Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PERKEMBANGAN TUMBUHAN

“AKAR”

DOSEN PENGAMPU : 1. Dr. Upik Yelianti, M.S

2. Dra. Muswita, M.Si

3. Raissa Mataniari, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

NAMA KELOMPOK :

1. DEBORA LISNAWATI LUBIS (A1C418037)


2. MELIANA FEBRI SYAFITRI (A1C418043)
3. JONI SIANTURI (A1C418065)
4. DEWI MAYRANI (A1C418051)

PENDIDIKAN BIOLOGI

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur patutlah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini kami membahas tentang salah satu bagian tubuh tumbuhan
yang memiliki peran penting bagi tumbuhan itu sendiri, yaitu akar. Makalah ini
kami buat bertujuan untuk menambah wawasan kami dan para pembaca, dalam
mengenal akar secara lebih rinci dan mendalam.

Tak lupa pula, kami sebagai penyusun makalah mengucapkan terimakasih


kepada semua pihak yang sudah membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari, penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan dalam membuat
makalah kami selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih dan
selamat membaca.

Jambi, Oktober 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan yang berada di alam ini memiliki banyak jenis yang
berbeda-beda terutama pada spermatophyta (tumbuhan berbiji) dan pteridophyta
(tumbuhan paku-pakuan) dengan bagian-bagian pokok yang sama sebagai
penyerapan, pengolahan, pengangkutan, dan penimbunan zat-zat makanan.
Bagian-bagian pokok tersebut adalah akar, batang, dan daun. Semua bagian-
bagian pokok pada tumbuh-tumbuhan tersebut secara langsung atau tidak
langsung berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan. Di dalam morfologi
tumbuhan yakni ilmu yang mempelajari bagian dan susunan tumbuh-tumbuhan
hanya membicarakan tumbuh-tumbuhan yang berupa kormus. Kormus merupakan
tumbuh-tumbuhan yang hanya dimiliki oleh Pteridophyta (tumbuhan paku-
pakuan) dan Spermatophyta (tumbuhan biji), sehingga ahli tumbuh-tumbuhan
menempatkan dua golongan tersebut ke dalam kelompok Cormophyta (tumbuhan
kormus).
Salah satu bagian dari tumbuhan yakni akar yang memiliki karakter penting
untuk dievaluasi adalah morfologi akar, karena kemampuan akar
mengabsorbsi air dengan memaksimalkan sistem perakaran merupakan salah
satu pendekatan utama untuk mengkaji kemampuan adaptasi tanaman terhadap
kekurangan air (Efendi 2009).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian akar?
2. Apa saja sifat-sifat akar?
3. Bagaimana bentuk-bentuk akar?
4. Bagaimana sistem perakaran pada akar?
5. Bagaimana bentuk-bentuk akar tunggang dilihat dari percabangannya?
6. Apa saja sifat dan tugas khusus akar dilihat dari cara-cara hidupnya?
C. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian akar.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat akar.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk akar.
4. Untuk mengetahui sistem perakaran pada akar.
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk akar tunggang dilihat dari percabangannya.
6. Untuk mengetahui sifat dan tugas khusus akar dilihat dari cara-cara hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akar
Akar merupakan salah satu bagian pokok tubuh tumbuhan yang terdapat
pada bagian bawah, yang dapat tumbuh di dalam tanah dan ada juga yang
dipermukaan tanah yang arah pertumbuhannya menuju pusat bumi (geotrop)
atau menuju air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya matahari.
Akar atau yang seringkali disebut juga Radix merupakan salah satu bagian
utama dari tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Akar pertama pada
tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks diujung akar embrio dalam
biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan sebagai Radikula. Pada
tumbuhan Gymnospermae dan Dicotyledoneae, akar tersebut akan berkembang
dan membesar menjadi akar primer dan memiliki cabang – cabang yang
berukuran kecil. Sistem perakaran yang demikian akan disebut sebagai akar
tunggang. Pada tumbuhan Monocotyledoneae, akar primer tidak akan bertahan
lama dalam suatu tanaman, karena akan segera mongering. Dari pangkalnya
akan muncul akar – akar baru yang disebut dengan akar tambahan atau akar
adventif. Susunan akar yang demikian akan disebut dengan akar serabut.

B. Sifat Akar
Adapun sifat akar tumbuhan secara umum, diantaranya sebagai berikut:
- tidak berbuku – buku (nodus) dan tidak beruas (internodus)
- arah tumbuhnya menuju ke pusat bumi (geotrop) atau menuju air
(hidrotrop)
- meninggalkan cahaya matahari dan udara
- tidak berklorofil dan tidak berwarna hijau biasanya berwarna putih
kekuningan
- tidak menopang daun atau sisil ataupun bagian – bagian lainnya
- bentuknya seringkali meruncing, hal ini berkaitan dengan fungsi akar
sehingga lebih mudah untuk menembus tanah

C. Fungsi Akar
Berfungsi untuk menyokong batang, daun dan bagian – bagian tumbuhan
lainnya sehingga dapat berdiri dengan kokoh
1. sebagai alat untuk menyerap air dan garam – garam mineral (zat hara)
dari dalam tanah
2. pada tumbuhan mangrove akar berfungsi sebagai alat respirasi yang
seringkali disebut dengan akar napas
3. pada tanaman tertentu, akar tunggang akan mengalami proses
membesar dan kemudian memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan
4. sebagai organ reproduksi vegetatif (pada bagian akarnya dapat tumbuh
tunas menjadi individu baru

D. Bagian-bagian akar

1. Collum radicis (kaki atau leher akar)


Merupakan bagian yang bersambung langsung dengan batang.

2. Radix lateralis (akar lateral/ujung akar)


Merupakan cabang-cabang akar yang dihasilkan oleh akar utama (akar
pokok), dan masih dapat bercabang-cabang lagi.

3. Radix fibrilla (serabut akar)


Cabang-cabang akar yang ramping seperti serabut.

4. Pilus racicalis (rambut akar)


Rambut-rambut yang terletak pada ujung akar, berfungsi untuk
memperluas area penyerapan air dan ggaram mineral. Rambut akar
senantiasa di bentuk pada ujung akar, sedangkan yang lama akan di
tanggalkan.

5. Calyptra (tudung akar)


Bagian akar yang terdapat pada bagian paling ujung, menutupi meristem
apeks akar.

6. Coleorrhiza (seludang akar)


Bagian ini terdapat pada embrio sejumlah tumbuhan monokotil
E. Struktur umum akar
a. Epidermis
Terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat, dinding sel tipis
sehingga mudah di ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang
merupakan hasil aktifitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut-rambut
akar ini berfungsi memperluas bidang penyerapan.
b. Korteks
Terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya
tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas.
jaringan-jaringan yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim,
kolenkim,dan sklerenkim.
c. Endodermis
Terletak di sebelah dalam korteks. endodermis berupa 1 lapis sel
yang tersususn rapat tanpa ruang antar sel. Dinding selnya mengalami
penebalan gabus. deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya
dinamakan pita kaspari. penebalan gabus ini tidak dapat ditembus air
sehingga air harus masuk ke silinder pusat mellui sel endodermis yang
dindingnya tidak menebal, disebut sel penerus air. Endodermis
merupakan pemisah yang jelas antara korteks dan stele.
d. Silindr pusat (stele)
Terletak di sebelah dalam endodermis. Di antara stele terdapat
berkas pengangkutan (floem dan floem).
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari
pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut
arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan
kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut
terdiri dari jaringan parenkim.

F. Struktur Primer Akar

Akar primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang,
akar ini akan menjadi akar pokok yang menopang. Pada tumbuhan (terutama
dikotil) terdapat dua macam pertumbuhan yaitu pertumbuhan apikal dan
pertumbuhan lateral. Pertumbuhan apikal disebut juga dengan pertumbuhan
primer (ke atas: pucuk dan ke bawah: akar), Pertumbuhan akar primer
disebabkan oleh meristem apikal yang terdapat pada pucuk dan ujung akar.
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung akar. Bagian penting embrionya
adalah akar embrionik yaitu calon akar.

Daerah pertumbuhan pada akar berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3


daerah:
a. Daerah pembelahan : Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjanga : Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi : Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya.
G. Bagian – bagian Akar Primer
a. Tudung Akar
Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem
akar serta membantu penembusan tanah oleh akar, terdiri atas sel hidup
yang sering mengandung pati. Tudung akar berkembang terus menerus.
Sel paling luar mati, terpisah dari yang lain dan hancur, lalu digantikan
oleh sel baru yang dibentuk oleh pemula.

b. Epidermis
Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula.
Namun, kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Ciri khas
akar adalah adanya rambut akar yang teradaptasi untuk menyerap
airdan garam tanah. Rambut akar adalah sel epidermis yang memanjang
ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.
c. Korteks akar
Pada umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah
besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih
hidup, banyak sklerenkim dibentuk. Sel korteks biasanya besar dan
bervakuola besar. Plastid didalamnya menghimpun pati. Lapisan paling
dalam berkembang menjadi endodermis dan satu atau beberapa lapisan
korteks paling luar dapat berkembang menjadi eksodermis.
d. Eksodermis
Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar
korteks akan membentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung
baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan epidermis. Struktur
dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis. Dinding
primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh selulosa.
Lignin juga dapat ditemukan. Sel eksodermis mengandung protoplas
hidup ketika dewasa.

e. Endodermis
Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel
endodermis mengandung selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni
pada dinding radial dan melintang. Rampingnya lapisan itu
menyebabkannya diberi nama pita, dan dibubuhi nama caspary. Pita
tersebut merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer,
tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka
protoplas melepaskan diri dari dinding, namun tetap melekat pada
pitacaspary.

f. Silinder Pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau
beberapa lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian
tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh
parenkim empulur di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan
dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan
sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan
sebagian dari cambium pembuluh.

Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari


berbagai macam jaringan :

a. Mikoriza
Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza
yang berarti Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini
tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas
baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya.
Nahamara (1993) dalam Subiksa (2002) mengatakan bahwa mikoriza
adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan adanya interaksi
fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan tertentu
dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu.

Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji


juga cocok untuk perkecambahan spora mikoriza. Demikian pula kindisi
edafik yang dapat mendorong pertumbuhan akar juga sesuai untuk
perkembangan hifa. Jamur mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui
tekanan mekanis dan aktivitas enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju
korteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal
tumbuh dari korteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal
tersebut terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi
pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi
mendukung fungsi reproduksi serta untuk transportasi karbon serta hara
lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara dari
dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.

b. Bintil Akar
Bintil akar merupakan asosiasi akar diengan bakteri penambat
nitrogen utara (Rhizobium) yang bermanfaat bagi tanaman. Bakteri
memasuki akar terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak
diri membentuk benang infeksi. Cara yang dilakukan ialah dengan
menyelubungi seludang yang terdiri dari bahan seperti gum. Benang
infeksi sangat cepat dalam menembus akar dan merangsang proliferasi sel
(pembelahan sel secara cepat dan banyak menghasilkan sel) pada lapisan
korteks sebelah dalam. Hasil proliferasi yang menyerupai bakal akar
cabang akan menjadi bintil. Di bagian abaksia, bintil mempertahankan
daerah meristematik sedangkan di daerah adaksial akan terisi bakteri. Di
sekeliling jaringan bakteroid terdapat cabang berkas pembuluh yang
berhubungan dengan silinder pembuluh akar, di mana setiap berkasnya
memiliki seludang parenkim dan endodermis. Pada beberapa spesies, sel
seludang digunakan untuk membentuk dinding yang khas bagi sel yang
berperan dalam angkutan jarak dekat, yakni sel transfer. Sifat tersebut
menunjukkan adanya sistem angkut guna pertukaran zat hara di antara
bakteri dan tanaman inang.

H. Struktur Sekunder Akar


Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa
disebut akar cabang. Pertumbuhan sekunder bersifat khas bagi akar-akar
tumbuhan dikotil. Pertumbuhan sekunder dijumpai di khas pada akar
Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar Monocotyledoneae biasanya
tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Apabila pertumbuhan sekunder
dimulai, pertama timbul cambium di dalam parenkim diantara jejaring
xylem primer dan didalam floem primer. Cambium akan membentuk
xylem sekunder dan floem sekunder keluar. Kemudian, cambium itu
diperluas secara lateral karena diferensiasi inisial cambium didalam
perisikel sekeliling ujung jejaring xylem dan juga mulai membentuk
tenunan sekunder. Kemudian cambium membentuk daerah melingkar
didalamnya terdapat xylem sekunder yang secara menyeluruh
menyelubungi xylem primer. Floem primer dan endodermis biasanya
hancur karena tekanan tenunan yang tumbuh didalamnya.
Pada awalnya, kambium pembuluh berbentuk pita yang jumlahnya
tergantung tipe akar. Pada akar diark terdapat dua pita, pada akar triark
terdapat akar tiga pita, dan seterusnya. Sel perisiklus yang terdapat di luar
daerah xilem juga menjadi aktif seperti kambium. Selanjutnya, kambium
melengkapi lingkaran dengan xilem sebagai pusatnya. Penampang
melintang kambium pada perkembangan awal berbentuk oval, pada akar
diark, segi tiga pada akar triark, dan pada akar poliark membentuk segi
banyak. Kambium berbatasan dengan permukaan dalam floem yang
berfungsi membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan fleom sekunder
ke arah luar. Kambium menghasilkan xilem dan floem dengan membelah
perinkin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.
Pembentukan periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh
sekunder. Sel perisiklus terus membelah secara perinkin dan antiklin.
Pembelahan perinklin menyebabkan peningkatan jumlah lapisan
perisiklus. Peningkatan ketebalan jaringan pembuluh dan perisiklus
menekan korteks ke arah luar sehingga korteks menjadi pecah. Felogen di
luar perisiklus akan membentuk felem ke arah luar dan feloderm ke arah
dalam. Pada akar tumbuhan menahun (perennial), keaktifan kambium
pembuluh dan felogen terus terjadi sepanjang tahun. Perkembangan akar,
seperti halnya pada batang, juga akan membentuk ritidom. Pada tumbuhan
Dikotil menerna, misalnya pada Medicago sativa, xilem sekunder terdiri
atas pembuluh dengan penebalan dinding menganak tangga dan memata
jala. Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel parenkim. Floem
berisi pembuluh dengan sel pengiring, serabut, dan sel parenklim. Floem
di bagian luar hanya berisi serabut dan parenkim; pembuluh yang tua akan
rusak. Floem akan menyatu dengan parenkim di dalam periderm kecuali
apabila terrdapat serabut. Gabus merupakan turunan felogen yang
berfungsi sebagai jaringan pelindung. Pertumbuhan sekunder pada
berbagai tumbuhan Dikotil menerna berbeda.
Pada akar tumbuhan berkayu, jaringan pembuluh biasanya
mempunyai banyak sel dengan dinding sekunder yang mengandung lignin.
Akar Gymnospermae mempunyai tipe tumbuhan sekunder yang sama
dengan akar tumbuhan Dicotyledoneae. Namun, terdapat perbedaan
histologi antara akar dan batang. Pada akar, takaran unsur dengan dinding
sekunder berlignin lebih kecil dibandingkan pada kayu dan kulit kayu,
tetapi proporsi jaringan parenkim lebih besar. Penelitian pada kayu
Plantanus menunjukkan bahwa kayu dan akar secara filogenetik lebih
primitif daripada batang.

I. Bagian-bagian Akar Sekunder


a. Pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh kambium
Awal mula perkembangan kambium pembuluh adalah dengan
pembelahan sel prokambium di antara floem primer dan xilem primer
yang belum terdiferensiasi. Kambium berupa silinder dengan tepi luar
yang bergelombang ini mempunyai aktivitas yang berbeda; di bagian
dalam floem, cambium menghasilkan xylem lebih cepat dibandingkan
dengan di tempat lain. Di tempat tersebut, cambium lebih cepat terdorong
ke luar dan akhirnya diperoleh silinder yang bertepi rata. Kambium akan
membentuk sel xylem kea rah dalam dan sel floem ke arah luar, namun
pada umumnya frekuensi pembentukan xylem lebih besar dibandingkan
dengan sel floem Hal itulah yang menyebabakan xylem sekunder lebih
tebal dari pada floem sekunder.

b. Pembentukan periderm oleh felogen.


Pembentukan periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh
dan biasanya mulai dibentuk pertama kali dalam perisikel.Pada tumbuhan
perenial, keaktifan cambium akar akan diiringi keaktifan peridem dalam
waktu yang lama. Periderm yang telah dibentuk tidak akan bertahan lama
karena volume dari sel baru yang ada disebelah dalam makin besar, dan
akhirnya periderm baru dibentuk dibawahnya. Hal itu dapat belangsung
berulang kali hinggadi peroleh ritidom.

J. Perkembangan Akar
Pada embrio, akar berkembang dari akar embrio atau radikula. Akar itu
tumbuh menjadi akar utama yang juga di sebut akar primer (Radix primaria)
dan bertambah panjang akibat oembelahan dan pemanjangan sel di belakang
apeks akar. Apeks akar di lindungi oleh tudung akar, suatu penutub yang terdiri
dari sel-sel dewasa. Pada titik tumbuh akar, sel di bentik tidak hanya ke akar
belakang untuk menambah panjangnya akar, namun juga kea rah yang
berlawanan untuk mengganti sel-sel tudung akar yang akan aus sewaktu akar
tumbuh menembus tanah. Dekat di beakangnya terdapat bulu-bulu akar
(rambut-rambut akar), yang membantu dalam penyerapan air dan garam-garam
dari dalam tanah serta memperluas permukaan akar yang dapat menyerap
bahan-bahan tersebut. Pada jarak tertentu di belakang meristem apeks akar,
akan di bentuk akar lateral (radix lateralis).
1. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga terus bertumbuh menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang
(radix primaria). Sistem akar ini biasa terdapat pada tumbuhan biji
belah (Dycotildoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
Perlu di ingat, sistem akar tunggang hanya di temukan pada tanaman
yang berkembang biak secara generatif (melalui biji).
2. Sistem akar serabut, dimana jika akar lembaga dalam perkembangan
lanjutannya mati atau kemudian pertumbuhannya disusul oleh
sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari
pangkal batang. Karena bentuknya seperti serabut maka akar ini di
sebut akar serabut (radix primaria).

K. Akar dengan Fungsi Khusus


Pada umumnya akar tumbuh di dalam tanah dan menuju ke pusat bumi.
Dalam kondisi tertentu sebagai bentuk adaptasinya terhadap lingkungan
beberapa jeis tumbuhan memiliki akar-akar yang mempunyai sifat dan
tugas khusus antara lain:
1. Akar udara (Radix aereus)
Akar udara juga disebut akar gantung yang keluar dari bagian-
bagian dari atas tanah. biasanya menggantung ke udara dan tumbuh di
atas tanah bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya
akar gantung dapat mencapai panjang sampai 30 m. Selama masih
menggantung akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas
dari udara dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk
menimbun udara dan air setelah mencapai tanah.
Apabila telah menembus tanah akar udara akan bersifat seperti
akar biasa yang menyerap air dan zat makanan dari tanah bagian yang
ada di atas tanah seringkali berubah menjadi batang akar gantung
dapat ditemukan pada anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) dan
beringin (Ficus benjamina).
2. Akar Penggerek (Haustorium)
Akar penggerek disebut juga akar pengisap. Akar ini merupakan
akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit.
Akar ini berfungsi untuk menyerap air atau makanan dari inangnya.
Akar penggerek dapat ditemukan pada benalu (Loranthus), yang
berupa akar penggerek yang menembus kulit batang inangnya sampai
kebagian kayu.

3. Akar Pelekat (Radix adligans)


Merupakan akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan
memanjat. Akar pelekat berfungsi untuk menempel pada
penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum), sirih (Piper
betle), dan arisema (Arisaema sp.)
4. Akar Pembelit (Cirrhus radicalis)
Akar pembelit berfungsi untuk memanjat, tetapi tanpa memeluk
penunjangnya. Contoh akar pembelit dapat ditemukan pada vanili
(Vanilla planifolia).

5. Akar Napas (Pneumatophora)


Struktur ini memiliki cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus
ke atas hingga muncul dari permukaan tanah air tempat tumbuhnya
tumbuhan. Akar ini mempunyai banyak liang-liang atau celah-celah
(Pneumatophora) untuk masuknya udara yang diperlukan dalam
pernapasan. Tumbuhan yang memiliki akar seperti ini biasanya hidup
di tempat-tempat yang di dalam tanahnya sangat kekurangan oksigen,
misalnya pada pohon-pohon prepat (Sonneratia sp.) dan kayu api
(Avicennia sp.).
6. Akar Tunjang
Akar tunjang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah.
Tumbuhan yang mempunyai akar tunjang adalah tumbuhan yang
hidup di daerah pasang surut. Batang beserta akar-akar tunjang ini
memberikan kesan seperti orang naik di atas engrang, sehingga
disebut juga akar engrang. Contoh akar tunjang dapat ditemukan pada
pohon bakau (Rhizophora conjugata).

7. Akar Lutut
Akar ini lebih tepat di katakan akar yang tumbuh ke atas kemudian
membengkok lagi masuk ke dalam tanah, sehingga membentuk
gambaran seperti lutut yang di bengkokkan. Sama seperti akar napas,
akar ini berguna pula untuk kepentingan pernapasan pada tumbuhan
yang hidup di daerah pasang surut. Akar lutut yang berfungsi untuk
membantu pernapasan tumbuhan dapat di temukan pada pohon
tanjang (Bruguiera parvifolia).

8. Akar Banir
Struktur akar ini berbentuk seperti papan-papan yang di letakan
miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi
besar, misalnya pada sukun (Artocarpus communis), kenari
(Canarium commune), dan sebagainya.

9. Akar penyimpan cadangan makanan.Umbi akar seperti pada akar


ketela pohon (Manihot utilissima) yang penuh dengan pati.
10. Akar kontraktil, adalah akar pada tumbuhan berumbi yang
berkontraksi seperti pada (Manihot utilissima). Pengerutan seperti itu
terjadi terutama dalam korteks dan dapat mengakibatkan pemendekan
akar hingga 30-40%, sehingga umbi tertarik ke tempat lebih dalam di
tanah.

11. Akar simbiotik, yaitu bintil akar tempat penambat nitrogen bebas dari
udara seperti Rhizobium berasosiasi dengan akar. Asosiasi itu
biasanya itu biasanya simbiotik: tanaman penerima senyawa
bernitrogen dan bekteri memperoleh sumber energi biasanya gula.
Bakteri mengakibatkan inang membelah-belah sehingga membentuk
bintik akar. Bintil akar serupa terdapat pada beberapa suku lain seperti
Casuarinaceae.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan
daun) bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus.
2. Fungsi-fungsi akar yakni: Memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk
menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari
dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-
tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan, dan kadang-kadang
sebagai tempat untuk penimbunan makanan
3. Bagian-bagian akar terdiri dari: leher akar atau pangkal akar (collum),
ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang
akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut-rambut
akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptra).
4. Macam-macam sistem perakaran ada 2 yakni: sistem akar tunggang
dan sistem akar serabut.
5. Dilihat dari percabangan dan bentuknya, akar dibedakan menjadi 2
yakni: Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang
dan akar tunggang yang bercabang (ramosus).
6. Dilihat dari cara-cara hidup, akar-akar mempunyai tugas khusus
yakni: akar udara atau akar gantung (radix aereus), akar penggerak
atau akar penghisap (haustorium), akar pelekat (radix adligans), akar
pembelit (cirrhus radicalis), akar nafas (pneumatophora), akar tunjang,
akar lutut, dan akar banir.
Daftar Pustaka

Efendi, R. 2009. Metode dan karakter seleksi toleransi genotipe jagung


terhadap cekaman kekeringan.Tesis. Bogor : IPB
Hidayat Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Nugroho, L. Hartanto dkk. 2010. Struktur & Perkembangan Tumbuhan. Jakarta:
Penebar Swadaya
Tjitrosoepomo, 2007. Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai