Anda di halaman 1dari 16

1.

KOMPONEN PROTOPLASMIK SEL

Gambar 1.1 Bentuk sel dari irisan selaput bagian dalam bawang merah (Allium cepa).
a).Dinding Sel, b).Nukleus (inti sel), c).Nukleolus (anak inti sel), e).Butir-butir kromatin.
M : 40x16

Gambar 1.2 Bentuk sel dari irisan melintang wortel (Daucus carota).
a).Dinding sel, b).Sitoplasma (cairan didalam sel), c).Kromoplas yang berwarna orange.
M : 10x16
Gambar 1.3 Bentuk sel dari pucuk daun Hydrilla vertisillata.
a).Satu sel, b).Dinding sel, c).Inti sel, d).Kloroplas. Laju aliran kloroplasnya bergerak ke kanan,
M : 40x16

2. KOMPONEN NON PROTOPLASMIK SEL

Gambar 2.1 Bentuk amilum pada kentang (Solanum tuberosum).


a).Hilus, b).Lamila.
Tipe amillum menurut letak hilus : eksentris (di pinggir),
Tipe amillum menurut jumlah hilus: amilum tunggal (Mono adolf).
M : 40x16
Gambar 2.2 Bentuk amilum pada Kunyit (Curcuma rhizoma).
a).Hilus, b).Lamila.
Tipe amillum menurut letak hilus : eksentris (di pinggir),
Tipe amillum menurut jumlah hilus : amilum tunggal (Mono adolf).
M : 4x16

Gambar 2.3 Bentuk amilum pada Ubi jalar (Ipomea batatas).


a).Hilus, b).Lamila.
Tipe amillum menurut letak hilus : Konsentris (di tengah),
Tipe amillum menurut jumlah hilus: amilum tunggal (Mono adolf).
M : 4x16
Gambar 2.4 Bentuk amillum pada Tepung beras (oryza sativa).
a).Hilus, b).Lamila.
Tipe amillum menurut letak hilus : konsentris (ditengah),
Tipe amillum menurut jumlah hilus: amilum ½ Majemuk.
M : 4x16

Gambar 2.5 Crystal Ca-Ocsalat dari Bayam ( Amarantus sp ), Krystal berbentuk pasir .
M : 4x16
3. DINDING SEL, HUBUNGAN ATARA SEL DAN PEMBELAHAN SEL

Gambar 3.1 Dinding sel pada daun pinus (Pinus merkusii).


a).Dinding primer, b).Torus, c).Margo, d).Dinding sekunder, e).Lamela tengah.
Tipe noktah berhalaman
M : 40x16

Gambr 3.2 Dinding sel pada biji asam (Tamarindus indica).


a) Matrix biologi, b) Noktah, c) dinding sel.
Tipe noktah berhalaman,
M : 40x16
Gambar 3.3 Dinding sel pada Kelapa (Cocos nucifera).
a).Dinding primer, b). Dinding sekunder, c).Noktah, d).Matrik biologi, e).Ruas antar sel,
f).Lamela tengah.
M : 40x16

Gambar 3.4 pembelahan sel fase interfase pada awetan bawang merah (Allium cepa)
Gambar 3.5 pembelahan sel fase profase pada awetan bawang merah (Allium cepa)

Gambar 3.6 pembelahan sel fase anafase pada awetan bawang merah (Allium cepa)
4. ANATOMI DAN FISIOLOGI DAUN

Gambar 4.1 Anatomi dan Fisiologi dari Padi (Oryza sativa). a).Epidermis atas, b).Xilem,
c).Floem, d).Seludang ikatan pembuluh, e).Epidermis bawah, f).Bunga karang.
Merupakan tipe tumbuhan C3, karna seludang pembuluhnya berwarna bening, golongan
monokotil karna tidak memiliki jaringan tiang.
M : 40x18

Gambar 4.2 Anatomi dan Fisiologi dari Bambu (Bambusa sp). Bagian-bagiannya :
a).Epidermis atas, b).Xilem, c).Floem, d).Seludang ikatan pembuluh, e).Epidermis
bawah, f).Bunga karang. Merupakan tipe tumbuhan C3, karna seludang pembuluhnya
berwarna bening, golongan monokotil karna tidak memiliki jaringan tiang.
M : 40x18
Gambar 4.3 Anatomi dan Fisiologi dari Jagung (Zea mays). Bagian-bagiannya : a).Epidermis atas,
b).Xilem, c).Floem, d).Seludang ikatan pembuluh, e).Epidermis bawah, f).Bunga karang.
Merupakan tipe tumbuhan C4, karna seludang pembuluhnya berwarna hijau, golongan monokotil
karna tidak memiliki jaringan tiang.
M : 40x18

Gambar 4.4 Anatomi dan Fisiologi dari Bayam (amarantus sp). Bagian-bagiannya : a).Epidermis
atas, b).Xilem, c).Floem, d).Seludang ikatan pembuluh, e).Epidermis bawah, f).Bunga karang,
g).Jaringan tiang. Merupakan tipe tumbuhan C4, karna seludang pembuluhnya berwarna hijau,
golongan dikotil karna memiliki jaringan tiang.
M : 40x18
5. FOTOSINTESIS

Gambar 5.1 fotosintesis yang terjadi pada daun Hydrilla verticillata menggunakan reaksi terang akan
menghasilkan gelembung oksigen (O2)

Gambar 5.2 fotosintesis yang terjadi pada daun Hydrilla verticillata menggunakan reaksi gelap tidak
akan menghasilkan gelembung oksigen (O2) karna tidak ada cahaya
6. PLASMOLISIS

Gambar 6.1 Daun Adam hawa (Rheo discolor) sebelum ditetesi larutan garam, selnya
berwarna ungu selurunya

Gambar 6.1 Daun Adam hawa (Rheo discolor) setelah ditetesi larutan garam, warna ungunya
memudar. larutan garam bersifat hipertonik dan menyebabkan terjadinya plasmolisis
Gambar 6.3 Daun Adam hawa (Rheo discolor) sebelum ditetesi larutan gula, selnya
berwarna ungu selurunya

Gambar 6.1 Daun Adam hawa (Rheo discolor) setelah ditetesi larutan gula, warna ungunya
menjadi menebal dan menggumpal. larutan gula bersifat hipotonik dan menyebabkan
terjadinya deplasmolisis
7. JARINGAN PARENKIM PADA TUMBUHAN

Gambar 7.1 Jaringan parenkim pada Eceng gondok, tipenya merupakan jaringan parenkim
penyimpan udara ( Aerenkim )

Gambar 7.2 Jaringan parenkim pada kulit pisang bagian dalam, tipenya merupakan jaringan
parenkim penyimpan cadangan makanan
Gambar 7.3 Jaringan parenkim pada Bunga tasbih (Canna indica), tipenya merupakan
jaringan parenkim penyimpan udara (Aktinenkim)

8. JARINGAN EPITEL PADA TUMBUHAN

Gambar 8.1 Jaringan epitel kubus sebaris


M : 10x18
Gambar 8.2 Jaringan epitel Transisi
M : 10x18

Gambar 8.3 Jaringan epitel Pipih berlapis


M : 10x18
Gambar 8.4 Jaringan epitel Silindris sebaris
M : 10x18

Gambar 8.5 Jaringan epitel Silinder bertingkat bersilla,


M : 10x18

Anda mungkin juga menyukai