oleh:
Biologi C 2015
Kelompok 6
Anggi Istiqomah (1507488)
Ima Nurfadilah (1507501)
Muhammad Naufal N. P. (1503433)
Putri Muna Kaniasari (1500649)
Riska Nurlalila (1505002)
Widya Nur Septiani (1506533)
B. Latar Belakang
Tumbuhan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang tinggi terhadap
kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Dalam menentukan kelulushidupannya,
tumbuhan akan merespon segala bentuk perubahan yang terjadi di lingkungan
sekitarnya. Adanya respon tersebut akan mengakibatkan adanya sifat-sifat yang
khas baik secara morfologi, anatomi maupun fisiologi pada tumbuhan, sehingga
akhirnya tanaman memiliki tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi.
Hal mendasar yang mempengaruhi adanya aktivitas adaptasi pada tumbuhan
adalah ketersediaan air (Lubis, 2000). Berdasarkan kemampuannya dalam
penyerapan air, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan xerofit, hidrofit, dan
mesofit. Xerofit merupakan tanaman yang tinggal di lingkungan kering, mesofit
merupakan tanaman yang tinggal di lingkungan yang cukup air, sedangkan
hdrofit merupakan tanaman yang tinggal pada lingkungan berair.
Adaptasi terdapat empat macam yaitu adaptasi morfologi, anatomi, fisiologi,
dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi morfologi pada tumbuhan ditandai dengan
adanya perubahan atau perbedaan pada bentuk daun, akar, dan batang tumbuhan
sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Adaptasi anatomi pada
daun tumbuhan misalnya ditandai dengan adanya perbedaan pada bentuk
stomata, letak stomata, dan kerapatan stomata. Menurut Sumardi dan Pudjorianto
(1993), struktur daun sangat dipengaruhi oleh keadaan tempat tumbuhnya.
Sehingga untuk bertahan hidup di lingkungan yang berbeda, tanaman memiliki
ciri morfologi yang bervariasi.
Beberapa karakter anatomis yang sering digunakan sebagai bukti taksonomi
antara lain berkas pengangkut terutama struktur xilem, epidermis, daun, stomata,
dan susunan trikoma (Jones dan Luchsinenger, 1986). Oleh karena itu, perlu
dilakukan kajian pengamatan mengenai hubungan tempat tinggal tumbuhan
terhadap adaptasi struktur anatomi dan morfologinya.
C. Rumusan Masalah
“Apakah terdapat perbedaan struktur anatomi dan morfologi tanaman xerofit,
mesofit, dan hidrofit?”.
D. Hipotesis
Terdapat perbedaan struktur anatomi dan morfologi tanaman xerofit, mesofit,
dan hidrofit.
E. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya pengamatan dalam praktikum ini adalah untuk
mengetahui strktur anatomi dan morfologi tanaman xerofit, mesofit, dan hidrofit.
F. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pengamatan dalam praktikum ini adalah
dapat mengetahui struktur anatomi dan morfologi tanaman pada habitat yang
berbeda.
G. Dasar Teori
Tumbuhan pada umumnya mempunyai keanekaragaman yang besar, hal ini
bersangkutan dengan beragamnya penyesuaian diri terhadap kondisi di
lingkungannya. Adaptasi dibedakan menjadi 4 macam, antara lain, adaptasi
morfologi, adaptasi anatomi adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh, struktur tubuh alat-alat tubuh
organisme terhadap lingkungannya. Berdasarkan adaptasi terhadap keberadaan air
habitatnya, tumbuhan dibedakan menjadi beberapa kelompok diantaranya
tumbuhan Mesofit, Hidrofit, dan Xerofit. Struktur anatomi yang berhubungan
dengan lingkungan seperti kutikula, hipodermis dan derivat epidermis
menunjukkan identitas taksonomi dan adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan
sehingga sangat baik digunakan untuk perbandingan jenis tumbuhan secara
ekologi (Fahn 1982; Fontenelle 1994).
Mesofit adalah tanaman yang tidak beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
sangat kering atau sangat basah. Tumbuhan mesofit cenderung hidup di daerah
dengan kelembaban tanah dan udara yang sedang (Međedović, 2002). Tumbuhan
mesofit tidak memiliki adaptasi morfologi tertentu. Kelompok tumbuhan ini
biasanya memiliki daun yang lebar, datar dan hijau; sistem akar berserat luas
untuk menyerap air; dan kemampuan untuk mengembangkan organ seperti
rimpang dan umbi untuk menyimpan makanan dan air untuk digunakan selama
kekeringan. Tumbuhan mesofit tidak memiliki adaptasi struktur internal khusus.
Epidermisnya satu lapisan biasanya dengan stomata yang jelas. Pembukaan atau
penutupan stomata terkait dengan ketersediaan air. Suplai air yang cukup
menyebabkan stomata tetap terbuka sementara ketika air terbatas stomata tertutup
untuk mencegah transpirasi berlebihan yang menyebabkan kelayuan.
Hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan
lingkungan akuatik atau dengan kata lain disebut dengan tanaman perairan.
Tumbuhan hidrofit adalah tanaman akuatik yang tumbuh di atau dekat air dan
dapat muncul, tenggelam, atau mengambang, dan termasuk helophytes (tanaman
yang tumbuh di rawa, sebagian terendam dalam air, sehingga tumbuh kembali
dari tunas di bawah permukaan air) (Hickey dan King, 2001). Di danau dan
sungai Hidrofit berperan sebagai penutup untuk ikan dan substrat untuk
invertebrata air, menghasilkan oksigen, dan bertindak sebagai makanan untuk
beberapa ikan dan satwa liar. Tumbuhan hidrofit membutuhkan adaptasi khusus
untuk dapat hidup dalam air, atau di permukaan air. Adaptasi yang paling umum
adalah aerenchyma, tetapi daun mengambang dan daun yang terbelah halus juga
umum ditemukan pada tanaman hidrofit (Sculthorpe, 1967) Tumbuhan air hanya
bisa tumbuh di air atau di tanah yang jenuh secara permanen dengan air. Oleh
karena itu mereka merupakan komponen umum lahan basah (Keddy, 2010).
Tumbuhan xerofit adalah spesies tumbuhan yang memiliki adaptasi untuk
bertahan hidup di lingkungan dengan sedikit air tersedia, seperti gurun atau
daerah tertutup es atau salju di Alpen atau Arktik. . Contoh populer dari xerofit
adalah tanaman kaktus dan nanas. Fitur struktural (morfologi) dan proses kimia
mendasar (fisiologi) dari tanaman xerofit disesuaikan untuk menghemat air, juga
untuk menyimpan sejumlah besar air, selama periode kering. Spesies lain mampu
bertahan lama dengan kekeringan yang ekstrim atau kekeringan pada jaringan, di
mana aktivitas metabolik tumbuhan dapat secara efektif dihentikan (Hickey dan
King, 2001). Tanaman xerofit mungkin memiliki bentuk dan struktur yang mirip
dan terlihat sangat mirip, bahkan jika tanaman tidak berhubungan sangat erat,
melalui proses yang disebut evolusi konvergen. Di bawah kondisi sedikit air,
tanaman xerofit memiliki tingkat perkecambahan yang berbeda karena
ketersediaan air merupakan faktor pembatas utama. Perbedaan-perbedaan ini
disebabkan oleh seleksi alam dan adaptasi-ekologi karena benih dan tanaman dari
setiap spesies berevolusi sesuai dengan lingkungannya (Ibanez dan Passera,
1997). Adapun adaptasi morfologis dari tanaman xerofit antara lain adalah
pengurangan luas permukaan tumbuhan untuk menghindari kehilangan air
melalui transpirasi dan evaporasi, dan kandungan kutikula yang terdiri dari zat
lilin yang bertindak sebagai penghambat penguapan dan transpirasi (Jordaan dan
Kruger, 1998).
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan
mengamati secara langsung perbedaan morfologi dan anatomi dari tanaman
xerofit, mesofit dan hidrofit.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal : 08 November 2018
Waktu : 07.00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Ekologi Departemen Pendidikan Biologi,
Universitas Pendidikan Indonesia
3. Alat dan Bahan
a. Alat
Tabel 1. Alat yang diperlukan dalam pengamatan
1 Mikroskop 1 unit
4 Silet 1 buah
5 Tissue 1 bungkus
6 Aquades 1 botol
Tumbuhan Xerofit :
1 1 individu
Echeveria elegans
Tumbuhan mesofit :
2
Neomarica longifolia 1 individu
Tumbuhan Hidrofit
3
:Eichhornia crassipes 1 individu
4. Langkah Kerja
Dilakukan pengamatan
Hasil pengamatan dicatat anatomi dengan menyayat
dan dianalisis pada tiap bagian dan diamati
menggunakan mikroskop
I. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Dokumentasi Morfologi Tanaman yang Diamati
Akar
Gambar 7. Akar
Echeveria sp. Gambar 8. Akar Gambar 9. Akar
Eichhornia
Trimezia sp.
crassipes
(Dokumentasi
Kelompok, 2018)
J. Pembahasan
Adaptasi merupakan suatu upaya penyesuaian diri yang dilakukan makhluk
hidup untuk mempertahankan hidupnya. Adaptasi dibedakan menjadi 4 macam
diantaranya adaptasi morfologi, adaptasi anatomi, adaptasi fisiologi dan adaptasi
tingkah laku. Berdasarkan kemampuan penyerapan air, tumbuhan dibedakan
menjadi tumbuhan halofit, mesofit, hidrofit, xerofit dan higrofit. Pada pengamatan
ini dilakukan pengamatan terhadap adaptasi tumbuhan hidrofit, mesofit dan
xerofit (Kantun, 2009).
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang habitatnya di daerah perairan,
tumbuhan ini umunya terapung dan mendapatkan makanan berupa unsur hara
yang terdapat langsung didalam air, salah satu jenis tanaman hidrofitadalah
Eichornia sp. Adaptasi dari tumbuhan air ini yakni berkurangnya jaringan
pengokoh, jumlah jaringan angkut terutama xilem dan terdapat banyak rongga
udara (Hidayat, 2002). Tumbuhan mesofit adalah tumbuhan yang beradaptasi
dengan lingkungan yang tidak terlalu kering dan juga tidak terlalu basah biasa
disebt lingkungan mesik , contohnya tanaman Trimezia sp (Fahn. 1990).
Tumbuhan xerofit adalah tumbuhan yang mampu hidup dilingkungan kering
seperti di gurun, tanaman ini mampu hidup dilingkungan dengan cuaca panas dan
kering meski hanya memiliki sedikit air, contohnya adalah tanaman Echeveria sp.
Berdasarkan hasil pengamatan daun pada tanaman xerofit yakni Echeveria sp
lebih tebal dibanding tanaman lainnya Eichornia sp dan Trimezia sp, daun yang
tebal ini bersifat sukulen dimana daun ini berfungsi untuk untuk pertahanan diri di
daerah yang kering yakni untuk menyimpan cadangan air. Tanaman hidrofit
Eichornia sp memiliki daun yang paling tipis karena di lingkunganya terdapat
banyak air sehingga tidak perlu membentuk daun yang sukulen untuk
menyimpan cadangan air, namun pada petiolusnya terdapat banyak rongga untuk
udara atau terdapat banyak aerenkim untuk membantu tanaman tersebut
mengapung diatas air. Selain dari daun yang sukulen tanaman xerofit juga
memiliki lapisan lilin pada permukaan daun untuk mengurangi penguapan air.
Batang pada tanaman xerofit Echeveria sp terlihat lebih hijau dibandingkan yang
lainnya, hal ini menandakan bahwa tanaman tersebut menggunakan batang untuk
berfotosintesis. Tanaman xerofit perlu banyak tempat untuk berfotosintesis agar
tanaman tersebut tetap mendapatkan energi untuk bertahan hidup. Akar tanaman
hidrofit Eichornia sp berjenis serabut sedangkan Echeveria sp dan Trimezia sp
berjenis tunggang. Hal ini sesuai dengan karakteristik lingkungannya, Eichornia
sp hidup di lingkungan yang banyak air sehingga tidak perlu akar yang panjang,
cukup akar yang pendek namun banyak untuk mampu menyerap nutrisi dan air.
Berbeda halnya dengan Echeveria sp dan Trimezia sp yang harus memiliki akar
utama yang kuat dan panjang agar mampu menembus tanah atau subsratnya untuk
dapat menyerap unsur hara di lingkungannya, namun panjang akar tanaman
mesofit umumnya tidak melebihi panjang tanamannya. Selain itu pada akar
tanaman hidrofit Eichornia sp tidak memilki rambut-rambut akar seperti Trimezia
sp dan Eichornia sp, fungsi rambut akar ini untuk membatu penyerapan nutrien
dan unsur hara.
Stoma pada tanaman Echeveria sp lebih jarang dibanding dengan Trimezia
sp dan Eichornia sp hal ini merupakan adaptasi untuk mengurangi penguapan di
daerah yang panas. Adapun urutan banyaknya stoma dari ketiga tanaman ini yaitu
Echeveria sp < Trimezia sp < Eichornia sp. Tanaman hidrofit memiliki stoma
yang paling banyak, banyaknya stoma ini membantu mempercepat penguapan
agar tanaman tersebut tidak mengandung terlalu banyak air.
Pada sayatan melintang akar dan batang tanaman hidrofit yakni Eichornia sp
terjadi reduksi sklerenim karena tanaman ini mampu tegak dan mengapung di air
dengan adanya aerenkim sehingga terjadi reduksi skelerenkim. Sedangkan
tanaman mesofit (Trimezia sp) dan xerofit (Echeveria sp) masih memiliki sedikit
jaringan sklerenkim untuk membantu menopang dan menegakkan tanaman
tersebut.
K. Kesimpulan
Terdapat perbedaan struktur anatomi dan morfologi tanaman Xerofit, Mesofit,
dan Hidrofit.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A . 1982. Plant anatomy, 3rd edn. Pergamon Press. Oxford. pp 75–288.
Fahn, A. 1990. Plant Anatomy, 4th Edition. Hebrw: Pergaon Press.
Hickey, M.; King, C. (2001). The Cambridge Illustrated Glossary of Botanical Terms.
Cambridge University Press.
Hidayat, Estiti B. 2002. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB Press.
Ibañez, A.N.; Passera, C.B. 1997. “Factors affecting the germination of albaida
(Anthyllis cytisoides L.), a forage legume of the Mediterranean coast”. Journal
of Arid Environments. 35 (2): 225–231. doi:10.1006/jare.1995.0142.
Jones, B.J. and A.E. Luchsinger. (1986). Plant Systematic Second Edition. Mc Graw-
Hill Book Company. London.
Keddy, P.A. 2010. Wetland Ecology: Principles and Conservation (2nd edition).
Cambridge University Press, Cambridge, UK. 497 p.