Pembahasan
Pindah silang adalah suatu proses yang dapat menyebabkan bagian kromosom
homolog saling bertukar, menghasilkan kombinasi baru gen-gen pada kromosom yang sama.
Terjadinya segregasi dan rekombinasi dua buah gen berangkai disebabkan karena mereka
mengalami pindah silang (crossing over) yaitu pertukaran materi genetic (gen) di antara
kromosom-kromosom homolog. Dari pengertian pindah silang ini kita dapat
menyederhanakan batasan tentang gamet tipe parental dan gamet tipe rekombinasi. Gamet
tipe parental adalah gamet dengan susunan gen yang sama dengan susunan gen pada individu,
sedang gamet tipe rekombinasi adalah gamet yang susunan gen-nya adalah rekombinasi
susunan gen pada individu. Gamet tipe parental adalah gamet bukan hasil pindah silang,
sedang gamet tipe rekombinasi adalah gamet hasil pindah silang.
Peristiwa pindah silang, bersama-sama dengan pemilihan bebas (Hukum Mendel II)
merupakan mekanisme penting yang mendasari pembentukan keanekaragaman genetic karena
kedua-duanya akan menghasilkan kombinasi baru diantara gen-gen yang terdapat pada
individu sebelumnya. Selanjutnya, seleksi alam akan bekerja untuk mempertahankan genotip-
genotip dengan kombinasi gen adaptif saja. Oleh sebab itu, banyak ilmuwan yang
menganggap bahwa pindah silang dan pemilihan bebas sangat penting bagi berlangsungnya
proses evolusi.
Tabel Pengamatan.
Pindah silang ganda adalah pindah silang yang terjadi pada lebih dari satu
tempat. Jika pindah silang ganda (double crossing over) berlangsung di antara dua
buah gen yang terangkai, maka pindah silang ganda ini tidak akan tampak pada
fenotip, sebab gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja atau dari tipe
rekombinasi atau tipe parental dan tipe rekombinasi akibat pindah silang tunggal.
Akan tetapi, jika di antara gen A dengan gen B masih ada gen ketiga, misalnya gen C,
maka terjadinya pindah silang ganda antara gen A dan gen B akan tampak. Pindah
silang ganda yang terjadi pada kromosom (2-3, 2-3) membentuk hasil kromosom
dengan empat macam gamet yaitu kromatid 1, kromatid 2, kromatid 3, dan kromatid
4. Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah 50% dari tipe parental dan 50% dari
tipe rekombinan.
Pada percobaan keempat ini, dihasilkan empat gamet yang terbentuk antara
lain adalah kromatid 1, kromatid 2, kromatid 3, dan kromatid 4. Dari empat macam
gamet yang terbentuk tida gamet yang memiliki tipe rekombinan dan satu gamet
memiliki tipe parental. Pada kromatid 1 masih memiliki gamet dengan tipe parental,
hal ini disebabkan kromatid 1 tidak mengalami pindah silang. Sedangkan pada
kromatid lainnya yaitu kromatid 2, kromatid 3, dan kromatid 4 yang mengalami
pindah silang, hasilnya memiliki gamet dengan tipe rekombinan. Sehingga dapat
diketahui hasil dari pindah silang ganda pada kromosom (2-3, 2-4) memiliki 25%
gamet dengan tipe parental 75% gamet dengan tipe rekombinan.
Pada percobaan kelima, dihasilkan pada persilangan ganda (2-3, 1-4) gamet
pada kromatid 1, kromatid 2, kromatid 3 dan kromatid 4, dengan demikian hasil
pindah silang ganda ini membentuk empat gamet baru dengan tipe rekombinan
sehingga diketahui bahwa hasilnya memiliki presentase tipe rekombinan 100%
sedangkan tipe parentalnya 0%. Semakin banyak kromosom yang dipindah-silangkan
maka semakin tinggi pula presentase gamet tipe rekombinannya.
G. Kesimpulan