PENDAHULUAN
Latar Belakang
jaringan, atau bagian dari suatu jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah.
karena pada objek yang akan diamati dan ditelaah memiliki ukuran yang
mikroskopis yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Banyak metode
dalam mikroteknik, diantaranya metode geser, metode ulas, dan squash atau
preparat yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau
digunakan untuk melihat proses mitosis pada akar bawang. Mitosis merupakan
pembelahan sel yang mana sel anakannya memiliki sifat yang sama dengan induk
selnya. Tahapan dalam pembelahan mitosis ialah profase, metafase, anafase, dan
satu karakteristik yang paling bisa membedakan antara makhluk hidup dan
makhluk mati. Kemampuan yang unik untuk menghasilkan keturunan ini, seperti
Makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh), kecuali sel
kelamin mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina
bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk betina. Maka sepasang
kromosom tersebut disebut dengan kromosom homolog. Oleh karena itu jumlah
kromosom dalam sel tubuh dinamakn diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya
2
mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat dalam sel somatik,
karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu sel
beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-
menerus. Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik. Mitosis
biasanya diikuti dengan pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis yang
mana sel akan terpisah menjadi dua. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
Tujuan Praktikum
pembuatan preparat dengan metode squash (pejetan) pada tanaman bunga lili
(Lilium candidum L.), akar bawang merah (Allium ascolanicum L.), akar bawang
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
preparat yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau
kaca preparat dengan menggunakan ibu jari. Preparat pejetan biasanya digunakan
untuk melihat proses mitosis pada akar Allium cepa (Budipramana, 2002).
mikroskopis adalah fiksasi. Fiksasi juga merupakan langkah awal yang penting
dalam membuat sediaan utuh maupun sediaan sayatan. Tujuan fiksasi adalah
dikenali. Secara ringkas fiksasi terdiri dari dua proses yang jelas, yaitu mematikan
bawang merah sebagai bahan yang ideal dalam pengamatan mitosis. Bawang
teknik squash pada ujung akar bawang merah (Imaniar et al., 2014).
akar tanaman merupakan bahan yang ideal dalam pengamatan pembelahan sel
Pengamatan ukuran sel ujung akar pada metafase dengan cara mengambil
dari bagian ujung akar yang aktif tumbuh pada tanaman berumur 15 hari
4
sepanjang 1-1,5 milimeter dari ujung akar. Preparat dibuat dengan metode media
ketinggian ± 25 mdpl pada tanggal 16 November 2020 pukul 13.00 WIB sampai
dengan selesai.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku penuntun
sebagai penuntun praktikum, pulpen untuk menulis data, mikroskop sebagai alat
praktikum, kaca preparat sebagi tempat objek yang akan diamati dengan
dan mengamati benda yang berukuran sangat kecil, deck glass untuk penutup
objek yang ada di preparat, pinset umtuk menjepit bahan bahan, bunsen untuk
mensterilkan alat dan bahan, pipet tetes untuk memindahkan larutan, pensil
sebagai alat untuk menyemprotkan alkohol ke kaca preparat, dan petridish sebagai
tempat menaruh akar setelah dipotong, jarum pentul yang berfungsi untuk
mengeluarkan sel induk megaspora dari tanaman bunga lili serta laptop digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bunga lili
(Lilium candidumL.), akar bawang merah (Alium ascalonicum L.), akar bunga
praktikum yang diamati, kertas untuk tempat data, buku gambar untuk tempat
sarung tangan dan masker untuk menghindari kontaminasi, asam asetat sebagai
Prosedur Praktikum
Mitosis
15 menit.
selama 30 menit.
- Ditetes asetocarmin pada ujung akar yang sudah dikaca preparat sebanyak
1-2 tetes.
Meiosis
Larutan Fiksatif
- Diisi cawan petri yang steril dengan larutan HCL 1N untuk perlakuan
fiksatif
- Diambil dan pindahkan putik bunga lili ke petridish yang telah berisi HCl
1N menggunakan pinset
sebanyak 3 kali
- Diiris tipis putik untuk mendapatkan sel induk dari megaspora untuk diambil
sel induk dari megaspora tersebut dan diletakkan di kaca preparat steril
Larutan Nonfiksatif
- Dibelah bunga lili yang kuncup menggunakan silet steril untuk mendapatkan
putik nya
- Diisi cawan petri yang steril dengan alkohol 70% untuk perlakuan
nonfiksatif
- Diambil dan pindahkan putik bunga lili ke petridish yang telah berisi
sebanyak 3 kali
- Diiris tipis putik untuk mendapatkan sel induk dari megaspora untuk
diambil sel induk dari megaspora tersebut dan diletakkan di kaca preparat
steril
Hasil
N GAMBAR KETERANGAN
O
1 Bawang Merah (Alium ascalonicum L.) 1. Kromosom
Fase telofase
pembelahan mitosis
merah.
1
1 menekan jaringan
Fase telofase
pembelahan mitosis
pelaksanaan squash
keras dapat
menyebbabkan
jaringan pecah .
11
Pembahasan
dengan cara meremas suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara
keseluruhan, sehingga didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati di
bawah mikroskop. Hal ini sesuai dengan literatur Santoso (2002) yang
menyatakan bahwa pembuatan sediaan dengan metode squash atau pencetan yaitu
bahan yang akan digunakan sampai terbentuk lapisan yang sangat tipis sehingga
tingkah laku selama pembelahan sel berlangsung. Hal ini sesuai dengan literatur
Fransisca (2012) yang menyatakan bahwa mikroteknik merupakan suatu ilmu atau
seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian dari suatu jaringan untuk dapat
menggunakan bantuan mikroskop karena pada objek yang akan diamati dan
ditelaah memiliki ukuran yang mikroskopis yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang,
Perbedaan mendasar dari mitosis dan meiosis adalah hasil jumlah set
berbeda dari pembelahan meiosis. Mitosis biasa terjadi pada sel autosom dan
meiosis terjadi pada sel gonosom. Hal ini sesuai dengan literatur Hidayah (2012)
dilakukan tepat pada jaringan yang akan dibuat preparat. Selama proses fiksasi
akan terjadi penetrasi bahan-bahan fiksasi ke dalam sel atau jaringan, dimana
fiksasi dilakukan sebagai preservasi sel dan strukturnya pada kondisi yang
yang berbeda. Pada perlakuan pemberian fiksatif digunakan larutan HCl 1 N yang
lebih dapat dengan mudah diwarnai dan dikenali. Sedangkan pada non-fiksatif
hanya diberikan larutan alkohol saja. Hal ini sesuai dengan literatur
Arisworo (2000) yang menyatakan bahwa suatu fiksatif dikatakan baik jika
(Lilium candidum L.) yang masih kuncup atau belum mekar. Hal ini dikarenakan
pemilihan umur mikrospora yang tepat sangat penting, karena akan berpengaruh
terhadap fase-fase yang dapat diamati pada meiosis. Jika terlalu tua, maka proses
meiosis sudah terlewat sehingga tidak dapat diamati secara detail. Apabila terlalu
muda, maka proses meiosis belum terjadi. Hal ini sesuai dengan literatur
kromosom yang tepat dapat menghasilkan pewarnaan kromosom yang jelas dan
kromosom.
(Lilium candidum L.), meiosis I dapat diamati fase-fasenya secara lengkap yaitu
profase I, metafase I, anafase I dan telofase I. Tetapi meiosis II yang secara teori
mirip dengan mitosis tidak dapat diamati fase-fasenya secara lengkap. Hal ini
bawang merah, bawang bombai dan akar aglonema,hal ini dikarenakan memiliki
jumlah kromosom yang tidak terlalu banyak yaitu sekitar 16 kromosam dan
kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi dimana informasi
genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti
Dari hasil praktikum mitosis pada bawang merah (Alium ascalonicum L.)
dengan sel induk. Hal ini sesuai dengan literatur Ardiansyah et al., (2015) yang
menyatakan bahwa mitosis merupakan salah satu bagian dari siklus sel dan
telofase.
14
Dari hasil praktikum mitosis pada bawang bombay (Alium cepa L.)
ditemui berada pada fase telofase. Telofase ditandai dengan berpisahnya sel anak
dengan sel induk. Hal ini sesuai dengan literatur Fuadati (2018) yang menyatakan
bahwa proses pertumbuhan tumbuhan berada pada ujung akar dan apeks batang
pada bagian meristem. Proses pembelahan sel dimulai dengan pembelahan intinya
tidak diketahui fase yang dialami karena yang terlihat masih dalam bentuk
jaringan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab diantara nya gelas
penutup di tekan terlalu keras, waktu fiksasi yang telalu singkat, pemotongan
material tidak pada waktu yang tepat hal ini sesuai dengan literatur
dimilikinya secara terus menerus dalam proses pembelan sel biasanya kita melihat
adanya benang-benang.
15
KESIMPULAN
1. Metode squash yaitu suatu metode untuk mendapatkan suatu preparat dengan
didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop.
3. Perbedaan mendasar dari mitosis dan meiosis adalah hasil jumlah set
yang berbeda.
6. Pada praktikum digunakan bunga lili yang masih kuncup atau belum mekar
9. Dari hasil praktikum mitosis pada bawang merah (Alium ascalonicum L.)
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece J.B., Michael L.C., 2008, Biologi jilid 1 edisi kelima,
Erlangga, Jakarta.
Farra, 2013, Pembuatan Preparat Mitosis Akar Bawang Merah dan Bawang Putih,
Diakses pada hari Senin, tanggal 14 Maret 2016 pukul 21.00 WITA.
Fransisca, 2012, Pembuatan Preparat Squash, Diakses pada hari Senin, tanggal 14
Maret 2016 pukul 21.10 WITA.
Gunarso W. 2006. Pengaruh Dua Jenis Cairan Fiksatif yang Berbeda pada
Pembuatan Preparat dari Jaringan Hewan Dalam Metoda Mikroteknik
Parafin. Bogor: IPB Press
Hidayah, 2012, Pembuatan Preparat Squash pada Akar Bawang (Allium cepa),
Diakses pada hari Senin, tanggal 14 Maret 2016 pukul 22.03 WITA.
Imaniar, E.F. dan Pharmawati, M., 2014, Kerusakan Kromosom Bawang Merah
(Allium cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida, Jurnal
Simbiosis, 2 (2) : 173-183.