Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

REGULASI DAN HOMEOSTATIS

KELOMPOK : 5
1. MUHAMMAD NAFIUL H
18308144009
2. ISNA APRILLIA N P 18308141080
3. NOVITASARI 18308141081
4. HANI NUR ANASARI 18308141082
Kelas : BIOLOGI F

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
I. JUDUL
Regulasi dan Homeostatis
II. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup khususnya manusia pasti memiliki suatu system dalam
tubuhnya.suatu system tersebut sudah diatur sedemikian rupa agar melakukan sistemnya
dengan baik dan benar
Manusia khususnya pasti melakiukan aktifitas aktifitas dengan tubuhnya seperti berjalan,
berlari, berenang dan lain lain. Hal itu dapat merubah atau mempengaruhi suatu system dalam
tubuh. Seperti pernapasan system pernapasan juga akan berubah. Misalkan ketika berjalan
dengan tergesa gesa maka manusia akan mengeluarkan keringat. Hal ini disebut homeostatis
Maka pada praktikum kali ini kami ingin melakukan praktikum yang bertujuan untuk
mengetahui apa itu homeostatis dan regulasi, dan apa saja yang mempengaruhinya

III. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengamati adanya koordinasi aktivitas system organ
pernafasan dan system transportasi/ sirkulasi pada saat tubuh bekerja keras.
2. Mahasiswa dapat menujukkan bentuk koordinasi yang terjadi antara kedua
system organ tersebut.
3. Mahasiswa dapat mengamati/ merasakan gejala perkeringatan sebagai bagian
mekanisme regulasi suhu tubuh .
4. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
IV. DASAR TEORI
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresiadalah
elemen-elemen dari homeostasis.Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin
dan hewan berdarah panas (Suripto, 2010).Makhluk homoitermal adalah makhluk yang
suhunya tidak atau sedikit sekalidipengaruhi oleh temperature sekitar.Hal ini dapat terjadi
karena adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui
saraf-saraf terutama sarafotonom.Di samping tentu adanya pengaruh kelenjar endokrin walau
masih belum jelas peranannya. Mekanisme pengaturan panas
adalah dengan menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas) dengan
thermolisis (pembuangan panas). Produksi panas tergantung dari metabolisme,
jadi tergantung pada proses kimia eksotermal,misalnya otot, menggigil dan lain-lain.
Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi,radiasi, konveksi, penguapan, dan sebagian
melalui feses dan urine (Tim Dosen Pembina,2013 : 21).Termoregulasi bergantung pada
kemampuan hewan untuk
mengontrol pertukaran panas dengan lingkungannya. Organisme apapun, seperti objek apapun
,mempertukarkan panas melalui empat proses fisik: konduksi, konveksi, radiasi,
danevaporasi. Esensi termoregulasi adalah mempertahankan laju perolehan panas yang
setaradengan laju kehilangan panas.Pada beberapa mamalia, beberapa dari mekanisme
inimelibatkan sistem integument, lapisan terluar tubuh, yang terdiri dari kulit, rambut,
dankuku (cakar atau kikil pada beberapa spesies).Salah satu adaptasi termoregulasi utama
padamamalia dan burung adalah insulasi, yang mengurangi aliran panas antara hewan
danlingkungan.Sumber-sumber insulasi mencakup rambut, bulu, dan lapisan lemak
yangdibentuk oleh jaringan adipose. Sistem sirkulasi menjadi rute utama aliran panas
antaratubuh bagian interior dan eksterior (Campbell, 2008 : 16-17).Manusia dan binatang
menyusui mempunyai kemampuan untuk memeliharasuhu tubuh relatif konstan dan
berlawanan dengan suhu lingkungan.Kepentingandipertahankan suhu tubuh adalah
berhubungan dengan reaksi kimia di dalam tubuh kita.Misalnya kenaikan suhu tubuh 100
bisa mempercepat proses biologis 2-3 kalinya. Suhuinti (core temperature) manusia
berfluktuasi kurang lebih 10 dalam kegiatan sehari-hari.Misalnya paling rendah adalah pada
waktu pagi hari (jam 4-6) dan mencapai puncaknya pada sore hari (Suhandi, 2007:64)

Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan atau pemberian
panas tubuh, pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR)+70 keal/jam
sedangkan pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%. Bila dalamkeadaan dingin
sesorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5kali (Sulistiyo,2006 : 84-86).Suhu
tubuh yang biasa dikatakan normal berkisar pada 37C.Namun, sebenarnyatidak ada suhu yang
normal, karena suhu bervariasi dari organ ke organ.Dalamtermoregulatorik, tubuh dapat
dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) denganlapisan pembungkus di sebelah
luar (outer shell).Yang termasuk suhu inti berada padaorgan-organ abdomen dan toraks,
sistem saraf pusat serta otot rangka.Suhu inti internalinilah yang dianggap sebagai suhu tubuh
yang harus dipertahankankestabilannya.Penambahan panas harus seimbang dengan
pengurangan panas agar suhuinti tetap stabil. Suhu inti mengandung panas total tubuh maka
untuk mempertahankan kandungan panas yang konstan sehingga suhu inti stabil. Pemasukan
panas
melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal dan produksi panas internal.Sedangkan
pengurangan panas terjadi melalui pengurangan panas dari permukaan tubuh yang terpejanke
lingkungan eksternal. Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebihdingin
daripada tubuh mereka, sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secarainternal
untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada
oksidasi bahan bakar metabolik yang berasal dari makanan (Isnaeni, 2006).Karena fungsi sel
peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secarahomeostatis mempertahankan suhu
tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsunganmetabolisme yang stabil.Bahkan
peningkatan suhu tubuh sedikit saja sudah dapatmenimbulkan gangguan fungsi saraf dan
denaturasi protein yang ireversibel.Suhu tubuhnormal secara tradisional dianggap berada pada
37 C (98,6 F).Namun sebenarnya tidak ada suhu tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari
organ ke organ.Dari sudut pandang termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti
di tengah (central core) denganlapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell)
Suhu di inti bagian dalam yang terdiridari organ-organ abdomen dan toraks, sistem
saraf pusat, serta otot rangka, umumnyarelative konstan sekitar 37,8 C (100 F) .Suhu inti
internal inilah yang dianggap sebagaisuhu tubuh dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk
mempertahankankestabilannya.Suhu kulit dapat berfluktuasi antara 20C (68 F) dan 40C (104
F) Suhu inti wanita juga mengalami irama bulanan dalam kaitannya dengan daur haid.
Suhuinti rata-rata 0,5C (0,9F) lebih tinggi selama separuh terakhir siklus dari saat ovulasi
kehaid.3.
Suhu inti meningkat selama olahraga karena peningkatan luar biasa produksi panas olehotot-
otot yang berkontraksi. Selama olahraga berat, suhu inti dapat meningkat sampaisetinggi 40C
(104F).
4. Karena mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti dapat sedikit berubah-
ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.Dengan demikian, suhu inti dapat bervariasi
antara sekitar 35,6 C sampai 40 C(96 F-104F), tetapi biasanya menyimpang kurang dari
beberapa derajat.Nilai yang relatifkonstan ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme
termoregulatorik yang dikoordinasikan oleh hipotalamus.Hipotalamus berfungsi sebagai
thermostat tubuh. Hipotalamus sebagai pusatintergrasi termoregulasi tubuh, menerima
informasi aferen mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan memulai penyesuaian-
penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumitdalam mekanisme penambahan atau pengurangan
panas sesuai dengan keperluan untuk mengkoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari
“patokan normal”. Hipotalamus mampu
berespons terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01 C. tingkat respons
hipotalamusterhadap penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara sangat cermat, sehingga
panas yang dihasilkan atau dikeluarkan sangat sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan
suhu kenormal (Isnaeni, 2006).
Untuk membuat penyesuaian-penyesuaian hingga terjadi keseimbangan antaramekanisme
pengurangan panas dan mekanisme penambahan serta konservasi panas,hipotalamus harus
secara terus menerus mandapat informasi mengenai suhu kulit dan suhuinti melalui reseptor-
reseptor khusus yang peka suhu yang disebut termoreseptor
Termoreseptor perifer memantau suhu kulit di seluruh tubuh danmenyalurkan informasi
mengenai perubahan suhu permukaan ke hipotalamus. Suhu intidipantau oleh termoreseptor
sentral, yang terletak di hipotalamus itu sendiri serta di tempatlain di susunan saraf pusat dan
organ-organ abdomen (Isnaeni, 2006).Di hipotalamus terdapat dua pusat pengaturan
suhu.Regio posterior diaktifkanoleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang
memperantaraiproduksi panas dan konservasi panas.Regio anterior, yang memperantarai
pengurangan panas (Sherwood, 2001).Bagian otak yang mempengaruhi terhadap pengaturan
suhu tubuh adalahhipotalamus anterion dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior
berperan meningkatkan hilangnya panas, vasilodatasi dan menimbulkan
keringat.Hipotalamus posterior berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan alir
an darah, piloenektik, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatnya produksi horm
ontiroid dan mensekresi epinefrin dan norepnefrin serta meningkatkan basal metabolism
rate.Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homoestatis
yangmembantu memproduksi panas melalui mekanisme feel back negative untuk
dapatmeningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).Pengeluaran panas (aliran
panas eksternal) melalui beberapa mekanisme :
1. Radiasi. Banyaknya panas yang dipindahkan dari satu tubuh ke lainnya oleh
radiasi adalahseperempat fungsi kekuatan dari suhu tubuh yang beradiasi. Hal ini
berlaku untuk kulit, disatu pihak, dan untuk yang dekat tubuh manusia atau objek, di
pihak lain. Bila suatu objeklebih panas daripada kulit, tubuh mengambil radiasi
darinya, tetapi bila objek lebih dingin(atau bukan suatu tubuh yang beradiasi) maka
kulit akan kehilangan panas dengan cararadiasi.
2. Konduksi panas dari kulit ke udara sekitar. Ini memerlukan udara yang lebih
sejukdaripada kulit, berarti, suatu gradien suhu harus ada. Macam pengeluaran ini
sangatditingkatkan bila lapisan udara yang dihangatkan oleh kulit dihilangkan
(misalnya, denganangin sepoi-sepoi) dan digantikan dengan suatu lapisan yang kering
dan lebih sejuk.
3. Radiasi dan konduksi tidak cukup untuk mencegah pemanasan tubuh selama
pengerahantenaga yang berat atau pada suhu sekitar yang tinggi. Pada keadaan ini,
pengeluaran panasditingkatkan oleh evaporasi air (Sibernagl, 1998 : 192).Temperatur
kulit badan tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungandengan udara
luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Temperature tubuh
yang normal sekitar 36 .Temperatur yang paling mendekati temperature tubuh
sebenarnya adalah temperature rektar (melalui dubur), tetapi kurang praktis dan
tidakestetis. Oleh karena itu, yang sering dikerjakan pengukuran temperature aksilar
(melaluiketiak) atau oral (mulut) (Tim Dosen Pembina, 2013 : 21).Pengukuran suhu
badan sering sekali dalam klinis. Adanya penyakit infeksimenyebabkan suhu badan
meninggi, juga kelainan kelenjar endokrin menunjukkan perubahan suhu badan (Tim
Dosen Pembina, 2013 : 21).Suhu diregulasi oleh sistem saraf dan oleh sistem
endokrin.Sistem saraf
(a) Pendinginan dan pemanasan kulit merangsang ujung saraf yang sensitive
terhadap suhudengan menghasilkan respons yang sesuai-menggigil pada dingin,
berkeringat pada panas.
(b) Hipotalamus dalam otak berespons terhadap suhu darah yang lewat di dalam
kapiler.Hipotalamus terdiri dari dua pusat untuk pengaturan panas. Yang satu
beresponsterhadap peningkatan
suhu dengan menyebabkan vasodilatasi dan kehilangan panas. Yang lain berespons ter
hadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokonstriksi dan aktivasi produksi
panas lebih lanjut.Sistem endokrinMedulla adrenal : dingin meningkatkan sekresi
adrenalin, yang merangsang metabolismedan dengan demikian meningkatkan
produksi panas.Kelenjar tiroid : dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan
meningkatkan metebolismedan produksi panas (Gibson, 2002 : 238-239).Demam
biasanya terjadi melalui tiga tahap :
(i) Serangan menggigil; menggigil berat disebut rigor. Pembuluh darah kulit
berkonstriksidan kehilangan panas dikurangi sampai minimal.

V. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Termometer baan 1 buah
b. Stopwatch 1 buah
c. Tally counter 1 buah
d. Alat tulis
2. Bahan
a. Tubuh manusia
VI. CARA KERJA
1. Dilakukan pengamatan / pengukuran suhu tubuh, laju pernapasan, dan laju denyut nadi
pada keadaan tenang, aktivitas ringan (berjalan santai), aktivitas sedang (berjalan cepat)
dan aktivitas berat (naik turun tangga)
2. diukur laju pernafasan, denyut nadi, dan suhu ketika tenang dengan alat alat yang sudah
disediakan
3. diukur laju pernapasan, denyut nadi, dan suhu sebelum dan sesudah berjalan santai
beberapa menit dengan alat alat yang sudah disediakan
4. diukur laju pernapasan, denyut nadi, dan suhu sebelum dan sesudah berjalan cepat
beberapa menit dengan alat alat yang sudah disediakan.
5. diukur laju pernapasan, denyut nadi, dan suhu sebelum dan sesuadah naik turun tangga
dengan alat alat yang sudah disediakan.
6. Dicatat hasil pengamatan pada table yang telah disediakan.

VII. HASIL PENGAMATAN


A. Data pengukuran tidak melakukan kegiatan

Banyak
Indikator Respirasi Denyut nadi Suhu tubuh
keringat
L P L P L P L P
Tidak ada kegiatan

39 23 90 77 36 36,4 - -
22 88 36 - -
30 64 36,6 - -

21 58 35,6 - -

Rata-rata 39 24 90 71,75 36 36,15 - -


B. Data pengukuran melakukan kegiatan ringan

Respirasi Denyut nadi Suhu tubuh Banya


k
kering
at
Indikator L P L P
L P L P

sebelum
sesudah

sebelum

sebelum

sebelum
sesudah
sebelum

sebelum

sesudah

sesudah

sesudah
sesudah

52 52 20 29 84 90 75 52 35 37,5 35,9 38,5 - -


Ringan

22 26 84 90 36 36 -
21 25 58 70 35,6 36,5 -
Rata-rata 52 52 21 26,7 84 90 72,3 70,7 35 37,5 35,8 37

C. Data pengukuran melakukan kegiatan sedang

Respirasi Denyut nadi Suhu tubuh Banyak


keringat
L P L P
Indikator L P L P
sebelum

sebelum
sesudah

sebelum

sebelum
sesudah
sebelum

sebelum

sesudah

sesudah

sesudah

sesudah

23 26 19 76 86 61 37,7 37,5 37,5 * *


Sedang

24 45 81 112 37,4 41,5 ***


Rata- 23, 35, 19 78, 37,5
99 61 39,5 37,5 ** *
rata 5 5 5
D. Data Pengukuran melakukan kegiatan berat

Respirasi Denyut nadi Suhu tubuh Banyak


keringat
L P L P
Indikator L P L P

sebelum

sebelum
sesudah

sebelum

sebelum
sesudah
sebelum

sebelum

sesudah
sesudah

sesudah

sesudah
23 49 121 123 35,9 41,5 ***
Berat

26 36 91 128 35,5 36,5 **


19 39 61 93 36,7 37,1 **
Rata-rata 22,7 41,3 91 114,7 36,03 38,4 ***

VIII. PEMBAHASAN
Percobaan mengenai regulasi dan homeostasis dilakukan pada tanggal 16
Oktober 2018 terhadap obyek percobaan yaitu beberapa mahasiswa dan mahasiswi
kelas Biologi F 2018. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
tubuh melakukan koordinasi pertukaran gas saat bekerja keras dan bagaimana tubuh
melakukan termoregulasi.

Indikator yang diukur antara lain frekuensi pernafasan, frekuensi denyut nadi,
suhu tubuh, dan banyaknya keringat dengan beberapa sampel tidak melakukan
aktivitas, aktivitas ringan (berjalan santai), aktivitas sedang (berjalan cepat), aktivitas
berat (naik tangga) Pengukuran masing-masing indikator, secara rata-rata
menunjukkan hasil yang berbeda pada ketiga kondisi tersebut.

Dari hasil pengukuran terhadap beberapa indikator tersebut pada naracoba


yang tidak melakukan kegiatan didapatkan rerata pengukuran pada laki laki respirasi
sebesar 39 hembusan permenit, denyut nadi 90 per menit, suhu tubuh 36 derajat
celcius, dan tidak menghasilkan keringat. Dan pada naracoba perempuan dihasilkan
rerata jumlah respirasi 24 hembusan per menit, denyut nadi 71,75 per menit, dan suhu
tubuh 36,15 derajat celcius, serta tidak menghasilkan keringat.

Pada percobaan melakukan aktivitas ringan dengan berjalan santai di reratakan


pada laki laki sebelum melakukan aktivitas frekuensi respirasi 52 hembusan per menit ,
84 denyut nadi per menit, suhu tubuh 35 derajat celcius dan setelah aktivitas respirasi
masih sama yaitu 52 hembusan per menit , denyut nadi 90 denyut per menit, dan suhu
tubuh 37, 5 derajat Celsius dan belum berkeringat. Pada naracoba perempuan sebelum
melakukan aktivitas didapat data rerata sebagai frekuensi respirasi 21 hembusan per
menit, 72,3 denyut per menit, dan suhu tubuh 35,8 derajat Celsius. Dan ketika setelah
melakukan aktivitas ringan frekuensi respirasi 26,7 hembusan per menit, 70,7 denyut
per menit dan suhu tubuh 37 derajat Celsius serta tidak ada keringat yang dihasilkan.

Pada percobaan melakukan aktivitas sedang dengan berjalan cepat di reratakan


pada laki laki sebelum melakukan aktivitas frekuensi respirasi 23,5 hembusan per
menit , 78,5 denyut nadi per menit, suhu tubuh 37,5 derajat celcius dan setelah aktivitas
respirasi 35,5 hembusan per menit , denyut nadi 99 denyut per menit, dan suhu tubuh
39,5 derajat Celsius dan mengeluarkan keringat yang cukup banyak. Pada naracoba
perempuan ketika setelah melakukan aktivitas ringan frekuensi respirasi 19 hembusan
per menit, 61 denyut per menit dan suhu tubuh 37,5 derajat Celsius serta ada keringat
yang dihasilkan.

Pada percobaan melakukan aktivitas berat dengan berjalan naik tangga di


reratakan Pada naracoba perempuan sebelum melakukan aktivitas didapat data rerata
sebagai frekuensi respirasi 26 hembusan per menit, 91 denyut per menit, dan suhu
tubuh 35,5 derajat Celsius. Dan ketika setelah melakukan aktivitas ringan frekuensi
respirasi 36 hembusan per menit, 128 denyut per menit dan suhu tubuh 36,5 derajat
Celsius serta keringat yang dihasilkan cukup banyak.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap naracoba (laki-laki dan perempuan)


dari beberapa anak kelas Biologi F 2018 diperoleh hubungan laju respirasi, denyut
jantung, dan suhu tubuh dalam keadaan keadaan diam, aktivitas ringan, sedang dan
berat sebagai berikut

Secara umum, rata-rata perubahan laju respirasi dapat dilihat bahwa frekuensi
pernafasan laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, baik pada waktu
sebelum beraktivitas, sesaat setelah beraktivitas, maupun setelah beraktivitas. Hal ini
disebabkan karena laki-laki lebih banyak bergerak (lebih aktif) sehingga lebih banyak
membutuhkan energi. Kebutuhan energy yang semakin tinggi menyebabkan
kebutuhan O2 menjadi lebih tinggi dan proses metabolismenya lebih tinggi pula
dibandingkan dengan perempuan.

hubungan perubahan frekuensi denyut nadi antara laki-laki dan perempuan


Dapat dilihat bahwa frekuensi denyut nadi pada laki-laki lebih banyak daripada
perempuan sebelum melakukan dan sesudah melakukan aktivitas. Pada perempuan,
normalnya denyut nadi sebanyak 60-80 kali/menit, sedangkan pada laki-laki
normalnya denyut nadi sebanyak 55-75 kali/menit. Keadaan denyut nadi laki laki lebih
banyak karena pada laki laki lebih membutuhkan energy untuk bergerak dibandingkan
perempuan.

Terlihat bahwa suhu tubuh laki laki lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh
perempuan. Suhu tubuh memiliki hubungan yang erat dengan frekuensi pernapasan,
semakin tinggi suhu tubuh seseorang, maka dia akan membutuhkan energi yang lebih
banyak sehingga kebutuhan akan oksigen pun akan meningkat. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tubuh laki-laki memerlukan lebih banyak energi dan asupan
oksigen daripada perempuan.

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, perbedaan frekuensi


respirasi dan denyut nadi pada laki-laki dan perempuan sudah sesuai dengan teori
yang ada. Frekuensi bernafas pada laki-laki selalu lebih tinggi dibanding perempuan
karena laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak membutuhkan energi,
kebutuhan O2 pun menjadi lebih tinggi dan proses metabolismenya lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita. Pada perempuan, normalnya denyut nadi berkisar 60-80
kali/menit, sedangkan pada laki-laki normalnya berkisar 55-75 kali/menit.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan pada tanggal 16 oktober 2018, maka
dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat koordinasi antara sistem pernafasan dengan sistem sirkulasi di dalam


tubuh karena semua berkesinambungan
2. Gejala perkeringatan timbul karena suhu tubuh yang meningkat setelah tubuh
melakukan aktivitas yang bertujuan untuk mendinginkan suhu tubuh kembali normal.
3. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back).
Mekanisme tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan
panas yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju
hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat begitu pula
sebaliknya.

X. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Gibson, John. 2002. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Bandung : PT. Rineka Cipta.

Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia. Jakarta: ECG.

Silbernagl, Stefan dan Agamemnon Despopoulos. 1998. Atlas Berwarna & Teks
FisiologiJakarta : Hipokrates.

Suhandi, Iwan. 2007. Biologi. Jakarta : Widya Gamma.

Sulistiyo. 2006. Bahan Ajar Fisika. Jakarta : Gunung Ilmu.

Suripto. 2010. Fisiologi Hewan. Bandung : Penerbit ITB.


Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas
Jember
Tortora, J.T. 2000.Principles of Anatomy and Physiology.Toronto : Jch wiley.

XI. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI


1. Adakah perbedaan frekuensi bernafas dan denyut jantung antara saat
santai dan beraktivitas?
- Ada, saat beraktivitas tubuh memerlukan lebih banyak oksigen
daripada saat bersantai sehingga tubuh secara otomatis akan menyerap
oksigen lewat organ pernafasan sesuai yang dibutuhkan tubuh.

2. Bagaimanakah perubahan tersebut, meningkat ataukah menurun?


- Perubahan frekuensi bernafas dan denyut nadi ketika awal
berawal dari bawah dan ketika melakukan aktifitas maka akan
meningkat dan ketika istirahat akan kembali ke keadaan semula.
3. Jelaskan mengapa hal itu terjadi!
- Saat melakukan aktivitas tubuh memerlukan lebih banyak oksigen
sehingga frekuensi pernafasan akan naik, pada saat yang bersamaan
jantung memompa lebih banyak darah yang membawa oksigen keseluruh
bagian tubuh sehingga frekuensi denyut jantung juga meningkat.

4. Adakah hubungan antara perubahan tingkat aktivitas tubuh dengan suhu


tubuh? Jika ada, bagaimana hubungan keduanya?
- Ada, jika aktivitas tubuh meningkat maka suhu tubuh juga
meningkat.

5. Jelaskan mengapa ada hubungan antara tingkat aktivitas dengan suhu


tubuh!
- Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta
peningkatan pemecahan karbohidrat dan lemak. Berbagai bentuk
olahraga dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan
produksi panas. Sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Olahraga
berat yang lama seperti jalan jauh dapat meningkatkan suhu tubuh
hingga 41oC.

6. Mengapa suhu tubuh menjadi meningkat?


- Karena setiap saat tubuh mengalami metabolisme dan suhu
tubuh meningkat sesuai tingkat metabolisme dalam tubuh.

7. Bagaimanakah hubungan antara panas tubuh dengan keluarnya


keringat?
- Jika suhu tubuh panas maka pembuluh darah di sekitar
permukaan tubuh akan melebar sehingga proses penyerapan zat -zat
sisa dari dalam darah akan masuk ke dalam kelenjar keringat dan
akan ke luar tubuh dari tubuh menjadi keringat. Pengeluaran keringat
ini juga bertujuan mendinginkan suhu tubuh.

8. Adakah pengaturan (koordinasi/regulasi) antara aktivitas dari sistem


pernafasan dengan sirkulasi darah? Jelaskan bagaimana kaitan keduanya!
- Ada, tubuh memerlukan oksigen yang diambil dari lingkungan
melalui sistem pernafasan sedangkan untuk mencukupi kebutuhan
oksigen ke seluruh tubuh oksigen disalurkan melalui sistem
peredaran darah.

9. Jelaskan bagaimana mekanisme regulasi kedua sistem alat tersebut!


- Mekanisme regulasi dari sistem pernafasan dengan sirkulasi
darah dapat dicontohkan sebagai berikut:

a. Dinding gelembung paru-paru diperlukan untuk


berlngsungnya pertukaran gas di paru-paru. Oksigen dalam
alveolus dilepaskan dalam pembuluh kapiler, dan sebaliknya
karbondioksida dalam darah dilepaskan dalam dalam alveolus
yang selanjutnya dihembuskan keluar pada waktu ekspirasi.
b. Gas oksigen dari paru-paru disebarkan keseluruh tubuh
melalui peredaran darah dan sebaliknya karbondioksida dari
jaringan diangkut ke paru-paru.
c. Pengendalian kedalaman dan frekuensi pernapasan diatur
oleh pusat pernapasan yang berada dalam batang otak.

10. Jelaskan bagaimana mekanisme regulasi suhu tubuh dan faktor-faktor


yang terlibat di dalamnya!
- Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik
(feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu
tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan
balik. Hipotalamus akan menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik
normal. Mekanisme tubuh diatur dengan mengimbangi produksi
panas terhadap kehilangan panas yang terjadi. Bila laju pembentukan
panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul
panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat begitu pula sebaliknya.
Faktor yang terlibat didalamnya adalah bentuk tubuh, umur, jenis
kelamin, gizi, aktivitas, sistem saraf dan lingkungan.
XII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai