Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“PENANAMAN/INOKULASI MIKROBA I”

DISUSUN OLEH :

NAMA : RITA ASPIYANTI


NIM : 2011102415117
KELAS : PRAKTIKUM D
DOSEN PENGAMPU : Sylvan Septian Ressandy,
S.Farm.,M.Farm.,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu melakukan penanaman mikroba metode


gorse, sebar, tuang, dan tusuk.

B. DASAR TEORI

Penanaman bakteri atau disebut juga inokulasi bakteri


adalah proses pemindahan suatu biakan bakteri dari suatu
tempat berupa tabung reaksi ke tempat lain dengan tujuan untuk
mengembangbiakkan. Inokula adalah bahan yang mengandung
mikroba atau biakan mikroba, baik dalam keadaan cair maupun
padat (Henny dan Seprianto, 2019) Pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru harus
dilakukan dengan tingkat ketelitian dan kesterilan yang sangat
tinggi. Hal utama yang harus diperhatikan untuk melakukan
inokulasi bakteri adalah semua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium agar tetap steril. Kesterilan ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).

Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum,


dengan menginokulasi medium agar nutrien atau nutrien agar
dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel
mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-
sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga
dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat
dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata
telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam
mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
Cara penggoresan merupakan cara yang ditujukan untuk
memurnikan mikroba dari populasi mikroba atau dapat juga untuk
subkultur isolat murni dari medium lama ke medium baru. Teknik
tersebut hanya dapat dilakukan dari medium cair ke medium agar
atau dari medium agar ke medium agar lainnya dan dilakukan
dengan cara mengoreskan ujung jarum ose yang telah
mengandung mikroba ke permukaan medium agar lain. Hal yang
diperhatikan dalam cara pengoresan adalah setiap goresan yang
satu harus bersambung dengan goresan berikutnya (Maryanto &
Kurniawan, 2015). Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki flagella
seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila
digunakan medium yang basah. Pencegahan terjadinya
penyebaran koloni harus digunakan lempengan agar yang benar-
benar kering permukaannya (Lay, 1994).

Ada beberapa Teknik dalam metode goresan yakni goresan


T, goresan Kuadran, dan goresan Sinambung (Buckle,1987).

1. Tipe goresan T digunakan untuk mendapatkan koloni tunggal


dengan membagi wilayah goresan menjadi 3.
2. Tipe goresan kuadran hampir sama dengan goresan T namun
pola goresan dibagi ke dalam 4 bagian/wilayah. Pembagian 4
wilayah diharapkan akan memisahkan koloni bakteri dengan
lebih baik sehingga diperoleh koloni tunggal bakteri. Tipe
goresan kuadran dapat dilakukan dengan menggores secara
zig-zag maupun secara terputus.
3. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk
mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke
cawan atau medium baru.

Cara penyebaran merupakan metode inokulasi mikroba yang


dilakukan dengan cara menuangkan suspensi mikroba diatas
medium agar cawan yang telah memadat (Pelczar & Chan, 2008).
Tujuan dari isolasi bakteri dengan penyebaran serupa dengan
isolasi bakteri cara penuangan. Hal yang membedakan kedua
teknik tersebut adalah teknik penuangan suspensi sampel dan
medium. Isolasi dengan cara penyebaran diawali dengan
pengenceran sampel. Medium yang telah dipersiapkan dituangkan
ke dalam cawan petri steril dan tunggu hingga memadat, setelah itu
suspensi sampel dituangkan di atas permukaan agar. Penyebaran
suspensi sampel dilakukan dengan menyebarkan suspensi dengan
batang drugalsky yang telah dipanaskan terlebih dahulu (Waluyo,
2007).

Cara penuangan merupakan metode inokulasi mikroba yang


dilakukan dengan cara menuangkan suspensi mikroba kedalam
cawan petri steril kosong. Tujuan dari teknik cawan tuang adalah
untuk menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan
medium agar saja melainkan sel terendam dalam medium (di dalam
agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang
kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar dengan kandungan
oksigen sedikit. Teknik ini memerlukan agar yang belum padat
(>45˚C) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan
petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat dengan
cara cawan petri digerak-gerakan membentuk angka 8. (Pelczar &
Chan, 2008).

Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau


menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum,
kemudian dimasukkan ke dalam media atau medium. Metode
Tusuk ini termasuk kedalam media agar tegak dan media cair.
Inokulasi agar tegak yang umumnya terbuat dari kaldu kentang
kemudian bubuk agar maka jadilah media yang dimasukkan
kedalam tabung reaksi menjadi media agar tegak. Inokulum bakteri
yang akan ditanam pada media agar tegak tadi diambil dengan
jarum ose lurus yang dilekatkan pada ujung jarum. Bakteri
diinokulasikan pada media, dengan cara jarum ose ditusuk tepat
pada poros tengah tabung sampai mendekati dasar tabung.
Kemudian jarum ose ditarik perlahan (Winarni, 1997).

Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap


hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui.
Pengetahuan tentang adanya faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan
pertumbuhan mikroba. Faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba meliputi suplai energi, suhu atau temperatur,
keasaman atau kebasaan yang dinyatakan dengan pH, serta
ketersediaan oksigen (Suriawiria, 2005).

Ruangan tempat inokulasi bakteri harus disiapkan dan


dipastikan bersih serta dalam keadaan yang steril sebelum
melakukan inokulasi. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca atau encast, dimana udara dilewatkan dalam saringan
melalui suatu jalan dengan tujuan agar terkena sinar ultraviolet.
Suatu teknik perlakuan bagi mikroorganisme, dalam hal ini bakteri,
yang telah diinokulasikan pada media (padat atau cair) disebut juga
inkubasi. Inkubasi dapat didefinisikan sebagai proses memelihara
kultur mikroba dalam suhu tertentu selama jangka waktu tertentu
guna memantau pertumbuhan yang terjadi pada bakteri (Pelczar,
1986).
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. ALAT dan BAHAN


➢ Alat
1. Jarum ose
2. Bunsen
3. Cawan petri
4. Micro pipet
5. Batang L
6. Erlenmeyer
7. Tabung reaksi
8. Kapas
9. Inkubator
➢ Bahan
1. Media Na steril
2. Bakteri murni MSA
3. Media NB
4. Air kamar mandi
5. Bakteri E-Coli
B. PERHITUNGAN
-
C. METODE KERJA
➢ PENANAMAN BAKTERI METODE GORES
a. Disiapkan Alat dan Bahan (ose, bunsen, media NA steril yang
telah padat dalam cawan petri, bakteri murni MSA pada cawan
petri)
b. Diberi Label media NA steril (nama bakteri dan kelompok)
c. Diambil biakan bakteri, panaskan ujung cawan petri yang berisi
bakteri
d. Dipegang jarum ose dan bakar di atas nyala lampu bunsen hingga
kawat memijar. Perhatian : pemanasan jarum ose
dilakukan dari pangkal ke ujung sampai memijar, sebelum
digunakan kawat didinginkan beberapa saat!
e. Dibuka sedikit penutup cawan petri dengan jari telunjuk dan
jempol, ambil 1 ose biakan bakteri.
f. Dibakar ujung cawan petri dan tutup cawan petri kembali.
g. Diinokulasikan biakan bakteri pada cawan petri yang berisi media
NA dengan cara goresan zigzag 4 bidang pada permukaan NA (
goresan kuadran: perhatikan video metode gores kuadran)
h. Ditutup dan bakar ujung cawan petri, kemudian bakar ose.
i. Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan amati
pertumbuhannya.
➢ PENANAMAN BAKTERI METODE SEBAR
1. Disiapkan Alat dan Bahan (micro pipet, batang L, bunsen,
media NA steril yang telah padat dalam cawan petri, bakteri
murni pada media NB)
2. Diberi Label media NA steril (nama bakteri dan kelompok)
3. Diambil micropipet, pasang corong micropipet tanpa
memegangnya.
4. Diambil biakan bakteri, panaskan ujung tabung reaksi yang
berisi bakteri, tarik kapas dengan menggunakan kelingking.
5. Dengan menggunakan micropipet, ambil biakan bakteri.
6. Ditutup biakan bakteri dengan kapas
7. Diambil media NA steril, panaskan ujungnya, buka sedikit
penutup cawan, lalu tuangkan bakteri yang ada di micro
pipet.
8. Diambil tongkat L, panaskan di api bunsen, dinginkan, lalu
sebarkan bakteri dengan merata.
9. Ditutup cawan petri, panaskan ujungnya.
10. Dimasukkan ke dalam inukbator amati pertumbuhannya
setelah 24 jam
➢ PENANAMAN BAKTERI METODE TUANG
1. Disiapkan Alat dan Bahan (micro pipet, bunsen, media NA
steril yang cair, air kamar mandi)
2. Dipanaskan media NA padat yang steril hingga menjadi cair
di erlenmeyer
3. Diberi Label pada cawan kosong (nama bakteri dan
kelompok)
4. Diambil micropipet, pasang corong micropipet tanpa
memegangnya.
5. Diambil air kamar mandi dengan menggunakan mikropipet
6. Diambil media NA steril, panaskan ujungnya, buka sedikit
penutup cawan, lalu tuangkan bakteri yang ada di micro
pipet.
7. Didinginkan media NA, dinginkan, sebelum padat, tuangkan
ke cawan petri yang telah berisi air kamar mandi
8. Diaduk dengan cara menggerakan cawan petri seperti angka
8.
9. Dimasukkan ke dalam inkubator amati pertumbuhannya
setelah 24 jam
➢ PENANAMAN BAKTERI METODE GORES
1. Disiapkan Alat dan Bahan (ose, bunsen, media NA steril
miring dalam tabung reaksi, bakteri murni dalam media NB)
2. Diberi Label media NA steril miring (nama bakteri dan
kelompok)
3. Diambil biakan bakteri, buka penutup tabung dengan
kelingking, panaskan ujung tabung yang berisi bakteri
4. Dipegang jarum ose dan bakar di atas nyala lampu bunsen
hingga kawat memijar. Perhatian : pemanasan jarum ose
dilakukan dari pangkal ke ujung sampai memijar, sebelum
digunakan kawat didinginkan beberapa saat!
5. Diambil 1 ose biakan bakteri.
6. Diambil media NA steril miring, tusukkan ose hingga ke
dasar tabung, keluarkan perlahan, saat sampai permukaan
agar miring, lakukan gerakan zig-zag hingga ujung.
7. Dibakar ose, ujung tabung, dan tutup kembali.
8. Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan amati
pertumbuhann
BAB III

HASIL PENGAMATAN

ALAT DAN BAHAN


JENIS METODE TEKNIS / CARA KERJA MEKANISME KERJA
YANG DIGUNAKAN
Metode Gores Alat : 1. Siapkan alat dan bahan Inokulum digoreskan di
(streak plate) 1. Jarum ose yang akan digunakan. permukaan media NA
2. Bunsen 2. Beri label pada dasar dalam cawan petri
3. Cawan Petri petridis (nama atau nama dengan jarum ose (lup
Bahan : kelompok, tanggal, inokulasi). Di antara
1. Nutrient agar nomor eksperimen, dan garis-garis goresan akan
(NA) nama sampel) terdapat sel-sel yang
2. Bakteri MSA 3. Buat ilustrasi 4 set cukup terpisah sehingga
goresan kuadran. dapat tumbuh menjadi
4. Nyalakan dan atur api koloni. Inkubasi bakteri
bunsen hingga nyala api dilakukan selama 24 jam.
berwarna biru. Pertumbuhan mulai
5. Bakar kawat ose paling terjadi pada jam ke-0
sedikit setengan panjang hingga jam ke-12 yang
kawat sampai merah disebut dengan fase
membara, kemudian eksponensial (fase log),
dinginkan didekat nyala kemudian pada jam ke-
api. 12 hingga jam ke-24
6. Sentuhkan loop
kawat mengalami fase
ose steril pada tengah stasioner.
koloni tunggal yang
terpisah, ambil, lalu
diinokulasikan.
7. Inokulasi primer
dilakukan dengan
membuat kuadran 1, lalu
bakar lagi loop kawat
ose, dan dinginkan.
8. Putar petridis 1/4
putaran, gunakan loop
kawat ose streril buat
goresan kuadran ke 2 (4
goresan yang overlap
dengan inokulasi
sebelumnya), lalu bakar
lagi loop kawat ose, dan
dinginkan.
9. Putar petridis 1/4
putaran, buat goresan
kuadran ke 3 sama
seperti cara kuadran ke 2
(overlap dengan
inokulasi sebelumnya),
lalu bakar lagi loop kawat
ose, dan dinginkan.
10. Putar 1/4 putaran lagi,
goresan kuadran ke 4
dimulai dari akhir area
inokulasi ke 3 dengan
gerakan zig- zag
melewati area
permukaan yang masih
kosong, tutup petridis.
11. Bakar lagi loop kawat
ose, dan kembalikan ke
rak.
12. Matikan nyala api
bunsen, lalu inkubasikan
hasil inokulasi tadi.
Metode Sebar Alat : 1. Siapkan alat dan bahan Inokulum diteteskan
(Spread Plate) 1. Micropipet yang akan digunakan. menggunakan micropipet
2. Batang L 2. Beri label pada dasar pada media NA,
3. Bunsen petridis. kemudian disebarkan
4. Cawan Petri 3. Siapkan biakan bakteri, dengan batang L
Bahan : lalu ambil menggunakan sehingga sel-sel biakan
1. Nutrient Agar micropipet secara tersebut tersebar merata
(NA) aseptis. dan diam dengan baik di
2. Bakteri E. Coli 4. Ambil media NA steril, permukaan agar. Pada
bakar ujungnya, buka beberapa pinggan akan
sedikit penutup cawan, muncul koloni- koloni
lalu tuangkan bakteri yang terpisah-pisah.
yang ada di micropipet. Inkubasi bakteri
5. Gunakan batang L yang dilakukan selama 24 jam.
sudah steril untuk Pertumbuhan mulai
menyebarkan bakteri terjadi pada jam ke-0
secara merata. hingga jam ke-12 yang
6. Tutup cawan petri, bakar disebut dengan fase
ujungnya kemudia eksponensial (fase log),
bungkus dengan kertas kemudian pada jam ke-
cokelat. 12 hingga jam ke-24
7. Masukkan ke dalam mengalami fase
inkubator selama 24 jam. stasioner.

Metode Tuang Alat : 1. Siapkan alat dan bahan Metode ini dilakukan
(Pour Plate) 1. Micropipet yang digunakan. dengan cara mencampur-
2. Bunsen 2. Panaskan media NA kan media yang masih
3. Cawan petri padat yang steril hingga cair dengan stok kultur
Bahan : cair di erlenmeyer. bakteri, kemudian diputar
1. Nutrient Agar 3. Ambil cawan perti, beri membentuk angka 8,
(NA) label, dan bakar sehingga sel-sel tersebut
2. Kamar mandi ujungnya. tersebar merata dan diam
4. Pasang corong (Blue Tip) dengan baik di
pada mikropipet, permukaan agar atau di
kemudian ambil sampel dalam agar. Inkubasi
air kamar mandi. bakteri dilakukan selama
5. Masukkan sampel air 24 jam. Pertumbuhan
kamar mandi di dalam mulai terjadi pada jam ke-
mikropipet ke dalam 0 hingga jam ke-12 yang
cawan petri di dekat api disebut dengan fase
bunsen. eksponensial (fase log),
6. Tutup cawan petri, dan kemudian pada jam ke-
bakar kembali. 12 hingga jam ke-24
7. Ambil media NA yang mengalami fase
telah teril, buka sumbat, stasioner.
dan bakar ujung mulut
erlenmeyer.
8. Tuang media NA ke
dalam cawan petri di
dekat api bunsen.
9. Setelah dituang, tutup
dan bakar kembali cawan
petri.
10. Cawan
petri yang berisi media
NA dan sampel diputar
membentuk angka 8.
11. Setelah media
memadat, bungkus
dengan kertas coklat, lalu
masukkan ke dalam
inkubator selama 24 jam.
Metode Tusuk Alat : 1. Siapkan alat dan bahan Setelah dilakukan
1. Jarum ose yang akan digunakan. penusukkan, pada masa
2. Bunsen 2. Beri label pada tabung inkubasi semua isolat
3. Tabung reaksi media NA miring (nama mampu hidup dan
Bahan : atau nama kelompok, bergerak, hal tersebut
1. Nutrient Agar tanggal, dan nama ditandai dengan adanya
(NA) miring sampel). pertumbuhan yang
2. Bakteri E. Coli 3. Nyalakan dan atur api menyebar pada media,
pada Nutrient bunsen hingga nyala api baik pada zona tusukan
Broth (NB) berwarna biru. maupun sekitarnya.
4. Bakar kawat ose sampai Inkubasi bakteri
merah membara, dilakukan selama 24 jam.
kemudian dinginkan Pertumbuhan mulai
didekat nyala api. terjadi pada jam ke-0
5. Ambil biakan bakteri, hingga jam ke-12 yang
buka sumbat disebut dengan fase
menggunakan kelingking, eksponensial (fase log),
lalu bakar ujung mulut kemudian pada jam ke-
tabung. 12 hingga jam ke-24
6. Masukkan jarum ke mengalami fase
dalam biakan bakteri, stasioner.
keluarkan jarum,
kemudian bakar ujung
mulut tabung, dan tutup
kembali.
7. Ambil media NA steril
miring, bakar ujung mulut
tabung, kemudian
tusukkan jarum ose
hingga ke dasar tabung.
8. Keluarkan perlahan, saat
sampai permukaan agar
miring, lakukan gerakan
zig-zag hingga ujung.
9. Bakar ujung mulut
tabung dan tutup
kembali.
10. Bakar lagi kawat ose,
kemudian simpan di rak.
11. Inkubasikan selama
24 jam pada suhu 37°C.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami membahas tentang penanaman atau


inokulasi mikroba. Tujuan dari praktikum kali ini yaitu, agar mahasiwa
mampu melakukan penanaman mikroba metode gores, sebar, tuang, dan
tusuk. Penanaman bakteri atau yang biasa disebut inokulasi adalah
pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru dengan
ketelitian yang sangat tinggi. Umunya percobaan inokulasi dilakukan untuk
mengidentifikasi beberapa jenis mikroba seperti bakteri dan jamur. Media
adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat
dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Sedangkan medium
adalah suatu bahan nutrisi tempat menumbuhkan bakteri di laboratorium.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk pembuatan mikroba,
medium dapat pula digunakan untuk melakukan isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat- sifat fisiologi dan perhitungan mikroba. Dalam proses
pembuatan media harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis
untuk menghindari kontaminasi pada media.

Penanaman bakteri atau disebut juga inokulasi bakteri adalah


proses pemindahan suatu biakan bakteri dari suatu tempat berupa tabung
reaksi ke tempat lain dengan tujuan untuk mengembangbiakkan. Inokula
adalah bahan yang mengandung mikroba atau biakan mikroba, baik
dalam keadaan cair maupun padat (Henny dan Seprianto, 2019)
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru harus dilakukan dengan tingkat ketelitian dan kesterilan yang sangat
tinggi. Hal utama yang harus diperhatikan untuk melakukan inokulasi
bakteri adalah semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium
agar tetap steril. Kesterilan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Bahan yang diinokulasikan pada
medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien
atau nutrien agar dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-
sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel
mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu
18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan
dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni
merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan,
2007).

Isolasi bakteri adalah pemisahan bakteri dari berbagai jenis


mikroorganisme dari lingkungan, guna mendapatkan satu jenis mikroba
atau kultur murni (Prescott, 2002). Beberapa metode yang umum
digunakan antara lain metode gores, tuang, sebar dan tusuk.

Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktor- faktor


nutrisi serta kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara
menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat berbeda dengan yang
aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui caracara menanam
dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain
untuk pertumbuhannya.

Praktikum kali ini dilakukan inokulasi mikroba pada media NA


menggunakan inokulum bakteri MSA, bakteri E. Coli, dan sampel air
kamar mandi. Inokulasi dilakukan dengan metode gores, metode sebar,
metode tuang, dan metode tusuk. Pada inokulasi dengan metode gores,
digunakan bakteri MSA sebagai inokulumnya. Inokulum digoreskan di
permukaan media NA dalam cawan petri menggunakan jarum ose (lup
inokulasi) dengan goresan kuadran. Goresan kuadran dilakukan dengan
tujuan mendapatkan biakan murni. Cara ini dilakukan dengan membagi
cawan petri menjadi 4 bagian dan masing–masing bagian merupakan
pengenceran dari streak sebelumnya. Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni. Metode gores memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode
lainnya yaitu koloni bakteri yang dihasilkan merupakan koloni tunggal,
bakteri yang kontaminan mudah dibedakan, dan dapat membuat goresan
dengan pola tertentu.

Pada inokulasi dengan metode sebar, digunakan bakteri E. Coli


dalam media NB sebagai inokulumnya. Inokulum diteteskan
menggunakan micropipet pada media NA, kemudian disebarkan dengan
batang L sehingga sel-sel biakan tersebut tersebar merata dan diam
dengan baik di permukaan agar. Setelah itu, akan muncul koloni-koloni
yang terpisah-pisah. Adapun inokulasi dengan metode tuang dilakukan
dengan cara mencampurkan media NA yang masih cair dengan stok
kultur bakteri (air kamar mandi), kemudian diputar membentuk angka 8,
sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam dengan baik di
permukaan agar atau di dalam agar.

Pada inokulasi dengan metode tusuk, digunakan media NA miring


dan bakteri E. Coli dalam media NB sebagai inokulumnya. Setelah
dilakukan penusukkan ke dalam media NA, keluarkan perlahan, saat
sampai permukaan agar miring, lakukan gerakan zig-zag hingga ujung.
Pada masa inkubasi semua isolat mampu hidup dan bergerak, hal
tersebut ditandai dengan adanya pertumbuhan yang menyebar pada
media, baik pada zona tusukan maupun sekitarnya (Nonci dkk., 2015).

Dalam melakukan inokulasi bakteri, setiap langkah pengerjaan


dilakukan di sekitar api bunsen. Api yang menyala pada bunsen dapat
membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan
diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut.
Dapat dilihat bahwa proses inokulasi melalui tahap inkubasi. Inkubasi
bakteri dilakukan selama 24 jam. Pertumbuhan mulai terjadi pada jam ke-
0 hingga jam ke-12 yang disebut dengan fase eksponensial (fase log).
Fase eksponensial terjadi karena konsumsi nutrisi dalam media oleh kultur
bakteri. Pada fase ini semua sel dalam kultur mengalami pembelahan
biner. Pada jam ke-12 hingga jam ke-24 mengalami fase stasioner.
Kondisi nutrient yang hilang akibat konsumsi, medium yang semakin
asam, akumulasi toksik atau karena zat yang dapat menghambat
pertumbuhan menyebabkan pertumbuhan semakin menurun sehingga
level pertumbuhan akan mendekati nol dan penambahan jumlah sel tidak
ada (Desniar dkk., 2016).

Tujuan dari isolasi bakteri dengan penyebaran serupa dengan


isolasi bakteri cara penuangan. Hal yang membedakan kedua teknik
tersebut adalah teknik penuangan suspensi sampel dan medium. Isolasi
dengan cara penyebaran diawali dengan pengenceran sampel. Medium
yang telah dipersiapkan dituangkan ke dalam cawan petri steril dan
tunggu hingga memadat, setelah itu suspensi sampel dituangkan di atas
permukaan agar. Penyebaran suspensi sampel dilakukan dengan
menyebarkan suspensi dengan batang drugalsky yang telah dipanaskan
terlebih dahulu (Waluyo, 2007).

Penghitungan Jumlah Mikroba Penghitungan jumlah sel mikroba


dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain secara
langsung dengan hitung mikroskopik (direct microscopic count)
menggunakan haemocytometer dan secara tidak langsung dengan hitung
cawan (plate count), selain itu juga terdapat penghitungan menggunakan
metode MPN dan turbidimetri menggunakan alat spektrofotometer.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada inokulasi terdapat berbagai macam metode atau cara


yang bisa dilakukan antara lain yaitu, metode gores, metode sebar,
metode tuang dan yang terakhir metode tusuk. Pada hasil yang
ditemukan bahwa keberhasilan melakukan isolasi tehadap satu
jenis mikroba sangat ditentukan oleh faktor steril atau tdak sterilnya
alat yang digunakan dan perlakuan atau cara yang dilakukan dalam
mengisolasi mikroba. Jika perlakuan atau alat yang digunakan tidak
steril maka aka nada mikroba dari luar yang masuk kedalam
inokulan dan mengganggu proses isolasi sehingga dapat
menyebabkan kegagalan dari isolasi mikroba.

B. SARAN

Dalam pelaksanaan praktikum kali ini sangat diharapkan


ketelitian untuk praktikan dalam pelaksanaan praktikum. Dan
kehati-hatian juga sangat di perlukan agar dalam pelaksanaan
praktikum tidak terjadi kecelakaan kerja. Serta keseriusan juga
sangat di perlukan dalam praktikum ini agar praktikum dapat
berjalan dengan baik dan maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G. H. Fleet, dan M. Wootton, 1987.


Ilmu Pangan. Jakarta : UI-Press.

Desniar, Setyaningsih, I., dan Purnama, Y. I. 2016. Penapisan Dan


Produksi Antibakteri Lactobacillus plantarium Ns(9) yang Diisolasi
dari Bekasam Ikan Nila Atin. JPHPI, 19(2), 132-139.

Dwidjoseputro, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :


Djambatan.

Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:Penerbit


Djambatan

Lud, Waluyo. (2007). Mikrobiologi Umum. Malang


:Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Maryanto, H., & Kurniawan. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.


Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Nonci, M., Baharuddin, Rasyid, B., dan Pirman. 2015. Seleksi
Bakteri Methanotrof (Pereduksi Emisi Gas Metan di Lahan Sawah)
Berdasarkan Aktivitas Enzim Methan Monooksigenase. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 13(2), 86-91.

Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2007. Dasar-Dasar


Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI Press.

Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar


Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI Press.

Pelczar, Michael J., dan Chan, E. C. S., 1986, 190-191, Dasar-


Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, UI-Press, Jakarta.

Prescott dan Harley. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology.


USA : TheMcGraw-Hill Company

Saraswati, H dan Seprianto. 2019. PETUNJUK PRAKTIKUM


MIKROBIOLOGI. PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Suriawiria U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar
Sinanti.

W. Lay, Bibiana. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Winarni, D. 1997 Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3


Teknik Kimia FTI- ITS : Surabaya

Anda mungkin juga menyukai