I. TUJUAN
Untuk dapat memberikan informasi mengenai sifat sifat hidrokarbon dan reaktivitas
kimia berdasarkan jenis hidrokarbon (jenuh, tidak jenuh dan juga aromatik).
II. PRINSIP
Berdasarkan reaksi yang terjadi antara senyawa hidrokarbon dengan larutan laturan
uji. Berdasarkan sifat kimia dan fisika senyawa hidrokarbon.
III. REAKSI
3.1.Pembakaran
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
3.2.Reaksi bromine
Br Br
5.2. Bahan
N heksana
Sikloheksana
Toluen
Bensin
Minyak tanah
HNO3
Ethanol
Aquadest
Asam sulfat pekat
Paraffin liquid
Larutan KMnO4 1%
Larutan 1% bromin dan sikloheksana
Ligroin
Es batu dan minyak kelapa
VI. PROSEDUR
A. Sifat Fisik Hidrokarbon
1. Pembakaran / oksidasi
Dimasukkan masing masing 5 tetes hidrokarbon yang sesuai : n-Heksana, Sikloheksana,
Toluena, Bensin, Minyak tanah senyawa pada kaca arloji. Dibakar dengan korek api. Diamati
api yang terbentuk dan warna asap masing masing senyawa uji dan dicatat.
2. Uji KMnO4
Diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan di uji. Dimasukkan kedalam masing
masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang sesuai : n-Heksana, Sikloheksana, Toluena, Bensin,
Minyak tanah senyawa dan etanol. Ditambahkan tetes demi tetes larutan 1% KMNO4 aqueous
disertai pengocokan setiap penetesan. Dihitung jumlah tetesan larutan KMNO4 aqueous
hingga warnanya tetap ada dan tidak hilang , jangan ditambahkan lebih dari 10 tetes dan
dicatat.
3.Uji H2SO4
Diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan di uji. Dimasukkan kedalam masing
masing tabung 1mL : 20 tetes hidrokarbon yang sesuai: n-Heksana, Sikloheksana, Toluena,
Bensin, Minyak tanah. Dilakukan percobaan satu persatu ditiap tabung. Ditambahkan 12 tetes
H2SO4 pekat pada tabung. Dipegang tabung dan dirasakan apakah terjadi perubahan suhu.
Diamati apakah larutan menjadi homogeny dan bercampur atau terjadi perubahan diwarna
serta dicatat.
4.Uji HNO3
Diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan diuji. Dimasukkan kedalam masing
masing tabung 1 mL H2SO4 pekat dan 0,5 mL (10 tetes) HNO3 pekat, didinginkan,
ditambahkan 5 tetes hdrokarbon yang sesuai : n-Heksana, Sikloheksana, Toluena, Bensin,
Minyak tanah. Dimasukkan tabung reaksi kedalam penangas air selama 10 menit, sesekali
diaduk dengan cara menggoyangkan tabung. Dituangkan isi tabung kedalam gelas piala yang
telah diberisi pecahan es batu. Dilakukan percobaan satu persatu tiap tabung. Diamati dan
dicatat.
Uji KMnO4
Nama Zat + KMnO4 (tetes) Hasil
N Heksana 1 Ada 2 lapisan (lapisan atas n
heksana ; lapisan bawah berwarna
ungu)
Sikloheksana 1 Larutan coklat dengan endapan
coklat
Minyak tanah 1 Endapan coklat
Olive oil 1 Larutan sangat kental bagaikan
gel dan berwarna coklat
Bensin 1 Endapan coklat
Uji HNO3
Nama Zat Hasil
N heksana Asap putihbanyak
Sikloheksana Bau tengik
Minyak tanah Berasap putih
Bensin Berbusa dan berasap
Olive oil Sedikit berasap
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan indentifikasi senyawa hidrokarbon
dengan dua cara uji yaitu uji sifat fisik hidrokarbon dan sifat kimia hidrokarbon. Pada uji sifat
fisik hidrokarbon dibagi menjadi dua yaitu kelarutan dan densitas dalam air dan bensin. Pada
uji kelarutan dan densitas dalam air dan bensin berguna untuk mengetahui berat jenis
manakah yang lebih tinggi atau rendah, serta untuk mengetahui kelarutan hari senyawa
hidrokarbon bila akan dicampur dengan air atau bensin.
Sebelum memulai praktikum, disiapkanlah alat alat yang akan digunakan dalam
keadaan bersih agar steril dan hasilnya pun bagus. Juga menyiapkan bahan bahan tertentu.
Kemudian pada saat dilakukan uji kelarutan dan densitas dalam air didapatkan hasil
berat jenis dari air lebih besar dibandingkan senyawa hidrokarbon yang diuji dan pada saat
dikocok larutan sempel tidak dapat bercampur karena n heksana termasuk dalam alkana
tidak dapat dipolarisasi yang tidak akan membentuk ikatan hidrogen yang tidak dapat
bercampur dengan pelarut polar seperti air. Namun massa jenis alkana akan bertambah
seiring dengan bertambahnya jumlah atom karbon, tapi tetap akan lebih rendah dari massa
jenis air. Maka, alkana akan berada di lapisan atas jika dicampur dengan air dan tetap dapat
bercampur dengan senyawa yang non polar seperti minyak. Pada sikloheksana didapatkan
hasil yang sama, yakni tidak bercampurnya dengan air. Maka berat jenisnya pun lebih ringan
dibandingkan dengan air dikarenakan sifatnya yang nonpolar dan hanya dapat bercampur
dengan larut dalam eter, alkohol, aseton, bercampur dengan minyak zaitun. Pada senyawa
hidrokrabon yang lain, yakni bensin, minyak tanah lebih ringan berat jenisnya dibandingkan
air dan saat dikocok tidak dapt bersatu karena senyawa uji hidrokarbon bersifat nonpolar
sedangkan air polar yang saling sulit untuk diberikatan
Pada saat dilakukan pengujian sifat kimia hidrokarbondilakukan empat uji yaitu uji
pembakaran/ oksidadi, uji KMnO4, uji H2SO4, dan uji HNO3.
Pada uji pembakaran dilakukan dengan senyawa hiroharbon yaitu n heksana,
sikloheksana, bensin, minyak tanah dan etanol. Pada senyawa hidrokarbon n heksana
didapatkan hasil adanya api yang lumayan besar yang ditimbukannya asap saat terjadinya
pembakaran. Dikarenakan semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi
pembakaran dan dari hasil pembakaran tersebut menyebabkan gugus H dan C lepas
dipengaruhi oleh terjadinya oksidasi. Api yang di hasilkan n heksana termasuk lumayan
agak besar, hal ini pengaruhi dari sifat alkana yang sulit untuk cepat teroksidasi yang
menyebabkan tidak adanya asap saat peruses pembakaran berlangsung. Pada senyawa
hidrokarbon sikloheksana mengahsilkan terbentuknya api kecil dan tidak menunjukkan
adanya asap yang ditimbulkan. Akan tetapi seharusnya sikloheksana sangat mudah untuk
terbakar karena termasuk dalam senyawa hidrokarbon alifatik sehingga sering digunakan
sebagai bahan bakar, seperti metana untuk bahan bakar kompor danasetilen untuk pengelasan.
Hasil lambat yang ditimbulkan saat pengujian yang menyebabkan lamanya terbentuk api saat
pembakaran dikarenkan saat dilakukan pembakaran kurang optimalnya pemanasan atau
penyetelan korek api yang kurang besar yang menyebabkan hasil menjadi lambat timbulnya.
Pada pengujiannya terhapap bensin didapatkannya api dengan volume yang ringan adanya
asap hitam sedangkan pada senyawa hidrokarbon minyak tanah pun sama namun asap yang
ditimbulakan lebih hitam hal ini disebabkan semakin pendek ikatan atom C maka akan
semakin cepat terbakar karena saat terjadinya pembakaran yang menyebabkan atom H dan C
teroksidasi dan dapat mempercepat timbulnya api. Pada etanol didapatkan hasil api yang
sedikt namun tidak berasap karena etanol termasuk dalam alkana yang memiliki gugus OH
yang apa bila dibakar akan sulit untuk teroksidasi. Hal ini menunjukan bahwa senyawa
hidrokarbon mudah terbakar karena senyawa hidrokarbon memiliki karbon dan hidrogen
yang mudah bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran.
Pada saat melakukan pengujian KMnO4, senyawa hidrokarbon n heksana, maka
akan menghasilkan warna ungu yang terpisah. Dalam hal ini sikloheksana sifatnya jenuh
sehingga tidak dapat bereaksi. Pada senyawa hidrokarbon sikloheksana didapatkan hasil
coklat yang dikarenakan terjadinya reaksi KMnO4 dengan senyawa hidrokarbon.
Pada senyawa hidrokarbon bensin didapatkan hasil bercak coklat, sedangkan pada
minyak tanah didapatkan hasil berwarna coklat yang dikarenakan hasil dari reaksi KMnO4
dengan senyawa hidrokarbon. Lalu pada saat pengujiannya H 2SO4 didapatkan hasil dari
senyawa hidrokarbon n heksana adanya lapisan dan tidak adanya perubahan suhu. Bensin
berubah warna dan terasa hangat, dan minyak tanah mengahsilkan lapisan dan adanya
perubahan warna. Adanya perubahan suhu yang ditandai dengan larutan menjadi panas
menunjukan bahwa adanya reaksi eksotermik. Senyawa hidrokarbon tak jenuh akan
mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin.
Pada uji HNO3 didapatkan hasil pada n heksana dan minyak tanah, pada
sikloheksana didapatkan warna coklat pekat lalu mulai berubah menjadi coklat muda dan
bensin menjadi agak kuning.
IX. KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sifat dari suatu hidrokarbon ataupun
reaktivitasnya terhadap pengujian menghasilkan hasil yang signifikan dan berbeda beda.
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2007.Hidrokarbon.Diunduh tanggal 15 Maret 2013 dari
http://jurnalingkungan.wordpress.com/hidrokarbon/.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar dasar Kimia Organik.
Jakarta: Bina Aksara.
Nurbayti,siti Msi. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah.
Syahril, 2000. Manfaat hidrokarbon. Gajah Mada University Press: Jogjakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB.
Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB.