KELOMPOK : 5
1. MUHAMMAD NAFIUL H
18308144009
2. ISNA APRILLIA N P 18308141080
3. NOVITASARI 18308141081
4. HANI NUR ANASARI 18308141082
Kelas : BIOLOGI F
III. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengamati adanya koordinasi aktivitas system organ
pernafasan dan system transportasi/ sirkulasi pada saat tubuh bekerja keras.
2. Mahasiswa dapat menujukkan bentuk koordinasi yang terjadi antara kedua
system organ tersebut.
3. Mahasiswa dapat mengamati/ merasakan gejala perkeringatan sebagai bagian
mekanisme regulasi suhu tubuh .
4. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
IV. DASAR TEORI
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresiadalah
elemen-elemen dari homeostasis.Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin
dan hewan berdarah panas (Suripto, 2010).Makhluk homoitermal adalah makhluk yang
suhunya tidak atau sedikit sekalidipengaruhi oleh temperature sekitar.Hal ini dapat terjadi
karena adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui
saraf-saraf terutama sarafotonom.Di samping tentu adanya pengaruh kelenjar endokrin walau
masih belum jelas peranannya. Mekanisme pengaturan panas
adalah dengan menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas) dengan
thermolisis (pembuangan panas). Produksi panas tergantung dari metabolisme,
jadi tergantung pada proses kimia eksotermal,misalnya otot, menggigil dan lain-lain.
Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi,radiasi, konveksi, penguapan, dan sebagian
melalui feses dan urine (Tim Dosen Pembina,2013 : 21).Termoregulasi bergantung pada
kemampuan hewan untuk
mengontrol pertukaran panas dengan lingkungannya. Organisme apapun, seperti objek apapun
,mempertukarkan panas melalui empat proses fisik: konduksi, konveksi, radiasi,
danevaporasi. Esensi termoregulasi adalah mempertahankan laju perolehan panas yang
setaradengan laju kehilangan panas.Pada beberapa mamalia, beberapa dari mekanisme
inimelibatkan sistem integument, lapisan terluar tubuh, yang terdiri dari kulit, rambut,
dankuku (cakar atau kikil pada beberapa spesies).Salah satu adaptasi termoregulasi utama
padamamalia dan burung adalah insulasi, yang mengurangi aliran panas antara hewan
danlingkungan.Sumber-sumber insulasi mencakup rambut, bulu, dan lapisan lemak
yangdibentuk oleh jaringan adipose. Sistem sirkulasi menjadi rute utama aliran panas
antaratubuh bagian interior dan eksterior (Campbell, 2008 : 16-17).Manusia dan binatang
menyusui mempunyai kemampuan untuk memeliharasuhu tubuh relatif konstan dan
berlawanan dengan suhu lingkungan.Kepentingandipertahankan suhu tubuh adalah
berhubungan dengan reaksi kimia di dalam tubuh kita.Misalnya kenaikan suhu tubuh 100
bisa mempercepat proses biologis 2-3 kalinya. Suhuinti (core temperature) manusia
berfluktuasi kurang lebih 10 dalam kegiatan sehari-hari.Misalnya paling rendah adalah pada
waktu pagi hari (jam 4-6) dan mencapai puncaknya pada sore hari (Suhandi, 2007:64)
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan atau pemberian
panas tubuh, pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR)+70 keal/jam
sedangkan pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%. Bila dalamkeadaan dingin
sesorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5kali (Sulistiyo,2006 : 84-86).Suhu
tubuh yang biasa dikatakan normal berkisar pada 37C.Namun, sebenarnyatidak ada suhu yang
normal, karena suhu bervariasi dari organ ke organ.Dalamtermoregulatorik, tubuh dapat
dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) denganlapisan pembungkus di sebelah
luar (outer shell).Yang termasuk suhu inti berada padaorgan-organ abdomen dan toraks,
sistem saraf pusat serta otot rangka.Suhu inti internalinilah yang dianggap sebagai suhu tubuh
yang harus dipertahankankestabilannya.Penambahan panas harus seimbang dengan
pengurangan panas agar suhuinti tetap stabil. Suhu inti mengandung panas total tubuh maka
untuk mempertahankan kandungan panas yang konstan sehingga suhu inti stabil. Pemasukan
panas
melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal dan produksi panas internal.Sedangkan
pengurangan panas terjadi melalui pengurangan panas dari permukaan tubuh yang terpejanke
lingkungan eksternal. Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebihdingin
daripada tubuh mereka, sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secarainternal
untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada
oksidasi bahan bakar metabolik yang berasal dari makanan (Isnaeni, 2006).Karena fungsi sel
peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secarahomeostatis mempertahankan suhu
tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsunganmetabolisme yang stabil.Bahkan
peningkatan suhu tubuh sedikit saja sudah dapatmenimbulkan gangguan fungsi saraf dan
denaturasi protein yang ireversibel.Suhu tubuhnormal secara tradisional dianggap berada pada
37 C (98,6 F).Namun sebenarnya tidak ada suhu tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari
organ ke organ.Dari sudut pandang termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti
di tengah (central core) denganlapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell)
Suhu di inti bagian dalam yang terdiridari organ-organ abdomen dan toraks, sistem
saraf pusat, serta otot rangka, umumnyarelative konstan sekitar 37,8 C (100 F) .Suhu inti
internal inilah yang dianggap sebagaisuhu tubuh dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk
mempertahankankestabilannya.Suhu kulit dapat berfluktuasi antara 20C (68 F) dan 40C (104
F) Suhu inti wanita juga mengalami irama bulanan dalam kaitannya dengan daur haid.
Suhuinti rata-rata 0,5C (0,9F) lebih tinggi selama separuh terakhir siklus dari saat ovulasi
kehaid.3.
Suhu inti meningkat selama olahraga karena peningkatan luar biasa produksi panas olehotot-
otot yang berkontraksi. Selama olahraga berat, suhu inti dapat meningkat sampaisetinggi 40C
(104F).
4. Karena mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti dapat sedikit berubah-
ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.Dengan demikian, suhu inti dapat bervariasi
antara sekitar 35,6 C sampai 40 C(96 F-104F), tetapi biasanya menyimpang kurang dari
beberapa derajat.Nilai yang relatifkonstan ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme
termoregulatorik yang dikoordinasikan oleh hipotalamus.Hipotalamus berfungsi sebagai
thermostat tubuh. Hipotalamus sebagai pusatintergrasi termoregulasi tubuh, menerima
informasi aferen mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan memulai penyesuaian-
penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumitdalam mekanisme penambahan atau pengurangan
panas sesuai dengan keperluan untuk mengkoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari
“patokan normal”. Hipotalamus mampu
berespons terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01 C. tingkat respons
hipotalamusterhadap penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara sangat cermat, sehingga
panas yang dihasilkan atau dikeluarkan sangat sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan
suhu kenormal (Isnaeni, 2006).
Untuk membuat penyesuaian-penyesuaian hingga terjadi keseimbangan antaramekanisme
pengurangan panas dan mekanisme penambahan serta konservasi panas,hipotalamus harus
secara terus menerus mandapat informasi mengenai suhu kulit dan suhuinti melalui reseptor-
reseptor khusus yang peka suhu yang disebut termoreseptor
Termoreseptor perifer memantau suhu kulit di seluruh tubuh danmenyalurkan informasi
mengenai perubahan suhu permukaan ke hipotalamus. Suhu intidipantau oleh termoreseptor
sentral, yang terletak di hipotalamus itu sendiri serta di tempatlain di susunan saraf pusat dan
organ-organ abdomen (Isnaeni, 2006).Di hipotalamus terdapat dua pusat pengaturan
suhu.Regio posterior diaktifkanoleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang
memperantaraiproduksi panas dan konservasi panas.Regio anterior, yang memperantarai
pengurangan panas (Sherwood, 2001).Bagian otak yang mempengaruhi terhadap pengaturan
suhu tubuh adalahhipotalamus anterion dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior
berperan meningkatkan hilangnya panas, vasilodatasi dan menimbulkan
keringat.Hipotalamus posterior berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan alir
an darah, piloenektik, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatnya produksi horm
ontiroid dan mensekresi epinefrin dan norepnefrin serta meningkatkan basal metabolism
rate.Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homoestatis
yangmembantu memproduksi panas melalui mekanisme feel back negative untuk
dapatmeningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).Pengeluaran panas (aliran
panas eksternal) melalui beberapa mekanisme :
1. Radiasi. Banyaknya panas yang dipindahkan dari satu tubuh ke lainnya oleh
radiasi adalahseperempat fungsi kekuatan dari suhu tubuh yang beradiasi. Hal ini
berlaku untuk kulit, disatu pihak, dan untuk yang dekat tubuh manusia atau objek, di
pihak lain. Bila suatu objeklebih panas daripada kulit, tubuh mengambil radiasi
darinya, tetapi bila objek lebih dingin(atau bukan suatu tubuh yang beradiasi) maka
kulit akan kehilangan panas dengan cararadiasi.
2. Konduksi panas dari kulit ke udara sekitar. Ini memerlukan udara yang lebih
sejukdaripada kulit, berarti, suatu gradien suhu harus ada. Macam pengeluaran ini
sangatditingkatkan bila lapisan udara yang dihangatkan oleh kulit dihilangkan
(misalnya, denganangin sepoi-sepoi) dan digantikan dengan suatu lapisan yang kering
dan lebih sejuk.
3. Radiasi dan konduksi tidak cukup untuk mencegah pemanasan tubuh selama
pengerahantenaga yang berat atau pada suhu sekitar yang tinggi. Pada keadaan ini,
pengeluaran panasditingkatkan oleh evaporasi air (Sibernagl, 1998 : 192).Temperatur
kulit badan tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungandengan udara
luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Temperature tubuh
yang normal sekitar 36 .Temperatur yang paling mendekati temperature tubuh
sebenarnya adalah temperature rektar (melalui dubur), tetapi kurang praktis dan
tidakestetis. Oleh karena itu, yang sering dikerjakan pengukuran temperature aksilar
(melaluiketiak) atau oral (mulut) (Tim Dosen Pembina, 2013 : 21).Pengukuran suhu
badan sering sekali dalam klinis. Adanya penyakit infeksimenyebabkan suhu badan
meninggi, juga kelainan kelenjar endokrin menunjukkan perubahan suhu badan (Tim
Dosen Pembina, 2013 : 21).Suhu diregulasi oleh sistem saraf dan oleh sistem
endokrin.Sistem saraf
(a) Pendinginan dan pemanasan kulit merangsang ujung saraf yang sensitive
terhadap suhudengan menghasilkan respons yang sesuai-menggigil pada dingin,
berkeringat pada panas.
(b) Hipotalamus dalam otak berespons terhadap suhu darah yang lewat di dalam
kapiler.Hipotalamus terdiri dari dua pusat untuk pengaturan panas. Yang satu
beresponsterhadap peningkatan
suhu dengan menyebabkan vasodilatasi dan kehilangan panas. Yang lain berespons ter
hadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokonstriksi dan aktivasi produksi
panas lebih lanjut.Sistem endokrinMedulla adrenal : dingin meningkatkan sekresi
adrenalin, yang merangsang metabolismedan dengan demikian meningkatkan
produksi panas.Kelenjar tiroid : dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan
meningkatkan metebolismedan produksi panas (Gibson, 2002 : 238-239).Demam
biasanya terjadi melalui tiga tahap :
(i) Serangan menggigil; menggigil berat disebut rigor. Pembuluh darah kulit
berkonstriksidan kehilangan panas dikurangi sampai minimal.
Banyak
Indikator Respirasi Denyut nadi Suhu tubuh
keringat
L P L P L P L P
Tidak ada kegiatan
39 23 90 77 36 36,4 - -
22 88 36 - -
30 64 36,6 - -
21 58 35,6 - -
sebelum
sesudah
sebelum
sebelum
sebelum
sesudah
sebelum
sebelum
sesudah
sesudah
sesudah
sesudah
22 26 84 90 36 36 -
21 25 58 70 35,6 36,5 -
Rata-rata 52 52 21 26,7 84 90 72,3 70,7 35 37,5 35,8 37
sebelum
sesudah
sebelum
sebelum
sesudah
sebelum
sebelum
sesudah
sesudah
sesudah
sesudah
sebelum
sebelum
sesudah
sebelum
sebelum
sesudah
sebelum
sebelum
sesudah
sesudah
sesudah
sesudah
23 49 121 123 35,9 41,5 ***
Berat
VIII. PEMBAHASAN
Percobaan mengenai regulasi dan homeostasis dilakukan pada tanggal 16
Oktober 2018 terhadap obyek percobaan yaitu beberapa mahasiswa dan mahasiswi
kelas Biologi F 2018. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
tubuh melakukan koordinasi pertukaran gas saat bekerja keras dan bagaimana tubuh
melakukan termoregulasi.
Indikator yang diukur antara lain frekuensi pernafasan, frekuensi denyut nadi,
suhu tubuh, dan banyaknya keringat dengan beberapa sampel tidak melakukan
aktivitas, aktivitas ringan (berjalan santai), aktivitas sedang (berjalan cepat), aktivitas
berat (naik tangga) Pengukuran masing-masing indikator, secara rata-rata
menunjukkan hasil yang berbeda pada ketiga kondisi tersebut.
Secara umum, rata-rata perubahan laju respirasi dapat dilihat bahwa frekuensi
pernafasan laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, baik pada waktu
sebelum beraktivitas, sesaat setelah beraktivitas, maupun setelah beraktivitas. Hal ini
disebabkan karena laki-laki lebih banyak bergerak (lebih aktif) sehingga lebih banyak
membutuhkan energi. Kebutuhan energy yang semakin tinggi menyebabkan
kebutuhan O2 menjadi lebih tinggi dan proses metabolismenya lebih tinggi pula
dibandingkan dengan perempuan.
Terlihat bahwa suhu tubuh laki laki lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh
perempuan. Suhu tubuh memiliki hubungan yang erat dengan frekuensi pernapasan,
semakin tinggi suhu tubuh seseorang, maka dia akan membutuhkan energi yang lebih
banyak sehingga kebutuhan akan oksigen pun akan meningkat. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tubuh laki-laki memerlukan lebih banyak energi dan asupan
oksigen daripada perempuan.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan pada tanggal 16 oktober 2018, maka
dapat disimpulkan bahwa:
X. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Gibson, John. 2002. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Silbernagl, Stefan dan Agamemnon Despopoulos. 1998. Atlas Berwarna & Teks
FisiologiJakarta : Hipokrates.