Anda di halaman 1dari 16

DASAR-DASAR TEKNIK MIKROBIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi


Dosen
Vita Meylani, S.Pd., M.Sc
Mufti Ali, S.Pd., M.Pd.

oleh
Dedi Koswara 182154042
Kelas A
Kelompok 5

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2020
ACARA III
DASAR-DASAR TEKNIK MIKROBIOLOGI

A. Tujuan
1. Mempelajari cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis
2. Mempelajari teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba
3. Mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk pengecatan/ pewarnaan bakteri
4. mengenal bermacam-macam mikroba di alam

B. Tinjauan Pustaka
Dalam mempelajari mikroba tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, ada cara-cara
tertentu yang harus dilakukan. Menurut Retnaningrum et al (2018) “Untuk dapat mempelajari
mikroba dengan baik, mikroba harus diisolasi dan ditumbuhkan dalam keadaan murni. Biakan
bakteri yang hanya terdiri atas satu jenis disebut kultur murni atau biakan aksenik. Untuk
mendapatkan kultur murni, dibutuhkan suatu proses isolasi dan upaya untuk mempertahankan
keadaan murni, yang disebut dengan teknik aseptik”.
Dalam pembelajaran mikrobiologi ada beberapa teknik isolasi dan penanaman bakteri
diantaranya:
Spread plate
Menurut Burdass et al (2016) “Spread plate juga dikenal sebagai pelat rumput, harus
menghasilkan pertumbuhan kultur yang berat dan sering bertebaran merata di permukaan media
pertumbuhan.”. Streak plate dilakukan dengan cara menginokulasi kultur mikroba secara
pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat.
Streak plate
Menurut Cooper (2020) “Prinsip dan Tujuan Isolasi kultur murni mikroorganisme adalah
teknik yang penting untuk banyak jenis percobaan dalam mikrobiologi serta dalam identifikasi
patogen potensial. Salah satu cara yang sangat umum untuk mengisolasi bakteri dan mikroba
lainnya adalah dengan menggunakan teknik streak plate. Dalam cssence, teknik streak plate
adalah jenis skema pengenceran di mana koloni tunggal mungkin muncul dari sel tunggal”.
Streak palte dilakukan dengan cara melakukan goresan menggunakan jarum ose yang
mengandung bakteri pada media.
Pour plate
Menurut Burdass et al (2016) “Pour plate adalah salah satu di mana sejumlah kecil
inokulum dari kultur kaldu ditambahkan oleh pipet ke tengah cawan Petri. Molten, media agar
dingin dalam tabung reaksi atau botol, kemudian dituangkan ke dalam cawan Petri yang berisi
inokulum”. Pour plate dialakukan dengan cara mencampurkan antara kultur bakteri dengan
media.
Pulasan bakteri
Pulasan bakteri adalah suatu proses sampai tahap fiksasi sebelum dilakukannya
pewarnaan.
Menurut SGM (2016) “Hapusan' bakteri atau yeast dibuat pada slide mikroskop, difiksasi,
diwarnai, dikeringkan dan, tanpa menggunakan kaca penutup. diperiksa dengan bantuan
mikroskop. Teknik aseptik harus diperhatikan ketika mengambil sampel kultur untuk membuat
apusan”.

C. Skema kerja
1. Teknik Isolasi Spread plate
a. Alat
1) Spreader/ batang bengkok/ batang drigalsky
2) Pipet volume
3) Lampu bunsen
b. Bahan
1) Media NA dalam cawan petri
2) Kultur murni bakteri
c. Skema
Kultur murni bakteri diencerkan dengan larutan pengencer. Tabung reaksi yang
berisi kultur murni bakteri dibuka dan di bakar bagian leher tabung. 0,1 ml kultur murni
bakteri dipindahkan secara aseptis ke permukaan media NA dalam cawan petri. Spreader
yang telah dicelupkan ke dalam alkohol kemudian dibakar dan dibiarkan dingin. Kultur
bakteri disebarkan menggunakan spreder secara merata. Biarkan permukaan agar
mengering lalu inkubasi secara terbalik selama 24 jam pada suhu kamar.

2. Teknik Isolasi Streak Plate


a. Alat
1) jarum ose
2) lampu bunsen
b. Bahan
1) Media NA dalam cawan petri
2) Kultur murni bakteri
c. Skema
Jarum ose dipanaskan hingga memijar di atas bunsen, lalu dibiarkan dingin. Kultur
murni diambil menggunakan ose lalu digoreskan pada permukaan media dan gunakan
teknik penggoresan. Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, pijarkan ose
terlebih dahulu dan biarkan dingin. Inkubasi secara terbalik selama 24 jam.

3. Teknik Isolasi Pour Plate


a. Alat
1) Cawan petri steril
2. Pipet volume
3) Lampu bunsen
b. bahan
1) Media NA dalam tabung reaksi
2) Kultur murni bakteri
c. Skema
Media NA di dinginkan dalam tabung reaksi sampai suhu ± 45-50˚C. Tutup tabung
dibuka lalu dibakar pada bagian leher. 1 ml kultur murni bakteri dipindahkan ke dalam
tabung reaksi yang mengandung NA secara aseptis. Media NA yang telah mengandung
kultur bakteri dituangkan kedalam cawan petri. Kultur bakteri dan NA dicampur hingga
homogen. Setelah agar memadat diinkubasi secara terbalik selama 24 jam.

4. Pemindahan Kultur Mikroba


a. Alat
1) Jarum ose
2) Jarum inokulasi
3) Lampu bunsen
4) Vortex mixer
b. Bahan
1) Media NA miring dalam tabung reaksi
2) Media NA tegak dalam tabung reaksi
3) Media nutrien cair atu NB dalam tabung reaksi
4) Kultur murni bakteri
c. Skema
Media NA dan NB disiapkan pada tabung reaksi. Bakar jarum ose hingga menbara.
Bakar bagian mulut tabung reaksi yang berisi kultur bakteri. Pindahkan kultur bakteri
menggunakan jarum ose yang telah dibakar samapi membara. Kultur bakteri dipindahkan
atu persatu pada setiap media. Tabung reaksi yang berisi kultur murni dibakar kembali
bagian multu sebelum ditutup. Berikan label. Inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar.

5. Membuat Pulasan Bakteri


a. Alat
1) Gelas benda
2) Jarum ose
3) Lampu bunsen
4) Label preparat
5) Penjepit gela benda
b. Bahan
1) Aquades steril
2) Kultur murni bakteri
c. Skema
Gelas benda yang telah kering dan bersih diberi label. Jarum ose disterilkan dengan
memijarkan pada nyala bunsen. 1 ose penuh kultur bakteri diambil dan diletakkan di tengah-
tengah gelas benda dan diratakan (jika bentuknya cair). Jika kulturnya padat maka 1 ose
kultur dipindahkan ke gela benda yang telah diberi aquades steril dan diratakan. Keringkan
dengan mengangin-anginkan gelas benda. Fiksasi pulaan bakteri dengan melewatkan di ata
nyala bunsen. Pulasan bakteri siap diwarnai.

D. Hasil Pengamatan
SPREAD PLATE
No Gambar Keterangan
1 Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
melakukan teknik spread plate yaitu Spreader,
pipet volume, lampu bunsen, media NA dalam
cawan petri, kultur murni bakteri, larutan
pengencer
2 Keluarkan pipet volume steril dari wadahnya
kemudian pegang di tangan kanan

3 Pegang pipet di tangan kanandan botol/tabung


reaksi yang mengandung kultur murni bakteri.
Lebas sumbat /kapas dari tabung reaksi dengan
jari kelingking tangan kanan dan dekatkan
dengan nyala api.

4 Dengan menggunakan pipet ambil kultur


bakteri dari dalam tabung. Bakar leher tabung
lalu tutup kembali dengan penutupnya.

5 Tempatkan 0,1 ml kultur murni bakteri pada


permukaan media NA dalam cawan petri. Lalu
tutup kembali cawan petri
6 Simpat pipet ke dalam toples berisi alkohol
70% supaya kembali teril

7 Celupkan spreader ke dalam alkohol alkohol


70%. Bakar spreader dengan api bunsen hingga
membara lalu biarkan dingin

8 Buka tutup cawan petri, lalu ratakan kultur


bakteri menngunakan spreader dan biarkan
sampai permukaan agar mengering. Setelah
mengering inkubasikan secara terbalik selama
24 jam.

STREAK PLATE
No Gambar Keterangan
1 Jarum ose dipanakan di atas bunsen hingga
membara kemudian di dinginkan.

2 Jarum ose dicelupkan ke dalam tabung yang


berisi kultur murni bakteri kemudian ambil 1
ose kultur murni bakteri.

3 Jarum ose disentuhkan pada permukaan media


agar dalam cawan petri lalu goreskan sesuai
metode goresan yang diinginkan.

4 Metode streak plate dengan goresan sinambung


5 Metode streak plate dengan goresan T

6 Metode streak plat dengan goresan banyak


sektor.

POUR PLATE
No Gambar Keterangan
1 Masukan 1ml kultur murni bakteri pada tabung
yang berisi media NA, dekatkan dengan api
ketika memindahkan. Kemudian tutup tabung
dan masukan pipet ke dalam alkohol 70%
supaya kembali steril
2 Buka tutup tabung yang berisi NA dan telah
mengandung kultur murni bakteri.

3 Bakar leher tabung di atas bunsen

4 Penuangan media NA yang telah mengandung


kultur murni bakteri ke dalam cawan petri. Lalu
digoyangkan secara perlahan untuk mencampur
kultur bakteri dengan NA sampai homogen.
Setelah media memadat diinkubasi terbalik
pada suhu kamar selama 24 jam.

PEMINDAHAN KULTUR MIKROBA


No Gambar Keterangan
1 Media NA dan kultur murni bakteri
disiapkan terlebih dahulu.

2 Penyeterilan tangan dan wilayah sekitar


kegiatan praktikum menggunakan alkohol
70%.

3 Jarum ose dipanaskan hingga membara


dengan api bunsen.

4 Tabung reaksi yang mengandung kultur


bakteri dibuka tutupnya lalu dibakar pada
bagian mulut tabung menggunakan api
bunsen. Lalu ambil satu ose kultur murni
bakteri. Bakar kembali mulut tabung reaksi.
Ditutup kembali tabung reaksi
menggunakan kapas lalu disimpan
5 Ambil tabung reaksi yang akan
diinokulasikan. Diabakar bagian mulut
tabung reaksi. Inokulasikan biakan bakteri
pada tabung reaksi dengan jarum ose. Lalu
bakar kembali mulut tabung dan tutup
dengan kapas,
6 Beri label pada tabung reaksi yang telah
diinokulasi.

PULASAN BAKTERI

No Gambar Keterangan
1 Alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan praktikum yaitu, gelas benda,
jarum ose, lampu bunsen, label preparat,
aquades steril, kultur murni jaringan bakteri,
penjepit gelas benda

2 Nyalakan bunsen

3 Bersihkan gelas benda menggunakan kertas


pembersih.

4 Panaskan jarum ose hingga membara lalu


biarkan dingin
5 Kultur murni bakteri diambil menggunakan
jarum ose yang telah steril.

6 Letakan kultur murni pada kaca benda


menggunakan jarum ose dan diratakan.

7 Fiksasi pulasan bakteri dengan melewatkan


di atas nyala bunsen.

E. Pembahasan
Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatika berbagai macam faktor mulai dari
nutrisi kebutuhan gas, oksigen maupun udara. Cara menumbuhkan mikroba aerob dengan
anaerob sangatlah berbeda. Utnuk mempelajari mikroba dengan baik maka perlu dilakukan
langkah-langkah yang benar. Teknik untuk mempelajari mikroba salah satunya adalah melalui
isolasi mikroba. Isolasi mikroba alah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Biakan murni adalah biakan
yang hanya terdiri dari satu jenis bakteri, karena di alam jarang terdapat mikroba dalam keadaan
murni. Kebanyakan merupakan campuran bermacam-macam mikroba. Usaha untuk
mendapatkan kultur murni semula dapat dilakukan dengan menggunakan pengenceran bertingkat
sebagai upaya untuk memisahkan antar koloni bakteri.
Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya adalah spread
plate method, streak plate method, pour plate method.
Spread plate method dilakukan dengan cara menginokulasikan kultur murni mikroba
pada media agar yang telah memadat lalu disebar/diratakan. Utnuk melakukan metodi ini maka
kultur murni mikroba harus diencerkan terlebih dahulu. Karena konsentrasi sel-sel mikroba pada
umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga
sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah.
Streak plate method dilakukan dengan cara menggorekan jarum ose yang mengandung
kultur murni mikroba, sehingga setelah prose inkubasi akan didapat koloni bakteri yang terpisah,
sehingga dapat diisolasi lebih lanjut. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Ada beberapa teknik dalam goresannya diantaranya goresan sinambung, goresan
T dan goresan banyak sektor.
Pour plate method dilakukan dengan cara menginokulasikan medium agar yang sedang
mencair dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba lalu dituangkan kedalam cawan petri
dan dicampur sampai homogen. Sehingga koloni yang terbentuk akan tersebar di seluruh bagian
media.
Dalam semua teknik isolasi tersebut harus diterapkan teknk aseptik untuk menjaga
keselamatan, contohnya seperti mensterilkan area kerja, alat-alat yang digunakan menggunakan
alkohol 70%.
Kemudian ada teknik pemindahan bakteri, teknik pemindahan bakteri ini dilakukan
dengan teknik aseptik pada waktu memindahkan mikroba ke dalam media lain. Hal ini bertujuan
supaya tidak terjadi kontaminasi bakteri dari luar yang tidak diinginkan sehingga kultur bakteri
murni tetap terjaga dari bakteri yang tidak diinginkan.
Bakteri atau mikroba dapat dilihat dengan mikroskop cahaya tanpa pewarnaan/
pengecatan atau dengan pewarnaan/ pengecatan. Pada umumnya pengamatan mikroba tanpa
pengecatan akan lebih sulit dibandingkan dengan pengamatan bakteri yang telah dilakukan
pengamatan. Dengan pengecatan juga dapat dilihat struktur sel mikroba lebih seksama. Untuk
melakukan pengecatan maka sebelumnya bakteri harus difikasi terlebih dahulu, dan cara fiksasi
yang paling banyak digunakan adalah dengan membuat lapisan suspensi/ pulasan bakteri di atas
gelas benda, kemudian di lewatkan di atas nyala api bunsen.

F. Kesimpulan
Dalam belajar mikrobiologi ada banyak teknik yang haru dikuasai hal ini berguna untuk
menjaga keselamatan diri, karena kita kontak langsung dengan organisme yang tidak terklihat
secara langsung dan bisa saja membahayakan bagi tubuh. Dalam isolasi bakteri ada beberapa
teknik yaitu spread plate method, streak plate method dan pour plate method. Dan untuk
memindahkan bakteri harus dilakukan secara aseptik. Ketika akan mengamati bakteri, untuk
mempermudah pengamatan maka biasanya dilakukan pewarnaan dan bagian dari proses
pewarnaan adalah adanya tahap fiksasi dimana tahap fiksasi dimana tahap fikasi ini dilakukan
dengan teknik pulasan.
G. Daftar Pustaka
Retnaningrum,E et al. 2018. Bahan Ajar Mikrobiologi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Burdass et al. 2016. Basic Practical Microbiology. London: Micribiology society.

Cooper, R. 2020. Basic Culture Technique: Streak Plate. Microbiology laboratory.

The Society for General Microbiology (SGM). 2016. Education Department, SGM,
Marlborough House, Basingstoke Road, Spencers Wood, Reading RG7 1AG, UK

H. Jawablah Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip dasar dan tujuan teknik isolasi mikroba secara streak plate, pour plate,
spread plate !
a. Streak plate = dasarnya ialah menggores suspensi bahan yang mengandung mikroba pada
permukaan medium. Dengan tujuan setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh
koloni-koloni, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.
b. Pour plate = dasarnya ialah menginokulasi medium organ yang sedang mencair pada
temperatur 45-50 ˚C dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya
ke cawan petri yang steril. Dengan tujuan setelah diinkubasi akan terlihat koloni-koloni
sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.
c. Spread plate = dasarnya ialah menginokulasi mikroba secara pulasan/ sebaran di
permukaan media agar yang telah memadat, akan menghasilkan koloni terpisah yang dapat
dihitung

2. Apa yang dimaksud dengan kultur murni/ biakan murni ?


Kultur murni adalah populasi dari sel-sel atau organisme multisel yang tumbuh tanpa
kehadiran mikroba yang lainnya. Kultur murni dapat dimulai dari satu sel atau satu
organisme, jadi akan terjadi genetic clone dari yang lainnya.
3. Bagaimana teknik penggoresan yang benar pada teknik isolasi secara streak plate agar supaya
didapatkan koloni bakteri terpisah ?
Metode streak palte terdiri dari goresan sinambung, goresan T dan goresan banyak sektor.
Ambil 1 ose kultur murni bakteri dan goreskan pada permukaan pada media agar, dimulai
pada satu ujung. Ose disentuhkan pada media agar dalam cawan petri, sewaktu menggores ose
dibiarkan meluncur di atas permuakaan agar. Setiap kali menggores ose untuk kuadran
berikutnya, pijarkan ose terlebih dahulu dan biarkan dingin.

4. Kapan fiksai dilakukan dalam pengecatan bakteri? Apa tujuan dilakukannya fiksasi dalam
tahap pengecatan bakteri?
Setelah kultur bakteri diletakan pada objek glass yang sebelumnya telah diberi aquades steril.
Tujuan fiksasi untuk mematikan bakteri dan merekatkan bakteri pada objek glass.

Anda mungkin juga menyukai