhasilan pembuatan nata de coco adalah nutrisi,
suhu dan Tingkat Keasaman (pH). Nata de coco Hamad, A. & Kristiono. 2013 Pengaruh penambahan
termasuk dalam makanan kesehatan yang kaya akan sumber nitrogen terhadap hasil fermentasi
serat,, tetapi rendah kalori. Menurut Lindu dkk nata de coco. Momentum. Vol.9 (1) : 62-
(2013) bahwa nata de coo mengandung sekitar 98%
65.
air, 0,2 % lemak, 0,012 % kalsium, 0,002% fosfor
dan vitamin B3 sebanyak 0,0017%. Produk nata de
Hamad, A., N. A. Handayani, dan E.
coco yang dihasilkan biasanya memiliki kadar serat
yang cukup tinggi meliputi selulosa, hemiselulosa, Puspawiningtyas. 2014. Pengaruh umur
lignin dan serat larut. Kandungan yang dimiliki nata starter Acetobacter xylinum terhadap
de coco mampu bermanfaat bagi kesehatan. produksi nata de coco. Techno. Vol.15(1):
37-49.
5. KESIMPULAN
Nata de coco merupakan jenis makanan Koutinas, M., Kiparissides, A., Pistikopoulos, E. N.,
yang melalui proses fermentas oleh bakteri & Mantalaris, A. (2012). Bioprocess systems
Acetobacter xylinum. Starter yang digunakan dalam engineering: transferring traditional process
pembuatan nata berasal dari ampas nanas yang engineering principles to industrial
memiliki manfaat sebagai substrat bagi pertumbuhan biotechnology. Computational and
bakteri Acetobacter xylinum. Berdasarkan hasil structural biotechnology journal. Vol. 3(4).
pengamatan nata de coco yang terbentuk mengalami
kegaglan karena tidak terbentuk padatan berlapis, Lindu, M., Puspitasari, T., Ismi, E. (2013). Sintesis
tidak berwarna putih serta aromanya menyengat. dan Karakterisasi Selulosa Asetat dari Nata
Adapun faktor-faktor yang menentukan de Coco Sebagai Bahan baku Membran
keberhasilan pembuatan nata de coco adalah nutrisi, Ultrafiltrasi. Jurnal Sains. Vol.2 (1) : 164-
suhu dan Tingkat Keasaman (pH). Nata de coco 169.
termasuk dalam makanan yang rendah kalori Karen Misgiyarta. (2007). Teknologi Pembuatan Nata De
amengandung banyak air. Coco. Bogor: Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian.
6. REFERENSI
Mosier, NS, & Ladisch, MR (2011). Modern
Brar, SK, Das, RK, Sarma, SJ, & Wiley, J. (Eds.). biotechnology: connecting innovations in
(2019). Microbial Sensing in Fermentation. microbiology and biochemistry to
U.S.A. John Wiley & Sons Limited. engineering fundamentals. USA. John
Wiley & Sons.
Dewi, Indira Prima dan Ayu Putri Permatasari. 2020.
Karakterisasi Membran Kombinasi Nata Pambayun, R. (2002). Teknologi Pengolahan Nata
De Coco Dan Leri Dalam Aplikasi De Coco. Yogyakarta: Kanisius
Desalinasi Larutan Nacl Berbasis
Phong,Huynh Xuan.,Le Thi Lin., Nguyen Ngoc
Thanh., Bui Hoang Dang Long and Ngo
Thi Phuong Dung. Investigating the
Conditions for Nata-de-Coco Production
by Newly Isolated Acetobacter sp.
American Journal of Food Science and
Nutrition. Vol. 4 (1) :4-6

Primorse, S.B. 1978. Modern Biotechnologhy.


Oxford.Balckwall Scientific Publications.

Sulastri, 2010. Uji Peningkatan Kkadar Protein Tape


Ketan Dengan Penambahan Sari Buah
Nenas Menggunakan Metode
Spektrofotomeer. Skripsi Universitas
Pekan Baru.

Sutarminingsih, 2004, Peluang Usaha Nata de Coco.


Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Wahyuni, Sri. 2019. Pengaruh Pemberian Air Jeruk


Lemon Terhadap Kualitas Produk Nata de
Coco. BEST Journal. Vol.2 (2) : 43-44

Anda mungkin juga menyukai