I. TUJUAN
1. Mengetahui macam macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air.
2. Untuk mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman yang
beradaptasi pada kandungan air yang berbeda
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan habitat atau keadaan lingkungan di Indonesia, tanaman di
Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu tanaman mesofit, xerofit, dan
hidrofit. Mesofit merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di tempat
tersedianya air dengan jumlah sedang, yaitu tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering. Sedangkan xerofit merupakan tanaman yang dapat beradaptasi pada
lingkungan yang kering dengan kondisi air terbatas, sehingga tanaman ini dapat
hidup pada cuaca yang sangat panas dan kering. Kebalikan dari xerofit, tanaman
hidrofit merupakan yang tahan pada lingkungan perairan.
Tanaman jagung merupakan salah satu contoh tanaman mesofit karena
tahan pada kondisi air yang cukup atau tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.
Oleh karena itu, pada penampang melintang dan membujur daunnya, tidak
menunjukkan adanya bentuk adaptasi secara morfologis, anatomis, maupun
biokimia.
Tanaman kaktus merupakan salah satu contoh tanaman xerofit karena hidup
pada lingkungan yang kering dengan kondisi air terbatas. Tanaman ini beradaptasi
secara morfologis dengan perakaran yang dalam untuk mencari dan mengambil air
dari dalam tanah. Adaptasi secara anatomis dapat dilihat pada penampang
melintang daun kaktus yaitu terdapat jaringan penyimpan air guna menyimpan
cadangan air.
Tanaman eceng gondok merupakan tanaman hidrofit karena hidup pada
lingkungan perairan dengan kondisi air yang banyak. Tanaman tersebut beradaptasi
secara anatomis dengan rongga udara yang berfungsi untuk menyimpan O2 dari
hasil fotosintesis maupun respirasi.
V. KESIMPULAN
VI. SARAN
Pada praktikum ini ada baiknya jika digunakan preparat yang jelas agar
setiap bagian daun tanaman dapat diamati dengan baik sehingga perbedaan bentuk
adaptasi secara anatomis pada masing-masing tanaman dapat diamati dan
dibedakan secara baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Yudi P. 2013. Pola Pertanian Orang Jawa di Desa Muara Aman
Kecamatan Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung.
Haryanti, S., R. B. Hastuti, E. D. Hastuti, Y. Nurchayati. 2006. Adaptasi Morfologi
Fisiologi dan Anatomi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart) Solm) di
Berbagai Perairan Tercemar. Buletin Anatomi dan Fisiologi 14(2): 39-46.
Hayati, E., Sabaruddin, Rahmawati. 2012. Pengaruh Jumlah Mata Tunas dan Komposisi
Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.). Agrista 16(3): 129-134.
Hidayati, N. dan Saefudin. 2002. Pertumbuhan dan produktivitas kumis kucing
(Orthosiphon aristatus) pada mikroklimat yang berbeda dan perlakuan pupuk
organik cair. Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik.
APINMAP. Bogor, 8-10 Agustus 2001.
Muliawati, E. S. 2001. Kajian tingkat serapan hara, pertumbuhan dan produksi
sambiloto (Androgaphis paniculata Ness.) pada beberapa komposisi media tanam
dan tingkat pengairan. Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan
Aromatik. APINMAP. Bogor, 8-10 Agustus 2001.
Osakabe, Y. K., Osakabe, K. Shinozaki, and L. P. Tran. 2014. Response of plants to
water stress. Front Plant Sci Journal 5(1): 86.
Rahmawati. 2016. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Mekanisme Koping pada
Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sarief, E. S. 1985. Konservasi Tanah dan Air. Bandung: Pustaka Buana.
Setiawan, Tohari, dan D. Shiddieq. 2013. Pengaruh cekaman kurang air terhadap
beberapa karakter fisiologis tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.). Littri
19(3): 108-116.
Yonida, Arinda D. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman. https://farming.id/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pertumbuhan-dan-perkembangan-tanaman/. diakses pada 28 Maret 2018 pukul
00:26.
LAMPIRAN