Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

SALING MELENGKAPI ANTARA STRUKTUR DAN FUNGSI

KELOMPOK : 5
1. MUHAMMAD NAFIUL H
18308144009
2. ISNA APRILLIA N P 18308141080
3. NOVITASARI 18308141081
4. HANI NUR ANASARI 18308141082
Kelas : BIOLOGI F

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
I. JUDUL
Saling Melengkapi Antara Struktur dan Fungsi
II. LATAR BELAKANG
Pada suatu organ dan sel memiliki fungsi masing masing yang disesuaikan oleh
struktur tubuhnya. Pada suatu organisme memiliki dan membutuhkan proses adaptasi
masing masing sesuai dengan kebutuhan dan struktur tubuhnya. Karena lingkuangan
akan berubah berubah tidak mutlak akan seperti itu saja. Adaptasi suatu organisme dibagi
menjadi tiga yaitu adaptasi structural, adaptasi fisiologis, dan adaptasi perilaku.
Pada praktikum kali ini adan dilakukan pengamatan pada struktur dan fungsi pada
tumbuhan air dan darat dan juga katak air dan darat. Praktikum ini dilaksanakan pada
laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri
Yogyakarta untuk menunjukkan hubungan antara struktur dan fungsi pada adaptasi suatu
organisme.
III. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menemukan ciri-ciri katak air dan katak darat
2. Mahasiswa dapat menunjukkan penyesuaian tubuh pada katak
3. Mahasiswa dapat memberi alas an rasional mengenai bentuk-bentuk
penyesuaian tersebut.
4. Mahasiswa mampu menemukan gejala gejala penyesuaian struktur organ /
jaringan pada tumbuhan air.
5. Mahasiswa mampu menunjukkan beberapa karakteristika struktur organ /
jaringan tumbuhan air.
IV. DASAR TEORI
Struktur tubuh yang dimiliki oleh berbagai organisme yang masih bertahan hidup
saat ini adalah struktur tubuh yang “cocok atau sesuai” hasil proses adaptasi dari
generasi ke generasi sebelumnya. Karena struktur tubuh ini sudah tetap (“tidak kembali
ke bentuk semula”) karena perubahan oleh proses adaptasi sudah sampai pada tingkat
gen dalam kromosom. Misal, secara teori, makhluk darat berkembang dari kehidupan di
air. Karena itu, baik tumbuhan maupun hewan yang berhasil bertahan hidup adalah
organisme yang mampu mengubah struktur tubuhnya hingga sesuai dengan keadaan
lingkungan darat. Misalnya, katak darat (Bufo sp) telah memiliki struktur tubuh yang
kontras berbeda dengan katak air (Rana sp). Karakter morfologis–anatomis katak darat
sudah sampai pada bentuk yang tetap karena perubahan oleh hasil adaptasi sudah sampai
pada tingkat gena. Demikian pula pada tumbuhan darat, maka karakter habitusnya, baik
akar, batang dan daun, morfologis,anatomis, maupun fisiologis sudah mencapai bentuk
tetap, dalam arti tidak kembali pada karakter tumbuhan air. Karena itu, struktur daun
tumbuhan air dan darat, atau antara tumbuhan higrofit dengan xerofit sudah kontras
berbeda dalam banyak bentuk, seperti : 1) luas dan ketebalan daun, 2) macam jaringan,
ketebalan kutikula,ada tidaknya hypodermis, bentuk stomata, membuka dan
menutupnya stomata, dsb. (Aloysius, 2006)
Adaptasi struktural terarah untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan kebutuhan
aktivitas atau fungsi yang harus dilakukan. Dalam istilah lain dikatakan “saling
melengkapi (“kesesuaian”) antara struktur dengan fungsi”. Kesesuaian struktur dan
fungsi terjadi mulai dari tingkat sel – molekuler, jaringan, organ dan atau sistem organ,
populasi dan komunitas. Bila tumbuhan yang hidup dalam air semua kebutuhan
hidupnya (air, mineral, CO2 dan O2 , termasuk pula cahaya, diperoleh dari air. Bagi
tumbuhan darat, air dan mineral diperoleh dari dalam tanah, oleh sebab itu tumbuhan
darat memiliki ciri khas akar yang dapat meyerap air dan mineral dari dalam tanah. Gas
CO2 dan O2 diperoleh dari udara, sehingga pada tumbuhan darat berkembang batang dan
daun yang berada di atas tanah, serta akar di dalam tanah. Batang tumbuh tegak
menopang dahan dan dedaunan untuk mendapatkan cahaya sebanyak banyaknya untuk
fotosintesis. Tumbuhan gurun atau daerah kering dengan karakter lingkungan yang
kering baik udara maupun tanahnya (air terbatas) dengan suhu tinggi pada siang hari,
melakukan adaptasi :
1. Struktural : daun sempit atau bahkan tak berdaun dan berubah menjadi duri,
kutikula tebal, memiliki lapisan hypodermis, dan stomata hanya ada dipermukaan
bawah daun dan kriptofor (tersembunyi / sunken). Disamping itu,batang berdaging
untuk menyimpan air (sukulen), dan akarnya panjang untuk menjangkau air.
2. Fisiologis (fungsional) : Stoma membuka pada malam, dan menutup pada
siang hari. Karena itu fiksasi CO2 untuk fortosintesis berlangsung pada malam
hari,dan menimbunnya dalam bentuk asam malat (senyawa 4-C). Oleh karena itu, tipe
fotosintesisnya adalah tipe CAM dan bukan tipe C-3 seperti pada tumbuhandarat di
pedalaman umumnya. Selain itu, tumbuhan xerofit memiliki toleransi tinggi terhadap
cekaman kering dan panas dengan mekanisme biokemis tertentu, seperti mampu
membentuk asam-asam amino/ protein tertentu yang lebih mampu mengikat air.
3. Perilaku, seperti periodisasi membukanya stoma pada malam hari. Sebaliknya
menutup pada siang hari. (Aloysius, 2006)
Jaringan merupakan suatu kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang
sama. Dengan adanya jaringan pada tubuh tumbuhan, hal itu berarti bahwa pada
tumbuhan telah ada pembagian aktivitas pada proses hidupnya. Jaringan pada tumbuhan
terbentuk karena adanya pembelahan sel, dimana sel- sel yang membelah tersebut tetap
mengadakan hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Secara garis besar,
jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan
permanen. Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah jelas mengalami diferensiasi
secara sempurna, sedangkan jaringan meristem merupakan jaringan yang sedang dalam
taraf diferensiasi sebelum menjadi jaringan permanen. (Pratiwi, 2006)
1. Jaringan Meristem.
Jaringan meristem merupakan kumpulan sel yang selalu aktif membelah. Sel meristem
membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel baru bagi pertumbuhan dan
perkembangan. Sel meristem memiliki dinding sel yang tipis dan sitoplasma yang besar.
Jaringan meristem dapat ditemukan pada ujung (apex) akar atau batang. Jaringan tersebut
disebut juga apical meristem(meristem ujung). Meristem pada ujung akar disebutmeristem
ujung akar, sedangkan di ujung batang disebut meristem pucuk. Semua pertumbuhan yang
berasal dari meristem ujung disebut pertumbuhan primer. Hal tersebut meliputi sel dan
jaringan yang dibentuknya. Aktivitas meristem ujung akan menyebabkan pemanjangan
pada akar dan batang, pembentukan cabang batang dan akar, serta pembentukan organ
reproduksi (bunga). Meristem ujung ini disebut juga meristem primer. (Pratiwi, 2006)

2. Jaringan Dewasa.
Sel tumbuhan memiliki struktur sel yang khas. Terdapat tiga struktur khas sel
tumbuhan yang membedakannya dengan sel hewan, yaitu plastida, vakuola, dan
dinding sel. Struktur sel tumbuhan dan dinding selnya memiliki hubungan dengan
fungsi utama sel atau jaringan tersebut. Sel-sel pada jaringan dewasa telah memiliki
struktur yang khas. Terdapat lima jenis sel atau jaringan utama penyusun tumbuhan,
yaitu jaringan parenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xilem, dan
jaringan floem. (Pratiwi, 2006)

a. Jaringan Parenkim.
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang banyak terdapat ruang antarsel
sehingga sel-selnya tersusun longgar. Sel-sel parenkim memiliki organel sel yang
lengkap. Dengan demikian, sel-sel jaringan parenkim ini masih dapat berkembang
karena masih bersifat meristematik. Ketika organ terluka, jaringan parenkim
menyembuhkan dan membentuk jaringan penggantinya. Sel-sel parenkim yang ada di
daun memiliki kloroplas sehingga dapat melakukan fotosintesis. Pada beberapa jenis
tumbuhan, sel-sel parenkim yang berada di akar dan batang memiliki plastida yang
berfungsi sebagai cadangan makanan berupa pati (amilum) dan disebut amiloplas.
Beberapa jenis tumbuhan, memiliki sel parenkim dengan vakuola yang cukup besar
untuk menyimpan damar atau getah. Secara umum, sel parenkim berfungsi dalam
fotosintesis, respirasi, sekresi, serta penyimpanan makanan cadangan dan air. (Pratiwi,
2006)

b. Jaringan Kolenkim.
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan selulosa di
bagian sudut dinding selnya. Sel-sel pada jaringan kolenkim pada umumnya tidak
memiliki protoplas dan dinding sel sekunder. Akan tetapi, memiliki dinding primer
yang lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel parenkim. Karena tidak memiliki
dinding sel sekunder dan hanya memiliki dinding sel primer yang tidak berlignin,
jaringan kolenkim dapat menunjang organorgan muda tanpa menghambat
pertumbuhannya. Jadi, fungsi utama jaringan kolenkim adalah sebagai penopang
organ-organ muda. (Pratiwi, 2006)

c. Jaringan Sklerenkim.
Pada penjelasan sebelumnya jaringan kolenkim berfungsi menunjang organ-organ
muda. Adapun jaringan sklerenkim memiliki peran sebagai penyokong organ-organ tua.
Ketika pertumbuhan pada organ sudah mulai berkurang, jaringan kolenkim yang
dominan, perlahan digantikan perannya oleh jaringan sklerenkim yang jauh lebih kuat.
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan sel yang mengalami
penebalan di seluruh bagian dinding selnya. Dinding selnya lebih kuat
dibandingkan dinding sel jaringan kolenkim. Hal tersebut dikarenakan sel sklerenkim
memiliki lignin. Berdasarkan ukuran selnya, sel sklerenkim dikelompokkan menjadi
dua jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Fiber.
Bentuknya panjang, ramping, dan seperti pita. Sering disebut juga sebagai
serat. Karena kekuatannya, serat dapat digunakan untuk rami atau jenis tali lainnya.
2. Sklereid.
Bentuknya pendek dan tidak beraturan. Biasanya ditemukan di kulit yang
melindungi kacang atau biji. (Pratiwi, 2006)

d. Jaringan Xilem.
Jaringan xilem adalah jaringan pembuluh yang mengangkut mineral dan air
dari dalam tanah ke daun untuk diolah menjadi bahan makanan melalui proses
fotosintesis. Pada tumbuhan, terdapat dua jenis xilem, yaitu xilem primer dan xilem
sekunder. Xilem primer dibentuk pada pertumbuhan awal oleh jaringan meristem
primer (prokambium). Sementara itu, xilem sekunder terbentuk dari
hasil pertumbuhan kambium (meristem sekunder). (Pratiwi, 2006)

e. Jaringan Floem.
Jaringan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis berupa karbohidrat ke
seluruh bagian tumbuhan. Seperti halnya jaringan xilem, terdapat dua jenis floem
berdasarkan asal pertumbuhannya yaitu floem primer dan floem sekunder. (Pratiwi,
2006)

Daun merupakan salah satu dari tiga organ pokok tumbuhan selain akar dan
batang. Daun biasanya berbentuk pipih dengan posisi mendatar atau vertikal sehingga
mudah memperoleh sinar matahari dan CO2 untuk mendukung fungsinya yang khusus
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Selain itu, daun juga dapat berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan. (Drs. Taufik Rahman, 2007)

Jaringan penyusun daun:


1. Epidermis dan derivatnya
Umumnya terdapat di bagian atas dan bawah daun. Epidermis tersusun dari selapis
atau dua lapis sel yang rapat. Dinding selnya mengalami penebalan tak merata dan
dilapisi kutikula untuk membatasi transpirasi. Stomata, trikoma, dan sel kipas (pada
tumbuhan famili Gramineae) merupakan derivat epidermis yang umum terdapat pada
permukaan daun. (Andri W. A., 2011)
2. Mesofil
Terletak diantara epidermis atas dan bawah serta diantara berkas pengangkut.
Mesofil tersusun atas sel yang berdinding tipis. Mesofil terdiri dari jaringan tiang
(palisade) dan jaringan bunga karang (spons). Sel- sel palisade bentuknya tegak,
memanjang, tersusun rapat, banyak mengandung kloroplas, dan berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis.Sedangkan jaringan spons tersusun atas sel- sel
berbentuk tak teratur, banyak terdapat ruang antarsel, sedikit mengandung kloroplas,
dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. (Andri W.A., 2011)
3. Jaringan pengangkut
Berkas pengangkut pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut tulang
daun. Berkas pengangkut tersusun atas xilem dan floem, sedang pada tulang daun juga
terdapat jaringan parenkim dan jaringan penguat berupa kolenkim. Di dalam berkas
pengangkut, xilem selalu berada diatas floem. (Andri W.A., 2011)
4. Kelenjar
Pada daun terdapat struktur kelenjar yang berfungsi pada pengeluaran air serta zat-
zat lain seperti: minyal atsiri yang terdapat pada daun jeruk dan eukaliptus, getah pada
daun Euphorbiaceae, dan lendir pada Malvaceae dan Moraceae. (Andri W.A., 2011)
5. Bunga
Bunga merupakan alat reproduksi pada tumbuhan Angiospermae. Bunga
merupakan modifikasi daun yang mengandung alat- alat reproduktif tumbuhan serta
dibentuk dari meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif
setelah dirangsang oleh faktor internal (hormon) dan eksternal (musim, iklim, dan
nutrien). Bagian- bagian utama bunga adalah: kelopak (calyc), mahkota (corolla),
benang sari (stamen), putik (pistillum), dan bakal biji (ovarium). (Drs. Taufik Rahman,
2007)

V. ALAT DAN BAHAN


1. Pengamatan pada hewan
a. Alat : stoples, papan/kaca, kapas, eter (pembius), penggaris, akuarium.
b. Bahan : Katak Hijau (Rana sp) dan katak darat (Bufo sp)
2. Pengamatan pada tumbuhan
a. Alat : Pisau, gelas objek, gelas penutup, pipet tetes, kertas hisap,
mikroskop
b. Bahan : Daun teratai (Nymphaea), daun enceng gondok (Euchornia
crassipes), daun Hydrilla sp. Daun Rhodiscolor sp
VI. CARA KERJA
1. Pengamatan pada hewan :
a. Katak hijau dan katak darat dilepaskan dari akuarium
b. Katak diberi stimulus dan diamati gerakannya
c. Katak darat dan katak air diambil dan dimasukkan ke dalam stoples
d. Katak yang ada di stoples diberi kapas yang telah ditetesi eter
e. Stoples ditutup dengan rapat agar katak terbius
f. Katak diambil lalu diamati sifat kulit, panjang kaki belakang, panjang
kaki depan, dan badan, panjang jari dan selaput.
g. Rasio panjang kaki dengan tubuh dihitung
h. Data dicatat dalam table.
2. Pengamatan pada tanaman :
a. Cetakan stomata dibuat dengan lem alteco dan potongan plastic
transparan 2X2 cm unttuk : daun teratai, enceng gondok, rhodiscolor dengan
cara
- Lem altecho diberikan pada plastic transparan
- Potongan plastic transparan ditempelkan pada permukaan daun
- Dibiarkan hingga mongering, kemudian plastic diangkat dari
daun.
- Plastic diamati dibawah mikroskop pada perbesaran 100x atau
400 x
- Cetakan pada permukaan bawah daun dibuat dengan metode
yang sama
b. Jumlah stomata pada kedua permukaan daun dihitung
c. Struktur morfologis diamati
d. Enceng gondok diiris pada bagian yang menggembung
e. Diamati pada mikroskop
f. Hydrilla diamati dibawah mikroskop
g. Hasil pengamatan dicatat pada tabel

VII. HASIL PENGAMATAN


A. Pengamatan pada hewan

Gejala yang diamati Katak air (Rana sp) Katak darat (Bufo sp)
Kulit tubuh Halus, lengket, berlendir Kasar, berbintil kering
Panjang kaki depan 4 cm 4,5 cm
Panjang kaki belakang diukur 10 cm 10,5 cm
dari ujung kaki hingga anus
Panjang badan diukur dari 7 cm 9 cm
ujung kepala hingga anus
Membran antar jari 1 cm tiap jari Tidak berselaput
Kemampuan gerak dia air Cepat dan tinggi Lambat dan rendah
B. Pengamatan pada tumbuhan

Gejala yang Tumbuhan air Tumbuhan darat


diamati Teratai Enceng Hydrilla Rhoe discolor
gondok
1. Kloroplas

2. Stomata

a. Letak Bawah Atas dan Tidak ada bawah


bawah
b. Jumlah Atas :111 Tidak ada
Bawah :121
3. Ciri Tebal panjang Menggembung Panjang tipis Tebal kaku
tangkai
4. Ciri lain Terdapat gabus
menonjol

VIII. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang kaitan antara struktur dan fungsi jaringan yang
bertujuan untuk mengetahui struktur-struktur spesifik morfologi atau anatomi pada
tumbuhan air dan tumbuhan darat, hkatak air dan katak darat serta untuk mengetahui
adanya hubungan struktur struktur spesifik tersebut dengan kegunaan atau fungsi
tertentu bagi organisme yang bersangkutan.
A. Pengamatan pada hewan
1. Pada katak air memiliki ciri ciri yang berbeda dengan katak darat, panjang
tubuh, kaki depan dan kaki belakang lebih pendek dibandingkan dengan katak
darat. Hal ini mungkin dikarenakan beda umur pada katak Katak air memiliki
selaput pada sela sela jarinya. Hal itu digunakan untuk berenang pada air.
Sehingga ketika katak air dan katak darat diandingkan di dalam air pergerakan
katak air lebih cepat dan tinggi. Struktur tubuhnya pun halus , lengket dan
berlendir, karena ia hidup di air.
2. Pada katak darat memiliki tubuh yang relative lebih panjang dan besar, katak
darat tidak memiliki selaput pada sela sela jarinya karena memang habitatnya
bukan di air sehingga katak darat tidak membutuhkan selaput pada sela sela jari
jarinya. Dan juga permukaan kulitnya relative lebih kasar dan kering berbintil.
B. Pengamatan pada tumbuhan
3. Pada daun enceng gondok memiliki tangkai yang menggelembung yang
memudahkan mengapung pada air. Pada kali ini pengamatan di fokuskan pada
lapisan epidermis daun enceng gondok bagian atas dan bagian bawah. Dilihat
melalui mikroskop perbesaran 100 x ditemukan pada epidermis daun enceng
gondok terdapat stomata dan sel penjaga begitu juga pada epidermis bawahnya,
tetapi pada epidermis bawahnya terlihat banayk stomata daripada epidermis bagian
atas. Jika dilihat dengan pengamatan daun, jumlah stomata lebih banyak
ditemukan di enceng gondok daripada pdalam daun pisang. Hal ini dimungkinkan
bahwa tumbuhan air lebih banyak membutuhkan stomata daripada tumbuhan
darat, yang mana tumbuhan air lebih membutuhkan udara yang lebih banyak
4. Daun Rhoe discolor pada perbesaran 400x terlihat jaringan epidermis pada
daun Rhoe discolor yang berbentuk persegi panjang dan susunan selnya rapat dan
juga terdapat beberapa stoma,
5. Pada sayatan tangkai daun enceng gondok terdapat jaringan parenkim dengan
rincian sel selnya besar dan letaknya jarang jarang, serta selnya berbentuk seperti
segi enam. Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemukan di
sebagian besar organ tumbuhan

IX. KESIMPULAN
1. Ciri ciri katak air dan katak darat dapat dibedakan dari morfologinya, katak air
lebih identic memiliki selaput pada sela sela jari dan tekstur kulit lebih halus,
sedangkan katak memiliki kulit yang kering kasar and berbintildan juga tidak
memiliki selaput pada sela sela jari jarinya.
2. Penyesuaian tubuh pada katak terhadap lingkungannya dapat dilihat dari
struktur ada tidaknya selaput pada sela sela jarinya
3. Katak air memiliki selaput pada sela jarinya karena habitatnya di air dan
digunakan untuk berenang sedangkan katak darat tidak memerlukan selaput untuk
meloncat di tanah.
4. Tumbuhan air dan darat memiliki jumlah stomata yang berbeda, tumbuhan air
cenderung memiliki stomata yang lebih banyak dikarenakan tumbuhan air lebih
banyak memerlukan udara.
5. Karakteristik jaringan / organ yang ada padsa tumbuhan air yaitu memiliki
stomata yang banyak dan tangkai daun yang relative memiliki rongga udara agar
dapat mengapung dan menyimpan oksigen yang banyak.

X. DAFTAR PUSTAKA
Aloysius, Suyitno. 2006. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta
Astutie, Andri W. 2011. Biologi Sains. Jakarta : Erlangga
Pratiwi, D.A., dkk. 2006. Biologi. Jakarta:Erlangga
Rahman, Taufik.2007. Sel dan Jaringan. Bandung : UPI BANDUNG
Haryanti, Sri.2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman
Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol XVIII, No.2. 2010.
XI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai