PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGECATAN GRAM
Disusun Oleh:
PROGRAM STUDI S1
FARMASI FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu memahami cara-
cara pengecatan suatu bakteri atau mikroorganisme.
B. Dasar Teori
Bakteri merupakan mikroorganisme yang banyak terdapat di
dalam tubuh manusia. Bakteri dapat bersifat patogen dan apatogen.
Bakteri yang bersifat patogen dan apatogen dapat menyebabkan penyakit
dalam tubuh manusia dan disebut oportunistik patogen. Bakteri bersifat
patogen jika sudah menimbulkan suatu infeksi atau penyakit di dalam
tubuh inangnya, salah satunya adalah Escherichia coli, dapat ditemukan
pada tubuh manusia, bakteri juga dapat ditemukan di dalam air, makanan,
tanah yang sering kita injak ataupun dalam pakaian kita sendiri
(Rahayuningtyas dkk., 2017).
Bakteri tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, ukuran mereka
yang sangat kecil menyebabkan kita tidak dapat melihat mereka, tetapi
bakteri dapat menyebabkan penyakit meskipun tidak dapat dilihat secara
langsung. Bakteri dapat dilihat bentuk, ukuran, dan jenisnya dengan
menggunakan beberapa teknik pewarnaan. Pewarnaan pada bakteri
dibutuhkan untuk membedakan spesies dan untuk kebutuhan diagnosis.
Terdapat beberapa jenis pewarnaan untuk mengidentifikasi suatu
bakteri, yaitu pewarnaan Gram, pewarnaan kapsul dan pewarnaan tahan
asam. Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat
berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
Pewarnaan kapsul adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui suatu
bakteri memilik kapsul pada tubuhnya. Kapsul adalah lapisan polimer
yang terdapat diluar dinding sel. Pewarnaan tahan asam merupakan salah
satu metode untuk mengidentifikasi bakteri tahan asam. Bakteri tahan
asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal
sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus
dengan pewarnaan tahan asam (Rahayu dan Gumilar, 2017).
Pewarnaan Gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri (mikroorganisme). Tujuan
pewarnaan Gram adalah untuk mengidentifikasi mikroba. Bakteri yang
diwarnai dengan metode Gram ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Zat warna yang digunakan
pada pengecatan Gram meliputi kristal violet, lugol, alkohol 70% dan
safranin (Malik dan Mustafa, 2017).
Teknik pewarnaan membagi bakteri berdasarkan perbedaan dasar
dalam struktur dinding selnya. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel
seperti jala yang tebal yang terbuat dari peptidoglikan (50-90% berat
selubung sel), sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan yang lebih
tipis (10% berat selubung sel) (Putri dkk., 2018).
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk
mengelompokkan bakteri Gram positif dan Gram negatif. Perbedaan
struktur, komposisi dinding sel bakteri dan permeabilitas diantara kedua
kelompok dinding sel bakteri menyebabkan perbedaan warna pada bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif. Pewarnaan Gram berdasarkan
kemampuan bakteri untuk menahan pewarna primer (kristal violet) atau
kehilangan warna primer dan menerima warna tandingan (safranin).
Bakteri Gram positif akan menunjukkan warna ungu sedangkan untuk
bakteri Gram negatif akan menunjukkan warna merah (Anuar dkk., 2014).
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu bacillus (batang), coccus
(bulat), dan spirilum (lengkung). Bakteri yang berbentuk bacillus dibagi
atas diplobacillus dan tripobacillus. Pada bentuk coccus dibagi atas
monococcus, diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah
anggur). Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah
melengkung dan tidak melengkung (Usman, 2010).
Teknik pewarnaan pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat
macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan
diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau
jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu
pewarna pada lapisan tipis atau olesan yang sudah difiksasi, dinamakan
pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan
perbedaan di antara sel-sel bakteri atau bagianbagian sel bakteri disebut
teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya
mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-
bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan
endospora, flagella dan pengecatan kapsul (Waluyo, 2010).
Pewarnaan Gram memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya ialah pewarnaan Gram merupakan salah satu metode
paling sederhana dan murah untuk diagnosis cepat infeksi bakteri. Metode
ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan kultur bakteri, dan sebagai
pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik sebelum tersedia bukti
definitif bakteri penyebab infeksi secara spesifik. Kekurangan dari metode
ini yaitu hanya dapat mengetahui ukuran dan bentuk bakteri serta melihat
struktur dalam bakteri dengan zat warna saja. Kondisi pewarnaan Gram
dan morfologi bakteri kadang-kadang berubah karena terapi antimikroba.
Spesies batang Gram negatif dapat menjadi filamen dan pleomorfik
sedangkan bakteri Gram positif dapat menjadi bervariasi setelah terapi
antimikroba (Nagata dkk., 2010).
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa pewarnaan Gram
merupakan salah satu teknik pewarnaan yang digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri (mikroorganisme). Pewarnaan Gram digunakan
untuk mengelompokkan bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Berdasarkan percobaan, bakteri Gram positif pada pewarnaan Gram
berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna kristal violet-iodium tetap
dipertahankan meskipun diberi larutan alkohol, sedangkan bakteri Gram
negatif berwarna merah sebab kompleks tersebut larut pada saat
pemberian larutan alkohol sehingga mengambil warna merah safranin.
Perbedaan warna pada bakteri Gram positif dan Gram negatif
menunjukkan bahwa adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua
jenis bakteri tersebut.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum ini diharapkan praktikan berhati-hati
dalam menggunakan alat dan bahan yang ada di laboratorium, serta
memperhatikan ketelitian saat melakukan percobaan agar berjalan
dengan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anuar, W., Dahliaty, A., dan Jose, C. 2014. Isolasi Bakteri Selulolitik dari
Perairan Dumai. Jurnal of Mipa, 1(2), 3-6.
Dwidjoseputro, D. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Malik, C. P., dan Mustafa, M. I. 2017. Identifikasi Mikroba Metode
Pewarnaan Gram. Jurnal Praktikum Mikrobiologi Umum, 1(1), 1–6.
Nagata, K., Mino, H., and Yoshida, S. 2010. Usefulness and Limit of Gram
Staining Smear Examination. Rinsho Byori, 58(5), 490-7.
Post, K. W., and Songer, G. J. 2005. Microbiology Bacterial and Fungal
Agent of Animal Disease. Elsevier Saunders: Philadelphia.
Putri, Y. W., Putra, A. E., dan Utama, B. I. 2018. Identifikasi dan
Karakteristik Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Vagina Wanita
Usia Subur. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(3), 20-25.
Rahayuningtyas, A. D., Dewi, W., dan Indrati. 2017. Pemanfaatan Ekstrak
Etil Asetat Buah Merah sebagai Zat Pengganti Pewarna Primer
pada Teknik Pengecatan Tunggal Bakteri Gram Negatif Batang.
Jurnal Kedokteran Gigi Unpad, 29(2), 138-144.
Rahayu, S. A., dan Gumilar, M. H. 2017. Uji Cemaran Air Minum
Masyarakat Sekitar Margahayu Raya Bandung dengan Identifikasi
Bakteri Escherichia coli. IJPST, 4(2) , 50-56.
Usman, W. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran (Edisi Revisi).
Jakarta: Binarupa Aksara.
Waluyo, L. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang Press.