KARYA ILMIAH
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
PENGARUH KONSENTRASI ALKALI AKTIF DI DALAM WHITE LIQUOR
TERHADAP BILANGAN KAPPA PADA UNIT DIGESTER
DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli
Madya
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
PERSETUJUAN
Diluluskan di
Medan, Juni 2009
Diketahui/Disetujui Oleh
Ketua Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
PERNYATAAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan penyertaan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor
Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk”.
Tugas akhir ini merupakan syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Kimia
Industri D-3 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU
Medan.
Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada orang tua tercinta, ayahanda S.Purba dan ibunda T.Sembiring yang telah
memberikan dukungan moril, spiritual, maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yant telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini,antara lain:
1. Bapak Drs. Firman Sebayang, MS selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Ibu DR. Rumondang Bulan, MS selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU
3. Seluruh dosen dan karyawan/staf program studi Diploma-3 FMIPA USU
4. Bapak Jhoni Marpaung dan Frans Pasaribu sebagai pembimbing lapangan
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama melakukan praktek
kerja lapangan
5. Abang dan adik penulis, Jhon Hendrik dan Jonatan Ricardo yang telah
memberikan dukungan dan semangat pada penulis dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
6. Teman-teman separtner semasa PKL, Juli, Eliana, Mery yang telah menjadi
teman yang selalu menemani penulis selama melaksanakan PKL baik dalam
suka maupun duka dan juga telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah
ini.
7. Teman-teman seperjuangan jurusan Kimia Industri stambuk’06 khususnya
Dina, Domi, Netti, Susi, Dewi, Santi, Helga, Floren, Risna, Mutiara, Widya,
Erix, Firman, Jefri yang telah memberikan dukungan, semangat dan selalu
bersam-sama dengan penulis baik dalam suka maupun duka. Bisa mengenal
kalian adalah pengalaman berharga di hidupku.
8. Teman-teman semasa SMA yang telah memberi dukungan, semangat dan doa
dalam penyelesaian tugas akhir ini, khususnya buat Lily yang telah membantu
mencarikan buku sebagai bahan teori pada karya ilmiah ini.
9. Seseorang yang istimewa, Ian Putra yang selalu memberikan perhatian,
semangat, doa dan selalu sabar menghadapi penulis.
Penulis menyadari bahwa cara penulisan karya ilmiah ini serta isinya masih
jauh dari sempurna. Penulis dalam hal ini dengan kerendahan hati sangat
mengharapkan masukan berupa kritikan maupun saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan karya
ilmiah ini akan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
ABSTRAK
Salah satu proses penting dalam pembuatan pulp adalah proses pemasakan serpihan
kayu ( chip ). Besarnya konsentrasi alkali aktif yang terkandung dalam larutan
pemasak yang dimasukkan pada saat proses pemasakan dapat mempengaruhi kualitas
pulp yang dihasilkan. Karena banyaknya alkali aktif yang digunakan sangat berperan
dalam proses penghilangan lignin pada saat proses pemasakan chip. Untuk
mengetahui kadar lignin yang masih tersisa pada pulp setelah proses pemasakan dapat
diketahui dengan penentuan bilangan kappa. Penentuan bilangan kappa dilakukan
dengan metode titrasi menggunakan larutan natrium thiosulfat. Dari hasil analisa data
yang diperoleh diketahui besarnya konsentrasi alkali aktif adalah 97,4 g/l diperoleh
bilangan kappa sebesar 10,9 , sedangkan konsentrasi alkali aktif yang lebih besar yaitu
106,3 g/l maka bilangan kappa semakin rendah yaitu 9,0. Jadi, apabila konsentrasi
alkali aktif tinggi maka bilangan kappa semakin rendah, sebaliknya apabila
konsentrasi alkali aktif rendah maka bilangan kappa yang diperoleh semakin tinggi.
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
THE INFLUENCE OF CONCENTRATION OF ACTIVE ALKALI
IN WHITE LIQUOR TO KAPPA NUMBER AT DIGESTER UNIT
IN PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk
ABSTRACT
One of the important process in making pulp was the cooking process of the chip. The
concentration of active alkali that contained of white liquor that used in cooking
process can be influence the quality of pulp produced. Because the quantity of active
alkali that use has very importance role in process losses of lignin when cooking
process is goon. To know the lignin concentration which still there afterwards the
cooking process be knowing by determine kappa number. Determine of kappa number
done by titration methode by using of sodium thiosulfat. Based on the result of
analysis we detected the concentration of active alkali in the amount of 97,4 g/l so
kappa number in the amount of 10,9 on the other side the concentration active alkali
more be large that is 106,3 g/l so kappa number will be decrease that is 9,0. So, if the
concentration of active alkali in the great quantity so kappa number will be decrease.
But if the concentration of active alkali in a little quantity so kappa number will be
increase.
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 3
1.3. Tujuan 4
1.4. Manfaat 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Umum Kayu 5
2.2. Sifat-Sifat Umum Kayu 5
2.2.1. Sifat fisik kayu 5
2.2.2. Sifat mekanik kayu 7
2.2.3. Sifat kimia kayu 7
2.3. Komponen Kimia Kayu 8
2.3.1. Selulosa 8
2.3.2. Hemiselulosa 9
2.3.3. Lignin 9
2.3.4. Zat Ekstraktif 10
2.4. Proses Pembuatan Pulp 11
2.4.1. Pembuatan Pulp Mekanik 11
2.4.2. Pembuatan Pulp Semi Kimia 11
2.4.3. Pembuatan Pulp Kimia 12
2.5. Tahap-Tahap Proses Pembuatan Pulp 16
2.5.1. Pemasakan (Digester) 16
2.5.2. Pencucian (washing 23
2.5.3. Pemutihan (bleaching) 23
2.6. Teori Bilangan Kappa 24
BAB III. BAHAN DAN METODE
3.1. Alat dan Bahan 26
3.1.1. Alat 26
3.1.2. Bahan 27
3.2. Prosedur Kerja 27
3.2.1. Menganalisa alkali aktif (NaOH & NaS) dalam White Liquor 27
3.2.2. Penentuan bilangan kappa 28
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data 31
4.2. Pembahasan 40
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 42
5.2. Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Komposisi Bahan Kimia antara Kayu Keras dan Kayu Lunak 11
Tabel 4.1. Data Pengamatan pada saat Proses Pemasakan Berlangsung 31
Tabel 4.2. Faktor Koreksi 34
Tabel 4.3. Data Kandungan Alkali Aktif dalam White Liquor dan
Bilangan Kappa 35
Tabel 4.4. Data Metode Least Square 36
Tabel 4.5. Data Analisa Regresi Linier 39
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
canggih, ini membuat kebutuhan kertas semakin bertambah dan menempatkan dirinya
sebagai sesuatu yang hampir luar biasa pentingnya, antara lain berfungsi sebagai
produk pengepakan utama, bahan lembaran industri, dll. Indonesia yang kaya akan
hutan yang ditumbuhi berbagai jenis kayu memiliki prospek yang sangat cerah untuk
mendirikan industri pulp dan kertas. Pulp sebagai bahan baku kertas dapat dibuat dari
semua jenis kayu, baik jenis kayu yang berserat panjang (hard wood) maupun kayu
Pulp (bubur kayu) merupakan bahan baku dalam pembuatan kertas, rayon dan
senyawa-senyawa kimia turunan selulosa lainnya. Proses pembuatan pulp yang paling
banyak dipakai saat ini adalah proses sulfat atau sering disebut juga dengan kraft,
dengan proses lain, dimana prosesnya sangat sederhana, cepat, menghasilkan pulp
yang memiliki kekuatan yang tinggi dan dapat dipakai untuk pembuatan pulp dari
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Salah satu proses penting dalam pembuatan pulp yaitu proses pemasakan kayu
yang telah dibuat chip yang dilakukan dalam sebuah bejana yang cukup besar dan
tinggi yang disebut digester dan dengan menggunakan panas dan reaksi kimia.
Pemasakan ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat non selulosa yang terdapat
didalam bahan baku. Bahan kimia yang digunakan sebagai larutan pemasak yaitu lindi
putih (white liquor) yang mengandung bahan kimia aktif (alkali aktif) yaitu campuran
larutan Natrium Hidroksida (NaOH) dan Natrium Sulfida (Na2S) serta mengandung
salah satu variabel yang perlu diperhatikan. Larutan NaOH yang terkandung di dalam
alkali aktif berfungsi untuk melarutkan lignin dan zat-zat ekstraktif lainnya yang
terdapat dalam bahan baku kayu sehingga sellulosa terlepas dari ikatannya. Sedangkan
larutan Na2S berfungsi untuk mempercepat reaksi antara NaOH dengan lignin lewat
peurunan energi aktivasi dan memberikan hasil yang lebih tinggi serta kekuatan pulp
yang lebih baik. Oleh karena itu dengan adanya alkali aktif yang terkandung didalam
white liquor akan membantu proses penghilangan lignin yang disebut juga dengan
delignifikasi.
Penentuan kandungan lignin adalah penting untuk analisis kayu maupun untuk
bilangan kappa (kappa number). Untuk mencapai bilangan kappa tersebut, maka harus
diperhatikan besarnya konsentrasi alkali aktif yang digunakan. Pemakaian alkali aktif
dengan konsentrasi rendah maka proses penghilangan lignin menjadi kurang baik
sehingga menghasilkan reject atau chip hanya sebagian saja yang masak dan bilangan
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
kappa yang diperoleh semakin tinggi. Sebaliknya pemakaian alkali aktif dengan
konsentrasi tinggi maka serat selulosa juga akan terserang dan rusak yang
Oleh karena itu guna mencapai bilangan kappa yang diharapkan maka
besarnya komsentrasi alkali aktif yang terkandung di dalam white liquor harus
mangangkat masalah ini sebagai pembahasan dalam Tugas Akhir dengan judul
White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit Digester Di PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk”.
1. 2. Permasalahan
Secara umum standart mutu pulp setelah proses pemasakan ditentukan dari besar
kecilnya jumlah kandungan lignin yang terdapat di dalam pulp yang biasanya disebut
bilangan kappa, dimana bilangan kappa ini dapat dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi alkali aktif yang ditambahkan pada proses pemasakan. Dari uraian diatas,
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
1. 3. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh dari besarnya konsentrasi alkali aktif yang terkandung di
dalam white liquor terhadap kandungan lignin yang masih terdapat dalam pulp yang
dihasilkan yang ditandai dengan tinggi rendahnya bilangan kappa (kappa number).
1. 4. Manfaat
Sebagai sumber informasi mengenai pengaruh pemakaian alkali aktif yang digunakan
terhadap kualitas pulp yang dihasilkan dengan menentukan kadar lignin pada pulp
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah
yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Pengertian
kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diproleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di
hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-
bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda.
Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat agak berbeda, jika dibandingkan
bagian ujung dan pangkalnya. Sifat dimaksud antara lain yang bersangkutan dengan
sifat-sifat anatomi kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat kimianya.
Sifat kayu yang dimaksud adalah antara lain yang bersangkutan dengan sifat-sifat
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah: berat jenis, keawetan
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
A. Berat Jenis
Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu,
umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang
pula kekuatannya. Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu
kering tanur atau kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tersebut.
B. Warna Kayu
Ada beraneka macam, antara lain warna kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat
tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain senagainya. Hal ini disesbabkan oleh
zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna sesuatu jenis kayu dapat
kelembapan udara berikut: tempat di dalam batang, umur pohon, kelembapan udara.
C. Higroskopik
Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan air atau
kelembapan dan suhu udara pada suatu saat. Makin lembab udara di sekitarnya akan
lingkungannya.
D. Serat
Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah umum sel-sel
kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal potongan itu. Kayu dikatakan
berserat lurus, jika arah sel-sel kayu sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu
menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
E. Berat Kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-
rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu
F. Kekerasan
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu.
Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk
mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada
Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan
dari luar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang
Komponen kimia di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan
kegunaan sesuatu jenis kayu. Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
ketahanan kayu terhadap serangan mahluk perusak kayu. Selain itu dapat pula
menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal.
- Karbon 50%
- Hidrogen 6%
(Dumanauw,J.F, 1990
(hemiselulosa) dan lignin, yang terdapat pada semua kayu, dan komponen-komponen
minor dengan berat molekul kecil (ekstraktif dan zat-zat mineral), yang biasanya lebih
2.3.1. Selulosa
Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu
keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Didalam kayu, selulosa tidak hanya
disertai dengan poliosa dan lignin, tetapi juga terikat erat dengannya, dan
dasar dari banyak produk teknologi (kertas, film, serat, aditif dan sebagainya) dan
karena itu diisolasi terutama dari kayu dengan proses pembuatan pulp dalam skala
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
besar. Dengan menggunakan berbagai bahan kimia dalam pembutan pulp, pada
keadaan asam, netral atau alkalis, dan tekanan, diperoleh pulp dengan sifat-sifat yang
berbeda.
(Fengel,D, 1995)
2.3.2. Hemiselulosa
hanya 200. berbeda dengan selulosa, polimer hemiselulosa berbentuk tidak lurus,
akan dapat membentuk struktur kristal dan serat mikro seperti selulosa. Pada proses
(Sjostrom,E, 1995)
2.3.3. Lignin
Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh
dari sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
oleh suatu rangka molekul selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini
merupakan suatu kesatuan yang erat, yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat
menyerupai beton bertulang besi. Selulosa laksana batang-batang besi dan lignin
sebagai semen betony. Lignin terletak terutama dalam lamella tengah dan dinding
primer. Kadar lignin dalam kayu gubal lebih tinggi dalam kayu teras.
(Dumanauw,J.F, 1990)
Di dalam kayu lignin merupakan bahan yang tidak berwarna. Apabila lignin
bersentuhan dengan udara, terutama dengan adanya sinar matahari, maka (bersama-
menjadi kuning. Lignin bersifat termoplastik artinya lignin akan menjadi lunak dan
dapat dibentuk pada suhu yang lebih tinggi dan keras kembali apabila menjadi dingin.
(Haygreen,J.H, 1996)
Istilah ekstraktif kayu meliputi sejumlah besar senyawa yang berbeda yang dapat
diekstraksi dari kayu dengan menggunakan pelarut polar dan non polar. Dalam arti
yang sempit ekstraktif merupakan senyawa-senyawa yang larut dalam pelarut organik,
dan dalam pengertian ini nama ekstraktif digunakan dalam analisis kayu. Tetapi
senyawa-senyawa karbohidrat dan anorganik yang larut dalam air juga termasuk
pengeringan kayu; terutama senyawa-senyawa tak jenuh, lemak dan asam lemak
terdegradasi. Fakta ini penting untuk produksi pulp karena ekstraktif tertentu dalam
kayu segar mungkin menyebabkan noda kuning (gangguan getah) atau penguningan
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
pulp. Ekstraktif dapat juga mempengaruhi kekuatan pulp, perekatan dan pengerjaan
Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata.
Tabel 1.1. Komposisi Bahan Kimia antara Kayu Keras dan Kayu Lunak
Selulosa 42± 2% 45 ± 2 %
Hemiselulosa 27 ± 2% 30 ± 5 %
Lignin 20 ± 4 % 27 ± 2 %
Proses pengasahan kayu dimana kayu gelondong yang diikuliti diperlakukan dalam
batu asah yang berputar dengan diberi semprotan air merupakan dasar pembuatan pulp
mekanik. Di samping serat yang utuh, bahan kayu dirobek-robek dalam bentuk
bagian-bagian serat yang kurang lebih rusak. Kerusakan serat secara fisik ini tidak
dapat dihindari dan karena itu kekuatan kertas yang dibuat dari pulp-pulp mekanik
(Sjostrom,E, 1995)
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
2.4.2. Pembuatan Pulp Semi Kimia
Kayu dapat pula dipulp dengan cara yang menggabungkan kebaikan hasil tinggi pada
proses mekanis dan sebagian dari kebaikan proses kimia yang berkualitas tinggi.
Dengan mnggunakan teknik-teknik yang dikenal dengan pembuatan pulp semi kimia
atau kimia mekanis, total kayu dikenakan cairan kimia pemasak pulp dalam jangka
semi kimia adalah persyaratan yang rendah mengenai kualitas dan spesies kayu,
rendemen tinggi, pemakaian bahan kimia yang relatif rendah pada kandungan sisa
lignin, investasi modal yang rendah dan unit-unit produksi kecil yang menguntungkan
bila dibandingkan dengan pembuatan pulp secara kimia penuh. (Haygreen,J.H, 1996)
Pembuatan pulp secara kimia adalah proses dalam mana lignin dihilangkan sama
sekali hingga serat-serat kayu mudah dilepaskan pada pembongkaran dari bejana
Proses Soda, derajat delignifikasi pada proses soda adalah lebih kecil dari pada proses
kraft dan umumnya lebih dari 5-6% sodium hidroksida digunakan untuk
mengahasilkan derajat delignifikasi yang sama. Beberapa kayu dapat dibuat menjadi
pulp melalui proses soda, menggunakan 25-27% soda kaustik dan dari 2-4% sodium
pemanasan 90 sampai 120 menit pada 170 sampai 1730C. (B.L.Browning, 1963)
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Proses Sulfat (Kraft), Pembuatan pulp kraft dilakukan dengan larutan yang terdiri
atas natrium hidroksida dan natrium sulfide, yang dinamakan “lindi putih”. Menurut
sebagai ekuivalen natrium dan dinyatakan sebagai berat NaOH atau Na2O.
Na2S
Sulfiditas x 100%
Na OH + Na2S
(Sosjtrom,E, 1995)
Pada proses kraft, alkali aktif diperhitungkan sebagai jumlah persen dari
NaOH dan Na2S pada kayu yang dinyatakan sebagai ekivalen Na2O. Siklus
alkali aktif, 20-30% sulfiditi, dan pemanasan selama 90-120 menit pada suhu 170-
adalah bahan kimia pokok pembuatan pulp. Banyaknya alkali yang digunakan dalam
pembuatan pulp kraft, yang merupakan faktor penting dalam pembuatan pulp, dapat
dinyatakan sebagai alkali aktif ( NaOH + Na2S) atau sebagai alkali efektif (NaOH + ½
Na2S). Yang terakhir berasal dari titik ekivalen tunggal reaksi hidrolisis natrium
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Na2S + H2O NaOH + NaHS
Proses pembuatan pulp kraft dan pulp yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa
parameter:
- bahan baku
polisakarida. Dalam periode awal lebih banyak alkali dibutuhkan untuk menetralisasi
asam-asam yang berasal dari polisakarida dan untuk menetralkan rendeman degradasi
lignin. Terutama pada akhir prosedur pemasakan harus dicegah konsentrasi alkali
yang terlalu tinggi. Kalau tidak, maka akan terjadi degradasi dan pelarutan poliosa dan
kekuatan pulp turun. Biasanya kayu lunak membutuhkan jumlah dan konsentrasi
alkali yang lebih tinggi daripada kayu keras untuk mencapai derajat delignifikasi yang
sebanding.
bawah memberikan karakteristik pertama dari proses dan pulp yang dihasilkan:
- tuntutan yang rendah terhadap spesies kayu dan kualitas kayu, termasuk semua
tipe kayu lunak dan kayu keras, bahkan dalam campuran, dan toleransi
terhadap jumlah ekstraktif yang tinggi maupun bagian kayu lapuk yang besar
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
- waktu pemasakan yang pendek
bahan kimia dalam pembuatan pulp, dan produksi hasil samping yang berharga
Proses Sulfit, Dari segi kimia lindi pemasak pulp sulfit berbeda-beda tergantung pada
bentuk-bentuk yang mungkin dari belerang dioksida dalam larutan berair dan macam
basa yang ditambahkan pada sistem ini. Dalam pembuatan pulp sulfit komposis lindi
pemasak diberi ciri dengan istilah belerang dioksida bebas, gabungan dan total, yang
menunjukkan pembuatan pulp kraft lebih unggul dari yang lain, ada beberapa faktor
yang dapat meningkatkan pembuatan pulp sulfit di kemudian hari, yang meliputi
- rendemen yang lebih tinggi pada bilangan kappa tertentu, yang mengakibatkan
klor
(Fengel,D, 1995)
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
2.5. Tahap-Tahap Proses Pembuatan Pulp
Pada tahap ini merupakan tahap yang paling penting, dimana gelondongan kayu yang
dibawa ke pabrik dipotong-potong dan dibentuk menjadi chip melalui alat yang
bernama chipper. Setelah ini serpihan kayu dibawa ke digester menggunakan alat
a.Chip Filling
Chip diangkut ke digester dari tempat penyimpanan atau lapangan chip dengan
menggunakan conveyor. Jumlah chip dalam digester harus betul-betul sesuai sehingga
ada cukup ruang untuk tempat liquor dan edarannya. Sebelum pengisian chip dimulai,
- digester harus dalam keadaan kosong dan katup blow nya harus sudah tertutup
- shuttle conveyor harus tepat posisinya pada digester yang akan chip filling
b. Pengisian liquor
pada proses BKP pengisian liquor dilakukan segera setelah pengisian chip. Larutan
pemasak panas yang dimasukkan ke dalam digester didapat dari relief heat recorvery
system dengan temperatur 1200C harus dengan perbandingan yang sesuai sebagaimana
dibutuhkan untuk pemasakan dan black liquor penambah sebagai pengencer juga
harus dengan perbandingan yang sesuai. Penambahan white liquor didasarkan pada
persentase bahan kimia yang dibutuhkan untuk memasak berat kering (bone dry atau
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
oven dry) kayu yang dimasukkan. Persentase ini juga tergantung dari seberapa jauh
kita akan mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu (degree of delignification).
Alkali Aktif (AA) yang dimasukkan dalam digester adalah untuk melarutkan
komponen/kotoran bukan selulosa yang ada dalam kayu. Bertambahnya jumlah alkali
tidak masak (hard cook) yang berakibat banyaknya kayu yang bakal terbuang berupa
reject atau serpihan kayu yang hanya sebagian saja yang masak yang disebut knots.
dan black liquor kedalam chip. Digester yang berisi chip dan larutan pemasak
temperatur dan tekanan ini, chip dimasak dengan alkali untuk periode waktu tertentu.
kwalitas dan rendemannya, tetapi diatas 1800C akan mulai terjadi pemutusan rantai
serat-serat selulosa, jadi temperatur yang diinginkan pada pemasakan adalah 1700C.
d. Pulp Blowing
blow semua isi digester ke dalam blow tank. Di pabrik ini, terdapat dua blow tank
dengan masing-masing kapasitas 600 m3. Hanya satu digester yang dapat diblow ke
satu blow tank pada satu waktu tertentu, hal yang penting untuk diperhatikan agar
dipastikan bahwa ada cukup ruang dalam blow tank untuk manampung pulp yang
akan diblow.
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemasakan ada tiga bagian yaitu:
Kualitas chip yang akan dipakai sebagai bahan baku dalam pemasakan merupakan
hal yang sangat penting untuk diperhatikan operasi keseluruhan pabrik pulp,
Spesies,Density,Decay.
a) Wood Spesies
Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa kayu dapat dibagi menjadi 2 jenis
yaitu: jenis hard wood dan jenis soft wood, kayu jenis soft wood menghasilkan
pulp yang lebih kuat dibanding dengan jenis hard wood karena serat-seratnya
lebuh panjang dan lebih lentur dibandingkan dengan serat yang terdapat pada
Biasanya kayu jenis soft wood menghasilkan rendemen yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang dihasilkan dari jenis hard wood bila dimasak pada
kondisi yang sama. Hal ini utamanya disebabkan hemiselulosanya soft wood
lebih mudah terlarut dibanding dengan yang terdapat pada hard wood dan juga
didalam kayu soft wood terdapat lebih banyak kandungan lignin disbanding
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
b) Wood Densit
Berat jenis kayu merupakan faktor ekonomis yang sangat penting dalam
pembuatan pulp. Dengan kayu yang lebih padat, kita dapat mengisi lebih berat
pada digester dengan volume yang sama dan keadaan ini akan menambah
a) Ukuran chip
Ketebalan chip merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembuatan
dari segala arah dengan kecepatan yang sama. Ketebalan chip yang ideal
adalah 3-5 mm
adalah tolak ukur yang sangat penting artinya selama waktu pengisian digester.
Ini akan membuktikan seberapa banyak kayu yang dapat dimasukkan kedalam
digester, yang dinyatakan dalam satuan kg/cm3. Bulk density dari chip
Bila kandungan air dalam chip sangat rendah, akan sulit bagi larutan pemasak
untuk meresap kedalam chip. Adalah penting untuk mengetahui seberapa besar
kandungan air dalam chip tersebut, dan memperhitungkan seberapa berat kayu
pada jumlah yang tetap. Kandungan air dalam chip sebesar = 40-50%
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
d) Kulit kayu dan bahan-bahan lain yang mengotori kayu
bisa datang dari luar kayunya sendiri seperti misalnya, pasir, logam-logam,
plastik, dll.
White Liquor yang adalah sebagai media pemasak, terdiri dari beberapa bahan-bahan
kimia yang berupa larutan berair: Natrium Hidroksida, Natrium Sulfida, Natrium
Karbonat. Konsentrasi dari masing-masing zat tersebut akan memainkan peranan yang
Natrium Hidroksida merupakan zat padat yang berwarna putih. NaOH bila
dilarutkan di dalam air akan terionisasi dan terpecah menjadi ion. Hal ini terjadi
karena NaOH adalah bersifat basa. Pada pembuatan pulp larutan NaOH berfungsi
untuk melarutkan lignin dan zat ekstraktif lainnya yang terdapat dalam bahan kayu,
dengan lignin sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan lebih singkat selain
itu NaOH dapat digunakan sebagai larutan pemasak untuk pembuatan pulp dari bahan
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
2. Natrium Sulfida (Na2S)
Natrium sulfida adalah suatu senyawa yang sangat mudah teroksidasi, oleh
karena itu zat ini banyak dimanfaatkan, terutama dalam situasi dimana diperlukan
bahan pereduksi yang tidak terlalu kuat, misalnya untuk pembuatan wol.
energi aktivasi
Pada proses pembuatan pulp larutan Na2CO3 ini merupakan make-up atau
pengotor pada larutan pemasak (white liquor) dimana Na2CO3 ini merupakan alkali
yang tidak aktif pada proses pemasakan chip. Akan tetapi melalui proses recaustizing
Na2CO3 ini dapat digunakan untuk menghasilkan NaOH dengan penambahan CaCO3
pada pengapuran di lime klin. Dimana NaOH yang dihasilkan ini akan digunakan
penghilangan lignin. Penambahan waktu beberapa menit pada saat proses perembesan
liquor kedalam chip tidak berpengaruh banyak terhadap kualitas pulp, tetapi beberapa
menit saja bertambah waktu pada saat pemasakan akan berdampak pada kualitas.
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Suatu metode yang telah dibuat untuk menghitung hubungan antara waktu dan
temperatur dengan satu nilai numeric tunggal disebut ”H-Faktor”. Untuk setiap satu
siklus pemasakan yang memberikan nilai H-faktor yang sama akan menghasilkan pulp
dengan rendemen dan kandungan lignin yang sama bila kondisi-kondisi lainnya juga
sama.
antara 10-18% (sebagai Na2O terhadap kayu kering) tergantung dari jenis kayunya,
kondisi pemasakan dan seberapa jauh tingkat penghilangan lignin yang akan dicapai
Kalau jumlah alkali yang dimasukkan lebih banyak maka akan mempercepat
kecepatan reaksinya. Dengan menambah alkali, kita dapat memasak dengan H-faktor
yang lebih rendah untuk mencapai Bilangan Kappa yang sama. Dengan bertambahnya
jumlah alkali yang dimasukkan maka akan mengurangi rendemen pulp karena jumlah
effective alkali yang dimasukkan sebanyak kurang dari jumlah volume yang
dibutuhkan untuk membasahi seluruh chip. Weak Black Liquor (WBL) perlu
(Anonymous, 2003)
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
2.5.2. Pencucian (washing)
Pulp yang berasal dari blow tank dipompakan melwati unit pemisahan mata kayu yang
disebut dengan Pressure Knotter kemudian menuju unit pencucian tiga tahap,
kemudian dikirim ke unit penyaringan (screening) dan sesudah itu dikirim ke empat.
Bubur kertas coklat setelah melalui unit pencucian tahap yang keempat disimpan di
Tujuan dari proses pencucian ini adalah untuk memisahkan kandungan lignin
yang masih tersisa setelalh proses pemasakan pada digester sebelum dilanjutkan
Warna pada pulp yang belum diputihkan umumnya disebakan oleh lignin yang tersisa.
Penghilangan lignin dapat lebih banyak pada proses pemasakan, tetapi akan
mengurangi hasil yang banyak sekali dan merusak serat, jadi menghasilkan kualitas
Tujuan utama proses pemutihan secara umum dapat diringkaskan sebagai berikut:
1. Memperbaiki brightness
2. Meperbaiki kemurnian
(Sirait, S, 2003)
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
2.6. Teori Bilangan Kappa
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari teknologi baru proses pembuatan pulp
kimia yang akrab lingkungan untuk mengurangi polusi air limbah, dan
berlanjut yang mengarah pada sasaran bilangan kappa rendah dan kualitas pulp
tetap baik. Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah memperoleh pulp kimia putih dari
dalam air limbah proses pembuatan pulp berkurang sehingga dapat menekan
beban pencemaran. Pada dasarnya proses pembuatan pulp kimia adalah proses
mengendalikan proses delignifikasi dan memperkirakan kadar lignin sisa dalam pulp
yaitu bilangan kappa (jumlah bahan pemutih terutama khlor sangat tergantung pada
kadar lignin sisa dalam pulp belum putih atau bilangan kappa).
Kappa Number digunakan untuk menyatakan berapa jumlah lignin yang masih
tersisa di dalam pulp setelah pemasakan. Pengujian kappa number yang dilakukan di
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
tertentu, jumlah permanganat yang bereaksi dengan pulp ditentukan dengan menitrasi
0,1N yang dikonsumsi oleh 10 gram pulp selama 10 menit pada temperatur 25oC.
Untuk pulp kraft hubungan antara kappa number dengan lignin adalah sebagai berikut:
(Arif,H, 2003)
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
BAB III
3.1.1. Alat
- Gelas ukur
- Gelas beaker
- Corong Buchner
- Vakum sheet
- Setrika
- Oven
- Neraca
- Desikator
- Erlenmeyer
- Stirer
- Magnetic stirer
- Buret digital
- Thermometer
- Stopwatch
- Pipet volum
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
3.1.2. Bahan
- Air destilat
- BaCl2 10%
- Indikator PP
- HCl 0,5 N
- Formaldehid 40%
- KMnO4 0,1 N
- H2SO4 4 N
- KI 0,1 N
- Na2S2O3 0,1 N
- Indikator starch 1 %
3.2.1. Menganalisa jumlah alkali aktif (NaOH & NaS) dalam White Liquor :
- Dititrasi dengan HCl 0,5 N hingga berubah warna dari merah rose menjadi
putih susu. Dihentikan titrasi dan dicatat Volume HCl yang terpakai (“A” ml)
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
- Dititrasi kembali dengan HCl 0,5 N hingga berubah warna dari merah rose
menjadi putih susu. Dihentikan titrasi dan dicatat Volume HCl yang terpakai
(“B” ml)
- Dititrasi kembali dengan HCl 0,5 N hingga berubah warna dari orange menjadi
merah. Dihentikan titrasi dan dicatat Volume HCl yang terpakai (“C” ml)
Volume sampel
Volume sample
Volume sampel = 2 ml
- Dicuci dengan air bersih sambil disaring dengan penyaring (screener 35-40
mesh)
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
- Dilarutkan dalam air secukupnya dan dimasukkan ke corong Buchner untuk
- Dimasukkan sampel ke dalam gelas beaker 1000 ml yang telah beraisi air
- Diaduk larutan di atas magnetik stirrer dan diatur kecepatan magnetik stirrer
Indikator starch 1% pada titik akhir reaksi dan dititrasi kembali sampai
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Bilangan Kappa dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
K= PxF [ 1 + 0,013 ( 25 – t ) ]
P = (b – a ) N
0,1
Keterangan :
K : Bilangan kappa
nilai P
t : Temperatur Larutan
blanko
W : Berat sampel
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
BAB IV
4.1. Data
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
A. Perhitungan Analisa Alkali Aktif
Diketahui :
Volume sampel = 2 ml
Jawab :
Volume sampel
= 81,5 g/l
Volume sampel
= 22,8 g/l
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Total Alkali Aktif (TAA) = NaOH + Na2S
= 104,3 g/l
Untuk data yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama seperti diatas.
Perhitungan berikut ini diambil dari data No.8 yang mewakili semua data:
Diketahui :
- Volume Na2S2O3 0,1 N yang digunakan untuk larutan blanko (b) = 48,82 ml
Jawab : P = (b – a ) N
0,1
0,1
= 22,5 × 0,1
0,1
= 22,52
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
F=Px2
= 22,52 x 2
F = 0,989
K= PxF [ 1 + 0,013 ( 25 – t ) ]
2,3250
= 22,27 [ 0,987]
2,3250
= 9,5
Untuk data yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama seperti diatas.
F+ 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0
30 0,958 1,960 0,962 0,964 0,966 0,968 0,970 0,973 0,975 0,977
40 0,979 0,981 0,983 0,985 0,987 0,989 0,991 0,994 0,996 0,998
50 1,000 1,002 1,004 1,006 1,009 1,011 1,013 1,015 1,017 1,019
60 1,022 1,024 1,026 1,028 1,030 1,033 1,035 1,037 1,039 1,042
70 1,044 *** *** *** *** *** *** *** *** ***
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Tabel 4.3. Data Pengaruh Kandungan Alkali Aktif Dalam White Liquor
Terhadap Bilangan Kappa
No NaOH Na2S White Kappa
Liquor Number
TAA
GPL GPL GPL K
1 75,2 22,2 97,4 10,9
2 79,8 21,1 100,9 10,5
3 78,5 23,5 102 10,3
4 77 25,1 102,1 10,2
5 78,2 24,3 102,5 9,8
6 81,8 22 103,8 9,8
7 78,6 25,3 103,9 9,7
8 81,5 22,8 104,3 9,5
9 81,6 23 104,6 9,4
10 83,2 22 105,2 9,4
11 81,8 23,7 105,5 9,2
12 82 24,3 106,3 9
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
C. Menghitung Jumlah pemakaian alkali aktif yang optimal dengan metode least
square
No. X Y X2 XY
Keterangan :
Y : bilangan kappa
Persamaan Regresi :
Y = aX + b
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Dimana :
n(∑ xy ) − (∑ x)(∑ y )
a =
n(∑ x 2 ) − (∑ x ) 2
12(12132,97) − (1238,5)(117,7)
=
12(127888,51) − (1238,5) 2
145595,64 − 145771,45
=
1534662,12 − 1533882,25
− 175,81
=
779,87
= -0,2254
(∑ x )(∑ y ) − (∑ x )(∑ xy )
2
n(∑ x ) − (∑ x )
b= 2 2
=
(127888,51)(117,7 ) − (1238,5)(12132.97 )
12(127888,51) − (1238,5)
2
15052477,63 − 15026683,35
=
1534662,12 − 1533882,25
25794,285
=
779,87
= 33,0751
y = -0,2254 x + 33,0751
Dengan memasukkan harga x yaitu jumlah pemakaian alkali aktif maka diperoleh
y1 = -0,2254x1 + 33,0751
= 11,121
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
y2 = -0,2254x2 + 33,0751
= 10,332
y3 = -0,2254x3 + 33,0751
= 10,083
y4 = -0,2254x4 + 33,0751
= 10,061
y5 = -0,2254x5 + 33,0751
= 9,971
y6 = -0,2254x6 + 33,0751
= 9.678
y7 = -0,2254x7 + 33,0751
= 9,656
y8 = -0,2254x8 + 33,0751
= 9,565
y9 = -0,2254x9 + 33,0751
= 9,498
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
y10 = -0,2254x10 + 33,0751
= 9,363
= 9,295
= 99,115
No X Y
1 97,4 11,121
2 100,9 10,332
3 102 10,084
4 102,1 10,061
5 102,5 9,971
6 103,8 9,678
7 103,9 9,656
8 104,3 9,565
9 104,6 9,498
10 105,2 9,363
11 105,5 9,295
12 106,3 9,115
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Menghitung jumlah pemakaian optimal alkali aktif untuk mencapai target bilangan
kappa
y = ax + b
9 = -0,2254x + 33,0751
9 − 33,0751
x =
− 0,2254
24,0750
=
− 0,2254
= 106,8 g/l
Jadi penambahan alkali aktif yang optimal untuk mencapai bilangan kappa yang
4.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan data dan grafik (grafik terlampir) yang diperoleh dapat
dinyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi alkali aktif yang digunakan maka
bilangan kappa semakin rendah, dan begitu juga sebaliknya apabila konsentrasi alkali
aktif yang digunakan semakin rendah maka bilangan kappa semakin tinggi. Dimana
tinggi rendahnya bilangan kappa menunjukkan masih adanya kadar lignin yang
terkandung pada pulp yang dihasilkan setelah proses pemasakan chip. Tingginya
bilangan kappa sebanding dengan tingginya kadar lignin yang berarti serpihan kayu
(chip) yang dimasak belum sepenuhnya masak dan pulp yang dihasilkan belum benar-
benar merupakan serat murni yang masih mengandung zat pengotor selain selulosa
dan hemiselulosa. Sedangkan bilangan kappa rendah menandakan kadar lignin yang
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
rendah sehingga pulp yang dihasilkan lebih murni berupa serat selulosa dan
hemiselulosa.
mutu pulp yang baik yaitu memiliki bilangan kappa sebesar 9-13,5. Oleh karena itu
untuk mencapai bilangan kappa tersebut,maka besarnya konsentrasi alkali aktif yang
digunakan harus diperhatikan. Tetapi penggunaan alkali aktif yang berlebih untuk
menurunkan bilangan kappa dapat merusak serat selulosa yang menyebabkan pulp
rapuh dan mudah sobek artinya bukan hanya lignin yang larut tetapi selulosa juga ikut
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
BAB V
5.1. Kesimpulan
- Dari hasil analisa data bilangan kappa yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa pulp yang dihasilkan telah memenuhi standart bilangan kappa. Dimana
standart bilangan kappa adalah 9-13,5 dan hasil analisa yang didapat dari data
- Dari hasil analisa data pemakaian total alkali aktif yang diperoleh yaitu antara
97,4-106,3 g/l berbanding terbalik dengan data nilai bilangan kappa yaitu 10,9-
9, artinya semakin besar konsentrasi alkali aktif maka nilai bilangan kappa
- Dari hasil yang diperoleh berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa besarnya
apabila konsentrasi alkali aktif yang digunakan besar maka nilai bilangan
aktif yang digunakan rendah maka bilangan kappa yang dihasilkan tinggi.
Dengan kata lain besarnya konsentrasi alkali aktif berbanding terbalik dengan
bilangan kappa.
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
5.2. Saran
- Perlu dilakukan metode lain dalam penentuan kadar lignin selain dengan
penentuan bilangan kappa pada pulp agar dapat dibandingkan metode mana
alkali aktif, temperatur, waktu agar diperoleh bilangan kappa yang memenuhi
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2003. Buku Manual Training Digester Plant. Porsea: PT.Toba Pulp
Lestari
Browning, B.L. 1963. The Chemistry Of Wood. USA: John Wiley & Sons, Inc
Press
Haygreen, J.H. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Terjemahan Sutjipto A
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
Lampiran 1
Reaksi Analisa White Liquor :
PP NaOH
HO OH NaO O
C NaOH C H2O
O
C C ONa
O O
NaO O HO OH
C HCOOH C NaOH
O
C ONa C
O O
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.
3. Reaksi dengan Metil Orange
Orange
H
O3S N N N(CH3)2 H2O
merah
Elisa Putri Karolina : Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit
Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009.