Anda di halaman 1dari 4

PRINSIP DASAR BIOETIKA DALAM PENELITIAN DAN PENULISAN ARTIKEL

ILMIAH (DIR-2020)
Sumber bacaan:
The Ethics Of Research Involving Animals, Hepple et al. (2005)
The Cambridge Text Book of Bioetics, Singer and Viens (2008)
Use of Animals in Scientific Research, Giridharan and Kumar (2000)

➢ Bioetika adalah diskursus masalah moral, hukum, sosialdan politik yang


menyangkutpertanyaan dasar dari hidup dan lmu-ilmu tentang kehidupan.
➢ Ahli bioetika memberikan perhatian khusus kepada masalah2 etika yang muncul
dalam hubungan life science, bioteknologi, kedokteran, politik, hikum, filsafat dan
teologi.
➢ Ilmu pengetahuan dan teknologi harus beretika.
➢ Fungsi kritis dari etika adalah mencari akar rasional yang paling dalam dari tindakan
manusiawi
➢ Jadi etika bukan hanya sebatas perasaan, tetapi harus bisa di verifikasi secara rasional-
ilmiah dan harus ada pertanggung jawaban rasional ilmiahnya.

Pada kenyataannya, penelitian melibatkan tiga aspek:


1. perolehan pengetahuan baru,
2. penggunaan hewan dalam proses pembelajaran
3. pengujian senyawa, bahan kimia atau perangkat untuk keamanan dan
efektivitas.

Harus ada pertimbangan yang masuk akal bahwa penelitian yang melibatkan hewan akan
berkontribusi secara signifikan pada pengetahuan saat ini dan di masa depan, yang pada
akhirnya dapat mengarah pada perlindungan dan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
manusia atau hewan.

Biologi manusia sangat mirip dengan beberapa hewan lain. Itu sebabnya, hasil dari
eksperimen yang dilakukan pada hewan juga berlaku untuk manusia.
Sebagian besar hewan laboratorium memiliki rangkaian organ yang sama - jantung, paru-
paru, hati, dan sebagainya yang bekerja dengan cara yang sama seperti pada manusia.
Karena ada kontinuitas evolusi dalam bentuk kesamaan perilaku, anatomis, fisiologis,
neurologis, biokimia dan farmakologis antara hewan dan manusia, ada cukup alasan untuk
hipotesis ilmiah bahwa, dalam kasus tertentu, hewan dapat menjadi model untuk mempelajari
aspek-aspek tertentu dari proses biologis pada manusia dan untuk menguji efek terapi serta
intervensi lainnya.

Ada tujuh bidang kedokteran dan biologi yang utama yang memerlukan penggunaan
hewan untuk eksperimen.
Perlu pertimbangan ilmiah paling tidak untuk dua hal:
1. apakah penggunaan hewan secara ilmiah mengarah pada hasil yang valid, bermanfaat
dan relevan di bidang tertentu
2. apakah perlakuan terhadap suatu spesies menyebabkan rasa sakit, penderitaan, dan
kematian

➢ Diasumsikan bahwa penelitian yang dilakukan pada suatu bidang tertentu


memberilkan hasil yang valid, berguna dan relevan perlu dinilai berdasarkan kasus
per kasus.
➢ Hampir semua penelitian dasar yang dilakukan secara metodologis harus dapat
diperdebatkan atas validitas data yang dihasilkan.
➢ Dengan demikian, dapat diamati bahwa kontroversi yang timbul pada penelitian dasar
umumnya berfokus terutama:
(1) pada kegunaan dan relevansi penelitian,
(2) pada pertanyaan etika apakah itu perlu dan dapat dibenarkan,
(3) apakah penelitian tersebut menyebabkan tingkat rasa sakit, penderitaan atau
kesulitan tertentu pada hewan yang digunakan.

Pertanyaan tentang validitas, kegunaan dan relevansi lebih rumit ketika hewan yang
digunakan sebagai model bagi manusia, karena juga akan memunculkan pertanyaan
mengenai apakah ekstrapolasi yang andal dapat benar-benar dibuat dari satu spesies ke
spesies lainnya
Oleh karena itu, perlu dijelaskan:
1. Dasar biologis dalam pengunaan hewan sebagai model penyakit manusia
2. Contoh penelitian di mana dimungkinkan untuk membuat kesimpulan yang valid dan
berguna
3. Contoh kesulitan dalam melakukan penelitian
4. Klaim bahwa konsep menggunakan hewan sebagai model untuk manusia adalah tidak
benar, menyesatkan dan berbahaya hanya karena sejumlah kecil produk seperti obat-
obatan yang melibatkan penelitian dan pengujian hewan dalam pengembangannya
ditarik dari pasar karena reaksi negatif pada manusia.

➢ Ada sesuatu yang istimewa tentang manusia, dan semua manusia memiliki sifat
moral yang vital yang tidak dimiliki oleh semua hewan.
➢ Ada hierarki sehubungan dengan kepentingan moral dan manusia merupakan yang
paling penting, diikuti oleh primata dan kemudian spesies mamalia lainnya seperti
babi, anjing, tikus dan vertebrata lainnya seperti ikan zebra, dengan invertebrata
(misalnya lalat buah) dan sel tunggal.
➢ Tidak ada perbedaan kategoris antara hewan manusia dan non-manusia, dan
bahwa mereka setara secara moral (pandangan kesetaraan moral).

Tanggung jawab para peneliti adalah menjamin beberapa hal seperti:


1. Hewan eksperimental harus dikelola dan dirawat melalui penerapan standar yang
dapat diterima secara seragam, dalam fasilitas yang dirancang untuk pemeliharaan
hewan, dalam kandang yang memberikan kenyamanan dan keamanan. Selain itu,
kebutuhan sosial dan perilaku hewan harus diatasi:
2. Rasa sakit, stres, dan kecemasan harus dihindari, yang mungkin terjadi secara tidak
sengaja disebabkan oleh kandang yang tidak memadai atau fasilitas hewan, atau
penanganan yang tidak tepat oleh personel.
3. Penggunaan hewan secara rasional dan manusiawi dalam penelitian.
4. Hewan-hewan yang bebas dari penyakit yang dapat dikenali secara klinis atau laten,
dan harus dipilih stok genetik strainnya. Mereka dapat diperoleh dari sistem produksi
in-house, dari perusahaan komersial, atau mungkin petani dan penghobi lainnya yang
berminat membiakkan dan memelihara hewan. Siapa pun pemasoknya, mereka harus
memahami pentingnya kualitas genetik dan teknik pemuliaan, mengenali penyakit dan
memelihara stok hewan yang sehat. Adalah penting bahwa orang-orang seperti itu
mengakui bahwa “hewan yang tidak standart akan menghasilkan ilmu yang tidak
standar”
5. Penggunaan metode terbaik, pada jumlah terkecil dari hewan yang diperlukan, agar
dapat diperoleh informasi ilmiah yang valid.
6. Eksperimen yang diajukan harus dapat dibenarkan dan dinyatakan dalam tujuan
penelitian yang dilaksanakan.
7. Desain eksperimental harus menjamin perlindungan praktis bagi hewan. Kehidupan
hewan tidak boleh disia-siakan karena pengetahuan yang tidak memadai tentang
persyaratan spesies yang digunakan, manajemen yang salah atau teknik penanganan,
desain eksperimen yang tidak tepat atau salah, atau kurangnya pengetahuan dan
pengalaman. Harus diingat bahwa hewan dapat dan memang menderita jika
pengetahuan, praktik, dan prosedur yang kurang tepat. Perawatan hewan adalah
tanggung jawab semua orang.

Hewan hanya digunakan jika upaya terbaik ilmuwan untuk menemukan teknik
penggantian tidak ada.

Penelitian ilmiah yang menggunakan hewan haruslah patuh pada prinsip “3R” replacement,
reduction and refinement (penggantian, pengurangan, dan penyempurnaan) .

➔ Hal ini harus dihubungkan dengan tinjauan literatur yang berkelanjutan dan
berbagi metodologi dan informasi pengalaman yang dapat dituangkan dalam
pertemuan-pertemuan ilmiah atau publikasi artikel ilmiah pada jurnal-
jurnalyang relevan.

*****

Anda mungkin juga menyukai