I. JUDUL
Senyawa Hidrokarbon
II. TUJUAN
1. Mempelajari sifat-sifat senyawa hidrokarbon
III.DASAR TEORI
1. Definisi senyawa hidrokarbon
Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana.
Hidrokarbon hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Walaupun hanya
terdiri dari dua jenis unsur, hidrokarbon merupakan suatu kelompok senyawa yang
besar.
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak terdapat di alam
sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak
pelumas, dan aspal.
Sebagai bahan pencemar udara, Hidrokarbon dapat berasal dari proses
industri yang diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari
ozon. HC merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung.
2. Pengelompokkan senyawa hidrokarbon
a. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya :
Hidrokarbon jenuh = senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom
karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Hidrokarbon tak jenuh = senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan
rangkap dua (alkena) atau lebih dari 1 ikatan rangkap dua
(alkadiena), atau ikatan rangkap tiga (alkuna).
b. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya :
Hidrokarbon alifatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka
jenuh (ikatan tunggal) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap).
semua nama tersebut mengacu pada ribuan polutan yang terdapat dalam bensin yang
tak terbakar, cairan pencuci kering, zat pelarut untuk industri, dan berbagai jenis
kombinasi lain dari hidrogen dengan karbon. Banyak jenis hidrokarbon berbahaya
secara sendiri-sendiri: benzene, suatu konstituen dari gasolin, misalnya, dapat
menimbulkan leukemia. Jenis-jenis lain bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen
dalam cahaya matahari, dan menimbulkan asap kabut atau ozon.
Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan komponen polutan udara
yang berbeda tetapi mempunyai hubungan satu dengan yang lain. Hidrokarbon
merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara langsung, sedangkan
oksidan fotokimia berasal dari reaksi-reaksi yang melibatkan hidrokarbon baik secara
langsung maupun tidak langsung. Masalah yang dihadapi karena adanya polusi
hidrokarbon harus mempertimbangkan juga adanya polusi oksidan fotokimia.
Menurut Soedomo (2001), hidrokarbon merupakan teknologi umum yang
digunakan untuk beberapa senyawa organic yang diemisikan bila bahan bakar minyak
dibakar. Sumber langsung dapat berasal dari berbagai aktivitas perminyakan yang
ada, seperti ladang minyak, gas bumi geothermal. Umumnya hidrokarbon terdiri atas
methana, ethan dan turunan-turunan senyawa alifatik dan aromatic. Hidrokarbon
dinyatakan dengan hidrokarbon total (THC).
Senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzena,
toluena, ethylbenzena, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan
komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenik dan karsinogenik pada
manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan
di alam, baik di air maupun di darat.
4. Reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon
Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO 2 dan uap air, sedangkan
pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel
karbon).
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di
udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal ini
terjadi karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi daripada alkana, sehingga
pembakarannya menuntut / memerlukan lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna
alkena menghasilkan gas CO 2 dan uap air.
Uji Baeyer
Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan heksana,
benzena,dan sikloheksana tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Pada
uji bayers ini dilakukan dengan mencampurkan larutan Na2CO3 5% dan larutan
KMnO4 5%. Ketika dicampurkan dengan larutan Na2CO3 5% larutan pada senyawa
hidrokarbon berubah menjadi bening, tetapi ketika dicampurkan dengan KMnO4 5%
senyawa hidrokarbon menjadi berwarna ungu. Hasil yang seharusnya terjadi Hasil
yang semestinya adalah hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya
endapan MnO2. Hasil percobaan ini ternyata tidak memberikan keefektifan dari uji
Bayers, karena semua sampel memberikan hasil yang sama. Padahal dari ketiga
sampel hidrokarbon yang digunakan, yaitu heksana, sikloheksana, dan benzena, uji
ini seharusnya hanya memberikan hasil positif untuk benzena, karena sampel ini
adalah satu-satunya yang memiliki ikatan rangkap
V. CARA KERJA
1. Uji Kelarutan
Tambahkan 1 ml PE dan toluena dalam air pada setiap hidrokarbon sekitar 5 ml
air dalam tabung reaksi. Kocok sebentar setiap campuran dan dicatat apakah
hidrokarbon itu dapat larut. Untuk senyawa yang tidak larut catat densitas relatif
hidrokarbon terhadap air. Tes ketidaklarutan ketiga hidrokarbon satu dengan yang
Anindia Septiani - 08?
267502/GE/6479
Praktikum Kimia Dasar
polar. Kepolarannya relative sama bergerak ke atas karena adanya gaya kapilaritas
yang arahnya tegak lurus terhadap pelarut. Fenomena yang terjadi pada PE adalah
tidak bias bercampur dengan H2O begitupun fenomena yang terjadi pada toluene
adalah toluene tidak bias bercampur dengan H2O. Sedangkan untuk campuran larutan
PE dan toluene adalah H2O tercampur dan berwarna bening. Untuk densitas relatif,
massa PE adalah 0,25 gram dan massa toluena murni adalah 0,46 gram.
Untuk percobaan yang kedua yaitu uji pembakaran. Larutan yang diuji
adalah 0,5 ml heptena yang dibakar. Hasil dari percobaan karakteristik api adalah
nyala api besar, warna api orange, terdapat satu lidah api, dan nyala api lama.
Percobaan ini termasuk Pembakaran tidak sempurna (yakni jika tidak terdapat cukup
oksigen) bisa menyebabkan pembentukan karbon atau karbon monoksida. Penjelasan
sederhana untuk raksi pembakaran ini adalah, hidrogen dalam hidrokarbon
mendapatkan kesempatan pertama untuk bereaksi dengan oksigen, dan karbon hanya
mendapatkan oksigen yang tersisa. Keberadaan partikel-partikel karbon yang berpijar
pada sebuah nyala menyebabkan nyala tersebut berubah menjadi warna kuning, dan
karbon hitam sering terlihat dalam asap. Karbon monoksida dihasilkan sebagai
sebuah gas beracun yang tidak berwarna
Percobaan yang ketiga adalah uji dengan menggunakan larutan KMnO4. Uji
bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan heksana, benzena, dan
sikloheksana tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Contoh uji KMnO4
pada alkena dan alkuna adalah uji reagen yang digunakan adalah KMnO4 dan
Na2CO3. Pada uji bayers ini dilakukan dengan mencampurkan larutan Na2CO3 5%
dan larutan KMnO4 5%. Ketika dicampurkan dengan larutan Na2CO3 5% larutan pada
senyawa hidrokarbon berubah menjadi bening, tetapi ketika dicampurkan dengan
KMnO4 5% senyawa hidrokarbon menjadi berwarna ungu. Hasil yang seharusnya
terjadi Hasil yang semestinya adalah hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan
terbentuknya endapan MnO2. Hasil percobaan ini ternyata tidak memberikan
keefektifan dari uji Bayers, karena semua sampel memberikan hasil yang sama.
Padahal dari ketiga sampel hidrokarbon yang digunakan, yaitu heksana, sikloheksana,
dan benzena, uji ini seharusnya hanya memberikan hasil positif untuk benzena,
karena sampel ini adalah satu-satunya yang memiliki ikatan rangkap Pada benzena
dengan penambahan KMnO4 dan Na2CO3 akan terbentuk larutan ungu. KMnO4
tersebut merupakan oksidator kuat sehingga cepat bereaksi. Tetapi pada dasarnya
heksana dan sikloheksana lambat bereaksi dengan adanya oksidator kuat seperti
KMnO4. Karena tidak memiliki ikatan rangkap Sedangkan pada benzena lebih mudah
mengalami oksidasi pada suhu kamar karena memiliki ikatan rangkap dalam stabilitas
struktur resonansinya. Dari hasil percobaan pada tabung 1 yang berisi PE dan
KMnO4 hasilnya adalah tercampur, warnaya tidak berubah. Pada tabung 2 yang berisi
KMnO4 dan toluena hasilnya adalah tidak bercampur, warna tidak berubah. Pada
tabung 3 yang berisi kerosene dan KMnO4 hasilnya adalah warna berubah (kuning
pucat), tidak tercampur, ada endapan.
Percobaan yang terakhir adalah uji asetilen Dari hasil percobaan pada tabung
1 yang berisi air penuh hasil pengamatannya adalah letupan apinya kecil dan lama.
Tabung 2 yang berisi air 15 ml hasil pengamatannya adalah letupan apinya besar dan
nyala api di ujung tabung sedikit. Tabung 3 yang berisi air 6 ml hasil pengamatannya
adalah letupan apinya berbunyi dan nyala api sebentar. Reaksi dari uji asetilen adalah
CaC2 + 2 H2O -> Ca (OH)2 + C2H2 . Gas asetilena + etuna menghasilkan pembakaran
sempurna karena etuna merupakan senyawa yang mudah terbakar.
VII. KESIMPULAN
1. Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana.
Hidrokarbon hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H).
Walaupun hanya terdiri dari dua jenis unsur, hidrokarbon merupakan
suatu kelompok senyawa yang besar.
2. Percobaan uji kelarutan ini berhubungan dengan prinsip like dissolved like
suatu senyawa yang lebih mudah larut dalam pelarut yang memiliki
kepolaran relatif sama dengan senyawa tersebut.
3. Campuran larutan PE dan toluene adalah H2O tercampur dan berwarna
bening