Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS

METABOLISME – GLIKOLISIS ANAEROB ( Peragian )

Kelompok 2A

Siti Annisa Syafira 11171020000004


Amanda Dwi Alleynissa 11171020000005
Hidayatul Karimah 11171020000007
Tanisa Intan Murbarani 11171020000009
Rizqi Nadhirasari 11171020000011
Audina Nurjannah 11171020000012
Sarah Nahdah Zhaafirah S. 11171020000015
Mukhalifah Addina 11171020000016
Feby Dita Aprilia 11171020000019
Nurul Luthfi Yani 11171020000020
Retaliya Winanda 11171020000023
Hasbiah Luthfi 11171020000025

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIAYATULLAH
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................................... 1
C. Manfaat Praktikum........................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2

A. Dasar Teori...................................................................................... 2

BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM.......................................................... 6

A. Alat dan Bahan................................................................................ 6


B. Prosedur Kerja................................................................................. 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 7

A. Hasil Pengamatan.......................................................................... 7
B. Pembahasan................................................................................... 7

BAB V PENUTUP........................................................................................... 10

A. Kesimpulan.................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktikum
Biokimia Klinis. Dalam praktikum ini membahas tentang Metabolisme –
Glikolisis Anaerob (Peragian) dengan ragi yang mengandung bakteri
Sacharomyces cerevisae. Metabolisme adalah suatu proses reaksi kimia yang
terjadi di dalam makhluk hidup, mulai dari makhluk bersel satu yang sangat
sederhana seperti bakteri, jamur, tumbuhan, hewan sampai manusia.
Metabolisme makhluk hidup dapat terjadi secara aerob dan anaerob.
Dalam praktikum ini akan dibahas mengenai metabolisme karbohidrat secara
anaerob. Salah satu metabolisme karbohidrat secara anaerob dapat dilakukan
melalui glikolisis anaerob. Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia
dimana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis anaerob
terjadi dalam keadaan tanpa oksigen. Proses glikolisis anaerob sendiri
menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan
oksidasi aerobik yang sempurna. Dengan mempelajari proses glikolisis
anaerob diharapkan mahasiswa dapat memahami reaksi yang berlangsung
selama proses glikolisis anaerob.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui reaksi oksidasi karbohidrat
oleh sel ragi menghasilkan CO2 dan etanol dalam keadaan anaerob.
C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami reaksi oksidasi
karbohidrat oleh sel ragi menghasilkan CO2 dan etanol dalam keadaan
anaerob.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Metabolisme adalah suatu proses reaksi kimia yang terjadi di dalam


makhluk hidup, mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti
bakteri, jamur, tumbuhan, hewan sampai manusia. Di dalam proses ini
makhluk hidup mendapat, mengubah, dan memakaisenyawa kimia dari
sekitarnya untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan reaksi kimia di dalam
metabolisme dari permulaan sampai ke suatu hasil akhir disebut jalur
metabolisme. (pathway). Senyawa yang terbentuk selama jalur metabolisme
berlangsung disebut senyawa antara (intermediate).

Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian


(katabolisme) senyawa atau komponen di dalam sel hidup. Melalui jalur
anabolisme terbentuk senyawa. Diperlukan sejumlah energi supaya proses
anabolisme terjadi. Reaksi kimia yang terjadi meliputi sintesis dari ikatan .C-C-
(sintesa asam lemak), ikatan .CO-N- (sintesa protein), ikatan C-N- (sintesis
urea), dan ikatan .C-O- (sintesa trigliserida) memerlukan energi. Unsur kimia
dan senyawa digunakan untuk membentuk senyawa baru yang lebih besar.

Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
yang tidak menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen
atau aerob. Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah
glukosa menjadi asam laktat. Proses ini disebut glikolisis.

Glikolisis (gluko= glukosa: lisis = penguraian) adalah proses penguraian


karbohidrat (glukosa ) menjadi piruvat. Reaksi penguraian ini terjadi dalam
keadaan ada atau tanpa oksigen. Bila ada oksigen, asam piruvat akan dioksidasi
lebih lanjut menjadi CO2 dan air, misalnya pada hewan, tanaman dan banyak
sel mikroba yang berada pada kondisi aerobik. Bila tanpa oksigen, asam
piruvat akan dirubah menjadi etanol (fermentasi alcohol) pada ragi atau
menjadi asam laktat pada otot manusia yang berkontraksi. Tiap proses
glikolisis menggunakan enzin tertentu. ( Anna Poedjiadi, 1994 )

2
Glikolisis dimulai dengan penambahan satu gugus fospat ke glukosa,
sehingga menjadi lebih reaktif. Satu gugus fospat yang lainnya di tambahkan
ke senyawa glukosa-fospat yang baru terbentuk yang kemudian dipecah
menjadi senyawa karbon yang mengandung tiga atom karbon. Senyawa ini
diubah melalui serangkaian tahapan menjadi dua molekul piruvat. Maka dalam
glikolisis sebuah sel memulai dengan satu molekul glukosa dan menghasilkan
dua molekul yang mengandung tiga atom karbon yakni piruvat. Di dalam
proses ini empat hidrogen(mengandung total empat elektron) dikeluarkan dan
empat ATP terbentuk. Elektrondan hidrogen ditangkap oleh pembawa (carrier)
dalam hal ini NAD. Setiap NAD (bentuk teroksidasi) menerima dua elektorn
dan satu ion hidrogen, menghasilkan NADH + H+ (bentuk tereduksi). Maka
salah satu hasil akhir dari glikolisis adalah juga sintesa dari dua NADH + H+,
dengan pelepasan dua ion hydrogen.

Di dalam glikolisis, reaksi pertama melibatkan satu ATP menyumbangkan


satu gugus fospat ke glukosa. Pada tahap ketiga, satu lagi ATP digunakan
menambah satu gugus fospat kedua. Maka untuk memulai jalur ini, satu sel
memakai dua ATP. Pada saat molekul yang mengandung tiga atom karbon
diubah menjadi piruvat, masing-masing menghasilkan dua ATP, sehingga total
ada 4 ATP. Energi bersih yang dihasilkan sejauh ini dari glikolisis adalah dua
ATP, karena dua ATP digunakan didalam proses dan empat ATP di hasilkan.
Masih ada ATP yang akan terbentuk; ini hanya menyatakan sebanyak 5% dari
total produksi ATP yang mungkin dari satu molekul glukosa. Energi kimia
yang disimpan di dalam ikatan NADH akhirnya dapat ditransfer ke ATP. Pada
umumnya setiap NADH + H+ menyumbangkan energy yang cukup untuk
menghasilkan 2,5 ATP. Maka NADH + H+ adalah satu bentuk dari energi
potensial untuk sel. Pada akhirnya sel memakai energi di dalam NADH+ H+
membentuk ATP. ( Simanjuntak dan Silalahi, 2003 )

Karbohidrat yang juga disebut gula, merupakan produk primer fotosintesis


dan juga merupakan sumber energy utama untuk system kehidupan.
Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksialaldehid atau polihidroksiketon
dan derivatnya. Suatu karbohidrat merupakan suatu aldehid (-CHO ) jika
oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan suatu keton

3
(=C=0 ) jika oksigen karbonil berkaitan dengan deoksi dan amino. Dalam
alam, karbohidrat terdapat sebagai monosakarida ( gula individual dan
sederhana ), oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida umumnya
didefinisikan sebagai suatu molekul yang mengandung dua hingga sepuluh unit
monosakarida, beberapa di antaranya mempunyai berat molekul beberapa juta
(Armstrong, 1995 ).

A. Glukosa

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat


terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan
tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan
awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa,
terutama pada industri pangan.

Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim,


glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk karbon dioksida dan air,
menghasilkan energi, terutama dalam bentuk ATP. Sebelum digunakan,
glukosa dipecah dari polisakarida.

B. Laktosa

Laktosa (karbohidrat susu) merupakan salah satu komponen khas


dalam susu bersama dengan trigliserida (lemak susu) dan kasein (protein
susu). Nama kimia dari laktosa adalah 4-0-ß-D-galactopyranosyl-D-
glucopyranose. Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam susu yang
jumlahnya sekira 4,6% dari total susu.

C. Sukrosa

Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling manis yang
terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi
karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal.
Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon
anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa
juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa.

4
Ragi merupakan starter/inokulum tradisional Indonesia untuk membuat
berbagai macam makanan fermentasi seperti tape ketan/singkong. brem
cair/padat dll. Mikroba yang terkandung dalam ragi umumnya berupa kultur
campuran (mixed culture) terdiri dari kapang, khamir dan bakteri. Beragamnya
bumbu rempah yang digunakan dalam pembuatan ragi menjadikan jenis,
populasi dan keaktifan mikroba dalam ragi sangat beragam, sehingga sulit
untuk mendapatkan ragi dengan kualitas yang seragam. Salah satu cara
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membuat ragi menggunakan
mikroba murni yang diketahui memiliki aktivitas amilolitik dan berperan
dalam proses fermentasi.( tita rialita, 2004).

5
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
 Beaker glass
 Tabung reaksi
 Pipet gondok
 Tabung peragian
2. Bahan
 Ragi
 Laktosa
 Sukrosa
 Glukosa
 Aquades
B. Prosedur Kerja
1. Ragi dimasukan kedalam bekaer glass ditambahkan 20 ml aquades
kemudian di aduk hingga ragi larut
2. Ditambhakan 5 ml larutan gula ( glukosa, lantosa, dan sukrosa)
3. Dimasukan ke tabung peragian
4. Didiamkan selama 15-30 menit, di ukur gas CO2 yang terbentuk
5. Kemudian letakan ibu jari di mulut tabung dan rasakan perbedaan tarikan
antara larutan glukosa, laktosa, dan sukrosa

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Pengamatan Glukosa Sukrosa Laktosa


Hasil pengukuran tinggi kolom udara 2,3 cm 2 cm (-)
(cm)
Terbentuk busa (+/-) (+) (+) (-)
Bau Susu basi Susu basi Bau ragi

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan yang
bertujuan untuk mempelajari atau mengamati proses
glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolom
CO2 yang terbentuk. Glikolisis merupakan proses penguraian
atau kata bolis mekarbohidrat (glukosa) menjadi asam
piruvat. Glikolisis dapat berlangsung secara aerob
(memerlukan oksigen) dan juga anaerob (tanpa oksigen).
Dalam kondisi aerob, piruvat yang terbentuk akan dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O. Sedangkan dalam kondisi anaerob,
karbohidrat seperti glukosa dan sukrosa akan diuraikan oleh
enzim dalam ragi menjadi alkohol dan CO2 sebagai produk
akhir. Namun, jika glikolisis anaerob terjadi pada otot
manusia yang sedang berkontraksi, piruvat akan berubah
menjadi asam laktat, yang pada akhirnya akan menimbulkan
rasa lelah.
Pada percobaan ini, kami akan membandingkan
perbedaan hasil reaksi oksidasi yang terjadi antara
monosakarida glukosa serta disakarida yakni glukosa, laktosa
dan sukrosa dengan sel ragi. Fungsi sel ragi ini adalah
sebagai tempat berlangsungnya proses glikolisis. Ragi yang
digunakan yaitu Saccharomyces cereviceae. Ragi
(Saccharomyces cereviceae) merupakan zat yang

7
menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya
mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi
dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Sama halnya dengan
proses glikolisis secara aerob, proses fermentasi pada
percobaan ini juga membutuhkan enzim untuk mengubah
glukosa menjadi alkohol dan CO2, enzim tersebut yaitu enzim
simase yang diperoleh dari ragi. Enzim merupakan senyawa
protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksi kimia.
Pada percobaan ini, pertama-tama dilakukan
menyiapkan suspensi ragi cara menambahkan 20 ml
aquades. Perlakuan selanjutnya yaitu memasukkan 5 mL
larutan glukosa 2% kedalam tabung peragian tersebut secara
bersamaan dan dengan segera menutup tabung tersebut
agar tidak ada oksigen yang masuk, hal ini bertujuan agar
proses glikolisis dalam sel ragi dapat berjalan sempurna
dalam keadaan anaerob sehingga menghasilkan etanol dan
gas CO2. Adapun tujuan penambahan larutan glukosa 2%
secara bersamaan yaitu untuk membuat proses glikolisis
dalam sel ragi ini berjalan secara bersamaan sehingga
pengamatan terhadap hasil perlakuan ini dapat diperoleh
secara tepat. Larutan glukosa ini berfungsi sebagai substrat
yang akan diubah oleh enzim (enzimsimase) dalam ragi
menjadi etanol dan gas CO2. Setelah itu, membolakbalikkan
keempat tabung tersebut sebanyak 4 kali dengan tujuan
untuk menghomogenkan larutan yang berada di dalamnya,
lalu mengukur tinggi kolom tabung tersebut sebelum
terbentuk gas. Perlakuan selanjutnya yaitu mendiamkan
tabung selama 15menit. Dimana proses pendiaman ini

8
bertujuan untuk memaksimalkan proses glikolisis yang terjadi
dalam sel ragi. Setelah 15 menit didiamkan di teteskan
larutan NaOH. Kemudian amati adanya hisapan pada ibu jari.

Hasil yang diamati yaitu tinggi kolom udara yang terjadi.


Terbentuknya kolom udara tersebut diakibatkan oleh adanya
gas CO2 yang dihasilkan melalui proses glikolisis, semakin
banyak CO2 yang terbentuk maka semakin besar pula
tekanan yang ada di dalam tabung, sehingga kolom udara
akan terlihat lebih tinggi. Penambahan NaOH bertujuan untuk
menambah sifat kebasaan dari produk akhir yang terbentuk
pada proses ini yakni etanol dan CO2. Adanya hisapan pada
ibu jari menandakan terbentuknya gas CO2 yang kemudian
bereaksi dengan kulit, dan amati bau yang timbul, bau yang
diharapkan adalah bau khas dari etanol. Pembentukan etanol
sejalan dengan pembentukan gas CO2 dimana semakin baik
kondisi enzim dalam sel ragi maka proses pembentukan
etanol akan semakin banyak. Dan sebaliknya jika kondisi
enzim tidak baik, maka kadar etanol dan CO2 yang terbentuk
sedikit sehingga kadar glukosa yang bersisa akan banyak.
(Poedjiadi, 2005).

Pada percobaan pertama, gula yang digunakan adalah


glukosa, didapatkan hasil pengamatan berupa tinggi kolom
udara 2,3 cm, terbentuk busa atau gelembung udara, bau
seperti susu. Pada percobaan kedua, gula yang digunakan
adalah laktosa, didapatkan hasil pengamatan berupa tinggi
kolom udara 0 cm, tidak terbentuk busa atau gelombang
udara, bau ragi. Sedangkan pada percobaan terakhir, gula
yang digunakan adalah sukrosa, didapatkan hasil
pengamatan berupa tinggi kolom udara 2 cm, terbentuk busa
dan memiliki bau seperti susu vanilla dan sedikit asam.

9
Namun pada percobaan daya hisap ibu jari, praktikan tidak
merasakan adanya hisapan yang kuat. Padahal adanya
hisapan pada ibu jari menandakan terbentuknya gas CO2
yang kemudian bereaksi dengan kulit.
Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa proses
glikolisis berjalan lebih baik pada suspensi glukosa dan
sukrosa, terlihat dengan adanya tinggi kolom udara pada
tabung peragian, semakin tinggi kolom maka gas CO2 yang
terbentuk semakin banyak yang berarti proses hidrolisis
berjalan dengan baik.

10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Glukosa memiliki kolom udara yang paling tinggi yaitu 2,3 cm dan
kemudian sukrosa 2 cm serta laktosa 0 cm. Hal ini dikarenakan glukosa
adalah monosakarida dan sukrosa merupakan disakarida yang tersusun atas
glukosa dan fruktosa. Glukosa dan sukrosa memerlukan enzim untuk dipecah
menjadi gula sederhana. Karena glukosa dan fruktosa tidak memiliki gugus
hemiasetal maka proses penguraiannya lebih sederhana. Sementara pada
laktosa tidak terdapat enzim spesifik yang bekerja. Dimana enzim yang
bekerja pada saat praktikum adalah enzim amilase dari bakteri
Saccharomyces cereviceae sementara laktosa merupakan substrat alami
Lactobacillus bulgaricus yang memiliki enzim laktase untuk memecah
laktosa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rialita,Tita., dkk. 2004. Optimasi pembuatan ragi kultur campuran Amylomyces


rouxii dan Endomycopsis burtonii. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Armstrong, Frank. 1995. Buku Ajar Biokimia Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Simanjuntak, M. T. dan J. Silalahi. 2003. Biokimia. FMIPA, Universitas Sumatera
Utara, Medan.Extraction
Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai