Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi secara biologis dapat diartikan sebagai suatu aksi atau tindakan
dari suatu organisme (sel) yang dapat merubah suatu pola tingkah laku pada
organisme (sel) lain dengan berbagai cara dan bentuk penyesuaian diri yang
dilakukan oleh satu atau kedua organisme yang bersangkutan. Bentuk
penyesuaian diri yang dilakukan dapat berupa pemberian sinyal, pemberian
respon (tanggapan) ataupun keduanya, dimana hal tersebut telah terprogram
secara genetik melalui tahapan-tahapan dalam seleksi alam.
Pada dasarnya komunikasi adalah suatu bentuk interaksi atau hubungan
antara satu organisme dengan organisme yang lain. Dapat disebut tidak terjadi
komunikasi apabila suatu aksi hanya berasal dari satu organisme saja tanpa
adanya tanggapan atau respon dari organisme yang lain. Sebagai contoh,
walaupun terdapat 2 organisme pada suatu area tertentu yang terdiri dari 1
organisme pemberi sinyal dan 1 organisme perespon, namun jika sinyal yang
diberikan oleh organisme pemberi sinyal tidak sampai kepada organisme perespon
dalam artian organisme tersebut tidak mengetahui adanya sinyal yang diberikan,
maka dalam hal tersebut dapat dikatakan tidak terjadi komunikasi.
Pada saat yang sama terdapat beberapa perilaku dan tindakan pada suatu
mahluk hidup yang tidak dapat disebut sebagai komunikasi. Contohnya suatu
serangan dari predator tentu akan merubah perilaku dari mangsanya, akan tetapi
disana belum tentu ada atau bahkan sama sekali tidak terjadi komunikasi antara
keduanya. Contoh lainnya seperti mahluk hidup tertentu yang berhenti ditempat
untuk mengamati mahluk hidup lain yang lewat dan tidak dikenalnya dalam jarak
jauh, dimana mahluk hidup yang lewat tersebut mengubah tingkah laku mahluk
hidup yang berhenti ditempat, namun dalam hal ini mahluk hidup yang
mendapatkan sinyal hanya yang berhenti saja sedangkan yang diamati olehnya
tidak merasakan adanya sinyal apapun, sehingga dalam hal tersebut dapat juga
dikatakan tidak terjadi komunikasi.

1
Menurut J.B.S Haldane dalam buku ini menyatakan bahwa alasan terjadinya
komunikasi pada mahluk hidup adalah beratnya efisiensi energi penuh yang harus
dikeluarkan untuk memberikan sinyal dan mendapatkan respon. Sehingga dengan
terjadinya komunikasi antara mahluk hidup, energi diperlukan untuk dijadikan
sebagai sinyal menjadi lebih kecil namun dengan kemungkinan respon yang akan
didapatkannya menjadi lebih besar. Pendapat ini tentu saja tidak dapat secara
keseluruhan menggambarkan bentuk hubungan diantara seluruh mahluk hidup.
Sebagai contoh terdapat beberapa mahluk hidup yang menggeram atau menyalak
satu sama lain pada saat perluasan teritorialnya, hewan-hewan tersebut tentu dapat
dikatakan menghentikan komunikasi dan lebih condong untuk memulai
pertarungan untuk perebutan teritori tersebut. Contoh yang lain adalah suatu
mahluk hidup berusaha mengangkat mahluk hidup lain yang jatuh ke tanah, dalam
hal ini mahluk hidup tersebut jelas menggunakan energi yang besar untuk
mendapatkan respon, namun mungkin inilah yang disebut dengan komunikasi
yang sebenarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua contoh tersebut
bertentangan dengan prinsip dari J.B.S Haldane mengenai alasan dari komunikasi.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah :
1. Apa prinsip komunikasi hewan ?
2. Bagaimana pola-pola komunikasi hewan ?
3. Bagaimana pola-pola migrasi hewan ?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi hewan

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip komunikasi hewan.
2. Untuk mengetahui pola-pola komunikasi hewan.
3. Untuk mengetahui pola-pola migrasi hewan.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi hewan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Komunikasi Hewan


Komunikasi hewan adalah semua perpindahan informasi pada bagian dari
salah satu hewan yang memiliki efek pada perilaku sekarang atau masa depan dari
hewan lainnya. Kajian mengenai komunikasi hewanterkadang disebut
Zoosemiotik (didefinisikan sebagai ilmu komunikasi sinyal atau semiosis) telah
memainkan peranan penting dalam metodologi dari etologi, sosiobiologi, dan
ilmu kognisi hewan. Komunikasi hewan adalah wilayah ilmu yang tumbuh cepat.
Bahkan pada abad 21, banyak pemahaman sebelumnya yang berhubungan dengan
berbagai bidang seperti penggunaan nama simbolik personal, emosi hewan, kultur
hewan, pembelajaran, dan bahkan perilaku seksual hewan, yang lama dianggap
telah cukup dipahami, telah dirombak kembali.
Hanya saja komunikasi hewan sangat sederhana, ditandai dengan tindakan
tindakan bersifat refleks. Hewan berkomunikasi dengan mengandalkan insting,
serta bahasa isyarat seperti menggonggong, menggeram, menyerang dan lain-lain.
Komunikasi hewan cenderung dilandasi penggunaan tanda alamiah. Mereka tidak
dapat menafsirkan perilaku hewan lain, karena mereka tidak memiliki dan tidak
berbagi isyarat simbolik untuk menyesuaikan diri dengan perilaku hewan lain.
Semakin tinggi intelegensi pada hewan semakin rendah nalurinya. Yang
membedakan komunikasi antara manusia dengan hewan adalah makna.
Komunikasi manusia sarat dengan makna, komunikasi hewan tidak.
Dalam dunia hewan, serangga-lah yang menampakkan kualitasnya yang
terbaik. Semut, rayap dan lebah diberkahi dengan naluri yang membuat perilaku
mereka sangat sosial. Serangga melakukan komunikasi antarindividu. Hewan
selain serangga di luar manusia tidak menampakkan kemampuan berkomunikasi
dengan kecermatan, namun mereka dapat berkomunikasi melalui berbagai jenis
suara untuk menyatakan emosi, menarik perhatian, atau memenuhi keinginan dan
kebutuhannya. Komunikasi serangga tidak melibatkan proses belajar.
Pada komunikasi ayam, menurut defleur urutan pematukan, dan tindakan
mematuk itu sendiri merupakan contoh klasik bentuk komunikasi, yakni
komunikasi dengan tanda alamiah (natural sign). Akan tetapi, isyarat itu tidak

3
sama dengan manusia, karena ayam tidak memiliki proses kognitif yang
berhubungan dengan tanda-tanda tersebut.
Menurut DeFleur, tindakan komunikatif di antara hewan yang diperoleh lewat
belajar ini dilandasi penggunaan tanda alamiah. Esensi suatu tanda alamiah adalah
stimulus baru yang mendahului stimulus lain (yang mampu membangkitkan
respons) sedemikian rupa sehingga setelah serangkaian pertukaran stimulus itu
terjadi, stimulus baru mampu membangkitkan respons, dengan mengabaikan
stimulus semula, sehingga membentuk kebiasaan baru pada individu.
Ilmu tentang komunikasi hewan (zoosemiotik) pun telah berkembang. Ilmu
ini mempelajari bahwa komunikasi diantara spesies hewan sejenis tidak saja dapat
dilakukan melalui suara, tetapi dapat dilakukan secara visual seperti gerak isyarat,
ekspresi wajah, tatapan mata dan penciuman. Bahkan spesies tertentu yang hidup
di air dapat melakukan komunikasi melalui sinyal dan getaran frekuensi tertentu.
Komunikasi hewan sendiri berhubungan dengan berbagai faktor seperti emosi
dan perilaku. Ciri-ciri khusus tersebut telah dikembangkan oleh beberapa spesies
untuk membangun cara mereka melakukan komunikasi diantara kelompoknya
untuk memberikan informasi, merespon sesuatu yang datang kepadanya bahkan
menarik perhatian lawan jenis.
Komunikasi pada hewan dapat didefinisikan sebagai perpindahan komunikasi
yang dilakukan oleh hewan sehingga menimbulkan respon atau efek untuk hewan
lainnya pada jangka panjang atau pendek. Disiplin ilmu yng mempelajari tentang
komunikasi emosi, perilaku seksual dan semua simbol yang digunakan oleh
hewan disebut Zoosemiotik. Disiplin ilmu tersebut juga menunjang beberapa
disiplin ilmu lainnya seperti etologi yaitu merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kebiasaan hewan.
Prinsip dari antithesis yang menjadi prinsip dasar dari antithesis adalah
Ketika suatu hewan membalikkan perhatiannya, maka ia membalikkan
sinyalnya. Maksudnya adalah hewan tersebut secara spontan melakukan aksi
kebalikan dari aksi semula yang dilakukan berkaitan dengan suatu keadaan atau
kondisi yang mempengaruhinya. Dalam hal ini dapat dikatakan dari tindakan
semula tenang menjadi agresif ataupun sebaliknya. Contohnya hewan yang kalah
dalam pertarungan akan menunjukkan sifat memelas dan menunduk pada hewan
yang lebih menang, dimana hal tersebut merupakan sikap kebalikan dari tindakan

4
agresif sebelumnya sebagai harapan agar hewan tersebut dapat tetap bertahan
hidup.
Metakomunikasi merupakan bentuk tindakan lain sebagai bagian dari
komunikasi, dimana metakomunikasi ini merupakan salah satu bentuk khas yang
dihasilkan dari berbagai sinyal gabungan (komposit). Suatu hewan terpacu untuk
melakukan metakomunikasi setelah dipengaruhi oleh jenis sinyal yang
kategorinya berbeda daripada biasanya yang dikirim secara berulang-ulang
ataupun terjadi dengan cepat (Altman, 1962). Yang pertama kali menerapkan
konsep ini kepada makhluk bhidup non manusia seperti primata, mengenali suatu
keadaan dimana metakomunikasi dapat terjadi.

2.2 Pola-pola komunikasi hewan


Hewan tidak memiliki kemampuan menggunakan bahasa sebagai media
berkomunikasi sebagaimana manusia. Namun hewan memiliki cara lain untuk
menyampaikan pesan ke sesamanya, dimana penggunaan bahasa tubuh adalah
faktor yang paling penting. Pesan tersebut bisa bertujuan untuk menyampaikan
lokasi makanan, ajakan untuk melakukan ritual kawin, alarm tanda bahaya, dan
lain-lain.
Spesies hewan yang berbeda menggunakan jenis komunikasi yang berbeda
pula. Ada dua jenis utama komunikasi hewan yaitu :
Komunikasi Verbal
Komunikasi suara pada hewan, merupakan jenis komunikasi yang
memanfaatkan fungsi pendengaran. Sinyal dikirim dalam bentuk suara, suara
yang dikirim memiliki frekuensi yang bervariasi tergantung jenis makhluk hidup
yang berkomunikasi. Hewan yang umumnya sering kita lihat masuk kedalam 2
golongan, yaitu vertebrata dan invertebrata. Vertebrata adalah hewan dengan
tulang belakang (vertebra) sedangkan invertebrata adalah hewan tanpa vertebra.
Metode komunikasi paling umum dari hewan-hewan ini adalah melalui suara.
Suara adalah salah satu jenis yang paling umum dari komunikasi verbal pada
hewan. Sebagian besar spesies menggunakannya sebagai media untuk
menyampaikan pesan.

5
Komunikasi menggunakan suara dapat berupa komunikasi satu arah(tidak
bertimbal balik) maupun dua arah (bertimbal balikan). Mekanisme utama untuk
terjadinya komunikasi jenis ini adalah dengan adanya signal sender (pengirim
sinyal) dan signal receiver (penerima sinyal), yang keduanya memiliki alat
pengirim sinyal suara dan alat penerima sinyal suara.
Komunikasi via suara pada hewan besar seperti hewan dari kelompok
Vertebrata kebanyakan dapat dirasakan oleh kita selama suara yang dihasilkan
masih berada dalam frekuensi yang dapat kita dengar (audiosonik) dan dihasilkan
melalui suatu organ vokal. Sedangkan komunikasi via suara pada hewan kecil
seperti serangga dilakukan dengan menggunakan suara yang dihasilkan dengan
menggesekkan bagian tubuhnya (stridulasi).Contohnya :
Kelelawar (hewan nokturnal) yang aktif di malam hari ini menggunakan
gelombang suara untuk berkomunikasi.
Semua burung berkomunikasi melalui kicauan. Gelombang suara inilah
yang mereka gunakan untuk berkomunikasi.
Mamalia umumnya menggunakan suara untuk memanggil anggota lain
dari kelompoknya.
Hewan kecil biasanya mengeluarkan suara mencicit sedangkan hewan
yang lebih besar suaranya lebih bergemuruh.
Paus adalah contoh hewan yang menggunakan gelombang suara untuk
berkomunikasi. Mereka memiliki satu lagu paus yang akan di ulangi
setelah interval reguler untuk menyampaikan bahaya, penderitaan,
kebahagiaan, peringatan, dan lainnya.
Anjing dan kucing juga menggunakan berbagai suara untuk
menyampaikan pesan kepada sesamanya.
Penelitian menunjukan bahwa hewan dengan kepala kecil dapat menghasilkan
suara yang sangat kencang dan mampu merespon saura dengan berfrekuensi
tinggi.

Komunikasi Non Verbal


Berikut berbagai bentuk komunikasi non verbal hewan yaitu :

6
a. Ekspresi Wajah
Khusus pada hewan komunikasi ini adalah jenis kegiatan perilaku atau
kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.
Contoh:
Ketika marah anjing akan menyeringai dan menegakkan telinganya.
Sebaliknya saat takut, mereka akan menarik telinganya ke belakang
dan membuka mulut.
Pada burung ketika induk burung membawa makanan untuk anak-
anaknya, ekspresi meminta bisa diamati pada wajah anak-anak
burung tersebut.

b. Gerakan dan Bahasa Tubuh


Komunikasi melalui gerakan dan bahasa tubuh umum digunakan pada
hewan. Contoh :
Lebah madu menggunakan sejenis tarian sebagai cara berkomunikasi.
Beberapa lebah menari di sekitar sarang sehingga lebah lain mendapatkan
sinyal dimana lokasi sarang madu berada.
Rusa mengibaskan ekornya untuk memperingatkan rusa yang lain pada
bahaya yang akan datang.
Gorilla membuka mulutnya seperti saat mengantuk untuk mengekpresikan
kemarahan.
Saat kucing mengarahkan telinga ke depan, ini menunjukkan keramahan
dan perhatian. Namun, ketika telinganya tegak dan sedikit ke belakang,
kucing tersebut berusaha ,memperingatkan kucing lain akan adanya
bahaya. Jika kucing menarik tubuhnya, maka dia sedang merasa percaya
diri dan siap untuk menyerang.

c. Bau dan Sinyal


Banyak hewan berkomunikasi dengan bau, mereka menghasilkan
feromon untuk saling mengirim pesan satu dengan yang lainnya. Biasanya
feromon memegang bagian penting dalam reproduksi dan perilaku sosial

7
lainnya. Feromon digunakan oleh beragam hewan, termasuk insekta, serigala,
rusa dan banyak lagi. Feromon berasal dari kata "fer" (membawa) dan
"hormon" (hormon) dan artinya "pembawa hormon". Feromon adalah isyarat
yang digunakan di antara hewan se-spesies dan biasanya diproduksi dalam
kelenjar khusus untuk disebarkan. Contoh :
Ngengat (Ulat sutra betina) memancarkan feromon yang dapat menarik
hewan jantan dari jarak beberapa kilometer.
Perilaku membuntuti pada semut, dimana semut pengintai melepaskan
aroma yang memandu semut lain menuju pada makanan.
Bahkan amoeba pun perlu berkomunikasi, cara berkomunikasi amoeba
adalah dengan melepaskan zat kimia.
Hewan menggunakan jenis komunikasi ini sebagai cara menarik
pasangan untuk bereproduksi. Oleh karena itu, komunikasi juga penting dalam
proses reproduksi.
Sinyal akustik merupakan sejenis sinyal suara biasanya dikaitkan dengan
monyet vervel. Mereka memiliki bahasa yang sebenarnya mengandung
tiga kata yaitu ular, elang, dan macan tutul, untuk memperingatkan vervel
lainnya akan ada bahaya dari masing-masing ketiga ancaman tersebut.
Sinyal elektrik merupakan sejenis sinyal yang biasa digunakan oleh hewan
air seperti hiu dan ikan lainnya.

d. Sentuhan
Komunikasi sentuhan merupakan bentuk komunikasi hewan yang
didasari pada pertemuan fisik, dimana tubuh dari sender dan receiver saling
bersentuhan, seperti dalam pertarungan atau hubungan seksual. Contoh :
Untuk mengungkapkan perasaannya, Simpanse akan saling menyentuhkan
tangan satu sama lain. Simpanse pendatang baru akan meletakkan
tangannya di mulut simpanse kepala untuk mengkonfirmasi masuknya

8
dirinya dalam komunitas tersebut. Akan memberi jaminan keselamatan
bagi pendatang baru. Simpanse bahkan memberikan pelukan dan ciuman
sebagai ungkapan kasih sayang.
Kucing, badak, dan hewan lainnya saling meringkuk untuk menunjukkan
kasih sayang.
Gajah saling mengaitkan belalainya sebagai bentuk komunikasi yang lebih
dekat.
Rusa jantan saling mengunci tanduknya dan berkelahi untuk menunjukkan
dominasi.

e. Komunikasi Listrik
Komunikasi listrik merupakan jenis komunikasi hewan yang
memanfaatkan gelombang listrik lemah yang dihasilkan organ listrik pada
hewan tersebut, kemudian gelombang listrik ini diterima oleh elektroreseptor
milik receiver, pembacaan informasi didasari bentuk gelombang dan
frekuensi.

f. Komunikasi Seismik
Komunikasi seismik merupakan bentuk komunikasi hewan yang
memanfaatkan getaran pada medium, frekuensi getaran medium kemudian
diterima oleh receiver dan diterjemahkan menjadi informasi.

2.3 Pola Migrasi Hewan


Migrasi hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari suatu
tempatdimana ia telah tinggal ke daerah yang baru dan kemudian melakukan
perjalanankembali ke habitat aslinya. Rute perjalanan migrasi ini biasanya sama
dari tahunke tahun. Migrasi dilakukan oleh beberapa hewan dengan berbagai
tujuan agar dapat mempertahankan kehidupannya. Migrasi ini biasanya dilakukan
secara berkelompok. Hewan melakukan migrasi untuk menemukan tempat

9
yangmenyediakan bahan makanan yang berlimpah, terhindar dari predator,
maupunmencari tempat yang sesuai untuk dia mempertahakan siklus hidupnya.
Migrasidalam kehidupan hewan dapat didefinisikan sebagai pergerakan musiman
yangdilakukan secara terus menerus dari satu tempat ke tempat lain dan kembali
ketempat semula, biasanya dilakukan dalam dua musim yang meliputi datang
dankembali ke daerah perkembangbiakan (Alikondra, 1990).
Migrasi hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari tempat di mana
ia telah tinggal ke daerah yang baru dan kemudian melakukan perjalanan kembali
ke habitat asli. faktor hewan bermigrasi merupakan biasanya untuk mencari
makanan yang berlimpah dan tempat yang baik untuk berkembang biak. migrasi
hewan musiman merupakan penomena yang paling menakjubkan dari elemen
alam.
Beberapa hewan bermigrasi setiap tahun dengan perjalanan pulang dan
pergi dibuat dalam satu tahun, ada pula beberapa hewan mempunyai pola migrasi
yang dapat dihubungkan pada pola cuaca. Pergerakan mereka bergantung pada
curah hujan dan ketersediaan tumbuhan hijau. Terdapat migrasi hewan yang dapat
berlangsung selama beberapa tahun hanya untuk penyelesaian siklus berpindah
dalam migrasinya.
Banyak ilmuwan melihat migrasi hewan sebagai sebuah adaptasi. Hewan
yang telah belajar untuk beralih ke lingkungan yang optimal adalah hewan yang
selamat untuk melanjutkan spesies.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Hewan


Iklim
Gerakan berpindah hewan biasanya terkait dengan perubahan musim. Banyak
hewan bermigrasi ke daerah utara selama bulan-bulan dalam musim panas. karena
pada hari musim panas yang panjang di bagian paling utara dunia dapat menjamin
pemberian pasokan makanan yang baik. Seperti pada pendekatan ramalan cuaca
musim gugur dan dingin, banyak hewan bermigrasi ke selatan untuk mencari
cuaca yang hangat pada musim dingin dan tersedianya makanan. hewan
mempunyai 'pola migrasi yang dapat dihubungkan pada pola cuaca' pergerakan

10
mereka adalah bergantung pada curah hujan dan ketersediaan tumbuhan hijau.
terdapat migrasi hewan yang dapat berlangsung selama beberapa tahun hanya
untuk penyelesaian siklus berpindah dalam migrasinya. Factor migrasi yang
terjadi karena iklim terjadi salah satunya paada stwa serangga, terutama
spesies capung, kumbang, kupu-kupu dan ngengat. Jarak migrasi dapat bervariasi,
tetapi kebanyakan melibatkan banyak individu. Terkadang individu yang
bermigrasi dalam satu arah tidak kembali dan generasi selanjutnya mungkin
bermigrasi ke arah yang berbeda.Contoh serangga yang bermigrasi adalah kupu-
kupu monark yang bermigrasi dari Kanada selatan ke Meksiko tengah.

Sifat Satwa
Migrasi yang terjadi pada satwa yang di sebabkan sifat satwa ini seperti
bermigrasi untuk mendapatkan pasangan atau untuk kawin dan berkembang biak.
Salah satunya terjadi pada satwa Tonggeret. Setelah menghabiskan 17 tahun di
dalam tanah, serangga bersuara nyaring, tonggeret akan bermigrasi menuju dunia
luar untuk berkumpul bersama, bernyanyi, dan kawin. Penampilan mereka yang
sinkron, efektif menjauhkan tonggeret dari pemangsa selama lima minggu
kehidupan dewasanya. Jarak migrasi tonggeret beragam, mulai dari beberapa inci
hingga ribuan kilometer.

Makanan
Pada umumnya satwa kebanyakan migrasi untuk mendapatkan makaan
sehinga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Di antara yang bermigrasi adalah
jenis burung pemangsa. Mereka kerap dikategorikan sebagai top predator dalam
piramida makanan, sehingga kadang disebut sebagai raptor, burung elang, atau
alap-alap.Wildebeests, Hewan herbivora ini akan melakukan apa saja demi
menemukan padang rumput yang lebih hijau yang merupakan sumber pakan
baginya. Serengeti wildebeest beserta zebra dan rusa mampu berkelana ratusan
kilometer dalam sebuah rombongan untuk menghindari musim kering di Tanzania
dan Kenya demi mendapatkan makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.5 Tipe-Tipe Migrasi


Migrasi Harian
Migrasi harian adalah migrasi yang dilakukan dalam waktu satu hari atau
kurang untuk pergi dan kembali. Contohnya, plankton bergerak ke permukaan air
pada siang hari dan turun ke tempat yang lebih dalam pada malam hari. Pada
waktu ada di daerah permukaan plankton dapat menyerap sinar matahari
sebanyak-banyaknya untuk fotosintesis, dan di tempat yang dalam dapat
menghisap unsur-unsur mineral. Keluang dan kelelawar meninggalkan sarang atau
liangnya untuk mencari makan pada malam hari, dan kembali pada pagi hari.

11
Ketam pantai bergerak sesuai dengan gerakan air laut pada waktu pasang-naik dan
pasang-surut.
Migrasi Musiman
Migrasi musiman disebut juga migrasi annual. Dalam hal ini, waktu yang
diperlukan hewan untuk pergi dan kembali, atau untuk menetap (sementara atau
seterusnya) kurang lebih satu musim, sehingga dalam tahun yang sama hewan
berada di dua tempat yang berbeda. Migrasi musiman dapat dijumpai pada banyak
hewan yang kondisi lingkungan habitatnya berubah secara musiman. Hewan-
hewan pemakan rumput yang hidup di daerah dingin dan daerah beriklim sedang
melakukan migrasi naik ke lereng gunung atau turun ke lembah secara musiman.
Perpindahan ke tempat yang lebih tinggi atau lebih rendah disebut migrasi
altitudinal. Misalnya rusa Amerika bergerak naik gunung pada musim panas dan
turun gunung pada musim dingin. Perpindahan itu dilakukan untuk menghindari
cuaca dingin di tempat tinggi pada musim dingin dan cuaca panas di dataran
rendah pada musim panas. Migrasi itu tampaknya juga berhubungan dengan
persediaan makanan.
Migrasi musiman juga berlangsung secara latitudinal (migrasi latitudinal),
artinya hewan pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan melintasi garis
lintang bumi. Migrasi latitudinal sering kali dapat menempuh jarak yang sangat
jauh, misalnya dari daerah kutub utara ke belahan bumi bagian selatan dengan
melawati garis khatulistiwa. Burung-burung yang hidup secara terrestrial di
belahan bumi utara sering bermigrasi ke arah utara ke daerah yang persediaan
makanan berlimpah pada musim panas, dan pergi ke daerah savana di selatan pada
musim dingin. Di antara burung-burung itu ada yang mengalami musim kawin di
derah paleartik selama musim dingin. Di samping itu ada burung-burung yang
dapat mencapai Afrika. Burung-burung itu menghabiskan waktunya selama
musim dingin di daerah hutan pohon berduri dan savana. Kedatangan burung-
burung itu di tempat tersebut bertepatan dengan masaknya buah-buahan yang
hidup di daerah tersebut (Begon,1996).
Migrasi Lokal
Migrasi lokal tidak melibatkan perubahan ketinggian tempat dan tidak sampai
melintasi garis lintang. Jarak yang ditempuh amat terbatas. Migrasi ini banyak
dijumpai di daerah padang rumput dearah tropis yang musim penghujan dan
kemaraunya berpengaruh terhadap persediaan air. Migrasi yang berkaitan dengan
persediaan air itu dapat dijumpai di Taman Nasional Baluran, yang terletak di
Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di Taman Nasional itu, persediaan air minum
pada musim kemarau untuk hewan liar hanya ada di daerah pantai, yaitu di rawa
atau sumber air. Pada sore dan malam hari hewan-hewan (kijang, babi hutan,

12
kerbau, dan banteng) pergi ke rawa dan sumber air lain untuk minum. Hewan-
hewan itu berada di daerah pantai, yang tertutup oleh hutan pantai, selama malam
hari. Pada pagi hari, menjelang matahari terbenam hewan-hewan pergi ke arah
kaki Gunung Baluran sambil merumput di savana.
Selain itu ada pula yang disebut vagran, yaitu spesies yang bermigrasi di luar
jadwal migrasi atau di luar jangkauan jalur migrasi. Ini sering disebut sebagai
jenis migran tersasar. Misalnya, spesies tersebut mempunyai waktu migrasi
Oktober-Desember, tetapi spesies vagran itu berkunjung di wilayah migrasinya
pada bulan Mei atau Agustus. Atau spesies tersebut memiliki jalur ke wilayah
Malaysia, tetapi beberapa jenis melakukan perjalanan soliter ke Sumatera atau
Jawa.

2.6 Migrasi Pada Hewan


Migrasi Salmon

Ikan salmon adalah salah satu hewan yang rutin bermigrasi. Biasanya
mereka bermigrasi untuk reproduksi. Salmon adalah sejenis ikan laut dari famili
Salmonidae. Ikan lain yang satu famili dengan salmon adalah ikan Trout.
Perbedaannya adalah pada migrasi hidup salmon dibandingkan dengan ikan trout
yang menetap. Salmon hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Secara
umum, salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk
berkembang biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke lautan, lalu
kembali ke air tawar untuk bereproduksi. Terdapat suatu kepercayaan bahwa
salmon selalu kembali ke tempat yang sama di mana ia dilahirkan untuk
berkembang biak. Penelitian menunjukkan demikian, namun alasan mengapa hal
itu terjadi dan bagaimana salmon dapat menyimpan memori tersebut masih
misteri. Salmon kembali ke perairan air tawar yang deras untuk berkembang biak.
Metode navigasi yang dilakukannya kemungkinan dilakukan dengan indra

13
penciuman ikan tersebut. Setengah dari salmon dewasa akan mati dalam beberapa
hari hingga minggu setelah berkembang biak.

Untuk menaruh telur, salmon betina mengepakkan ekornya untuk


menciptakan wilayah bertekanan rendah untuk mengangkat kerikil agar tersapu
arus, menciptakan celah baginya untuk menaruh telur. Satu celah dapat
menampung 5000 telur. Warna telur bervariasi dari oranye hingga merah. Satu
atau lebih salmon jantan akan mendekati betina dan mengeluarkan spermanya ke
air untuk membuahi telur. Salmon betina lalu menutupi telur-telurnya dengan
menyapu kerikil lalu pergi bertelur di tempat lain. Salmon betina dapat
melakukannya sebanyak tujuh kali sebelum telur dalam ovariumnya habis.
Salmon akan mati kelelahan segera setelah bertelur.

Telur harus diletakkan di bawah kerikil di sekitar air yang dingin dengan arus
yang baik sebagai suplai oksigen. Kematian yang tinggi umum terjadi pada tahap
ini, yang sebagian besar terjadi akibat predasi dan perubahan kondisi perairan
akibat ulah manusia.

Salmon muda menetap di perairan air tawar tersebut tempat mereka


dilahirkan, selama tiga tahun sebelum bermigrasi ke lautan. Pada masa tersebut,
mereka berwarna keperakan. Diperkirakan hanya 10% dari jumlah telur yang
selamat mencapai tahap ini.

Salmon menghabiskan waktu selama satu hingga lima tahun sebelum


mencapai usia kematangan seksual. Salmon dewasa akan kembali ke tempat di
mana dia dilahirkan untuk berkembang biak. Untuk menuju ke proses tersebut,
beberapa jenis salmon mengembangkan taring. Warna mereka akan menjadi
gelap. Jarak perjalanan yang dilakukan salmon sangat menakjubkan, mereka dapat
mengarungi arus sungai sejauh 1.400 km dan mendaki setinggi 2.100 m dari
lautan menuju tempat di mana mereka dilahirkan. Selama berada di air tawar dan
muara, salmon muda memakan serangga, amphipoda, dan crustacea lainnya.

14
Ketika sudah besar, mereka akan memakan ikan kecil.Populasi ikan salmon di
alam liar terus menurun dalam dekade ini, terutama salmon Atlantik yang
berkembang biak di Eropa Barat dan Timur Kanada. Faktor yang memengaruhi
diantaranya:

1. Parasit yang tersebar dari peternakan salmon dengan jaring terbuka.

2. Penangkapan secara berlebihan

3. Proses penghangatan lautan dan sungai dapat menghambat proses


berkembang biak dan meningkatkan penyebaran parasit.

4. Hilangnya habitat yang digunakan untuk berkembang biak, degradasi arus


air, dan hilangnya material untuk proses berekembang biak ikan salmon
( misal: kerikil untuk menutupi kumpulan telur salmon).

5. Pembangunan bendungan dapat menghalangi laju ikan salmon menuju


tempat berkembang biak.

Migrasi Kepiting Merah

Berjuta-juta Kepiting Merah turun ke jalan di Christmas Island, Australia. Itu


adalah bagian dari migrasi mereka untuk musim kawin dan berkembang biak.
Awal musim hujan (biasanya bulan Oktober/November) memungkinkan kepiting (
kondisi yang lembab ) untuk meningkatkan aktivitas mereka dan merangsang
migrasi tahunan mereka.

15
Waktu migrasi mereka juga terkait dengan fase bulan. Selama migrasi ini,
kepiting merah meninggalkan liang mereka dan melakukan perjalanan ke pantai
untuk kawin dan bertelur. Perjalanan ini biasanya membutuhkan setidaknya satu
minggu, dengan kepiting jantan biasanya tiba sebelum betina. Setelah di pantai,
kepiting jantan menggali liang, yang mereka harus pertahankan dari kepiting-
kepiting jantan lainnya. Perkawinan terjadi di atau dekat liang. Segera setelah
kawin kepiting jantan kembali ke hutan sementara betina tetap berada di liang
selama dua minggu untuk bertelur. Pada akhir masa inkubasi, betina
meninggalkan liang dan melepaskan telur mereka ke laut. Hal ini terjadi tepatnya
pada pergantian pasang tinggi selama kuartal terakhir bulan. Kepiting-kepiting
betina kemudian kembali ke hutan sementara larva kepiting menghabiskan 3-4
minggu di laut sebelum kembali ke darat sebagai kepiting remaja.

Puncak migrasi terlihat pada pagi dan sore hari, ketika cuaca dingin dan
lebih teduh. Karena jika kepiting terjebak dalam panas, maka mereka dapat
kehilangan kelembaban tubuh dan mati. Migrasi Kepiting Merah telah menjadi
obyek wisata di Christmas Island. Kelompok-kelompok konservasi telah
menemukan cara untuk melindungi kepiting dari campur tangan manusia saat
mereka melakukan perjalanan mereka ke laut. Blok jalan telah disiapkan, tepi-tepi
jalan hanya memiliki sedikit dinding yang dibangun di atasnya, dan jembatan
seerta terowongan telah didirikan hanya untuk melancarkan perjalanan migrasi
kepiting merah.

16
Migrasi Kalong

Mamalia terbang ini ada di mana-mana, tapi salah satu yang paling terkenal
migrasinya adalah Straw-Colored Fruit Bats. Hewan ini biasa hidup di dataran
Afrika. Setiap tahunnya, kalong ini bermigrasi menuju Taman Nasional Kasanka
di Zambia pada bulan Oktober. Straw-Colored Fruit Bats adalah spesies yang
sangat sosial. Kelelawar ini cenderung hidup dalam kelompok lebih dari 100.000
dan kadang-kadang jumlah itu bisa meningkat sampai hampir satu juta.Pada
malam hari kelelawar bertengger di kelompok-kelompok kecil untuk menemukan
makanan dengan mengandalkan penglihatan dan penciuman mereka. Kelelawar
ini juga dapat menyerbuki bunga dan menaburkan benih dihutan. Mereka adalah
agen utama penyebaran benih untuk setiap tumbuhan langka dan ekonomis yang
signifikan seperti pohon jati afrika Milicia excelsa.

Migrasi Hiu Paus (Whale Shark)

17
Hiu paus, Rhincodon typus, adalah hiu pemakan plankton yang merupakan
spesies ikan terbesar. Cucut ini mendapatkan namanya ( whale shark ) karena
ukuran tubuhnya yang besar dan kebiasaan makannya dengan menyaring air laut
menyerupai kebanyakan jenis paus. Hiu ini mengembara di samudera tropis dan
lautan yang beriklim hangat, dan dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Spesies ini
dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun yang lalu.
Sebagai pemakan plankton, yang memperoleh mangsanya dengan
menyaring air laut, hiu paus memiliki mulut yang berukuran besar, hingga selebar
1,5 m ( 4.9 kaki ) yang berisikan 10 lembaran penyaring dan sekitar 300 hingga
350 deret gigi kecil-kecil. Ikan ini juga memiliki lima pasang insang berukuran
besar. Dua mata yang kecil terletak di ujung depan kepalanya yang datar dan
lebar. Warna tubuhnya umumnya keabu-abuan dengan perut putih, tiga gigir
memanjang terdapat di masing-masing sisi tubuhnya, serta lukisan bintik-bintik
dan garis kuning keputih-putihan yang membentuk pola kotak-kotak. Geger
lintang menghuni semua lautan tropika dan ugahari yang bersuhu hangat. Ikan ini
diketahui berupaya setiap musim semi ke wilayah paparan benua di pesisir
Australia barat. Musim berpijah hewan-hewan karang di Terumbu Karang
Ningaloo diketahui telah meningkatkan ketersediaan plankton bagi ikan-ikan
besar ini. Meskipun biasanya hidup menjelajah di tengah samudera luas, secara
musiman terlihat adanya kelompok-kelompok geger lintang yang mencari
makanan di sekitar pesisir benua, seperti di Australia barat itu; di Afrika Selatan
( pantai selatan dan timur ), Belize, Filipina, India, Indonesia, Honduras,
Madagaskar, Meksiko, Mozambik, Tanzania, serta Zanzibar. Tidak jarang ikan-
ikan ini terlihat memasuki laguna atau atol, atau mendekati estuaria (muara
sungai).

Migrasi Penguin Kaisar

Setiap bulan Maret, ratusan penguin kaisar melakukan perjalanan dari Pantai
Antartika. Tujuan mereka adalah satu, untuk mencari lokasi terbaik menetaskan

18
telur. Periode masa kawin pada penguin kaisar terjadi sepanjang tahun pada bulan
Juni-Agustus. Penguin jantan dewasa akan mengepak-kepakan sayap untuk
menarik perhatian betinanya, kemudian ketika mereka sudah menemukan satu
pasangan yang tepat keduanya akan membuat ikatan dengan cara saling
menepukan sayap di bagian belakang leher. Penguin adalah spesies burung yang
setia pada satu pasangan.

Setelah mengalami masa kawin, penguin betina akan bertelur dan telur dari
penguin kaisar berbentuk seperti buah pir. Masa mengerami adalah tugas dari
penguin jantan, selama kurang lebih 3 bulan, telur akan dierami di atas kaki
penguin dan dilindungi oleh bagian bawah perut mereka. Kemudian penguin-
penguin jantan tersebut akan membentuk koloni besar untuk menjaga suhu telur
tetap hangat, sementara penguin betina secara berkelompok akan pergi hingga
sejauh 90 mil untuk mengumpulkan makanan.

Ketika telur menetas, penguin jantan yang telah dibekali cadangan makanan
akan menjaga anak mereka sampai sang ibu kembali. Begitu pula sebaliknya, saat
penguin betina kembali untuk mengurus bayi penguin, penguin jantan pun pergi
untuk mencari makan, terus-menerus secara bergantian hingga 13 bulan lamanya
dan bayi penguin tumbuh menjadi penguin yang mandiri.

Migrasi Flamingo

19
Burung cantik berwarna merah jambu ini juga merasakan migrasi. Selama
musim panas, flamingo akan melakukan perjalanan di antara Danau Alkali di
timur Rift Valley, Afrika. Flamingo juga banyak di Danau Nakuru, Kenya. Mereka
rutin berdatangan karena danau ini memiliki banyak makanan.

Migrasi Bangau Whooping

Burung berkaki panjang yang satu ini terancam kepunahan. Para ilmuwan
telah melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan spesies ini, termasuk
mengajarkan pelajaran terbang. Dengan menggunakan mesin ultraringan
menyerupai bangau dengan pengendali jarak jauh, bangau whooping dituntun
menuju daerah perlindungan di selatan.

Migrasi Kura-Kura Hijau

20
Insting keibuan seekor kura-kura hijau memaksanya kembali ke tempat
kelahiran untuk memulai kehidupan dengan keluarganya. Kura-kura hijau yang
sedang hamil dapat berenang ribuan kilometer dari tempat berkembangbiak di
Brasil menuju lautan Atlantik Selatan ke pulau Ascension.

Migrasi Wildebeest

Hewan herbivora ini akan melakukan apa saja demi menemukan padang
rumput yang lebih hijau. Serengeti wildebeest beserta zebra dan rusa mampu
berkelana ratusan kilometer dalam sebuah rombongan untuk menghindari musim
kering di Tanzania dan Kenya.

Migrasi Zebra

Pada umumnya zebra menempati padang rumput, mulai dari padang rumput
terbuka tanpa pepohonan sampai padang rumput di pinggir hutan. Zebra Burchell
terdapat di Afrika Timur, zebra Grevy terdapat bagian utara Kenya, sedangkan
zebra Equus terdapat di Afrika bagian selatan.Zebra hidup dalam kelompok.
Hidup berkelompok membantu mereka mempertahankan diri dari predator.

21
Zebra saling berkomunikasi dengan suara dan ekspresi wajah. Hewan ini
tidur sambil berdiri, zebra tidur hanya jika merasa aman di tengah kelompoknya.
Zebra mempunyai pendengaran dan pengelihatan yang sangat baik. Satwa ini
dapat lari dengan kecepatan mencapai 56 km/jam. Kuda ini juda mempunyai
tendangan yang sangat kuat yang dapat mencederai predator (pemangsa) seperti
singa, ceetah, heyna atau anjing liar Afrika.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Komunikasi hewan adalah semua perpindahan informasi pada bagian dari
salah satu hewan yang memiliki efek pada perilaku sekarang atau masa
depan dari hewan lainnya.
2. Adapun jenis komunikasi pada hewan yaitu :
Komunikasi verbal yang terdiri dari suara
Komunikasi non verbal yang terdiri dari ekspresi wajah, gerakan
dan bahasa tubuh, bau dan sinyal, sentuhan, listrik, dan seismik.
3. Migrasi hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari suatu
tempatdimana ia telah tinggal ke daerah yang baru dan kemudian
melakukan perjalanankembali ke habitat aslinya.
4. Faktor yang mempengaruhi migrasi hewan adalah iklim, sifat satwa, dan
makanan.
3.2 Saran
Diharapkan bagi para pembaca referensi lain untuk menambah pengetahuan
tentang perilaku hewan dalam hal komunikasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bennett, Paul. 1995. Migration. New York: Thomson Learning.

Campbell, Neil A. dkk. 2004. Biologi Edisi ke-5 Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.

24

Anda mungkin juga menyukai