Anda di halaman 1dari 17

Katabolisme Karbohidrat Respirasi Aerob dan

Anaerob - Metabolisme
Sekolah Online 22.50 No comments
Metabolisme dalam makhluk hidup dapat dibedakan menjadi katabolisme dan anabolisme. Pengertian
Katabolisme adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa organik kompleks menjadi senyawa
sederhana. Dalam proses katabolisme, terjadi pelepasan energi sebagai hasil pemecahan senyawa-senyawa
organik kompleks tersebut. Adapun anabolisme adalah proses pembentukan atau penyusunan senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kompleks. Kebalikan dari katabolisme, proses anabolisme ini
memerlukan energi. Kali ini akan dibahas mengenai proses katabolisme.

Contoh dari proses katabolisme adalah respirasi selular. Berbeda dengan pengertian respirasi pada umumnya
(proses pengikatan O2 ), respirasi selular diartikan sebagai reaksi oksidasi molekul berenergi tinggi untuk
melepaskan energinya. Respirasi selular terjadi pada semua sel tubuh hewan maupun tumbuhan terutama di
mitokondria. Pada respirasi selular, molekul glukosa (karbohidrat) dan bahan makanan lain diuraikan atau
dipecah menjadi karbon dioksida (CO2 ), air (H2 O), dan energi dalam bentuk ATP. Berdasarkan
keterlibatan oksigen dalam prosesnya, respirasi selular terbagi menjadi respirasi aerob dan respirasi anaerob.
Apakah Anda tahu perbedaannya?

Ilustrasi reaksi katabolisme dan anabolisme

1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah proses respirasi yang menggunakan oksigen. Secara sederhana, proses respirasi aerob
pada glukosa dituliskan sebagai berikut.

Apakah respirasi aerob terjadi sesederhana reaksi ini? Proses respirasi aerob melewati tiga tahap, yaitu:
a. Glikolisis,
b. Siklus Krebs, dan
c. Rantai transfer elektron.

a. Glikolisis
Glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang terjadi di sitosol pada hampir semua sel hidup. Pada tahap ini,
terjadi pengubahan senyawa glukosa dengan 6 atom C, menjadi dua senyawa asam piruvat dengan 3 atom C,
serta NADH dan ATP. Tahap glikolisis belum membutuhkan oksigen.

Glikolisis yang terdiri atas sepuluh reaksi, dapat disimpulkan dalam dua tahap:
1. Reaksi penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan duamolekul ATP.
2. Gliseraldehid-3-fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selain itu, dihasilkan 4 molekul ATP dan 2
molekul NADH.

Pada tahap glikolisis dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun karena 2 ATP
digunakan pada awal glikolisis maka hasil akhir energi yang didapat adalah 2 ATP

Bagan proses glikolisis. Pada proses ini dihasilkan 4 molekul ATP dan digunakan 2 molekul ATP.

b. Siklus Krebs
Dua molekul asam piruvat hasil dari glikolisis ditransportasikan dari sitoplasma ke dalam mitokondria,
tempat terjadinya siklus Krebs. Akan tetapi, asam piruvat sendiri tidak akan memasuki reaksi siklus Krebs
tersebut. Asam piruvat tersebut akan diubah menjadi asetil koenzim A (asetil koA). Tahap pengubahan asam
piruvat menjadi asetil koenzim A ini terkadang disebut tahap transisi atau reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Berikut ini gambar proses pengubahan satu asam piruvat menjadi asetil koenzim A.

Bagan dekarboksilasi oksidatif asam piruvat

Kompleks senyawa asetil koenzim A inilah yang akan memasuki siklus Krebs atau yang dikenal juga
sebagai siklus asam sitrat. Koenzim A pada pembentukan asetil KoA merupakan turunan dari vitamin B.

Siklus Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada sekitar 1930-an. Dalam siklus Krebs, satu
molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1 GTP, dan 1 FADH. GTP (guanin trifosfat) merupakan
salah satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi yang dihasilkan satu molekul GTP setara dengan energi
yang dihasilkan satu molekul ATP. Molekul CO2 juga dihasilkan dari siklus Krebs ini. Karena satu molekul
glukosa dipecah menjadi dua molekul asetil KoA dan masuk ke siklus Krebs, berapa banyak molekul
berenergi yang dihasilkannya?

Bagan siklus Krebs

Selain dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan hidrogen yang direaksikan dengan oksigen
membentuk air. Molekul-molekul sumber elektron seperti NADH dan FADH2 dari glikolisis dan siklus
Krebs, selanjutnya memasuki tahap transpor elektron untuk menghasilkan molekul berenergi siap pakai.

c. Sistem Transfer Elektron


Tahap terakhir dari respirasi seluler aerob adalah sistem transfer elektron. Tahap ini terjadi pada ruang
intermembran dari mitokondria. Pada tahap inilah ATP paling banyak dihasilkan.

Seperti Anda ketahui, sejauh ini hanya dihasilkan 4 molekul ATP dari satu molekul glukosa, yaitu 2 molekul
dari glikolisis dan 2 molekul dari sikluk Krebs. Akan tetapi, dari glikolisis dan siklus Krebs dihasilkan 10
NADH (2 dari glikolisis, 2 dari tahap transisi siklus Krebs, dan 6 dari siklus Krebs) dan 2 FADH2 .
Molekul-molekul inilah yang akan berperan dalam menghasilkan ATP.

Jika Anda perhatikan, meskipun glikolisis dan siklus Krebs termasuk tahap respirasi aerob, namun sejauh ini
belum ada molekul oksigen yang terlibat langsung dalam reaksi. Pada tahap transfer elektron inilah oksigen
terlibat secara langsung dalam reaksi.

Pada reaksi pertama, NADH mentransfer sepasang elekron kepada molekul flavoprotein (FP). Transfer
elektron mereduksi flavoprotein, sedangkan NADH teroksidasi kembali menjadi ion NAD+. Elektron
bergerak dari flavoprotein menuju sedikitnya enam akseptor elektron yang berbeda. Akhirnya, elektron
mencapai akseptor protein terakhir berupa sitokrom a dan a3 . Perhatikan gambar berikut.
Ilustrasi transfer elektron. Sistem reaksi ini memberikan elektron dari glikolisis dan siklus Krebs
pada oksigen sebagai akseptor elektron terakhi

Akseptor terakhir dari rantai reaksi merupakan oksigen. Elektron berenergi tinggi dari NADH dan FADH2
memasuki sistem reaksi. Dalam perjalanannya, energi elektron tersebut mengalami penurunan energi yang
digunakan untuk proses fosforilasi ADP menjadi ATP sehingga satu molekul NADH setara dengan 3 ATP
dan satu molekul FADH2 setara dengan 2 ATP. Berapakan total ATP yang dihasilkan satu molekul glukosa
melalui respirasi aerob? Perhatikan gambar berikut.
Ilustrasi reaksi yang terjadi dalam respirasi sel dan jumlah ATP yang didapatkan

2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob adalah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen. Salah satu contoh proses ini
adalah proses fermentasi. Respirasi anaerob dapat terjadi pada manusia dan hewan jika tubuh memerlukan
energi secara cepat. Pada mikroorganisme seperti bakteri dan jamur, respirasi anaerob dilakukan karena
keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan dan belum memiliki sistem metabolisme yang kompleks.

Mengapa respirasi anaerob dapat terjadi dan berapa banyak energi yang dihasilkannya? Masih ingatkah
Anda tahap glikolisis pada respirasi aerob? Pada tahap tersebut, glukosa dapat dipecah untuk menghasilkan
total 2 ATP dan tidak memerlukan oksigen. Meskipun energi yang dihasilkannya jauh lebih kecil daripada
respirasi aerob, jumlah ini cukup bagi mikroorganisme dan energi awal bagi hewan.

Selain menghasilkan ATP, glikolisis juga menghasilkan NADH dan NAD+. Tanpa suplai NAD+ yang
memadai, proses glikolisis pada respirasi anaerob dapat terhenti. Oleh karena itu, organisme yang
melakukan respirasi anaerob harus mampu mengoksidasi NADH menjadi NAD+ kembali. Berdasarkan hal
tersebut terdapat dua cara respirasi anaerob yang dilakukan organisme.

a. Fermentasi alkohol
Beberapa organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace) melakukan fermentasi alkohol. Organisme
ini mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi alkohol (etanol)

Bagan fermentasi alkohol

Proses fermentasi alkohol diawali dengan pemecahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam
piruvat. Pada proses tersebut, dibentuk juga 2 ATP dan 2 NADH. Setiap asam piruvat diubah menjadi
asetildehid dengan membebaskan CO2 . Asetildehid diubah menjadi etanol dan NADH diubah menjadi
NAD+ untuk selanjutnya digunakan dalam glikolisis kembali.
Fermentasi alkohol merupakan jenis fermentasi yang banyak digunakan manusia selama ribuan tahun dalam
pengolahan bahan makanan. Khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti dan minuman beralkohol.

b. Fermentasi Asam Laktat


Sama halnya dengan fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat dimulai dengan tahap glikolisis. Fermentasi
asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta beberapa bakteri asam laktat. Pada otot,
proses ini dapat menyediakan energi yang dibutuhkan secara cepat. Akan tetapi, penumpukan asam laktat
berlebih dapat menyebabkan otot lelah. Asam laktat berlebih dibawa darah menuju hati untuk diubah
kembali menjadi asam piruvat. Industri susu menggunakan fermentasi asam laktat oleh bakteri untuk
membuat keju dan yoghurt.

Glukosa akan dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat melalui glikolisis, membentuk 2 ATP dan 2 NADH.
NADH diubah kembali menjadi NAD+ saat pembentukan asam laktat dari asam piruvat. Fermentasi asam
laktat tidak menghasilkan CO2 , seperti halnya fermentasi alkohol.

Bagan fermentasi asam laktat

KATABOLISME
Oleh Bio duarebu

11 November 2012

Bagikan :

PENGERTIAN KATABOLISME
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunakan
organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis
molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum
terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat,
terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan elektron berenergi tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin
dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).

Tabel macam-macam reaksi katabolisme :


Tahapan Tempat Substrat hasil
Glikolisis Sitoplasma C6H12O6 2ATP, 2 Asam
piruvat, 2NADH
Dekarboksilasi mitokondria Asam piruvat Asetil CO-A
oksidatif
Siklus asam sitrat Matriks mitokondria Asetil CO-A NADH2 + ATP
Transpor elektron Membran dalam NADH2 dan FADH2 30ATP + 4ATP +
mitokondria H2O+ CO2
Siklus krebs Matriks mitokondria Glukosa

Respirasi sel
Respirasi sel adalah jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan NADPH) dari
molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur metabolisme respirasi sel juga terlibat
dalam pencernaan makanan.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan
senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan
kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup
proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme
hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan
oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.

Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia pada
organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan
beberapa molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas
ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik
(memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang
demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan
oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol
oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau
beberapa logam sebagai oksidator. Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik
terjadi di dalam mitokondria.

Glikolisis
Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa. Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang
digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah
untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim,
glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada lintasan ini
adalah glukagon dan adrenalin.
Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen. Glikolisis adalah
serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu
proses metabolisme yang paling umum kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam
hampir seluruh bentuk organisme.
Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik
yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang
lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan NADH.

Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (bahasa Inggris: EMP pathway), yang
pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof dan Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat
lintasan Entner–Doudoroff yang ditemukan oleh Michael Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya pada sel
prokariota, dan berbagai lintasan heterofermentatif dan homofermentatif.
Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa. Jalur pentose fosfat adalah adalah jalur alternative
metabolism glukosa. Jalur ini berlangsung di sitosol. Enzim yang terlibat antara lain G6P, transketolase, dan
transaldolase.
Siklus Krebs

Siklus krebs adalah tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama orang yang menemukan
reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali
dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke
mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.

Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:


a) Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida
adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH
dibebaskan. Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
b) Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam sitrat (6C). Dalam peristiwa ini,
Ko-A dibebaskan kembali.
c) Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan CO2.
d) Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi dengan NAD+ dengan
membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
e) Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine Dinucleotida) dan membentuk asam
malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
f) Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat (4C) dengan membebaskan
NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil ko-A seperti langkah ke 2 di atas.
Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang mempunyai tiga
fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi
untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.
Transpor elektron

Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah elektron dan H+ bereaksi
dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2O. ATP yang dihasilkan pada tahap ini
adalah 32 ATP. Reaksinya kompleks, tetapi yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul khusus,
seperti Flavo protein, ko-enzim Q, serta beberapa sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A,
B, dan A3. Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke FMN (Flavine Mono
Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H yang diambil dari lingkungan
sekitarnya. Sampai terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O. Jadi hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan
H2O sebagai hasil sampingan respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh,
pada tumbuhan melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat tinggi. Ketiga proses
respirasi dapat diringkas sebagai berikut.

Fosforilasi oksidatif

Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang dilepaskan oleh oksidasi
nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi air.
Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien, hampir semuanya
menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini sangat umum digunakan karena sangat efisien
untuk mendapatkan energi, dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.
Dalam proses fosforilasi oksidatif, elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat akan ditransfer ke senyawa NAD +
yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima elektron, NAD+ akan bereaksi menjadi NADH dan ion
H+, kemudian mendonorkan elektronnya ke rantai transpor elektron kompleks I dan FAD yang berada di dalam
rantai transpor elektron kompleks II. FAD akan menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH2 melalui
reaksi redoks.
Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Pada eukariota, reaksi redoks ini
dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di dalam mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini
berada di membran dalam sel. Enzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada
eukariota, lima kompleks protein utama terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak enzim-
enzim berbeda yang terlibat.
Elektron yang melekat pada molekul rantai transpor elektron di sisi dalam membran mitokondria akan
menarik ion H+ menuju membran mitokondria sisi luar, disebut kopling kemiosmotik,[4] yang menyebabkan
kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui ATP sintase ke dalam mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien
pH, dari area dengan energi potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi potensial lebih
tinggi. Proses kopling kemiosmotik menghasilkan kombinasi gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran
ini yang disebut gaya gerak proton. Energi gaya gerak proton digunakan untuk menghasilkan ATP melalui reaksi
fosforilasi ADP.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan spesi oksigen reaktif seperti
superoksida dan hidrogen peroksida pada kompleks I. Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas,
merusak sel tubuh, dan kemungkinan juga menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan
metabolisme ini juga merupakan target dari banyak obat dan racun yang dapat menghambat aktivitas enzim.

Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif atau disingkat dengan DO adalah proses Perubahan Piruvat menjadi Asetilkoezim – A.
Proses ini berlangsung karboksilasi Oksidatif ini di membran luar mitocondria sebagai fase antara sebelum Siklus
Krebs ( Pra Siklus Krebs ) sehingga DO sering dimasukkan langsung dalam Siklus krebs. Reaksi oksidasi piruvat hasil
glikolisis menjadi asetil koenzim-A, merupakan tahap reaksi penghubung yang penting antara glikolisis dengan jalur
metabolisme lingkar asam trikarboksilat (daur Krebs). Reaksi yang diaktalisis oleh kompleks piruvat dehidrogenase
dalam matriks mitokondria melibatkan tiga macam enzim (piruvat dehidrogenase, dihidrolipoil transasetilase, dan
dihidrolipoil dehidrogenase), lima macam koenzim (tiaminpirofosfat, asam lipoat, koenzim-A, flavin adenin
dinukleotida, dan nikotinamid adenine dinukleotida) dan berlangsung dalam lima tahap reaksi.
Keseluruhan reaksi dekarboksilasi ini irreversibel, dengan ∆ G 0 = - 80 kkal per mol. Reaksi ini merupakan
jalan masuk utama karbohidrat kedalam daur Krebs. Tahap reaksi pertama dikatalis oleh piruvat dehidrogenase yang
menggunakan tiamin pirofosfat sebagai koenzimnya. Dekarboksilasi piruvat menghasilkan senyawa α-hidroksietil
yang terkait pada gugus cincin tiazol dari tiamin pirofosfat.
Pada tahap reaksi kedua α-hidroksietil didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian dipindahkan dari tiamin
pirofosfat ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam lipoat, yang terikat pada enzim dihidrolipoil
transasetilase.
Dalam hal ini gugus disulfida dari asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya, gugus sulfhidril. Pada tahap
reaksi ketiga, gugus asetil dipindahkan dengan perantara enzim dari gugus lipoil pada asam dihidrolipoat, kegugus
tiol (sulfhidril pada koenzim-A).
Kemudian asetil ko-A dibebaskan dari sistem enzim kompleks piruvat dehidrogenase. Pada tahap reaksi
keempat gugus tiol pada gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk
disulfidanya dengan enzim dihidrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin adenin dinukleotida).

Akhirnya (tahap reaksi kelima) FADH + (bentuk reduksi dari FAD) yang tetap terikat pada enzim, dioksidasi kembali
oleh NAD + (nikotinamid adenin dinukleotida) manjadi FAD, sedangkan NAD + berubah menjadi NADH (bentuk
reduksi dari NAD +).

Fermentasi
Fermentasi adalah proses pembebasan energy tanpa oksigen. Ciri-ciri dari fermentasi adalah:
1. Terjadi pada organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas
2. terjadi proses glikolisis
3. tidak terjadi penyaluran elektron ke Siklus Krebs dan Transpor Elektron
4. energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan Respirasi aerob
5. Fermentasi terdiri atas 3 macam, yaitu:
a. Fermentasi Asam Laktat
b. Fermentasi Alkohol
c. Fermentasi Asam Cuka

Fermentasi Asam Laktat


Fermentasi Asam Laktat merupakan proses fermentasi yang menghasilkan Asam Laktat (asam susu = asam
lelah). Ciri-ciri dari fermentasi asam laktat adalah:
1. Terjadi pada hewan tingkat tinggi dan manusia
2. menghasilkan Asam Laktat sebagai produk sampingan yang mengakibatkan:
a. napas tersengal-sengal
b. pegal-pegal di sekujur tubuh
3. dihasilkan energi sebesar 2 ATP
4. reaksi sederhananya:
2CH3CCOCOOH → 2CH3CHOHCOOH + 47 kkal

Fermentasi Alkohol
Fermentasi Alkohol merupakan proses fermentasi yang menghasilkan alkohol sebagai produk sampingan.
Ciri-ciri fermentasi alkohol:
1. terjadi pada sel Ragi (Saccharomyces cerreviceae).
2. menghasilkan alkohol sebagai produk sampingan. Alkohol mengakibatkan racun bagi organisme tersebut.
3. dihasilkan energi sebesar 2 ATP + 2 NADH2
4. reaksi sederhananya:
2CH3COCOOH → 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal

Fermentasi Asam Cuka


Fermentasi asam cuka merupakan proses fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob dan
menghasilkan asam cuka.
Ciri-ciri fermentasi asam cuka:
1. terjadi pada bakteri asam cuka
2. substratnya adalah Etanol (Alkohol)
3. dihasilkan energi 5 kali lebih besar dari fermentasi alkohol, yaitu 10 ATP

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Katabolisme dan Anabolisme


a. Cahaya
b. Suhu
c. CO2
d. O2
e. H2O
f. Unsur/senyawa kimia

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk,Biology Edisi Kelima-Jilid I. Jakarta: Erlangga,2003

Rachmadiarti, Fida, dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya : Unesa Unipress

Reaksi Katabolisme di Tubuh


Bingung dengan cara kerja katabolisme? Berikut penjelasannya. Di dalam tubuh terdapat protein. Reaksi katabolisme
akan menyederhanakan bentuk protein menjadi asam amino. Asam amino ini dioksidasi menjadi urea dan
karbondioksida. Reaksi ini menghasilkan energi.

Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah karbohidrat kompleks (polisakarida) menjadi
karbohidrat sederhana (glukosa, fruktosa, dan ribosa). Karbohidrat sederhana ini akan dipecah lagi melalui
sebuah reaksi yang dinamakan glikolisis. Dari reaksi inilah energi dihasilkan.

Sedangkan lemak akan melalui proses pemecahan yang disebut hidrolisis. Proses ini menghasilkan asam
lemak dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui reaksi glikolisis dan reaksi lainnya hingga terbentuklah
energi.

Energi yang dihasilkan dari proses-proses di atas disimpan di molekul adenosine triphospate (ATP). Energi
di ATP ini bisa dipakai oleh proses anabolisme untuk melakukan sintesis gula, hormon, enzim, dan
menumbuhkan sel-sel serta memperbaiki jaringan tubuh. Dari makanan, satu gram protein yang teroksidasi
dapat menghasilkan energi sebesar 17 kj. Sama dengan protein, satu gram karbohidrat dapat menghasilkan
energi sebesar 17 kj. Sedangkan 37 kj dapat diperoleh dari satu gram lemak. Sumber-sumber energi ini dapat
diperoleh tubuh salah satunya dari makanan yang kita makan.

Reaksi katabolisme terkadang memproduksi energi yang terlalu banyak dari yang dibutuhkan oleh
anabolisme. Energi berlebihan ini akan disimpan sebagai lemak atau glikogen.

Kebanyakan reaksi katabolisme menghasilkan energi. Namun, ada zat-zat lain yang diproduksi oleh reaksi
ini. Zat-zat tersebut disebut limbah selular. Berikut beberapa contoh limbah selular.

 Karbondioksida.
 Amonia.
 Asam laktat.
 Asam asetat.
 Urea.

Hormon-hormon yang Terlibat di Dalam Reaksi Katabolisme


Pada proses katabolisme, tubuh membutuhkan bantuan hormon tertentu. Sejumlah hormon yang berperan dalam
katabolisme antara lain:

Kortisol. Hormon ini membantu mengatur metabolisme protein, lemak dan karbohidrat. Hormon yang
dikenal sebagai hormon ‘stres’ ini dihasilkan oleh korteks adrenal.
Sitokin. Ini adalah hormon yang mengatur interaksi antar sel-sel.

Glukagon. Hormon ini bisa merangsang pemecahan glikogen pada hati menjadi glukosa. Hormon ini
diproduksi oleh sel-sel alfa di pankreas.

Adrenalin. Hormon yang dikenal sebagai epinefrin ini dapat meningkatkan detak jantung, menguatkan
kontraksi jantung dan membuka bronkiolus dalam paru-paru.

Proses katabolisme yang dapat menghasilkan energi sangat penting bagi tubuh. Dengan energi, jantung bisa
berdetak sehingga kita bisa bernapas, fungsi paru-paru, ginjal, pencernaan dan metabolisme sel juga bisa bekerja
dengan optimal.

Katabolisme Karbohidrat

1. Tahap-Tahap Proses Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondriaKatabolisme Katabolisme melalui


Proses : Glikolisis, mengubah senyawa C6 menjadi.C3 Dekarboksilasi oksidatif, mengubah C3 menjadi C2
Siklus Krebs, mengubah C2 menjadi C Transfer elektron Pada tiap tingkat dilepaskan energi berupa ATP
dan hidrogen. Hidrogen yang berenergi bergabung dengan akseptor hidrogen untuk dibawa ke rantai
transport elektron agar energinya dilepaskan dan hidrogen dipertemukan dengan 0 2 menjadi H 2 O.
Respirasi sel, bahan bakarnya adalah gula heksosa. Pembakaran tersebut 6 CO2 + 6 H2O + 675
Kalmemerlukan oksigen bebas : C6H12O6 + 6 O2

a. Glikolisis Merupakan rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat
dengan menghasilkan NADH dan ATP. Pada proses glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2
molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP juga dihasilkan 2 molekul NADH2 dan 2 ATP jika tumbuhan
dalam keadaan normal (melalui jalur ATP fosfofruktokinase) atau 3 ATP jika tumbuhan dalam keadaan
stress atau sedang aktif tumbuh (melalui jalur pirofosfat fosfofruktokinase). Molekul glukosa yang
mengandung 6 atom C dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat yang mengandung 3 atom C.

Sifat-sifat glikolisis ialah: dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob, Pada peristiwa glikolisis aerob
dihasilkan piruvat, sedangkan pada glikolisis anaerob dihasilkan laktat melalui piruvat. melibatkan enzim
ATP dan ADP, peranan ATP dan ADP adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke
molekul yang lain terjadi dalam sitoplasma,

Proses glikolisis dapat dibagi menjadi dua tahapan besar yaitu : 1)perubahan glukosa menjadi menjadi
fruktosa 1,6-difosfat (gula yang mengandung 6C dan 2 fosfat). 2)pemecahan fruktosa 1,6-difosfat menjadi
gula dengan 3 atom C yaitu asam piruvat

Dari kedua tahap reaksi tersebut 2 molekul ATP digunakan untuk reaksi fosforilasi pada tahap pertama
(selama perubahan dari glukosa menjadi fruktosa 1,6-difosfat), dan 4 ATP dihasilkan dari reaksi kedua. Jadi
hasil bersih ATP dari glikolisis adalah 2 ATP.

Secara sederhana reaksi 2C 3 H4O 3glikolisis dapat dituliskan: 6C 6 H12O 6 + 2 ADP + P + 2 NAD
Glukosa (as. Piruvat) + 2 NADH 2 + 2 ATP Glukosa + 2 NAD+ + 2 ATP + 2 ADP + 2 P → 2 asam piruvat
+ 2 NADH + 4 ATP ….?

Hasil akhir dari asam piruvat tergantung pada tersedia tidaknya O 2 dalam sel. Bila tersedia O 2 / asam
piruvat akan masuk ke dalam mitokondria dan akan dioksidasi menjadi CO2 dan air (respirasi aerob). Bila
sebaliknya, maka asam piruvat akan diubah menjadi etanol atau asam laktat (respirasi anaerob).

Hasil akhir glikolisis sebagai berikut.

Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari piruvat (kebalikan glikolisis). Sifat-sifat peristiwa
glukoneogenesis antara lain: a.merupakan reaksi yang kompleks; b.melibatkan beberapa enzim dan organel
sel, yaitu mitokondrion; c.terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat; d.metabolisme piruvat diangkut
ke dalam mitokondrion dengan cara pengangkutan aktif melalui membran. Dalam peristiwa glukoneogenesis
diperlukan energi sebanding dengan 12 molekul ATP.

b. Dekarboksilasi oksidatif ( pelepasan CO, dan reaksi oksidasireaksi transisi atau reaksi antara)
berlangsung di dalamdengan melepaskan hidrogen (dehidrogenasi) matrik mitokondria

Setiap asam piruvat hasil glikolisis akan bereaksi dengan Nikotinamide Adenin Dinukleotida (NAD + ) dan
koenzim A (Ko-A) membentuk Asetil Ko-A dalam reaksi yang berlangsung dalam mitokondria ini akan
terjadi pengurangan satu atom C dalam bentuk CO2. Piruvat hanya akan berlanjut ke daur Kerbs jika di
dalam sel cukup oksigen.

reaksi dekarboksilasi CHoksidatif dapat ditulis sebagai berikut: CH 3 COCOOH + CoAS-H + NAD 3
CO-S-CoA + CO 2 + NADH 2 Asam piruvat koenzim A asetil koenzim A

c. Daur asam sitrat (siklus Krebs) Dikenal dengan nama siklus TCA (trikarboksilat) karena asam sitrat
merupakan salah satu senyawa intermediet (senyawa antara) yang terdiri dari 3 gugus asam karboksilat.
Terjadi di dalam matriks mitokondria. Menghasilkan senyawa antara yang berfungsi sebagai penyedia
kerangka karbon untuk sintesis senyawa lain, juga menghasilkan 3 NADH2, 1 FADH2, dan 1 ATP untuk
setiap satu asam piruvat.

Senyawa NADH dan FADH2 selanjutnya akan dioksidasi dalam sistem transpor elektron untuk
menghasilkan ATP. Oksidasi 1 NADH menghasilkan 3 ATP, sedangkan oksidasi 1 FADH2 menghasilkan 2
ATP. Berbeda dengan glikolisis, pembentukan ATP pada daur Krebs terjadi melalui reaksi fosforilasi
oksidatif.

Berikut ini tahapan-tahapan dari 1 kali siklus Krebs: 1)Asetil Ko-A (2 atom C) menambahkan atom C pada
oksaloasetat (4 atom C) sehingga dihasilkan asam sitrat (6 atom C). 2)Sitrat menjadi isositrat (6 atom C)
dengan melepas H2O dan menerima H2O kembali. 3)Isositrat melepaskan CO2 sehingga terbentuk -
ketoglutarat (5atom C).

4)ketoglutarat melepaskan CO2. NAD+ sebagai akseptor atau penerima elektron) untuk membentuk NADH
dan menghasilkan suksinil Ko-A (4 atom C). 5)Terjadi fosforilasi tingkat substrat pada pembentukan GTP
(guanosin trifosfat) dan terbentuk suksinat (4 atom C). 6)Pembentukan fumarat (4 atom C) melalui
pelepasan FADH2. 7)Fumarat terhidrolisis (mengikat 1 molekul H2O) sehingga membentuk malat (4 atom
C). 8)Pembentukan oksaloasetat (4 atom C) melalui pelepasan NADH.

hasil bersih dari oksidasi satu glukosa adalah 2 ATP, 4 CO 2, dan 8 pasang atom H yang akan masuk ke
rantai transport elektron.

Hasil akhir daur Krebs :

d. Rantai transpor elektron suatu rantai pembawa elektron yang terdiri atas NAD, FAD, koenzim Q,
berfungsi untuk terjadi dalam membran mitokondria. dan sitokrom. mengoksidasi senyawa NADH atau
NADPH2 dan FADH2 untuk menghasilkan ATP. Transportasi elektron menghasilkan 90% ATP dari
keseluruhan ATP hasil respirasi aerobik sel. Pembentukan ATP pada tahap ini terjadi melalui transfer
elektron dengan penerima elektron terakhir yaitu oksigen, sehingga disebut fosforilasi oksidatif.

Rantai transport elektron Pasangan pasangan atom H yang dibebaskan selama siklus Krebs, ditangkap oleh
koenzim NAD atau FAD dan selanjutnya menjadi NADH 2 atau FADH 2 yang selanjutnya akan masuk ke
rantai transport elektron. Molekul-molekul tersebut kemudian mengalami rangkaian reaksi redoks yang
terjadi secara berantai dengan melibatkan beberapa zat perantara untuk menghasilkan ATP dan air

Rantai transport elektron Zat-zat perantara yang terlibat meliputi flavoprotein, koenzim Q & a serta
sejumlah sitokrom (sitokrom b, sitokrom c/ sitokrom a dan a3). Dalam rangkaian reaksi tersebut/ semua zat
antara berfungsi sebagai pembawa hidrogen/pembawa elektron dan disebut elektron carriers.
Dari bagan reaksi pada Gambar 2.8 dapat disimpulkan bahwa dari 1 molekul NADH2 yang masuk pada
transfer elektron dihasilkan 3 molekul ATP dan dari 1 molekul FADH2 dihasilkan 2 molekul ATP. Selama
oksidasi 1 molekul glukosa terjadi 10 NADH2 (2 dari glikolisis, 2 dari dekarboksilasi oksidatif dan 6 dari
siklus Krebs) dan 2 FADH2 (dari siklus Krebs). Jadi, secara keseluruhan ATP yang dihasilkan dari RTE
adalah 10 x 3 = 30 dan 2 x 2 = 4 sehingga jumlahnya adalah 34 ATP. Hasil bersih ATP selama respirasi
aerob adalah 34 + 2 ATP (glikolisis) + 2 ATP (siklus Krebs) = 38 ATP

FMN = Flavin mononukleotida Fe.s = Protein yang mengandung Fe dan s pada gugus prostetiknya Q =
Ubikuinon (koenzim-Q) Cyt.b = Sitokrom b Cyt.c = Sitokrom c Cyt.a = Sitokrom a Cyt a 3 = Sitokrom a 3

Energi (ATP) dalam sistem transpor elektron terbentuk melalui reaksi fosforilasi oksidatif. Energi yang
dihasilkan oleh oksidasi 1 mol NADH atau NADPH2 dapat digunakan untuk membentuk 3 mol ATP.
Reaksinya sebagai berikut. NADH + H + + 1/2 O2 + 3ADP + 3H3PO4 → NAD+ + 3ATP + 4H2O

Sementara itu, energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol FADH2 dapat menghasilkan 2 mol ATP.

Berapakah jumlah total ATP yang dihasilkan selama proses respirasi aerob pada organisme eukariotik?

Berdasarkan Gambar 2.13 tersebut tampak bahwa pada organisme eukariotik setiap molekul glukosa akan
menghasilkan 36 ATP dalam respirasi. Hasil ini berbeda dengan respirasi pada organisme prokariotik.
Sementara itu, pada organisme prokariotik, karena tidak memiliki sistem membran dalam maka tidak
diperlukan ATP lagi untuk memasukkan NADH ke dalam mitokondria sehingga 2 NADH menghasilkan 6
ATP. Akibatnya total hasil bersih ATP yang dihasilkan respirasi aerob pada organisme prokariotik, yaitu 38
ATP.

Walaupun ATP total yang tertera pada Tabel 2.1 adalah 38 ATP, jumlah total yang dihasilkan pada proses
respirasi adalah 36 ATP. Hal tersebut disebabkan 2 ATP digunakan oleh elektron untuk masuk ke
mitokondria.

Oksidasi NADH atau NADPH 2 dan FADH 2 terjadi dalam membran mitokondria, namun ada NADH yang
dibentuk di sitoplasma (dalam proses glikolisis).

2. Respirasi Aerob dan Respirasi Anaerob Respirasi aerob: C 6 H12O 6 + 6 CO 2 --> 6 CO 2 + 6 H 2 O +


675 kal + 38 ATP Respirasi anaerob: C 6 H 12 O 6 --> 2 C 2 H 5 OH + 2 CO 2 + 28 kkal + 2 ATP Respirasi
anaerob disebut pula fermentasi atau respirasi intramolekul

Pada respirasi aerob maupun anaerob, asam piruvat hasil proses glikolisis merupakan substrat. Pada kondisi
aerob, sistem enzim mitokondria mampu mengatalisis oksidasi asam piruvat menjadi CO2 dan H2O serta
membebaskan energi. Pada kondisi anaerob, sel dan jaringan tumbuhan dapat mengubah asam piruvat
menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi. Dapat juga asam piruvat di dalam sel otot menjadi
CO2 dan asam laktat serta membebaskan energi --> fermentasi.

Pada respirasi anaerob, jalur yang ditempuh meliputi: a.Lintasan glikolisis. b.Pembentukan alkohol
(fermentasi alkohol) atau pembentukan asam laktat (fermentasi asam laktat). c.Akseptor elektron terakhir
bukan oksigen, tetapi molekul alkohol dan atau asam laktat. d.Energi dihasilkan hanya 2 molekul ATP untuk
setiap molekul glukosa.

a. Fermentasi alcohol

Proses fermentasi alkohol merupakan suatu pemborosan, karena sebagian besar dari energi yang terkandung
di dalam molekul glukosa masih terdapat di dalam molekul, inilah yang menyebabkan etanol dapat dipakai
sebagai bahan bakar alternatif.

b. Fermentasi asam laktat Terjadi karena sel-sel otot yang bekerja terlalu berat, energi yang tersedia tidak
seimbang dengan kecepatan pemanfaatan energi karena kadar oksigen yang ada tidak cukup untuk respirasi
aerob atau respirasi sel, sehingga proses perombakan molekul glukosa untuk menghasilkan ATP (energi)
tidak dapat berlangsung secara aerob.

Proses fermentasi asam laktat merupakan suatu pemborosan karena sebagian besar energi bebas masih
berada dalam 2 molekul asam laktat (± 639 kkal dari 686 kkal yang terkandung di dalam 1 molekul
glukosa).

Anda mungkin juga menyukai