Tanaman secara umum dibedakan menjadi dua jenis yaitu tanaman produksi dan tanaman hias. Tanaman produksi merupakan tanaman yang dapat menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi. Sedangkan tanaman hias merupakan tanaman yang tidak menghasilkan produk tetapi dapat dimanfaatkan sebagai hiasan (Hansen et all, 2017). Air dibutuhkan tanaman untuk pembentukan karbohidrat, mempertahankan hidrasi air protoplasma (turgor) dan alat untuk translokasi tanaman dantranslokasi unsur hara. Kekuranga air dapat menyebabkan berkurangnya pembelahan sel dan perpanjangan sel, sehingga pertumbuhan tanamanterganggu. Kadar air yang rendah dapat mempengaruhi respons tanaman terhadap pemupukan. Makin banyak tersedianya air dalam tanah. Maka makin baik pengambilan unsur hara oleh tanaman. Bila persediaan air tanah cukup,pemberian unsur hara akan menaikkan efesiensi air. Efesiensi penggunaan air adalah jumlah bahan kering dapat dihasilkan dari sejumlah air tertentu (Mitchell, 1983). Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman biasanya berupa variabel bebas. Antara variabel bebas ini bisa saling mempengaruhi dan dapat bersifat sebagai variabel deterministik atau sebagai variabel stokastik. Dalam mempelajari respons tanaman terhadap faktor luar ini, tanaman dianggap sebagai variabel yang tidak bebas karena tergantung pada faktor-faktor lingkungan. Pertumbuhan tanaman dibatasi oleh unsur hara yang tersedia dalam jumlah yang paling rendah dalam medium (tanaman) jika ditinjau dari presentasi kebutuhan optimumnya. Kaidah ini dikenal sebagai hukum minimum (the law of minimum). Hukum ini dikembangkan oleh J. V. Leibig sehingga terkenal pula dengan sebutan hukum minimum Leibig. Berdasarkan kaidah ini, jika suatu unsur terdapat dalam kahat (defisien) sementara yang lainnya berkecukupan, maka tanah tersebut tidak akan dapat ditumbuhi oleh tanaman yang membutuhkan unsur pertama tadi secara mutlak (Epstein, 2007). 2.2 Akar Pada Tanaman Selama siklus hidupnya tanaman memperoleh air dengan cara menyerap air dari lingkungannya. Yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor tanaman. Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kandungan air tanah, kelembaban udara dan suhu tanah. Faktor tanaman yang berpengaruh adalah efisiensi perakaran, perbedaan tekanan difusi air tanah ke akar, dan keadaan protoplasma tanaman (Nofyangtri 2011). Kekurangan air merupakan salah satu faktor pembatas utama di bidang pertanian yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan serta hasil produksi tanaman. Ketersediaan air tanah yang semakin menurun serta adanya perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan kemarau yang berkepanjangan dan selanjutnya mengakibatkan kekurangan air pada tanaman (Efendi 2009). Di samping itu kekurangan air pada tanaman dapat terjadi karena laju hilangnya air akibat transpirasi terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laju pengambilan air dari tanah. (Ai, dkk. 2011). Sebagai salah satu organ tanaman, akar berperan penting pada saat tanaman merespons kekurangan air dengan cara mengurangi laju transpirasi untuk menghemat air. Pada umumnya tanah mengering dari permukaan tanah hingga ke lapisan tanah bawah selama musim kemarau. Keadaan ini menghambat pertumbuhan akar di lapisan tanah yang dangkal, karena sel-selnya tidak dapat mempertahankan turgor yang diperlukan untuk pemanjangan. Akar yang terdapat di lapisan tanah lebih dalam masih dikelilingi oleh tanah yang lembab, sehingga akar tersebut akan terus tumbuh. Dengan demikian sistem akar akan memperbanyak diri dengan cara memaksimumkan pemaparan air tanah (Campbell et al. 2003). Daya tembus akar yang tinggi dapat meningkatkan penyerapan air pada tanah yang lebih keras. Daya tembus akar menunjukkan kemampuan akar untuk menembus lapisan tanah. Lapisan tanah yang semakin dalam dan semakin keras akan mempengaruhi pertumbuhan akar serta penyerapan air dan unsur-unsur hara. Pemberian lapisan campuran lilin dan parafin pada bagian bawah media beberapa galur padi sawah generasi menengah menunjukkan bahwa akar tanaman padi akan berusaha memanjangkan akarnya dan berusaha menembus lapisan tersebut untuk mencari air. Besarnya daya tembus akar pada lapisan tanah yang keras dapat meningkatkan penyerapan air di lapisan tanah yang dalam (Suardi, 2007).
2.3 Batang Pada Tanaman
Batang merupakan organ tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar dan daun. Kedudukan batang bagi tumbuhan dapat disamakan dengan rangka pada manusia dan hewan. Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh tumbuhan (Rosanti, 2013). Batang merupakan salah satu bagian dari tubuh tumbuhan. Selain sebagai tempat pelekatan daun, bunga dan buah, batang juga berfungsi sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat mineral yang terlarut di dalamnya. Pada beberapa tumbuhan, batang digunakan sebagai tempat menyimpan makanan cadangan. Batang tumbuh pada titik tumbuh, yakni pada meristem apeks (pucuk). Dari meristem tersebut dihasilkan pula bakal daun yang mula-mula berbentuk tonjolan, kemudian berkembang lebih cepat dari ujung batang itu sendiri, sehingga bakal daun menutupi meristem apeks (Baihaki, 2013). Batang merupakan organ tempat lintasan makanan hasil fotosintesis yang diproduksi oleh daun, sebagian hasil fotosintesis tersebut dibawa ke seluruh tubuh dan sebagian lagi di simpan pada batang sebagai cadangan makanan (Elveri, 2011) Batang akan terlihat dengan jelas pada saat berbunga. Bila tumbuhan memasuki tahap pembungaan, dari tengah-tengah roset tempat berkumpulnya daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang tersusun jarang dan mendukung bunga-bunganya (Rosanti, 2013).
2.4 Daun Pada Tanaman
Daun (Lat: folium) merupakan alat tubuh yang penting bagi tumbuhtumbuhan karena banyak proses metabolisme yang terjadi di daun misalnya proses fotosintesis menghasilkan bahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Semua daun mula-mula berupa tonjolan jaringan yang kecil, yaitu primordia pada waktu ujung pucuk tumbuh, primordia daun baru mulai terbentuk menurut pola khas untuk tiap jenis tumbuhan. (Dra. Tri Saptari Haryani, 2020). Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang paling bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang terlihat pada tumbuhan disebut phyllom (filom). Berdasarkan variasi tersebut, folium dapat digolongkan ke dalam: daun lebar, profil, katafil, hipsofil, kotiledon, dan lain-lain. Daun lebar (daun hijau) berfungsi khusus untuk melakukan fotosintesa, biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari. Katafil adalah sisik pada tunas atau batang di bawah tanah, berfungsi sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Profil merupakan daun pertama yang tumbuh paling bawah di cabang lateral, pada monokotil hanya ada satu helai profil, sedang pada dikotil dijumpai dua helai profil. Hypsofil merupakan tipe-tipe brachtea yang bergabung dengan bunga dan berfungsi sebagai pelindung, kadang- kadang hypsofil berwarna cerah dan menyerupai mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada tumbuhan. (Dra. Tri Saptari Haryani, 2020).
2.5 Tanaman Jagung
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian yang berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Di Indonesia, Jagung manis (Zea mays Saccharata), merupakan komoditi yang dapat diusahakan secara intensif karena banyak digemari sehingga terbuka peluang pasar yang baik. Jagung manis selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan juga digunakan untuk bahan baku industri gula jagung (Bahri, 2010). Secara umum tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivision : Spermatophyta Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Subclass : Commelinidae Ordo : Cyperales Family : Poaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L. Tanaman jagung terbagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah (tongkol). Jagung mempunyai tiga macam akar serabut, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau lebih buku di atas permukaan tanah (Subekti et al., 2013). Batang jagung tegak, tidak bercabang, terdiri atas beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi tanaman jagung pada umumnya berkisar antara 60 – 300 cm, tergantung dari varietas. Daun jagung memanjang, mempunyai ciri bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer). Diantara pelepah dan helai daun terdapat ligula (Subekti et al., 2013). Menurut Purwono dan Hartono (2007), fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah dalam satu tanaman (monoecious) Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10% protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari vitamin A dan E. (Fajarany et al., 2016). DAFTAR PUSTAKA
Ai, Nio Song dan Yunia Banyo. 2011.Konsentrasi Klorofil Daun
SebagaiIndikator Kekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah SainsVol. 11 No. 2 Oktober 2011 Bahri, S. 2010.Uji Tanaman Jagung, Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik,Universitas Lampung Baihaki A. 2000. Diktat Kuliah Teknik Rancangan dan Analisis Penelitian Pemuliaan. Bandung : Fakultas Pertanian. UNPAD Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dra. Tri Saptari Haryani.2020. Organo Natritivum ( akar, batang dan daun). Praktikum Biologi.Jakarta. Efendi, R. 2009. Metode dan karakter seleksi toleransi genotipe jagung terhadap cekaman kekeringan. Tesis. FMIPA, Bogor. Elveri, Ola. 2011. Morfologi Daun.Bogor. Epstein, E. 2007. Mineral Nutrition of Plants: Principles and Perspectives.
th 5 Eddition. John Wiley & Sons, New York. 413 p.
Fajarany, Ratih. Wardani., Titiek, I. Husni dan Thamrin, S. 2016. Pengaruh
Pemberian Jenis Pupuk dan Waktu Pengendalian Gulma pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea maysSaccharata). Jurnal Prduksi Tanaman. Vol 4(6). Hansen, D., Genrawan, H., dan Lina. 2017. Perancangan Perangkat Penyiram Tanaman Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal InTekSis. Vol 4(2): 64-75. Mitchell, A.M. 1983. Irrigation and Drainage. Theory and Practices. JohnWiley and Sons. New York. 476 p Nofyangtri, S. 2011. Pengaruh Cekaman Kekeringan dan Aplikasi Mikoriza terhadap Morfo-Fisiologis dan Kualitas Bahan Organik Rumput dan Legum Pakan. Pascasarjana IPB,Bogor. Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan, Jakarta: Erlangga. Suardi. 2007. Perakaran Padi Dalam Hubungannya Dengan Toleransi Tanaman Terhadap Kekeringan Dan Hasil. Jurnal Litbang Pertanian, 21(3):105. Subekti, N. A., Syafruddin, R, Efendi dan S. Sunarti. 2012. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Marros. Hal 185-204