FISIOLOGI HEWAN
MODUL I
TINGKAH LAKU ORIENTASI HEWAN
DISUSUN OLEH:
NAMA : RATRI PRATIWI
NIM : G 401 19 021
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : RIFKI KURNIAWAN
MARET, 2022
BAB I
PENDAHULUAN
tubuh yang secara tetap terjadi pada makhluk hidup. Perilaku dapat terjadi
dapat juga disebabkan stimulus dari dalam. Hewan yang merasa lapar
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perilaku atau
respon tingkah laku jangkrik terhadap variabel lingkungan
seperti cahaya dan kelembapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu yang mempelajari tentang pola perilaku hewan disebut dengan ethologi.
Perilaku pada hewan dapat dibagi kedalam tiga unsur yaitu tropisme, taksis,
refleksi, insting, belajar dan menalar. Taksis yang merupakan suatu bentuk
sederhana dari tingkah laku hewan bagi penyesuaia terhadap keadaan
lingkungan, menunjukkan seperti apa hewan akan menunjukkan suatu
orientasi karena adanya rangsangan. Para Ethologi mencatat bahwa stimulus
yang membebaskan pola aksi tertentu umumnya menonjolkan kemunculan
atau perilaku anggota lain spesies mereka sendiri, dan mereka dapat
menunjukkan bagaimana bentuk penting komunikasi hewan dapat ditengahi
dengan pola aksi tertentu yang sedikit sederhana (Suin, 1989 ; Widiastuti,
2002).
Menurut Dethir & Stlellar (2006), terdapat berbagai pola adaptasi perilaku
hewan terhadap lingkungannya mulai dari perilaku taksis pada protozoa,
instingtif pada insekta dan pola learning dan reasoning pada Primata.
Pola perilaku tersebut selanjutnya dikategorisasikan sebagai perilaku
bawaan (Innate Behavior) dan perilaku belajar (Learning Behavior).
Ekpresi perilaku yang bersifat bawaan ditandai dengan adanya pola
yang ajek dan spesifik untuk spesies. Pola ini sangat kompleks karena
melibatkan stimulus yang spesifik dan menghasilkan respon yang
spesifik pula. Pola innate sepenuhnya diatur oleh gen dan diturunkan secara
herediter. Hewan dengan pola perilaku belajar mempunyai gen yang
potensial untuk belajar. Perilaku ini sangat adaptif dan diperoleh melalui
pengalaman dan latihan.
Taksis adalah suatu gerakan hewan menuju atau menjauhi suatu rangsangan
yang terjadi. Taksis dibagi menjadi dua berdasarkan arah orientasi dan
pergerakan, yaitu taksis positif dan taksis negatif. Taksis menurut macam
rangsangannya juga dibedakan menjadi fototaksis (rangsangan cahaya),
rheotaksis (rangsangan terhadap arus air), kemotaksis (rangsangan terhadap
bahan kimia) dan geotaksis (rangsangan terhadap kemiringan tempat).
Menurut Fraenkel dan Gunn (1961), berdasarkan tipe stimulus dan orientasi
yang dituju oleh organisme, perilaku taksis dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, contohnya yaitu fototaksis, geotaksis, dan kemotaksis.
Fototaksis adalah apabila stimulus yang diberikan kepada organisme berupa
cahaya, geotaksis apabila stimulusnya berupa gravitasi, dan kemotaksis
apabila stimulusnya berupa zat kimia. Berdasarkan orientasinya, taksis
dibedakan menjadi taksis positif dan taksis negatif. Suatu respon organisme
dikatakan taksis positif apabila menuju arah datangnya stimulus dan
dikatakan negatif apabila organisme menjauhi arah datangnya stimulus (Glase
et al., 1992).
Jangkrik adalah jenis serangga pelompat dari ordo Orthoptera dan termasuk
keluarga Grillydae, yaitu serangga yang masih berkerabat dengan belalang
dan jangkrik semak atau tonggeret. Ciri khusus serangga ini antara lain
memiliki kaki belakang yang digunakan untuk melompat, dua pasang sayap,
dan sepasang antena berbentuk benang yang terkadang melebihi panjang
tubuhnya. Jangkrik hidup di darat, mulai dari pepohonan, semak-semak,
rerumputan, gua, hingga lubang di tanah atau kayu (Resh dan Carde, 2006).
METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2022, pukul
08:00 WITA bertempat di Laboratorium Biosistematika Hewan dan Evolusi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis, cawan petri atau
kotak fototaksis, senter, kertas hitam, stopwatch dan sarbet. Sedangkan bahan
yang digunakan pada praktikum ini yaitu jangkrik.
No Pengulangan Fo Fe Jumlah
1. P1 4 6 5 5 10
2. P2 4 6 5 5 10
3. P3 3 7 5 5 10
No Pengulangan Fo Fe Jumlah
1. P1 4 6 5 5 10
2. P2 3 7 5 5 10
3. P3 4 6 5 5 10
1 Pengulangan 1
X2 = ∑(Fo-Fe)2
Fe
= ((4-5)2) + ((6-5)2)
5 5
= 1/5 + 1/5
= 0,2 + 0,2
= 0,4
2 Pengulangan 2
X2 = ∑(Fo-Fe)2
Fe
= ((4-5)2) + ((6-5)2)
5 5
= 1/5 + 1/5
= 0,2 + 0,2
= 0,4
3 Pengulangan 3
X2 = ∑(Fo-Fe)2
Fe
= ((3-5)2) + ((7-5)2)
5 5
= 4/5 + 4/5
= 0,8 + 0,8
= 1,6
1. Pengulangan 1
X2 = ∑(Fo-Fe)2
Fe
= ((4-5)2) + ((6-5)2)
5 5
= 1/5 + 1/5
= 0,2 + 0,2
= 0,4
2. Pengulangan 2
X2 = ∑(Fo-Fe)2
Fe
= ((3-5)2) + ((7-5)2)
5 5
= 4/5 + 4/5
= 0,8 + 0,8
= 1,6
3. Pengulangan 3
X2 = ∑(Fo-Fe)2
Fe
= ((4-5)2) + ((6-5)2)
5 5
= 1/5 + 1/5
= 0,2 + 0,2
= 0,4
X2 Kritikalo = 3,8
X2 Chi-square = 3,8
Karena X2 Kritikalo > X2 Chi-square, maka individu-individu tersebut
tidak terdistribusi acak.
4.3 Pembahasan
Taksis adalah suatu gerakan hewan menuju atau menjauhi suatu rangsangan
yang terjadi. Taksis dibagi menjadi dua berdasarkan arah orientasi dan
pergerakan, yaitu taksis positif dan taksis negatif. Taksis menurut macam
rangsangannya juga dibedakan menjadi fototaksis (rangsangan cahaya),
rheotaksis (rangsangan terhadap arus air), kemotaksis (rangsangan terhadap
bahan kimia) dan geotaksis (rangsangan terhadap kemiringan tempat).
Menurut Fraenkel dan Gunn (1961), berdasarkan tipe stimulus dan orientasi
yang dituju oleh organisme, perilaku taksis dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, contohnya yaitu fototaksis, geotaksis, dan kemotaksis.
Fototaksis adalah apabila stimulus yang diberikan kepada organisme berupa
cahaya, geotaksis apabila stimulusnya berupa gravitasi, dan kemotaksis
apabila stimulusnya berupa zat kimia. Berdasarkan orientasinya, taksis
dibedakan menjadi taksis positif dan taksis negatif. Suatu respon organisme
dikatakan taksis positif apabila menuju arah datangnya stimulus dan
dikatakan negatif apabila organisme menjauhi arah datangnya stimulus (Glase
et al., 1992).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Benard, Bonnie. (2004). Resiliency What We Have Learned. Edisi pertama. San
Francisco: West Ed.
Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. (2008). Biologi Edisi Kelima
Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
LEMBAR ASISTENSI