PENDAHULUAN
Ilmu yang mempelajari tentang pola perilaku hewan disebut ethologi. Perilaku
pada hewan dapat dibagi kedalam tiga unsur yaitu tropisme, taksis, refleksi,
fototaksis merupakan rangsangan yang berasal dari sumber cahaya (Hasan dan
gerak taksis pada organisme yang diberikan rangsangan akan bergerak menjauhi
Salah satu ciri dari makhluk hidup yaitu peka terhadap rangsang, respon makhluk
sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup dan saling berinteraksi. Lingkungan
yang tidak digunakan sebagai sumber daya seperti batu, tanah sebagai tempat
(Pratiwi, 2007).
Hewan adalah organisme yang bersifat motil, artinya dapat berjalan dari satu
suatu lingkungan hidup yang sesuai dengan ciri-ciri kehidupannya. Jika hewan
berjalan atau berpindah ke tempat lain tidak mengalami perubahan bentuk, kecuali
adalah makanan, air, cahaya, suhu, kelembaban, dan lain-lain. Beberapa hewan
litosfer, dan atmosfer yang merupakan tempat hidup mkhluk kemudian disebut
biosfer. Habitat adalah suatu perangkat kondisi fisik dan kimiawi (misalnya ruang,
iklim) yang mengelilingi suatu species tunggal, suatu kelompok species, atau
suatu komunitas besar. Biotop mendefinisikan suatu satuan menurut ruang atau
fisik serta kimiawi dan mengenai kehidupan tumbuhan dan hewan. Supaya
makhluk dapat ada mereka harus memberi tanggapan dan menyesuaikan diri pada
(Nukmal, 2012).
merupakan faktor yang diperlukan oleh hewan, namun kadang-kadang dapat juga
beroperasi sebagai salah satu faktor pembatas. Gerak pada makhluk hidup dapat
dipengaruhi karena adanya rangsang dari luar atau rangsang dari dalam. Salah
satu contoh gerak pada hewan yang dipengaruhi oleh rangsang dari luar dalam arti
baik itu dalam satu familii atau ordo bahkan gerak yang diperlihatkan berbeda
untuk setiap hewan karena ini dapat dipengaruhi lagi dari faktor lingkungan
rangsangan mekanis dari arus air karena gerakan. Misalnya pada planaria, cacing
ini akan mengadakan reaksi terhadap arus air dengan reseptor yang ada pada
Proprioseptor terdapat pada empat otot (otot lurik), pada tendon otot, pada selaput
pembungkus otot berupa ujung saraf Paccini dan pada sendi. Proprioseptor
Mengetahui bagaimana respon ikan terhadap faktor arus (reo) melalui kriteria
arus, Rheotaksisnegatif apabila ikan bergerak sejalan dengan arus, dan Indiferen
METODE
Praktikum Percobaan Mengenai Respon Taksis pada Hewan Mobile ini dilakukan
Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data
a. Persiapan Percobaan
1. Disiapkan minimal 15 ekor ikan dari kategori jantan dewasa, betina gravid,
betina non gravid, dan pra dewasa. Ukuran tubuhnya diusahakan sama 1
2. Tempat percobaan ditentukan, yaitu pada selokan atau tepi sungai dangkal.
Akan lebih baik jika pada tempat yang teduh, dan tidak terkena cahaya
dengan aliran air, hingga air yang masuk kedalam parit eksperiment mencapai
sekitar 10 cm. Usahakan air yang melalui parit eksperiment tidak melebihi 0,2
m/s.
5. Kedua parit kontrol diisi dengan air hingga ketinggian air sama dengan
6. Ikan disiapkan dan dipastikan dalam kondisi sehat serta diharapkan anggoata
Adapun tata laksana percobaan yang kami lakukan dalam praktikum Mengenai
1. Kecepatan arus air diukur sebanyak 5x dan suhu air diukur cukup 1x
lingkungan baru
sebanyak 10x
6. Diukur kembali kecepatan arus dan suhu, lalu semua ikan pada parit
eksperiment kedalam salah satiu parit kontrol (dengan catatan: apabila ada
ikan yang cedera atau tidak gesit, ganti dengan ikan baru. Jumlah ikan harus
tetap 10 ekor)
7. Diperhatikan bahwa criterion yang digunakan adalah tetap seperti pada parit
eksperimen, relatif terhadapa arah arus parit eksperiment. Karena dalam parit
kontrol sebenarnya tidak ada arus maka digunakan tanda +, -, dan indiferen.
memenuhi criterion tersebut sebanyak 10x. Para pengamat juga tidak boleh
Analisis Data
Analisis data yang kami lakukan dalam praktikum Mengenai Respon Taksis pada
Hewan Mobile adalah dengan mengolah data berbagai kategori yaitu seperti
jantan dewasa, betina gravid, betina non gravid, dan pra dewasa. Selain itu kami
mengatai respon taksis yang terjadi pada sampel dengan kriteria Rheotaksis
posistif apabila ikan bergerak menyongsong arus, Rheotaksis negatif apabila ikan
bergerak sejalan dengan arus, dan Indiferen apabila posisi tubuh ikan terarah
melintang dari arus Setelah data kami dapatkan melalui pengamatan, data diolah
dalam microsoft excell dan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.
Menurut Virgianti (2005), rheotaksis adalah gerak taksis yang terjadi disebabkan
oleh adanya arus air pada suatu tempat. Suatu gerak taksis dikatakan taksis positif
jika respon yang terjadi adalh menuju atau mendekati rangsangan, sedangkan
Organisme di perairan terbagi ke dalam tiga jenis yaitu nekton, perifiton, dan
plankton. Nekton merupakan organisme yang bisa bergerak melawan arus air.
Pramudiyanti (2009), pergerakan dari suatu organisme terbagi atas beberapa tipe
yang pertama yaitu peryphyton (teritip/sesil) yang organisme baik tumbuhan atau
hewan yang hidupnya menempel pada benda lain hidup atau mati (contoh lumut
dan tiram). Tipe yang kedua yaitu benthos yang merupakan organisme baik hewan
atau tumbuhan yang hidup didasar permukaan (kerang siput) epibentik tanah
dasar. Tipe yang ketiga yaitu nekton (ikan) merupakan semua organisme yang
Kriteria
Pada grafik Respon Rheotaksis ikan dalam parit eksperimen dapat kita amati
bahwa rata-rata respon menunjukkan hasil yang berbeda beda antara stadium-
stadium ikan. Pada Jantan dewasa menunjukkan respon Rheotaksis positif dengan
rata-rata respon posistif mencapai angka 9,8, Indiferent menunjukkan angka 0,1,
spesies ini hewan jantan dewasanya sebagian besar menunjukkan hasil Rheotaksis
positif ini berarti hewan jantan berenang melawan arah arus. Pada betina gravid
dengan angka 2,2 sedangkan Rheotaksis negatif bernilai 0. Sama hal dengan
hewan jantan sebagian besar respon hewan betina graid adalah Rheotaksis positif
yangberarti berenang melawan arus, namun betina gravid tidak menunjukkan hasil
rheotaksis negatif sama sekali berarti spesies ini pada stadium betina gravid tidak
ada individu yang berenang mengikuti arus. Betina dewasa menunjukkan rata-rata
respon rheotaksis positif dengan angka 10, sedangkan indiferen dan rheotaksis
negatif menunjukkan hasil 0. Ini berarti semua betina dewasa pada spesies sampel
menunjukkan hasil yang semua sampelnya rheotaksis positif yang berarti arah
berenangnya melawan arah arus. Berbeda dengan Remaja jantan, rata-rat respon
tertinggi terletak pada indiferentnya yaitu 7,2, rheotaksis positifnya 2,8, dan
rheotaksis negatifnya 0. Ini berarti spesies remaja jantan berenang dengan arah
melintang dari arah arus. Pada spesies remaja betina rata-rata responnya
mennjukkan reotaksis positif 9,6, indiferent 0,3, dan rheotaksis negatif bernilai 1.
Maka, sebagian besar spesies sampel ini respon rata-ratanya rheotaksis positif atau
berenang melawan arah arus. Kebalikan dari spesies betina dewasa, anakan pada
bernilai , ini berarti spesies anakan sampel berenang mengikuti arah dari arus. Jadi
sampel jantan dewasa, betina gravid, betina dewasa dan remaja betina sebagian
besar menunjukkan rheotaksis positif (arah renang melawan arah arus), sampel
remaja jantan menunjukkan hasil yang indiferent (arah renang melintang dari arah
datangnya arus), dan sampel anakan menunjukkan hasil rheotaksis negatif (arah
renang mengikuti arah datangnya arus). Ini berarti pada parit eksperiment respon
3
2
1
0
sa vid sa ta
n na an
ewa gra ewa jan beti nak
d a d a
ta
n tin na aja aja
be ti m m
aj n be r e r e
Kriteria
berbeda dari parit eksperiment justru pada sampel jantan dewasa menunjukkan
hasil rata-rata respon rheotaksis negatif yang lebih tinggi daripada rheotaksis
positif dan indiferent yaitu mencapai angka rata-rata 3,7, rheotaksis positif
menunjukkan rata-rata 2,9 dan indiferen menunjukkan rata-rata 3,4. Pada Betina
gravid rata-rata respon Indiferent menunjukkan proporsi paling besar yaitu 4,8,
menunjukkan hasil 3,7 dan 1,5. Sama halnya dengan betina gravid, Betina dewasa
juga menunjukkan rata-rata respon indiferent tertinggi yaitu 4,1, rheotaksis positif
dan negatifnya bertrut-turut 2,5 dan 3,4. Pada remaja jantan rata-rata responnya
menunjukkan hasil rheotaksis positif yaitu 3,9, sedangkan rheotaksis negatif dan
menghasilkan rata-rata respon yang mirip yaitu sama sama menunjukkan hasil
rheotaksis negatif yang dominan. Pada remaja betina rheotaksis negatifnya 4,3,
rheotaksis positifnya 3,3 dan indiferentnya 2,4. dan pada anakan rheotaksis
negatifnya 4, rheotaksis positifnya 2,6 dan indiferentnya 3,5. Jadi pada rata-rata
rheotaksis positif (arah renang melawan arah arus), jantan dewasa, remaja betina,
dan anakan menunjukkan hasil rheotaksis negatif (arah renang mengikuti arah
datangnya arus), dan sampel betina gravid dan betina dewasa menunjukkan hasil
indiferent (arah renang melintang dari arah datangnya arus). Ini berarti pada
percobaan parit kontrol respon yang paling diekspresikan adalah indiferent (betina
menjadi lambat pada bagian hilir. Perubahan ini juga bisa diikuti dengan
kemiringan, kedalaman dan substrat dasarnya. Sungai dengan kecepatan lebih dari
100 m/s termasuk sungai dengan kecepatan sangat cepat sedangkan kecepatan
arus sungai yang kurang dari 5 m/s termasuk kedalam kecepatan arus lambat.
Selain arus ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan daripada ikan.
Dari sekian banyak faktor kita akan membahas suhu karemna berkaitan dengan
praktikum yang kita lakukan. Menurut Adianto (2004), suhu merupakan sifat fisik
suhu dalam perairan dapat terjadi karena adanya penyerapan dan angin, seangkan
yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu adala musim, cuaca, waktu pengkuran
kedalamn air dan sebagainya. Semua jenis ikan mempunyai toleransi yang rendah
terhadap perubahan suhu apalagi yang drastis. Semua jenis ikan mempunyai batas
toleransi yang rendah terhadap perubahan suhu yang rendah apalagi yang drastis.
Kisaran suhu yang baik untuk ikan adalah 25-32 derajat celcius.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pada parit eksperimen bahwa, makin muda usia sampel maka
contohnya pada kondisi air berarus sehingga arah berenangnya akan mengikuti
arah arus. Sedangkan pada spesies sampel hewan dewasa atau remaja mereka
sudah lebih adaptif terhadap lingkungan yang kurang atau malah tidak stabil
dibandingkan dengan hasil pada parit eksperiment. Pada sampel hewan Jantan
dewasa dan remaja betina rata-rata respon yang dominan adalah rheotaksis
negatif, betina gravid, betina dewasa, dan anakan menunjukkan rata-rata respon
Pratiwi, D.A. Sri Maryanti & Srikini. 2007. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta