Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lidya Handoko Saputri

NIM : 1911102415006

Kelas : K

Semester : 3

Tugas materi 8

Transpor Elektron

Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula


menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O. Tujuan respirasi adalah untuk mendapatkan
energi melalui proses glikolisis. Senyawa gula diperoleh dari proses fotosintesis. Butiran amilum
yang tersimpan dalam jaringan dan organ penyimpan cadangan makanan akan diubah kembali
dalam bentuk glukoa fosfat di dalam sitoplasma sel. Kemudian glukosa fosfat akan dipecah
menjadi piruvat dan masuk ke dalam siklus Krebs. Selama glikolisis berlangsung dan dalam
siklus Krebs akan dihasilkan gas CO2 yang akan dikeluarkan dari dalam sel. Gas tersebut dengan
berdifusi akan terkumpul dalam rongga-rongga antarsel dan bila tekanan telah cukup akan keluar
dari jaringan.

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O


glukosa oksigen karbon dioksida air

Respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang kaya akan
potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah pada tingkat seluler. Pada respirasi
sel, oksigen terlibat sebagai reaktan bersama dengan bahan bakar organik dan akan
menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk energi utamanya ATP. ATP (adenosin trifosfat)
memiliki energi untuk aktivitas sel seperti melakukan sintesis biomolekul dari molekul pemula
yang lebih kecil, menjalankan kerja mekanik seperti pada kontraksi otot, dan mengangkut
biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah berkonsentrasi lebih tinggi. Secara garis
besar, respirasi sel melibatkan proses-proses yang disebut glikolisis, siklus Krebs atau siklus
asam sitrat, dan rantai transpor electron
Rantai transpor elektron menerima elektron dari produk hasil perombakan glikolisis dan
siklus Krebs dan mentransfer elektron dari satu molekul ke molekul lain. Energi yang dilepaskan
dari setiap pelepasan elektron tersebut digunakan untuk membuat ATP.
BAB II

PEMBAHASAN

A. TRASFER ELEKTRON DALAM SEL

Rantai transferr elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transfer
elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal. Transpor
elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan
penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah
molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c,dan sitokrom-a

Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus Krebs ada dua macam. Pertama,
dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP (guanosin trifosfat). Energi ini
merupakan energi siap pakai yang langsung dapat digunakan. Kedua, dalam bentuk sumber
elektron, yaitu NADH dan FAD (flavin adenin dinukleotida) dalam bentuk FADH2. Kedua
macam sumber elektron ini dibawa ke sistem transfor elektron.

Proses transfos elektren ini sangat kompleks. Pada dasarnya, elektron dan H+ dari NADH
dan FADH2 dibawa darai satu subtrat ke substrat lain secara berantai. Pembawa elektron dalam
transfor elektron antara lain protein besi-sulfur (Fe.S) dan sitokrom. Selain itu terdapat pula
senyawa ubikuinon yang bukan protein. Setiap kali dipindahkan, energi yang terlepas digunakan
untuk mengikat fosfat anorganik (P) ke molekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian
akhir terdapat (O2) sebagai penerima (akseptor), sehinga terbentuk H2O.
Jadi, dari keseluruhan proses katabolisme 1 glukosa melalui respirasi aerobik, dihasilkan
38 ATP, dengan perincian sebagai berikut:

Glikolisis : 2 NADH + 2 ATP = 8 ATP

Oksidasi dari piruvat : 2 NADH (atau 6 ATP) = 6 ATP

Siklus Krebs : 6 NADH + 2 FADH + 2 ATP = 24 ATP

Jadi total ATP = 38 ATP

Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi
yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan ketika
NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat
anorganik menjadi ATP. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan
elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+. Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom
c.

Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga
menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.
Kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan ini merupakan akhir dari rantai transpor
elektron. Sitokrom a ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan
zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor terakhir elektron.
Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini kemudian bergabung dengan ion H+ yang
dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O).

Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat
menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga
tempat pada transpor elektron yang menghasilkan ATP.

Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan FADH2
sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua
molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut.
Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi
FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil
glikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total
38 ATP dari satu molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan
transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.

B. HUBUNGAN RANTAI PERNAFASAN DENGAN SENYAWA FOSFAT BERENERGI


TINGGI

Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses
eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin,
ribosa dan 3 gugus fosfat .

Dalam reaksinya di dalam sel, ATP berfungsi sebagai kompleks Mg2+ Gambar 3.1 ATP
diperlihatkan sebagai kompleks magnesium. ATP dan ADP Energi bebas baku hasil hidrolisis
senyawa-senyawa fosfat penting dala Terlihat bahwa nilai hidrolisis gugus terminal fosfat pada
ATP terbagi menjadi 2 kelompok.

Pertama, fosfat berenergi rendah yang memiliki ΔG lebih rendah dari pada ΔG0 pada
ATP. Kedua, fosfat berenergi tinggi yang memiliki nilai ΔG lebih tinggi daripada ΔG0 pada
ATP, termasuk di dalamnya, ATP dan ADP, kreatin fosfat, fosfoenol piruvat dan sebagainya.
Senyawa biologik penting lain yang berenergi tinggi adalah tiol ester yang mencakup koenzim A
(misal asetil-KoA), protein pembawa asil, senyawa-senyawa ester asam amino yang terlibat
dalam sintesis protein, S-adenosilmetionin (metionin aktif), uridin difosfat glukosa dan 5-
fosforibosil-1-pirofosfat.

Gugus fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann dilambangkan dengan. Simbol ini
menunjukkan bahwa gugus yang melekat pada ikatan, pada saat peralihan pada suatu akseptor
yang tepat, akan mengakibatkan pemindahan kuantitas energi bebas yang lebih besar. Oleh
karena itulah sebagian ahli biokimia lebih menyukai istilah potensial pemindahan gugus daripada
ikatan berenergi tinggi.

ATP merupakan donor fosfat berenergi tinggi (donor energi bebas) bagi senyawa-
senyawa di bawahnya. Di sisi lain, ADP dapat menerima fosfat berenergi tinggi untuk
membentuk ATP dari senyawa yang berada di atas ATP dalam tabel. Akibatnya siklus ATP/ADP
menghubungkan proses-proses yang menghasilkan dan proses-proses yang menggunakan
Dengan demikian ATP terus dikonsumsi dan terus diproduksi. Proses terjadi dengan kecepatan
sangat tinggi, karena depot ATP/ADP sangat kecil dan hanya cukup untuk mempertahankan
jaringan aktif dalam beberapa detik saja.

Ada 3 sumber utama yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energy:

1. Fosforilasi oksidatif Fosforilasi oksidatif adalah sumber ~℗ terbesar dalam organisme


aerobik. Energi bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di
dalam mitokondria dengan menggunakan oksigen.

2. Glikolisis Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua ~℗ yang terjadi akibat
pembentukan laktat

3. Siklus asam sitrat Dalam siklus asam sitrat satu


DAFTAR PUSTAKA

Colby (1992). Ringkasan Biokimia Harper. Alih Bahasa: Adji Dharma. Jakarta:EGC Robert k
murray,dkk (2001) Biokimia Harper.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai