Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanaman


Tanaman secara umum dibedakan menjadi dua jenis yaitu tanaman produksi
dan tanaman hias. Tanaman produksi merupakan tanaman yang dapat
menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi. Sedangkan tanaman hias
merupakan tanaman yang tidak menghasilkan produk tetapi dapat dimanfaatkan
sebagai hiasan (Hansen et all, 2017).
Air dibutuhkan tanaman untuk pembentukan karbohidrat, mempertahankan
hidrasi air protoplasma (turgor) dan alat untuk translokasi tanaman
dantranslokasi unsur hara. Kekuranga air dapat menyebabkan berkurangnya
pembelahan sel dan perpanjangan sel, sehingga pertumbuhan
tanamanterganggu. Kadar air yang rendah dapat mempengaruhi respons
tanaman terhadap pemupukan. Makin banyak tersedianya air dalam tanah.
Maka makin baik pengambilan unsur hara oleh tanaman. Bila persediaan air
tanah cukup,pemberian unsur hara akan menaikkan efesiensi air. Efesiensi
penggunaan air adalah jumlah bahan kering dapat dihasilkan dari sejumlah
air tertentu (Mitchell, 1983).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman biasanya
berupa variabel bebas. Antara variabel bebas ini bisa saling mempengaruhi
dan dapat bersifat sebagai variabel deterministik atau sebagai variabel stokastik.
Dalam mempelajari respons tanaman terhadap faktor luar ini, tanaman dianggap
sebagai variabel yang tidak bebas karena tergantung pada faktor-faktor
lingkungan. Pertumbuhan tanaman dibatasi oleh unsur hara yang tersedia
dalam jumlah yang paling rendah dalam medium (tanaman) jika ditinjau dari
presentasi kebutuhan optimumnya. Kaidah ini dikenal sebagai hukum minimum
(the law of minimum). Hukum ini dikembangkan oleh J. V. Leibig sehingga
terkenal pula dengan sebutan hukum minimum Leibig. Berdasarkan kaidah ini,
jika suatu unsur terdapat dalam kahat (defisien) sementara yang lainnya
berkecukupan, maka tanah tersebut tidak akan dapat ditumbuhi oleh tanaman
yang membutuhkan unsur pertama tadi secara mutlak (Epstein, 2007).
2.2 Akar Pada Tanaman
Selama siklus hidupnya tanaman memperoleh air dengan cara menyerap air
dari lingkungannya. Yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor tanaman.
Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kandungan air tanah, kelembaban
udara dan suhu tanah. Faktor tanaman yang berpengaruh adalah efisiensi
perakaran, perbedaan tekanan difusi air tanah ke akar, dan keadaan protoplasma
tanaman (Nofyangtri 2011). Kekurangan air merupakan salah satu faktor
pembatas utama di bidang pertanian yang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan serta hasil produksi tanaman. Ketersediaan air
tanah yang semakin menurun serta adanya perubahan iklim yang tidak menentu
menyebabkan kemarau yang berkepanjangan dan selanjutnya mengakibatkan
kekurangan air pada tanaman (Efendi 2009). Di samping itu kekurangan air pada
tanaman dapat terjadi karena laju hilangnya air akibat transpirasi terjadi lebih
cepat dibandingkan dengan laju pengambilan air dari tanah. (Ai, dkk. 2011).
Sebagai salah satu organ tanaman, akar berperan penting pada saat tanaman
merespons kekurangan air dengan cara mengurangi laju transpirasi untuk
menghemat air. Pada umumnya tanah mengering dari permukaan tanah hingga ke
lapisan tanah bawah selama musim kemarau. Keadaan ini menghambat
pertumbuhan akar di lapisan tanah yang dangkal, karena sel-selnya tidak dapat
mempertahankan turgor yang diperlukan untuk pemanjangan. Akar yang terdapat
di lapisan tanah lebih dalam masih dikelilingi oleh tanah yang lembab, sehingga
akar tersebut akan terus tumbuh. Dengan demikian sistem akar akan
memperbanyak diri dengan cara memaksimumkan pemaparan air tanah (Campbell
et al. 2003).
Daya tembus akar yang tinggi dapat meningkatkan penyerapan air pada
tanah yang lebih keras. Daya tembus akar menunjukkan kemampuan akar untuk
menembus lapisan tanah. Lapisan tanah yang semakin dalam dan semakin keras
akan mempengaruhi pertumbuhan akar serta penyerapan air dan unsur-unsur hara.
Pemberian lapisan campuran lilin dan parafin pada bagian bawah media beberapa
galur padi sawah generasi menengah menunjukkan bahwa akar tanaman padi akan
berusaha memanjangkan akarnya dan berusaha menembus lapisan tersebut untuk
mencari air. Besarnya daya tembus akar pada lapisan tanah yang keras dapat
meningkatkan penyerapan air di lapisan tanah yang dalam (Suardi, 2007).

2.3 Batang Pada Tanaman


Batang merupakan organ tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar dan
daun. Kedudukan batang bagi tumbuhan dapat disamakan dengan rangka pada
manusia dan hewan. Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh tumbuhan
(Rosanti, 2013). Batang merupakan salah satu bagian dari tubuh tumbuhan. Selain
sebagai tempat pelekatan daun, bunga dan buah, batang juga berfungsi sebagai
jalan pengangkutan air dan zat-zat mineral yang terlarut di dalamnya. Pada
beberapa tumbuhan, batang digunakan sebagai tempat menyimpan makanan
cadangan.
Batang tumbuh pada titik tumbuh, yakni pada meristem apeks (pucuk). Dari
meristem tersebut dihasilkan pula bakal daun yang mula-mula berbentuk tonjolan,
kemudian berkembang lebih cepat dari ujung batang itu sendiri, sehingga bakal
daun menutupi meristem apeks (Baihaki, 2013).
Batang merupakan organ tempat lintasan makanan hasil fotosintesis yang
diproduksi oleh daun, sebagian hasil fotosintesis tersebut dibawa ke seluruh tubuh
dan sebagian lagi di simpan pada batang sebagai cadangan makanan (Elveri,
2011) Batang akan terlihat dengan jelas pada saat berbunga. Bila tumbuhan
memasuki tahap pembungaan, dari tengah-tengah roset tempat berkumpulnya
daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang tersusun
jarang dan mendukung bunga-bunganya (Rosanti, 2013).

2.4 Daun Pada Tanaman


Daun (Lat: folium) merupakan alat tubuh yang penting bagi tumbuhtumbuhan
karena banyak proses metabolisme yang terjadi di daun misalnya proses
fotosintesis menghasilkan bahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tumbuhan
untuk kelangsungan hidupnya. Semua daun mula-mula berupa tonjolan jaringan
yang kecil, yaitu primordia pada waktu ujung pucuk tumbuh, primordia daun baru
mulai terbentuk menurut pola khas untuk tiap jenis tumbuhan. (Dra. Tri Saptari
Haryani, 2020).
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang paling
bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang terlihat pada
tumbuhan disebut phyllom (filom). Berdasarkan variasi tersebut, folium dapat
digolongkan ke dalam: daun lebar, profil, katafil, hipsofil, kotiledon, dan lain-lain.
Daun lebar (daun hijau) berfungsi khusus untuk melakukan fotosintesa, biasanya
berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari. Katafil
adalah sisik pada tunas atau batang di bawah tanah, berfungsi sebagai pelindung
atau tempat menyimpan cadangan makanan. Profil merupakan daun pertama yang
tumbuh paling bawah di cabang lateral, pada monokotil hanya ada satu helai
profil, sedang pada dikotil dijumpai dua helai profil. Hypsofil merupakan tipe-tipe
brachtea yang bergabung dengan bunga dan berfungsi sebagai pelindung, kadang-
kadang hypsofil berwarna cerah dan menyerupai mahkota bunga. Kotiledon
merupakan daun pertama pada tumbuhan. (Dra. Tri Saptari Haryani, 2020).

2.5 Tanaman Jagung


Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian yang
berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis
orang-orang Eropa ke Amerika. Di Indonesia, Jagung manis (Zea mays
Saccharata), merupakan komoditi yang dapat diusahakan secara intensif karena
banyak digemari sehingga terbuka peluang pasar yang baik. Jagung manis selain
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan juga digunakan untuk bahan baku
industri gula jagung (Bahri, 2010).
Secara umum tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi)
tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Zea Spesies : Zea mays L.
Tanaman jagung terbagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu akar, batang,
daun, bunga dan buah (tongkol). Jagung mempunyai tiga macam akar serabut,
yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar
seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif
adalah akar yang berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau
penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau lebih buku di atas
permukaan tanah (Subekti et al., 2013).
Batang jagung tegak, tidak bercabang, terdiri atas beberapa ruas dan buku
ruas. Pada buku ruas muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi
tanaman jagung pada umumnya berkisar antara 60 – 300 cm, tergantung dari
varietas. Daun jagung memanjang, mempunyai ciri bangun pita (ligulatus), ujung
daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer). Diantara pelepah dan helai daun
terdapat ligula (Subekti et al., 2013). Menurut Purwono dan Hartono (2007),
fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.
Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah dalam satu tanaman
(monoecious)
Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama,
yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang
terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10% protein,
70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari vitamin A
dan E. (Fajarany et al., 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Ai, Nio Song dan Yunia Banyo. 2011.Konsentrasi Klorofil Daun


SebagaiIndikator Kekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah SainsVol.
11 No. 2 Oktober 2011
Bahri, S. 2010.Uji Tanaman Jagung, Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia
Organik,Universitas Lampung
Baihaki A. 2000. Diktat Kuliah Teknik Rancangan dan Analisis Penelitian
Pemuliaan. Bandung : Fakultas Pertanian. UNPAD
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dra. Tri Saptari Haryani.2020. Organo Natritivum ( akar, batang dan daun).
Praktikum Biologi.Jakarta.
Efendi, R. 2009. Metode dan karakter seleksi toleransi genotipe jagung terhadap
cekaman kekeringan. Tesis. FMIPA, Bogor.
Elveri, Ola. 2011. Morfologi Daun.Bogor.
Epstein, E. 2007. Mineral Nutrition of Plants: Principles and Perspectives.

th
5 Eddition. John Wiley & Sons, New York. 413 p.

Fajarany, Ratih. Wardani., Titiek, I. Husni dan Thamrin, S. 2016. Pengaruh


Pemberian Jenis Pupuk dan Waktu Pengendalian Gulma pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea maysSaccharata).
Jurnal Prduksi Tanaman. Vol 4(6).
Hansen, D., Genrawan, H., dan Lina. 2017. Perancangan Perangkat Penyiram
Tanaman Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal
InTekSis. Vol 4(2): 64-75.
Mitchell, A.M. 1983. Irrigation and Drainage. Theory and Practices. JohnWiley
and Sons. New York. 476 p
Nofyangtri, S. 2011. Pengaruh Cekaman Kekeringan dan Aplikasi Mikoriza
terhadap Morfo-Fisiologis dan Kualitas Bahan Organik Rumput dan
Legum Pakan. Pascasarjana IPB,Bogor.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan, Jakarta: Erlangga.
Suardi. 2007. Perakaran Padi Dalam Hubungannya Dengan Toleransi Tanaman
Terhadap Kekeringan Dan Hasil. Jurnal Litbang Pertanian, 21(3):105.
Subekti, N. A., Syafruddin, R, Efendi dan S. Sunarti. 2012. Morfologi Tanaman
dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia,
Marros. Hal 185-204

Anda mungkin juga menyukai