Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANATOMI TUMBUHAN

OLEH KELOMPOK IV:

1. Novriantri Yuliana Boymau (2106050004)


2. Rista Kristiana Mooy (2106050005)
3. Irene Putri Fanggidae (2106050020)
4. Jaeniva Irlani Nahak (2106050021)
5. Maria Anjelikas S. Sudin (2106050025)
6. Merlin Egla Menoh (2106050031)
7. Yosevina Lastriani Wula (2106050045)

KELAS/ SEMESTER : A/III

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan segala
nikmat kepada kami sehingga penyusunan modul kuliah ini dapat diselesaikan sebagai
mana mestinya.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan.
Materi-materi yang disajikan dalam modul ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
mendalam mengenai Anatomi dan Akar yang penting sebagai dasar bagi mata kuliah
semester-semester berikutnya.

Sebagai sebuah karya keilmiahan, kami berharap semoga modul ini menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan mempelajarinya. Dan sebagai sebuah
karya pula maka kami menyadari bahwa sudah pasti terdapat kekurangan ataupun
kejanggalan di berbagai tempat dalam buku ini. Oleh sebab itu, demi kesempurnaannya di
masa mendatang, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Kupang, 16 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

Struktur Umum Akar .................................................................................... 3


Akar Primer ................................................................................................... 7
Akar Sekunder ............................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 17


3.2 Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akar tumbuhan umumnya terletak pada bagian bawah tumbuhan yang biasanya
berkembang di bawah permukaan tanah. Namun, pada jenis akar lain terdapat akar yang
berada di atas tanah. Akar yang tumbuh diatas tanah merupakan tipe akar yang memiliki
fungsi masing-masing. Menurut Mulyani (2006) struktur akar memiliki banyak ragam
berdasarkan fungsinya seperti akar penyimpanan, akar udara, akar sekulen, akar panjat,
akar penunjang, akar napas (Pneumatophora) dan akar yang akan bersimbiosis dengan
jamur (Mikoriza). Tipe akar berdasarkan fungsinya tersebut memiliki keunikan masing-
masing baik dalam bentuk. Posisi akar, bagaimana dan dari mana mendapatkan nutrisi dan
lain sebagainya. Menurut Tjitrosoepomo (2012) tipe akar berdasarkan fungsi memiliki
fungsi masing-masing seperti akar tunjang yang memiliki fungsi sebagai penunjang suatu
tanaman, akar napas berfungsi sebagai memperoleh udara dan kandungan air untuk di
alirkan ke bagian atas tumbuhan. akar pelekat berfungsi pemanjat atau pelekat pada dinding
yang tumbuh pada buku-buku batang dan akar gantung memiliki fungsi menyerap gas dan
uap air diudara ketikan menggantung namun, ketika berada didalam tanah fungsinya
menyerap garam mineral maupun kandungan air. Tipe akar berdasarkan fungsi tersebut
memiliki fungsi nya masing-masing sesuai dengan letak dan bentuknya. Keterkaitan antara
fungsi dan bentuk pada tipe akar ini menunjukkan adanya korelasi antara jaringan dan
morfologi tumbuhan. Lauder (2017) menyatakan pendekatan antara bentuk dan fungsi
dibedakan dengan adanya hubungan antara organ dengan dipengaruh oleh lingkungan yang
menyebabkan perubahan bentuk morfologi. Dalam kaitannya, pendekatan ini berpengaruh
terhadap faktor lingkungan terhadap pendekatan struktur transformasi bentuk terhadap
fungsi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Struktur Umum Akar?


1.2.2 Apa Itu Akar Primer ?
1.2.3 Apa Itu Akar Sekunder ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana struktur umum akar


1.3.2 Untuk mengetahui apa itu akar primer
1.3.3 Untuk mengetahui apa itu akar sekunder

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Umum Akar

Akar merupakan bagian tumbuhan yang arah tumbuhnya ke dalam tanah dan
umumnya berada di dalam tanah.
Fungsi akar :
1. Menyerap air dan garam-garam mineral
2. Memperkokoh tegaknya tanaman
3. Alat respirasi
4. Penyimpan cadangan makanan
5. Alat perkembangbiakan vegetatif
6. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat

2.2 Susunan Akar Primer

Akar primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang, akar ini akan
menjadi akar pokok yang menopang. Akar primer sering juga disebut dengan akar
tunggang dan akar lembaga.
Struktur akar primer

Struktur dan perkembangan akar dalam banyak hal mirip dengan pertumbuhan pada
batang. Jika pada batang ada pertumbuhan primer dan sekunder begitupun dengan akar.
Pertumbuhan primer pada akar dikotil menyebabkan akar tersebut tumbuh memanjang
masuk kedalam tanah. Sedangkan pertumbuhan sekunder pada akar dikotil terdapat
cambium yang menyebabkan pembesaran diameter.

2
Pertumbuhan primer pada akar tergantung pada akar bagian ujung dimana bagian itu
dikelilingi oleh sel yang berbentuk tudung dan dinamakan tudung akar.
Pada waktu akar menembus partikel-partikel yang ada didalam tanah. Ujung akar
dilindungi oleh tudung akar terhadap kerusakan mekanis. Pada kebanyakan tumbuhan
dikotil, baik epidermis akar maupun tudung akar berasal dari lapisan paling luar sel-sel
meristem ujung.
Pada jaringan muda tumbuhan dikotil perkembangan akar melibatkan perkembangan
sel-sel yang khusus dan tidak terdiferensiasi menjadi sel-sel matang serta sel-sel khusus
yang memainkan berbagai peranan dalam kegiatan-kegiatan akar. Ada 3 daerah utama yang
berperan penting pada daerah pematangan, yaitu : silinder pembuluh, korteks, dan
epidermis. Ditengah-tengah akar terdapat silinder pembuluh yang dibangun oleh jaringan
pembuluh bersama-sama parenkim. Sel-sel xylem yang berdinding tebal berfungsi
menyalurkan air dan mineral. Sedangkan sel-sel floem berfungsi menyalurkan bahan
makanan. Sel-sel xylem primer pada tumbuhan dikotil membentuk jejari yang berpusat
ditengah-tengah dan berjumlah 2-4. Sedangkan sel-sel floem primer berserakan dalam
kelompok diantara jejaring tadi. Pada kebanyakan dikotil, sel-sel yang tepat ditengahnya
akan berkembang menjadi xylem.

3
Bagian – bagian Akar Primer
a) Tudung Akar

Tudung akar (kaliptra) merupakan struktur akar terbilang sangat kuat, karena
mempu untuk menerobos beberapa lapisan tanah yang keras. Letaknya berada paling ujung
akar menembus tanah, yang berfungsi melindungi akar dari kerusakan mekanis. Sel kaliptra
ada yang mengandung butir-butir amilum yang disebut kolumela. Kaliptra dapat ditemukan
pada akar-akar tumbuhan dikotil maupun monokotil.
Fungsi tudung akar pada tumbuhan adalah melindungi jaringan meristem ujung
akar saat tumbuh dan menembus tanah maupun bebatuan untuk menyerap air dan garam
mineral di dalam tanah. Jika tidak ada kaliptra, maka saat akar tumbuh memanjang dan
menembus tanah atau bebatuan maka akan terjadi perlukaan pada bagian ujung akar
sehingga dapat menghambat pertumbuhan akar. Tudung akar ini letaknya dibagian ujung
akar dan tersusun dari sel-sel parenkim yang hidup dan terkadang mengandung pati.
.

4
b) Epidermis Dan Bulu Akar

Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun, kadang-kadang
dinding sel paling luar berkutikula. Ciri khas akar adalah adanya rambut akar yang
teradaptasi untuk menyerap airdan garam tanah. Rambut akar adalah sel epidermis yang
memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.
Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang.
Rambut akar tumbuh dalam jumlah ribuan tepat dibelakang ujung setiap akar, berusia
pendek dan terus menerus diganti. Jika akar bertambah panjang, rambut-rambt akar yang
paling jauh dengan ujung lalu mati, tetapi dekat dengan ujungnya diganti dengan yang
baru. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu
akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat
diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap.

c) Korteks akar

Pada umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar monokotil yang
tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, banyak sklerenkim dibentuk. Sel
korteks biasanya besar dan bervakuola besar. Plastid didalamnya menghimpun pati.
Lapisan paling dalam berkembang menjadi endodermis dan satu atau beberapa lapisan
korteks paling luar dapat berkembang menjadi eksodermis.

5
d) Eksodermis

Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan
membentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung baru, yakni eksodermis yang akan
menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel
endodermis. Dinding primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh selulosa.
Lignin juga dapat ditemukan. Sel eksodermis mengandung protoplas hidup ketika dewasa.
e) Endodermis
Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel endodermis
mengandung selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni pada dinding radial dan
melintang. Rampingnya lapisan itu menyebabkannya diberi nama pita, dan dibubuhi
nama caspary. Pita tersebut merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer,
tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka protoplas melepaskan
diri dari dinding, namun tetap melekat pada pitacaspary.
f) Silinder Pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan
sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah tidak ditempati jaringan
pembuluh, maka bagian itu diisi oleh parenkim empulur di bagian dalam, perisikel
langsung berbatasan dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan
sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan sebagian dari
cambium pembuluh.

6
2.3 Susunan Akar Sekunder
Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa disebut akar cabang.
Pertumbuhan sekunder bersifat khas bagi akar-akar tumbuhan dikotil. Pertumbuhan
sekunder dijumpai di khas pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar
Monocotyledoneae biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder.

Struktur akar sekunder


Apabila pertumbuhan sekunder dimulai, pertama timbul cambium di dalam parenkim
diantara jejaring xylem primer dan didalam floem primer. Cambium akan membentuk
xylem sekunder dan floem sekunder keluar. Kemudian, cambium itu diperluas secara
lateral karena diferensiasi inisial cambium didalam perisikel sekeliling ujung jejaring
xylem dan juga mulai membentuk tenunan sekunder. Kemudian cambium membentuk
daerah melingkar didalamnya terdapat xylem sekunder yang secara menyeluruh
menyelubungi xylem primer. Floem primer dan endodermis biasanya hancur karena
tekanan tenunan yang tumbuh didalamnya.

7
Pada awalnya, kambium pembuluh berbentuk pita yang jumlahnya tergantung tipe
akar. Pada akar diark terdapat dua pita, pada akar triark terdapat akar tiga pita, dan
seterusnya. Sel perisiklus yang terdapat di luar daerah xilem juga menjadi aktif seperti
kambium. Selanjutnya, kambium melengkapi lingkaran dengan xilem sebagai pusatnya.
Penampang melintang kambium pada perkembangan awal berbentuk oval, pada akar diark,
segi tiga pada akar triark, dan pada akar poliark membentuk segi banyak. Kambium
berbatasan dengan permukaan dalam floem yang berfungsi membentuk xilem sekunder ke
arah dalam dan fleom sekunder ke arah luar. Kambium menghasilkan xilem dan floem
dengan membelah perinkin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.
Pembentukan periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder. Sel perisiklus
terus membelah secara perinkin dan antiklin. Pembelahan perinklin menyebabkan
peningkatan jumlah lapisan perisiklus. Peningkatan ketebalan jaringan pembuluh dan
perisiklus menekan korteks ke arah luar sehingga korteks menjadi pecah. Felogen di luar
perisiklus akan membentuk felem ke arah luar dan feloderm ke arah dalam. Pada akar
tumbuhan menahun (perennial), keaktifan kambium pembuluh dan felogen terus terjadi
sepanjang tahun. Perkembangan akar, seperti halnya pada batang, juga akan membentuk
ritidom. Pada tumbuhan Dikotil menerna, misalnya pada Medicago sativa, xilem sekunder
terdiri atas pembuluh dengan penebalan dinding menganak tangga dan memata jala.
Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel parenkim. Floem berisi pembuluh dengan
sel pengiring, serabut, dan sel parenklim. Floem di bagian luar hanya berisi serabut dan
parenkim; pembuluh yang tua akan rusak. Floem akan menyatu dengan parenkim di dalam
periderm kecuali apabila terrdapat serabut. Gabus merupakan turunan felogen yang
berfungsi sebagai jaringan pelindung. Pertumbuhan sekunder pada berbagai tumbuhan
Dikotil menerna berbeda pada akar tumbuhan berkayu, jaringan pembuluh biasanya
mempunyai banyak sel dengan dinding sekunder yang mengandung lignin. Akar
Gymnospermae mempunyai tipe tumbuhan sekunder yang sama dengan akar tumbuhan
Dicotyledoneae. Namun, terdapat perbedaan histologi antara akar dan batang. Pada akar,
takaran unsur dengan dinding sekunder berlignin lebih kecil dibandingkan pada kayu dan
kulit kayu, tetapi proporsi jaringan parenkim lebih besar. Penelitian pada kayu Plantanus
menunjukkan bahwa kayu dan akar secara filogenetik lebih primitif daripada batang.

8
2.4 Susunan Akar Diluar Keadaan Normal
a) Mikorriza

Mikoriza ialah simbiosis asosiasi antara jamur dan tanaman yang mengkolonisasi
jaringan korteks akar tanaman, terjadi selama masa pertumbuhan aktif tanaman tersebut.
Mikoriza diklasifikasikan atas endomikoriza, ektomikoriza dan ektendomikoriza. Akan
tetapi yang banyak dikenal orang adalah endomikoriza dan ektomokoriza. Endomokoriza
yang banyak digunakan yaitu VAM (Vesikular Arbuskular Mikoriza).
VAM adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman, jamur ini membentuk
vesikel dan arbuskular di dalam korteks tanaman. Vesikel merupakan ujung hifa berbentuk
bulat yang berfungsi sebagai organ penyimpan dan arbuskular merupakan hifa yang
memiliki struktur dan fungsi sama dengan houstoria dan terletak di dalam sel tanaman.
Famili ini memiliki sembilan genus yaitu; Acaulospora, Gigaspora, Glomus, Sclerocytis,
Glaziella, Complexiples, Modecila, Entrospora dan Endogone. Acaulospora, Gigaspora,
Glomus, Sclerocytis, merupakan genus yang mampu membentuk VAM.
Mikoriza pada dasarnya dibagi menjadi 3 tipe utama, yaitu ektomikoriza,
endomikoriza dan ektendomikoriza. Akar yang terinfeksi oleh ektomikoriza umumnya
mempunyai ujung akar yang tumpul dan pendek yang diselimuti oleh mantel jaringan
jamur, serta tidak ada atau hanya sedikit rambut akar. Jamur mengambil alih peran rambut
akar dalam menyerap unsure hara. Dari bagian dalam mantel tersebut, jamur tumbuh
diantara sel-sel korteks akar membentuk jarring hartig (hartig net). Akar yang terinfeksi
biasanya membesar dan bercabang. Ciri-ciri khusus VAM ialah berada di dalam sel akar
inang, hifa tidak bersekat, serta adanya vesikel dan arbuskular. Hifa yang berada dalam sel
akar inang, merupakan titik awal penetrasi dan berhubungan lansung dengan hifa yang
berada di luar akar. Arbuskular berfungsi sebagai alat transfer nutrisi antara jamur dan
inangnya, sedangkan vesikel dibentuk pada ujung hifa di dalam jaringan inang dan
berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Adanya infeksi mikoriza pada akar dapat
dilihat jelas melalui pewarnaan dengan bahan kimia. Sel akar yang terinfeksi akan lebih
besar dan mengembang tetapi tidak sampai merusak sel akar tersebut bahkan jika dilihat
dari luar nampak seperti tidak ada perubahan.

9
b) Bintil Akar

Kedelai merupakan salah satu tanaman leguminosa yang dapat bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium untuk menambat N2 dari udara. Dengan kenyataan ini maka tanaman
leguminosa khususnya kedelai mendapat N dari tanah dalam bentuk NH4+ dan NO3- dan
juga di peroleh dari hasil simbiosis tersebut. Apabila tanaman kacangkacangan dan
Rhizobium di tumbuhkan secara terpisah, keduanya tidak dapat menambat N baik tanaman
kacang-kacangan maupun Rhizobium, akan tetapi keduanya mempunyai sifat interaksi. Hal
ini merupakan inti simbiosis yang keduanya mempunyai keuntungan dari asosiasi.
Tanaman kacang-kacangan menyediakan energi dari sumber karbon kepada bakteri, dan
bakteri memberi N kepada tanaman.
Simbiosis di cirikan dengan terbentuknya dengan bintil akar pada sistem perakaran
tanaman legum. Bintil akar tersebut merupakan organ simbiosis dan tempat
berlangsungnya proses penambatan nitrogen dari udara, sehingga tanaman mampu
memenuhi sebagian besar kebutuhan nitrogennya dari proses penambatan tersebut.
Kemenpuan untuk menambat nitrogen bebas dari udara, merupaka ciri khas dari tanaman
leguminosa khususnya kedelai, yang perlu dipertimbangkan dalam pembudidayaannya dan
upaya meningkatkan produksinya.
Asosiasi antara bakteri Rhizobium dengan tanaman inang bersifat spesifik (khas).
Faktor penentu yang berperan dalam spesifikasi asosiasi ini adalah Lektin
(Phytohemaglutinin) yang dihasilkan oleh sistem perakaran legum yang membentuk bintil
akar. Berbagai jenis tanaman legum dapat menghasilkan Lektin dengan kekhususan yang
berbeda terhadap berbagai spesies Rhizobium. Sebagai contoh, sejenis Lektin yang di
hasilkan oleh perakaran tanaman Clover (Trifolium sp) yang disebut trifolii tidak dapat
terikat dengan polisakarida yang ada pada permukaan sel Rhizobium japanicum atau
spesies Rhizobium yang lain (Rao, 1982).
Kesesuaian hubungan antara strain Rhizobium dan varietas kedelai yang berbintil
akar akan mementukan efektivitas penambatan nitrogennya. Agar menghasilkan
penambatan nitrogen yang maksimum, bintil akar yang efektif memerlukan dukungan
faktor-faktor tertentu dalam tanah dan faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan
tanaman.
Bintil akar terbentuk melalui serangkaian proses, yang diawali dari kehadiran suatu
strain bakteri Rhizobium sebagai mikrosimbion pada bulu – bulu akar tanaman leguminosa
(sebagai makrosimbion), dan selanjutnya dengan penyusupan lebih lanjut ke jaringan akar
yang lebih dalam. Saling tindak antara bakteri Rhizobium dengan jaringan akar yang
menghasilkan pembentukan bintil akar. Dalam saling tindak tersebut, sel Rhizobium akan
berubah bentuk menjadi bakteroid, sedang di bagian tengah jaringan bintil akar akan
terbentuk pigmen berwarna merah yang disebut leghaemoglobin yang di bentuk oleh
bacteriod yang merupakan komponen yang terlibat langsung dalam proses penambatan
nitrogen (Jutono, 1985).

10
Bintil akar dalam sistem perakaran tanaman legum merupakan struktur pelindung,
sedang bakteroid merupakan site dari proses penambatan nitrogen. Bintil akar tersebut
mempunyai keanekaragaman yang luas dalam ukuran, bentuk, warna, lokasi dan
jumlahnya. Keanekaragaman ini ditentukan oleh saling tindak antara tanaman inang dan
spesies Rhizobium-nya. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah, ukuran
beberapa lokasi bintil akar mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kemampuan
untuk menambat nitrogen udara.
c) Akar udara atau akar gantung

Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh
ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya, akar gantung dapat
amat panjang (sampai 30 m). Selama masih menggantung akar ini dapat menolong
menyerap air dan zat gas dari udara dan seringkali mempunyai jaringankhusus untuk
menimbun udara / air yang disebut velamen, misalnya akar Anggerek Kalajengking
(Arachnis flos-aeris). Setelah mencapai tanah bagian yang masuktanahberfungsi seperti
akar biasa yakni menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, misalnya pada Beringin
(Ficus benjamina L.).
Akar gantung memiliki berkas pembuluh yang berbentuk seperti bintang atau
disebut polyark dengan berkas pembuluh mengelilingi empulur dan akar gantung tidak
memiliki kolenkim dan sklerenkim. Namun, pada penelitian ini hanya memperlihatkan
struktur anatomi akar gantung pada bagian ujung akar yang masih menggantung. Selain itu
menurut (Balfas, 2016) pola struktur anatomi akar gantung bagian akar kecil, akar sedang
dan akar besar sama dengan pola struktur anatomi batang beringin. Akar memiliki
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder secara bersamaan karena letak
pertumbuhan jaringannya berada di tempat yang berbeda. Pada pertumbuhan primer
jaringannya berasal dari jaringan meristem apikal, sedangkan pertumbuhan sekunder
jaringannya berasal dari jaringan meristem pada kambium (Prameswari & Apsari, 2017).
Berdasarkan pernyataan ini peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai struktur
anatomi akar gantung pada tumbuhan beringin (Ficus benjamina L.) pada bagian akar yang
berbeda yaitu pada akar gantung yang masih menggantung (pangkal, tengah, dan ujung
akar gantung), ujung akar gantung yang telah menyentuh permukaan tanah, dan bagian
akar gantung yang sudah masuk ke dalam tanah (di permukaan tanah dan di dalam tanah).

11
d) Umbi akar

Umbi akar merupakan umbi yang terbentuk dari akar. Umbi ini dapat terbentuk dari
akar tunggang dan akar cabang. Umbi akar tidak dapat dijadikan bahan perbanyakan
apabila tidak mempunyai titik tumbuh untuk tunas.

Contoh umbi akar adalah: ubi kayu (singkong) yang berasal dari akar cabang yang
membesar, ubi jalar, wortei, lobak, dll. Umbi akar pada umumnya dapat dimanfaatkan
sebagai pengganti makanan pokok karena kandungan karbohidrat yang tinggi serta zat besi
yang cukup untuk membantu pembentukan sel darah merah. Dalam umbi akar juga
terkandung vitamin-vitamin seperti vitamin A, B, C, Zat besi, Fosfor, Kalium,
Sodium,kalsium, dan Magnesium serta beta carotene untuk menjaga kesehatan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang
di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah.
Akar merupakan salah satu bagian penting tumbuhan. Secara anatomi akar tersusun atas
empat lapisan jaringan pokok yaitu epidermis, korteks, endodermis dan Stele atau
silinder pusat.
Struktur akar adalah panjang dan ujungnya sedikit runcing dan sifat akarnya
adalah selalu menuju ketempat yang banyak mengandung air atau biasa disebut
hidrotropisme sehingga fungsi akarnya adalah untuk mencari tempat yang banyak
mengandung air dan mineral yang langsung akan dihantarkan ke daun melalui
jaringan xilem ke daun untuk berfotosintesis. Fungsi akar bagi tumbuhan menyerap air
dan zat hara, memperkokoh tumbuhan, alat pernapasan dan sebagai penyimpanan
makanan cadangan.
Tumbuhan yang beradaptasi terhadap kehidupan di daerah kering disebut
tumbuhan xerofit. Tumbuhan yang hidup di daerah gurun umumnya tumbuhan yang
mempunyai berakar panjang. Akar panjang dan tersebar luas berfungsi untuk mengambil
air dari tempat yang dalam dan kemudian disimpan dalam jaringan spons.

3.2 Saran
Sebaiknya para pembaca jangan puas terhadap makalah ini saja, pembaca juga
harus menambah ilmu pengetahuannya tentang materi “Anatomi Akar Pada
Tumbuhan”dengan mencari referensi lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/197349-ID-none.pdf

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/cab302690a210a3fcb6f8f38e4f68
a20.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/16103/1/%28%20COVER%20-%20BAB%20I%20-
%20II%20-%20DAPUS%20%29%20Skripsi%20Anggun%20Pravianti.pdf

https://www.polbangtanmedan.ac.id/upload/upload/jurnal/Vol%2012-
2/11%20Arie%20Mikoriza.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai