Diusulkan Oleh :
MALANG
2022
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.3. Tujuan 3
1.2. Nata 4
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami variabel-variabel yang dapat mempengaruhi aroma, rasa,
dan tekstur pada Nata de Banana Skin
2. Mengetahui perbandingan biakan ekstra nanas dan ampas nanas
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pisang
Pisang merupakan salah satu tanaman daerah tropis yang dikenal di seluruh
dunia. Selain rasanya yang enak, buah pisang juga banyak mengandung zat gizi.
Selama ini orang hanya memanfaatkan daging buahnya saja, sedangkan kulitnya
belum dimanfaatkan secara optimal. Kulit pisang biasanya hanya dijadikan sampah
organik atau makanan ternak, padahal kulit pisang masih mengandung karbohidrat,
vitamin, mineral dan sejumlah bahan organik lainnya, sehingga kulit pisang masih
dapat dimanfaatkan. Untuk itu diperlukan upaya divertifikasi yang memanfaatkan
kulit pisang untuk dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomi.
2.2 Nata
Nata berasal dari bahasa spanyol yang berarti krim (cream) yang dibentuk oleh
mikroorganisme Acetobacter xylinum melalui fermentasi dengan membentuk gel
pada permukaan larutan yang mengandung gula. Penambahan bakteri Acetobacter
xylinum (starter) pada proses fermentasi mengurangi kemungkinan kontaminasi
bakteri pembusuk dan mempercepat pembentukan nata. Acetobacter xylinum
merupakan mikroorganisme berbentuk batang pendek, dan mempunyai panjang 2
mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding berlendir. Bakteri ini
dapat membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Sifat dari bakteri ini adalah
memiliki kemampuan untuk mempolimerasi glukosa hingga menjadi selulosa.
Selulosa kemudian membentuk matriks yang dikenal sebagai nata .
Bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh dan berkembang membentuk nata
pada medium yang mengandung air, karbohidrat, protein, lemak dan mineral.
2.3 Peran Acetobacter xylinum dalam Pembentukan Nata
Pembuatan Nata terjadi karena proses pengambilan glukosa yang ada pada
larutan gula ekstrak kulit pisang oleh Acetobacter xylinum. Glukosa tersebut
digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor (penciri nata) pada
membran sel. Prekursor ini kemudian diekskresikan keluar sel dan terjadi
polimerisasi oleh enzim polymerase membentuk selulosa. Pada kondisi yang sesuai
bakteri ini dapat memecah
19 % gula dalam substrat menjadi suatu polisakarida. Serat ini berupa selulosa
yang memiliki sifat kimia yang hampir sama dengan selulosa yang dihasilkan
tanaman. Selulosa ini membentuk massa yang menggumpal di permukaan medium.
Set menerima molekul-molekul glukosa, bergabung dengan lemak membentuk
Penyokong yang terdapat pada membran sel, lalu keluar bersama enzim yang
menggabungkan sisa heksosa menjadi serat, sedangkan lemaknya kemudian diserap
kembali oleh sel bakteri. Gel selulosa bakteri ini mengandung zat-zat pektin, lignin,
atau hemi-selulosa seperti pada selulosa tanaman. Di laboratorium, Acetobacter
dikenali dengan mudah dengan pertumbuhan koloninya di medium yang
mengandung 7% etanol, dan ditambahi kalsium karbonat secukupnya untuk
memburamkan medium sebagian. Ketika koloni tersebut membentuk asam asetat
yang cukup.. kalsium karbonat kemudian melarut sehingga terbentuk daerah bening
yang jelas pada medium.
BAB III
METODOLOGI
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, kami mengalami kegagalan yang disebabkan karena
kontaminasi bakteri pada starter tahap 2. Ditunjukkan adanya terhambatnya
pertumbuhan bakteri setelah ±1 minggu. Disertai bau, aroma, dan tekstur yang tidak
normal.
Selain itu, terdapat kegagalan terhadap fermentasi Nata de Banana Skin.
Disebabkan oleh kontaminasi bakteri.
4.3 Kesimpulan
1. Ekstrak pisang lebih memadat, dibandingkan dengan ampas pisang
2. …..
DAFTAR PUSTAKA
Swissa, M., Aloni, Y., Weinhouse, H. & Benziman, M. 1980. Intermediary step in
Acetobacterxylinum Cellulose Synthesis” Studies whit whole Cells and
Cell Free Preparation of the Wild Type and A Celluloses Mutant.
J.Bacteriol. 143: 1142 – 1150.
Susanti Sako. 2012. Kajian Tingkat Kerusakan Nata de Coco Yang Beredar Pada
Beberapa Swalayan di Kota Manado. Universitas Sam Ratulangi.