Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM MORFOLOGI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN


“MORFOLOGI DAN ANATOMI AKAR”

OLEH:
KELOMPOK V (LIMA)
DIII FARMASI 2022

ASISTEN PENANGGUNG JAWAB


GEMAGALGANI DETKANSIA

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang terdapat di
alam semesta. Selain itu tumbuhan adalah makhluk hidup yang memiliki
daun, batang dan akar sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri
dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis. Bahan
makanan yang dihasilkannya tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya
sendiri, tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan makanan saja yang
dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat menghasilkan Oksigen (CO 2)
dan mengubah Karbondioksida (CO 2) yang dihasilkan oleh manusia dan
hewan menjadi oksigen (CO2) yang dapat digunakan oleh makhluk hidup
lain (Try Koryati, 2019).
Salah satu bagian tumbuhan yaitu akar, akar merupakan bagian
tumbuhan yang arah tumbuhnya ke dalam tanah dan umumnya berada di
dalam tanah, akar dibedakan menjadi dua yaitu akar monokotil dan dikotil
Akar pada tumbuhan monokotil adalah akar serabut yang tipis dan kecil
serta umumnya memiliki tudung akar. Sedangkan tumbuhan dikotil
memiliki akar tunggang yang bercabang dan kuat serta umumnya tidak
memiliki tudung akar (Faozan, 2021).
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk
organisme, terutama hewan dan tumbuhan yang mencakup bagian-
bagiannya. Anatomi adalah cabang dari biologi yang mempelajari struktur
dan organisasi dari bagian-bagian tubuh makhluk hidup yang saling
berhubungan satu sama lain (Ummul Hasanah, 2021).
Morfologi tumbuhan adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari
organ tubuh tumbuhan, bentuk ataupun fungsinya. Secara umum,
tumbuhan memiliki tiga organ dasar yaitu akar, batang dan daun. Akar
adalah salah satu organ vital yang dimiliki tumbuhan (Eka, 2018 ).
Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus, korteks, perisikel,
floem, floem intraselular, sel inti, dan kanal laticiferous. Struktur anatomi
akarnya mengikuti garis dan membentuk  dengan floem intrasirkular. Sel
gabusnya selalu tumbuh hanya sampai permukaan saja tidak mendalam
tapi melebar dan diding selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal.
Korteksnya sangat kuat atau masuk grup sel batu. Perisikel umumnya
seperti papan, berwarna putih, seperti getah dan tidak berserat. Floemnya
termasuk sel batu (Ardian, 2021).
Akar berfungsi memperkuat tubuh tumbuhan, menyerap air dan
unsur hara yang terkandung di dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat
makanan yang sudah diserap dan dibawa ketempat-tempat pada tubuh
tumbuhan yang memerlukan dan kadang-kadang sebagai tempat untuk
penimbunan atau tempat penyimpanan cadangan makanan. Umumnya,
akar tanaman terdiri dari dua jenis yaitu akar serabut dan akar tunggang.
Akar serabut umumnya terdapat pada tanaman berkeping satu
(monokotil). Akar ini hanya merupakan akar-akar yang tersebar dari dasar
batang akar. Meskipun demikian, ada pula tumbuhan dikotil yang memiliki
akar serabut dengan catatan tumbuhan tersebut dikembangbiakan
dengan cara cangkok atau stek. Sedangkan akar tunggang di tandai
dengan adanya akar utama (tab root) yang umumnya lebih dalam masuk
kedalam tanah serta lebih memiliki cabang-cabang akar lateral. Akar ini
umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil (Muhlisah, 2017).
Fungsi umumnya adalah menyimpan cadangan makanan. Akar
tumbuhan sering mengalami modifikasi dengan bentuk yang beragam,
napas, akar naik keatas tanah, khususnya ke atas air seperti pada
tanaman generamangrove (Avicennia soneratia), akar gantung adalah
akar yang sepenuhnya berada diatas tanah. Akar gantung terdapat pada
tumbuhan epifit anggrek dan beringin. Akar banir adalah akar yang
banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropis. Sedangkan akar penghisap
banyak terdapat pada tumbuhan parasit seperti benalu (Rocmatul, 2020).
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini untuk dapat mengetahui bentuk
morfologi akar dan membedakan akar monokotil dan dikotil, serta dapat
mengenal dan mengetahui struktur anatomi akar.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini untuk memahami perbedaan akar
tumbuhan monokotil dan dikotil serta mengetahui struktur anatomi akar
dan mengetahui bentuk jaringan pada akar.
I.3 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini dapat mengetahui & memahami
penyusun struktur anatomi pada akar yang diamati , mengetahui struktur
morfologi pada akar ,dan dapat membedakan akar monokotil dikotil.
I.4 Prinsip Kerja
Adapun prinsip kerja pada praktikum morfologi dan anatomi akar
yaitu mengetahui cara kerja mengiris sampel dengan sayatan melintang
dan membujur untuk melihat struktur anatomi yang terdapat pada akar
dengan bantuan alat yaitu mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum


II.1.1 Pengertian
Akar (radix) adalah organ utama pada cormophyta yang tidak
berbuku-buku. tidak beruas-ruas, umumnya tidak berklorofil,
sebagian/seluruhnya berada pada substrat (tanah/air). Akar monokotil dan
dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada
yang mengandung butir butir amilum, dinamakan kolumela (Rocmatul,
2020).
Akar adalah salah satu organ vital yang dimiliki tumbuhan. Akar
berfungsi memperkuat tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara
yang terkandung di dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan
yang sudah diserap dan dibawa ketempat-tempat pada tubuh tumbuhan
yang memerlukan dan kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan
atau tempat penyimpanan cadangan makanan (Riskin, 2021).
Akar adalah organ vegetatif utama yang memiliki peranan penting
dalam memasok air, mineral dan bahan-bahan penting lainnya untuk
perkembangan serta pertumbuhan tumbuhan. Akar biasanya berwarna
putih atau kekuningan dan berbentuk runcing sehingga akan lebih
memudahkan dalam menembus tanah (Angreni, 2021).
II.1.2 Fungsi Akar
Tiga fungsi utama akar bagi tanaman adalah alat pertautan
tanaman ke tanah, alat penyalur larutan nutrisi dari tempat sarapan ke
organ lain tanaman. Fungsi tambahannya adalah tempat aktivitas
metabolik, misalnya respirasi, tempat penyimpanan bahan cadangan
makanan, misalnya karbohidrat, tempat penghasil fitohormon, misalnya
sitokinin (Linda Advinda , 2018).
Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk memperkuat berdirinya
tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di
dalam air tadi dari dalam tanah. Mengangkut air dan zat zat makanan tadi
ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan, Kadang-
kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Mulyani, 2020).
Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu
bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel
kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh
sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-
rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga
lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap. Tudung akar
(calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan
lemah. Struktur akar yang mencakup 3 zona yaitu meristematik, zona
elongasi dan zona diferensiasi (Setiaji, 2019 ).
Masing-masing akar memiliki peran masing-masing , fungsi akar
secara umum yaitu :
1. Akar berfungsi untuk menopang tumbuhan akar pada tumbuhan
memiliki fungsi utama yaitu sebagai penopang dasar tanaman. Akar yang
tumbuh dan berkembang di dalam tanah membantu tanaman tumbuh
dengan tegak. Selain itu, fungsi dasar akar adalah menahan tumbuhan
agar tidak mudah rusak atau tumbang ketika tertiup angin kencang (Gade,
2019).
2. Menyerap air dan zat hara dari ekosistem akar akan menyerap air
serta garam mineral atau zat hara dari dalam tanah. Air dan zat hara
merupakan nutrisi yang akan membantu tumbuhan tumbuh dan
berkembang (Gade, 2019).
3. Akar menjadi distributor nutrisi pada tumbuhan setelah menyerap air
dan zat-zat yang ada di dalam tanah, akar akan menyalurkannya ke
bagian-bagian tubuh lain pada tumbuhan (Gade, 2019).
4. Gudang penyimpanan cadangan makanan selain sebagai penopang
dan menyerap unsur-unsur yang ada di dalam tanah, akar juga memiliki
fungsi sebagai gudang cadangan makanan. Tumbuhan umbi-umbian
seperti wortel, kentang dan singkong menyimpan cadangan makanan
mereka di akar (Gade, 2019).
5. Alat respirasi atau pernapasan eberapa akar pada jenis tumbuhan
memiliki fungsi sebagai respirasi. Contohnya pohon beringin yang memiliki
akar gantung sebagai alat respirasi atau pernapasan. Tumbuhan bakau
juga menjadikan akarnya sebagai alat respirasi (Gade, 2019).
6. Membantu proses fotosintesis agar optimal Akar sebagai media
pendukung proses fotosintesis, dan akar juga memiliki klorofil yang
dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Akar yang memiliki kondisi baik
akan menunjang proses fotosintesis pada tanaman secara optimal (Gade,
2019).
7. Alat reproduksi tanaman juga berkembang biak seperti makhluk
hidup lainnya melalui akar. Contohnya tanaman paku yang menggunakan
akar atau tunas sebagai alat reproduksi(Rachmat, 2018).
II.1.3 Jenis – Jenis Akar
Pada awalnya, jenis akar umumnya ada 2 yaitu akar serabut dan
tunggang. Tapi, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
jenis dan sistem perakaran baru mulai ditemukan dengan berbagai
keunikan masing-masing. Berikut penjelasan lengkap masing-masing jenis
akar yaitu:
1. Akar Serabut Jenis akar serabut memiliki bentuk seperti serabut.
Ukuran pangkal dan ujung akar hampir sama besarnya. Pada bagian akar
serabut, hanya terdapat rambut akar dan serabut akar. Semua bagian
akar serabut berasal dari pangkal batang. Jenis akar serabut pada
umumnya dimiliki oleh tumbuhan monokotil. Namun, jenis akar serabut
bisa dijumpai pada tumbuhan dikotil yang dikembangkan secara cangkok
atau stek. Contoh tumbuhan yang memiliki akar serabut adalah pohon
kelapa, padi, pepaya, jagung, bawang, pohon pisang, tebu, salak, rumput
teki, tanaman bambu dan sebagainya.
2. Akar Tunggang Jenis akar tunggang mempunyai akar pokok atau
akar besar. Akar pokok memiliki cabang-cabang yang kecil. Tidak hanya
akar pokok dan cabang akar, tapi akar tunggang memiliki bagian rambut
akar dan tudung akar. perbedaan ukuran akar pokok dan cabang akar
terlihat jelas. Jenis akar tunggang pada umumnya dimiliki oleh tumbuhan
dikotil. Sistem perakaran ini dapat dibagi 2 jenis yaitu: Akar tunggang
sedikit atau tidak bercabang yaitu berwujud tombak, akar tunggang
berwujud gasing dan akar tunggang berwujud benang. Akar tunggang
bercabang. Beberapa pohon yang mudah dijumpai, yang memiliki akar
tunggang bercabang antara lain yaitu pohon beringin, pohon kapas, jambu
biji, tanaman kangkung, dan sebagainya. Contoh tumbuhan yang memiliki
akar tunggang yaitu kacang hijau, wortel, kacang tanah, putri malu, asam
jawa, pohon durian, mangga, jeruk, mahoni, belimbing, umbi-umbian, dan
sebagainya.
3. Akar Gantung Akar gantung ini berasal dari batang tanaman yang
tumbuh dan berkembang ke bawah, sehingga menggantung di udara.
Akar gantung akan tumbuh panjang menuju ke tanah untuk mencari
sumber air dan zat hara. Tetapi ketika akar gantung tumbuh panjang ke
bawah dan masuk ke dalam tanah fungsinya berubah. Contoh tumbuhan
yang memiliki jenis akar gantung adalah pohon beringin, anggrek
kalajengking dan curtain ivy.
4. Akar Tunjang Akar tunjang tumbuh dan berkembang di atas
permukaan tanah. Akar ini keluar dari batang pohon dan dahan paling
bawah. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis akar tunjang adalah
tanaman bakau dan mangrove. Tumbuhan mangrove memiliki jenis akar
yang banyak seperti akar tunjang, akar napas, akar lutut, akar papan, akar
banir dan akar biasa.
5. Akar Napas Akar napas sebagian tumbuh tegak lurus ke atas
berbentuk menyerupai pensil atau kerucut. Akar napas terbentuk dari
perluasan akar yang tumbuh secara horizontal. Bentuk akar ini memiliki
banyak celah untuk jalan masuk udara berfungsi membantu pernapasan
tumbuhan. Contoh tanaman yang memiliki akar ini adalah pohon api-api
yang termasuk kelompok tanaman mangrove yang dapat kita jumpai di
kawasan pesisir.
6. Akar Pelekat Akar pelekat tumbuh di sepanjang batang tumbuhan.
Akar pelekat terdapat pada tanaman yang tumbuh memanjat dan
merambat. Contoh tumbuhan yang memiliki akar pelekat adalah sirih dan
lada.
7. Akar Semu Akar semu merupakan suatu bagian (organ atau jaringan)
yang terdapat pada tanaman, tetapi secara anatomi tidak dianggap
sebagai akar meskipun berperan seperti akar. Jenis akar ini dapat melekat
ke berbagai objek tertentu dengan menggunakan alatdan memiliki fungsi
untuk melekat, menjangkar, serta menyerap garam mineral (Gade,2019)
II.1.4 Morfologi Akar

Gambar 2.1 Morfologi Akar

Secara morfologi, struktur dari akar tersusun atas leher akar,


batang akar, dan ujung akar. Leher akar atau collum merupakan bagian
pangkal tumbuhan akar, yang berada dekat dengan permukaan tanah dan
tersambung langsung dengan bagian pangkal akar. Leher akar biasanya
memiliki warna yang lebih terang, sehingga bagian ini lebih mudah
dibedakan dari struktur akar lainnya. Batang akar adalah akar yang terus
menerus berkembang, dari bagian batang akar akan berkembang menjadi
cabang-cabang akar atau yang disebut dengan radix lateralis. Cabang-
cabang akar ini merupakan bagian-bagian akar yang tidak langsung
bersambung dengan pangkal batang, setiap cabang akar memiliki serabut
akar yang disebut dengan fibrilla radicalis, serabut akar merupakan
cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut (Mulyani, 2020).

II.1.5 Anatomi Akar

Gambar 2.2 Anatomi Akar

Anatomi dari jaringan penyusun akar terdiri atas empat lapisan,


yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan stele. Epidermis merupakan
lapisan terluar dari tumbuhan dan hanya terdiri dari selapis sel yang
tersusun dari sel-sel yang rapat antara satu dengan yang lainnya. Korteks
adalah lapisan kulit pertama setelah epidermis yang terdiri dari banyak sel
dan memiliki dinding sel yang tipis. Endodermis terletak disebelah dalam
dari korteks, endodermis berupa satu lapis sel yang tersusun rapat antar
sel, dinding selnya mengalami penebalan gabus, stele, atau silinder pusat
merupakan lapisan yang terletak di tengah akar sebelah dalam
endodermis (Sri, 2019).
Struktur akar pada tumbuhan monokotil dan dikotil adalah sama,
terdiri atas lapisan epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat
(stele). Namun demikian khusus pada struktur akar monokotil, terdapat
perbedaan, diantaranya Endodermis pada akar tumbuhan monokotil
membentuk dinding sekunder yang tebal xilem dan floem tidak tersusun
rapi pada akar tumbuhan monokotil, hal ini disebabkan karena antara
xilem dan floem tidak terdapat kambium seperti pada akar tumbuhan
dikotil. Xilem berhenti tumbuh sebelum bagian pusat terbentuk. Hal ini
menyebabkan jalur-jalur xilem tidak berbentuk binang, tetapi membentuk
satu ikatan dengan lainnya (Mulyani, 2020).
Umumnya struktur akar tumbuhan dikotil terdiri dari bagian
epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat (stele). Epidermis
bagian ini tersusun dari satu lapis sel yang berdinding tipis dan
berkutikula. Pada bagian ini terdapat sel-sel yang membentuk rambut akar
dengan cara mengadakan perpanjangan dari dinding luarnya ke arah
lateral. Korteks merupakan bagian antara epidermis dan endodermis.
Bagian ini menempati porsi paling besar pada akar. Korteks terdiri dari
beberapa lapis sel dan didalamnya terdapat ruang antar sel yang
memanjang sepanjang akar. Setelah korteks terdapat bagian endodermis
akar sel endodermis berbentuk kotak dan tersusun rapat tanpa adanya
ruang antar sel.  Silinder pusat (stele), bagian ini terdapat di bagian dalam
dan berdampingan dengan endodermis serta tersusun dari lingkaran tepi
dan jaringan pembuluh, Jaringan pembuluh terdiri dari xylem dan floem
yang tersusun selang-seling dan keduanya dipisahkan oleh sederetan sel
parenkim yang biasa disebut kambium (Galih, 2018).
II.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (FI Edisi III, 1979 Hal: 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling, Aquadest
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak   mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.
Kegunaan :Sebagai pelarut
2. Fluoroglusin (FI Edisi III, 1979 Hal:675 )
Nama Resmi :TRIHIDROS
Nama Lain : Flouroglusin
Rumus Molekul : C6H3(OH)3
Pemerian : Hablur/serbuk hablur; putih atau kekuningan.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) dan dalam ether.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup , terlindungi dari
cahaya.
Kegunaan : Zat tambahan.
3. Kloralhidrat (FI Edisi III, 1979 Hal: 142)
Nama Resmi : CLORALHYDRAS
Nama Lain : kloralhidrat
Rumus Molekul : C₂H₃Cl₃O₂
Berat Molekul : 126,11 g/mol
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; putih atau
kekuningan.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; larut dalam etanol
(95%) P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Zalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya
Kegunaan : Zat tambahan.
II.3 Klasifikasi Sampel
II.3.1 Akar Bawang putih (Allium satirum L.) (Plantamor, 2022).

Gambar 2.3 Akar Bawang putih (Allium satirum L.)

Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Lilidae
Ordo : Hiliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium Satirum L.

II.3.2 Akar Jahe (Zingiber officinale Rosc) (Plantamor, 2022)

Gambar 2.4 Akar jahe (Zingiber officinale Rosc)

Regnum : Plantae
Sub Regnum : Tracheobiontia
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber Officinale Rosc.
II.3.3 Akar Lengkuas (Alpinia galangal L.) (Plantamor, 2022)
Gambar 2.5 Akar Lengkuas (Alpinia galangal L.)

Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingi Berades
Famili : Zingiberceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia Galangal L.
II.3.4 Akar Tapak Dara (Catharanthus roseus L.) (Plantamor, 2022)

Gambar 2.6 Akar Tapak Dara (Chatharanthus roseus L.)

Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gantianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : Catharanthus Roseus L.
II.3.5 Akar Temulawak (Curcuma xanthoorhiza Roxh) (Plantamor,
2022)

Gambar 2.7 Akar Temulawak (Curcuma xanthoorhiza Roxh)

Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthoorhiza Roxh.
BAB III
METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas obyek,
gelas penutup, silet dan pipet.
III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest,
fluoroglusin dan kloralhidrat.
III.2 Cara Kerja
III.2.1 Cara kerja pengamatan morfologi
Adapun cara kerja secara morfologi yaitu dengan mengambil
sampel lalu diamati bagian-bagian akarnya, sistem perakarannya
modifikasinya kemudian sampel di dokumentasikan dan digambar dan
diberi keterangan.
III.2.1 Cara kerja pengamatan anatomi
Adapun cara kerja secara anatomi yaitu Siapkan alat dan bahan lalu
ambil sampel akar yang telah ditentukan setelah itu iris secara melintang
dan membujur setipis mungkin, setelah di iris letakkan diatas glass objek
lalu tetesi dengan medium setelah di tetesi medium tutup dengan over
gelas. kemudian amati di bawah mikroskop dengan perbesaran yang telah
ditentukan lalu di dokumentasikan.

VI.2 Pembahasan
Akar adalah organ utama pada cormophyta yang tidak berbuku
buku. tidak beruas-ruas. Pada umumnya akar tidak berklorofil, akar
monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra,
yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel
kaliptra ada yang mengandung butir-butir amilum yang dinamakan
kolumela (Rocmatul, 2020).
Hasil pengamatan kelompok 1 yaitu sampel akar Jahe (Zingiber
officinale L.) dapat dilihat secara anatomi dan morfologi. Secara anatomi
dapat dilihat menggunakan larutan aquadest dan kloralhidrat pada irisan
melintang dan membujur dengan menggunakan alat bantu mikroskop
menggunakan perbesaran 4x, 10x dan 40x dapat dilihat struktur epidermis
dan korteks pada akar. Secara morfologi akar jahe memiliki akar serabut
dan akar ini keluar dari rimpang dan warnanya putih kotor. Akar tanaman
jahe dibagi menjadi tiga bagian yaitu leher akar, batang akar serta tudung
akar. Menurut literatur, secara anatomi akar jahe (Zingiber officinale L.)
memiliki struktur berupa jaringan gabus, parenkim, epidermis, korteks,
butir amilum, dan rambut penutup (Erlin, 2017). Menurut literatur, secara
morfologi akar jahe (Zingiber officinale L.) terdiri atas akar rimpang, pada
bagian akar tumbuh dari bawah rimpang sedangkan tunas akan tumbuh
dari bagian atas rimpang (Indah, 2018). Hasil literatur secara morfologi
dan anatomi ini hampir sama dengan percobaan yang telah diamati.

Hasil pengamatan kelompok 2 yaitu sampel akar Lengkuas (Alpinia


galanga L.) dapat dilihat secara anatomi dan morfologi. Secara morfologi,
akar lengkuas (Alpinia galanga L.) tersusun dari akar primer, sekunder,
rambut akar, ujung akar dan tudung akar. Secara anatomi, dapat dilihat
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x dan 40x dengan
menggunakan tiga medium yaitu aquadest, kloralhidrat, dan fluoroglusin
dengan sayatan melintang dan membujur. Pada irisan melintang
aquadest dengan perbesaran 4x didapat struktur jaringan xylem dan
korteks, pada perbesaran 10x didapat struktur jaringan endodermis dan
xylem dan pada perbesaran 40x strukur jaringan tidak terlihat jelas. Pada
irisan membujur aquadest dengan perbesaran 4x struktur jaringan tidak
terlihat jelas, pada perbesaran 10x struktur jaringan yang didapat yaitu
epidermis dan pada perbesaran 40x didapat struktur jaringan xylem dan
korteks. Pada irisan melintang kloralhidrat dengan perbesaran 4x didapat
struktur jaringan xylem, endodermis dan koretks, pada perbesaran 10x
didapat struktur jaringan korteks dan xylem dan pada perbesaran 40x
didapat struktur jaringan endodermis dan korteks. Pada irisan melintang
fluoroglusin dengan perbesaran 4x didapat struktur jaringan epidermis,
korteks dan endodermis, pada perbesaran 10x didapat struktur jaringan
xylem, epidermis, empulur, korteks dan endodermis, pada perbesaran 40x
struktur jaringan tidak terlihat jelas, pada irisan fluoroglusin perbesaran 4x
didapat sruktur jaringan epidermis, endodermis dan korteks, pada
perbesaran 10x didapat struktur jaringan epidermis, endodermis, dan
korteks dan pada perbesaran 40x struktur jaringan tidak terlihat jelas.
Menurut literatur, secara morfologi akar lengkuas (Alphinia galanga L.)
memiliki tipe akar serabut ,bentuk akar bulat dan memanjang dan secara
anatomi akar lengkuas (Alphinia galang L.) memiliki jaringan epidermis,
endodermis dan korteks (ita, 2019). Hasil literatur secara morfologi dan
anatomi ini hampir sama dengan percobaan yang telah diamati.

Hasil pengamatan kelompok 3 yaitu sampel akar temulawak


(Curcuma zantorrhiza L.) dapat dilihat secara anatomi dan morfologi.
Secara morfologi, dapat dilihat bahwa akar temulawak (Curcuma
zantorrhiza L.) berwarna hijau gelap, bercabang kuat. Secara anatomi,
kami mengamati struktur yang terdapat pada tanaman akar temulawak
(curcuma zantorrhiza L.) dengan menggunakan 3 medium yaitu aquadest,
kloralhidrat dan fluoroglusin dengan irisan membujur dan melintang,
dengan perbesaran 4x, 10x dan 40x dengan sayatan membujur dan
melintang serta menggunakan medium aquadest, kloralhidrat dan
fluoroglusin. Pada irisan membujur aquades dengan perbesar 4x dapat
dilihat struktur jaringan epidermis dan korteks, pada perbesaran 10x dapat
dilihat struktur jaringan epidermis. Pada irisan membujur kloralhidrat
dengan perbesaran 4x dapat dilihat struktur jaringan epidermis, pada
perbesaran 10x dapat dilihat struktur jaringan korteks, dan pada
perbesaran 40x dapat dilihat struktur jaringan korteks, pada irisan
membujur fluoroglusin dengan perbesaran 4x dan 10x dapat dilihat
struktur jaringan epidermis dan pada perbesaran 40x dapat dilihat struktur
jaringan parenkim, pada irisan melintang aquadest perbesaran 4x dapat
dilihat struktur jaringan epidermis, pada perbesaran 10x dapat dilihat
struktur jaringan epidermis, pada irisan melintang kloralhidrat dengan
perbesaran 4x dan 10x dapat dilihat struktur jaringan epidermis, pada
irisan melintang fluoroglusin perbesaran 10x dan 40x dapat dilihat struktur
jaringan korteks. Menurut literatur, secara morfologi akar temulawak
(Curcuma zantorrhiza L.) memiliki berbentuk serabut yang bercabang kuat
, berwarna hijau dapat tumbuh hingga mencapai sekitar 25 cm dan secara
anatomi, akar temulawak (C urcuma zantorrhiza L.) memiliki jaringan
epidermis, parenkim, dua lapis jaringan palisade dengan lapisan kutikula
yang tebal pada epidermis (Farida, 2020). Hasil literatur secara morfologi
dan anatomi ini hampir sama dengan percobaan yang telah diamati.
Hasil pengamatan kelompok 4 yaitu sampel akar bawang putih
(Allium sativum L.) dapat dilihat secara anatomi dan morfologi. Secara
morfologi akar bawang putih (Allium sativum L.) memiliki akar serabut
yang berjumlah banyak. Secara anatomi, kami mengamati jaringan yang
terdapat pada tanaman akar bawang putih (Allium sativum L.) Pada
percobaan ini digunakan tiga medium yaitu, aquadest, kloralhidrat dan
fluoroglusin penggunaan ketiga medium ini bertujuan untuk melihat
perbandingan hasil yang didapatkan pada setiap medium. Pada irisian
membujur aquadest dengan perbesaran 4x dan 10x dapat dilihat struktur
jaringan epidermis dan korteks, pada perbesaran 40x dapat dilihat struktur
jaringan epidermis, korteks, floem, dan xylem, pada irisan membujur
kloralhidrat perbesaran 4x dan 10x dapat dilihat struktur jaringan
epidermis dan korteks, pada perbesaran 40x dapat dilihat struktur jaringan
epidermis, korteks, floem, dan xylem, pada irisan melintang fluoroglusin 4x
dan 10x dapat dilihat struktur jaringan epidermis dan korteks dan pada
perbesaran 40x dapat dilihat struktir jaringan xylem dan korteks. Menurut
literatur, secara morfologi akar bawang putih ( Allium sativum L.) memiliki
tepi rata, ujung runcing, beralur dan panjang dapat mencapai 60 cm
dengan lebar hingga 1,5 cm (Zulkarnain, 2018). Menurut literature secara
anatomi akar bawang putih ( Allium sativum L.) memiliki struktur jaringan
Hasil literatur secara morfologi dan anatomi ini hampir sama dengan
percobaan yang telah diamati.

Hasil pengamatan kelompok 5 yaitu sampel akar Tapak Dara


(Catharanthus roseus L.) dapat dilihat secara anatomi dan morfologi.
Secara morfologi akar Tapak Dara (Catharanthus roseus L.) memiliki tipe
perakaran serabut dan akarnya berwarna kecoklatan. Secara anatomi,
kami mengamati akar Tapak Dara (Catharanthus roseus L.) jaringan yang
terdapat pada tanaman ini menggunakan 3 medium yaitu larutan
aquadest, kloralhidrat dan fluoroglusin penggunaan 3 medium ini
bertujuan untuk melihat srtuktur yang terdapat pada sampel tersebut serta
melihat perbedaan akar dikotil dan monokotil. Pada percobaan ini
digunakan perbesaran 4x,10x dan 40x. Pada irisan membujur aquades
perbesaran 4x dan 10x struktur jaringan tidak nampak dengan jelas, pada
perbesaran 10x dapat dilihat struktur jaringan epidermis, pada irisan
membujur kloralhidrat pada perbesaran 4x dapat dilihat struktur jaringan
epidermis, pada perbesaran 10x dan 40x dapat dilihat struktur jaringan
parenkim, pada irisan membujur fluoroglusi 4x dan 10x dapat dilihat
struktur jaringan epidermis, pada perbesaran 40x struktur jaringan tidak
nampak jelas, pada irisan melintang aquadest perbesaran 4x dan 10x
dapat dilihat struktur jaringan epidermis dan pada perbesaran 40x struktur
jaringan tidak n ampak jelas, pada irisan melintang kloralhidrat perbesaran
4x dapat dilihat struktur jaringan empulur dan korteks, pada perbesaran
10x dapat dilihat struktur jaringan parenkim, pada perbesaran 40x dapat
dilihat struktur jaringan kristal, pada irisan melintang fluoroglusin 4x dan
10x dapat dilihat struktur jaringan sklerenkim, pada perbesaran 40x dapat
dilihat struktur jaringan kristal. Menurut literatur, secara morfologi akar
Tapak Dara (Catharanthus roseus) memiliki sistem perakaran serabut dan
berwarna kecoklatan (Nurleyni, 2020). Hasil literatur secara morfologi dan
anatomi ini hampir sama dengan percobaan yang telah diamati.
BAB V
PENUTUP

VI.1 Kesimpulan
Perbedaan perakaran yang mencolok dari tumbuhan monokotil dan
dikotil dapat terlihat pada bentuk akarnya. Tumbuhan monokotil umumnya
mempunyai perakaran serabut, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai
perakaran tunggang. Endodermis pada akar tumbuhan monokotil
membentuk dinding sekunder yang tebal. Umum struktur anatomi akar
tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks,
endodermis, dan empulur serta sistem berkas pembuluh. Pada akar
sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun
berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil
berbeda. Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus, kortek, perisikel,
floem, floem intraselular, sel inti, dan kanal laticiferous. Struktur anatomi
akarnya mengikuti garis dan membentuk dengan floem intrasirkular. Sel
gabusnya selalu tumbuh hanya sampai permukaan saja tidak mendalam
tapi melebar dan diding selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal.
Korteksnya sangat kuat atau masuk grup sel batu. Perisikel umumnya
seperti papan, berwarna putih, seperti getah dan tidak berserat dan
floemnya termasuk sel batu .
VI.2 Saran
VI.2.1 Laboratorium
Saran kami adalah sebaiknya Laboratorium lebih memperhatikan
sarana dan prasarana yang digunakan untuk praktikum agar pada saat
pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar dan tidak menggaggu
waktu praktikum.
VI.2.2 Dosen
Saran kami adalah sebaiknya dosen lebih sering mengunjungi
laboratorium pada saat pelaksanaan praktikum dan juga bisa mendengar
keluh kesah dalam pelaksanaan praktikum dari praktikan serta memberi
semangat kepada sisten .

VI.2.3 Asisten Dosen


Saran kami adalah sebaikanya asisten lebih memperhatikan
praktikan dan membimbing praktikan pada saat pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Angrenia & Agnes., 2021. Karakteristik Morfologi Tumbuhan. Penerbit CV


BUDI UTAMA : Yogyakarta.
Ardian Psg., 2021 . Ensklopedia Anatomi Tumbuhan . Hikam Pustaka :
Bandung.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Eds. III. Depkes RI : Jakarta.
Dr.Setiawan Dalimartha., 2018. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA.
Trubus Agriwidya : Jakarta.
Erlin Elisabeth., 2017. Uji Mikrospik jahe. Biologi farmasi universitas
Indonesia : Jakarta.
Eka., 2017. Struktur Pertumbuhan Pada Akar. Journal Penelitian
Tentang Tumbuhan, 4(2):142-146.
Faozan Tri Nugroho., 2021. Perbedaan Dikotil dan Monokotil. PT Kuark
Internasional : Medan.
Farida,SP.MP , Nani Rohaeni, SP.MP., 2020. Uji pertumbuhan dan hasil
tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan
berbagai media tanam. Sekolah Tinggi Pertanian :
Kutai Timur.
Galih Adi Nugroho., 2018. BIOLOGI UMUM ( DIKOTIL & MONOKOTIL).
universitas gadja Mada : Yogyakarta.
I Gade Bumi Natha Sanjaya., 2019 . Jenis-Jenis Akar .Dinas Pertanian
Dan Pangan : Bandung.
Indah Aryanti., 2018. Identifikasi Karakteristik Morfologi dan Hubungan
Kekerabatan pada Tanaman Jahe(Zingiber offinale)
di Desa Dolok Seribu Kabupaten Simalungun.
Fakultas pertanian USU : Medan.
Ita Yulianti, Ria Dwi Jayanti, M. Pd., Dkk., 2019. VARIASI MORVOLOGI
Dan ANATOMI LENGKUAS (Alphinia galanga).
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI
Lubuklinggau; Sumatera Selatan.
Linda Advinda., 2018 .DASAR-DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN .Penerbit
CV BUDI UTAMA : Yogyakarta.
Muhlisah., 2018. Macam-macam akar. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Mulyana,Sri., 2020 . Anatomi Tumbuhan. Kanius : Yogyakarta.
Nurleyni Junaid., 2020. Respon pemerian arang sekam padi dan kotoran
ayam potong terhadap pertumbuhan tanaman tapak
dara (catharathus roseus L.). Fakultas Pertanian
Universitas Cokrominoto : Palopo
Prof.(Em) Dr.Ir.M.M Sri Setyanti Harjadi M.Sc., 2019 . Dasar- dasar
Agrotomi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama : Jawa
Barat.
Prof. Dr. H. Zulkarnain., 2018. Budidaya sayuran tropis. PT. Bumi Aksara :
Jakarta.
Rocmatul., 2020. Struktur Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta.

Rachmat., 2018 . RPAL(Rangkuman Pengetahuan Alama Lengkap).


penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia :
Semarang.
Riskin Nifsi Ramadhani ,Adelya Irawan Manalu dkk., 2021. Anatomi
Tumbuhan. Penerbit Yayasan Kita Menulis : Jakarta.
Setiaji,A., 2019. Struktur Anatomi Tumbuhan. Bina Aksara : Jakarta.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama : Jawa Barat.
Try Koryati, Deddy Wahyudin, Dwi Renta Surjaningsih., Fisikologi
Tumbuhan. penerbit Yayasa Kita Menulis : Jakarta.
Ummul Hasanah, Putri Atira Azis ,Ria Dwi Jayati . Anatomi Dan Fisiologi
Tumbuhan . Media Sains Indonesia; Jakarta

SKEMA KERJA

1. SKEMA KERJA ANATOMI

Pengamatan

-Sayat membujur

-Sayat melintang

Letakkan di gelas obyek dan tetesi medium


lalu tutup dengan gelas penutup

-Medium aquadest

--Medium kloralhidrat

-Medium fluoroglusin

Amati menggunakan mikroskop


Dokumentasi

Beri keterangan

Hasil

Kesimpulan

2. SKEMA KERJA MORFOLOGI

Pengamatan
-Bentuk akar
-Arah tumbuh akar
-Permukan akar

Gambar

Beri keterangan

Hasil
Kesimpulan

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai