“AKAR”
NAMA KELOMPOK :
PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur patutlah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas tentang salah satu bagian tubuh tumbuhan
yang memiliki peran penting bagi tumbuhan itu sendiri, yaitu akar. Makalah ini
kami buat bertujuan untuk menambah wawasan kami dan para pembaca, dalam
mengenal akar secara lebih rinci dan mendalam.
Kami menyadari, penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan dalam membuat
makalah kami selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih dan
selamat membaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan yang berada di alam ini memiliki banyak jenis yang
berbeda-beda terutama pada spermatophyta (tumbuhan berbiji) dan pteridophyta
(tumbuhan paku-pakuan) dengan bagian-bagian pokok yang sama sebagai
penyerapan, pengolahan, pengangkutan, dan penimbunan zat-zat makanan.
Bagian-bagian pokok tersebut adalah akar, batang, dan daun. Semua bagian-
bagian pokok pada tumbuh-tumbuhan tersebut secara langsung atau tidak
langsung berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan. Di dalam morfologi
tumbuhan yakni ilmu yang mempelajari bagian dan susunan tumbuh-tumbuhan
hanya membicarakan tumbuh-tumbuhan yang berupa kormus. Kormus merupakan
tumbuh-tumbuhan yang hanya dimiliki oleh Pteridophyta (tumbuhan paku-
pakuan) dan Spermatophyta (tumbuhan biji), sehingga ahli tumbuh-tumbuhan
menempatkan dua golongan tersebut ke dalam kelompok Cormophyta (tumbuhan
kormus).
Salah satu bagian dari tumbuhan yakni akar yang memiliki karakter penting
untuk dievaluasi adalah morfologi akar, karena kemampuan akar
mengabsorbsi air dengan memaksimalkan sistem perakaran merupakan salah
satu pendekatan utama untuk mengkaji kemampuan adaptasi tanaman terhadap
kekurangan air (Efendi 2009).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian akar?
2. Apa saja sifat-sifat akar?
3. Bagaimana bentuk-bentuk akar?
4. Bagaimana sistem perakaran pada akar?
5. Bagaimana bentuk-bentuk akar tunggang dilihat dari percabangannya?
6. Apa saja sifat dan tugas khusus akar dilihat dari cara-cara hidupnya?
C. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian akar.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat akar.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk akar.
4. Untuk mengetahui sistem perakaran pada akar.
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk akar tunggang dilihat dari percabangannya.
6. Untuk mengetahui sifat dan tugas khusus akar dilihat dari cara-cara hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akar
Akar merupakan salah satu bagian pokok tubuh tumbuhan yang terdapat
pada bagian bawah, yang dapat tumbuh di dalam tanah dan ada juga yang
dipermukaan tanah yang arah pertumbuhannya menuju pusat bumi (geotrop)
atau menuju air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya matahari.
Akar atau yang seringkali disebut juga Radix merupakan salah satu bagian
utama dari tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Akar pertama pada
tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks diujung akar embrio dalam
biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan sebagai Radikula. Pada
tumbuhan Gymnospermae dan Dicotyledoneae, akar tersebut akan berkembang
dan membesar menjadi akar primer dan memiliki cabang – cabang yang
berukuran kecil. Sistem perakaran yang demikian akan disebut sebagai akar
tunggang. Pada tumbuhan Monocotyledoneae, akar primer tidak akan bertahan
lama dalam suatu tanaman, karena akan segera mongering. Dari pangkalnya
akan muncul akar – akar baru yang disebut dengan akar tambahan atau akar
adventif. Susunan akar yang demikian akan disebut dengan akar serabut.
B. Sifat Akar
Adapun sifat akar tumbuhan secara umum, diantaranya sebagai berikut:
- tidak berbuku – buku (nodus) dan tidak beruas (internodus)
- arah tumbuhnya menuju ke pusat bumi (geotrop) atau menuju air
(hidrotrop)
- meninggalkan cahaya matahari dan udara
- tidak berklorofil dan tidak berwarna hijau biasanya berwarna putih
kekuningan
- tidak menopang daun atau sisil ataupun bagian – bagian lainnya
- bentuknya seringkali meruncing, hal ini berkaitan dengan fungsi akar
sehingga lebih mudah untuk menembus tanah
C. Fungsi Akar
Berfungsi untuk menyokong batang, daun dan bagian – bagian tumbuhan
lainnya sehingga dapat berdiri dengan kokoh
1. sebagai alat untuk menyerap air dan garam – garam mineral (zat hara)
dari dalam tanah
2. pada tumbuhan mangrove akar berfungsi sebagai alat respirasi yang
seringkali disebut dengan akar napas
3. pada tanaman tertentu, akar tunggang akan mengalami proses
membesar dan kemudian memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan
4. sebagai organ reproduksi vegetatif (pada bagian akarnya dapat tumbuh
tunas menjadi individu baru
D. Bagian-bagian akar
Akar primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang,
akar ini akan menjadi akar pokok yang menopang. Pada tumbuhan (terutama
dikotil) terdapat dua macam pertumbuhan yaitu pertumbuhan apikal dan
pertumbuhan lateral. Pertumbuhan apikal disebut juga dengan pertumbuhan
primer (ke atas: pucuk dan ke bawah: akar), Pertumbuhan akar primer
disebabkan oleh meristem apikal yang terdapat pada pucuk dan ujung akar.
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung akar. Bagian penting embrionya
adalah akar embrionik yaitu calon akar.
b. Epidermis
Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula.
Namun, kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Ciri khas
akar adalah adanya rambut akar yang teradaptasi untuk menyerap
airdan garam tanah. Rambut akar adalah sel epidermis yang memanjang
ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.
c. Korteks akar
Pada umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah
besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih
hidup, banyak sklerenkim dibentuk. Sel korteks biasanya besar dan
bervakuola besar. Plastid didalamnya menghimpun pati. Lapisan paling
dalam berkembang menjadi endodermis dan satu atau beberapa lapisan
korteks paling luar dapat berkembang menjadi eksodermis.
d. Eksodermis
Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar
korteks akan membentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung
baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan epidermis. Struktur
dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis. Dinding
primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh selulosa.
Lignin juga dapat ditemukan. Sel eksodermis mengandung protoplas
hidup ketika dewasa.
e. Endodermis
Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel
endodermis mengandung selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni
pada dinding radial dan melintang. Rampingnya lapisan itu
menyebabkannya diberi nama pita, dan dibubuhi nama caspary. Pita
tersebut merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer,
tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka
protoplas melepaskan diri dari dinding, namun tetap melekat pada
pitacaspary.
f. Silinder Pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau
beberapa lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian
tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh
parenkim empulur di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan
dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan
sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan
sebagian dari cambium pembuluh.
a. Mikoriza
Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza
yang berarti Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini
tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas
baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya.
Nahamara (1993) dalam Subiksa (2002) mengatakan bahwa mikoriza
adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan adanya interaksi
fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan tertentu
dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu.
b. Bintil Akar
Bintil akar merupakan asosiasi akar diengan bakteri penambat
nitrogen utara (Rhizobium) yang bermanfaat bagi tanaman. Bakteri
memasuki akar terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak
diri membentuk benang infeksi. Cara yang dilakukan ialah dengan
menyelubungi seludang yang terdiri dari bahan seperti gum. Benang
infeksi sangat cepat dalam menembus akar dan merangsang proliferasi sel
(pembelahan sel secara cepat dan banyak menghasilkan sel) pada lapisan
korteks sebelah dalam. Hasil proliferasi yang menyerupai bakal akar
cabang akan menjadi bintil. Di bagian abaksia, bintil mempertahankan
daerah meristematik sedangkan di daerah adaksial akan terisi bakteri. Di
sekeliling jaringan bakteroid terdapat cabang berkas pembuluh yang
berhubungan dengan silinder pembuluh akar, di mana setiap berkasnya
memiliki seludang parenkim dan endodermis. Pada beberapa spesies, sel
seludang digunakan untuk membentuk dinding yang khas bagi sel yang
berperan dalam angkutan jarak dekat, yakni sel transfer. Sifat tersebut
menunjukkan adanya sistem angkut guna pertukaran zat hara di antara
bakteri dan tanaman inang.
J. Perkembangan Akar
Pada embrio, akar berkembang dari akar embrio atau radikula. Akar itu
tumbuh menjadi akar utama yang juga di sebut akar primer (Radix primaria)
dan bertambah panjang akibat oembelahan dan pemanjangan sel di belakang
apeks akar. Apeks akar di lindungi oleh tudung akar, suatu penutub yang terdiri
dari sel-sel dewasa. Pada titik tumbuh akar, sel di bentik tidak hanya ke akar
belakang untuk menambah panjangnya akar, namun juga kea rah yang
berlawanan untuk mengganti sel-sel tudung akar yang akan aus sewaktu akar
tumbuh menembus tanah. Dekat di beakangnya terdapat bulu-bulu akar
(rambut-rambut akar), yang membantu dalam penyerapan air dan garam-garam
dari dalam tanah serta memperluas permukaan akar yang dapat menyerap
bahan-bahan tersebut. Pada jarak tertentu di belakang meristem apeks akar,
akan di bentuk akar lateral (radix lateralis).
1. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga terus bertumbuh menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang
(radix primaria). Sistem akar ini biasa terdapat pada tumbuhan biji
belah (Dycotildoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
Perlu di ingat, sistem akar tunggang hanya di temukan pada tanaman
yang berkembang biak secara generatif (melalui biji).
2. Sistem akar serabut, dimana jika akar lembaga dalam perkembangan
lanjutannya mati atau kemudian pertumbuhannya disusul oleh
sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari
pangkal batang. Karena bentuknya seperti serabut maka akar ini di
sebut akar serabut (radix primaria).
7. Akar Lutut
Akar ini lebih tepat di katakan akar yang tumbuh ke atas kemudian
membengkok lagi masuk ke dalam tanah, sehingga membentuk
gambaran seperti lutut yang di bengkokkan. Sama seperti akar napas,
akar ini berguna pula untuk kepentingan pernapasan pada tumbuhan
yang hidup di daerah pasang surut. Akar lutut yang berfungsi untuk
membantu pernapasan tumbuhan dapat di temukan pada pohon
tanjang (Bruguiera parvifolia).
8. Akar Banir
Struktur akar ini berbentuk seperti papan-papan yang di letakan
miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi
besar, misalnya pada sukun (Artocarpus communis), kenari
(Canarium commune), dan sebagainya.
11. Akar simbiotik, yaitu bintil akar tempat penambat nitrogen bebas dari
udara seperti Rhizobium berasosiasi dengan akar. Asosiasi itu
biasanya itu biasanya simbiotik: tanaman penerima senyawa
bernitrogen dan bekteri memperoleh sumber energi biasanya gula.
Bakteri mengakibatkan inang membelah-belah sehingga membentuk
bintik akar. Bintil akar serupa terdapat pada beberapa suku lain seperti
Casuarinaceae.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan
daun) bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus.
2. Fungsi-fungsi akar yakni: Memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk
menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari
dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-
tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan, dan kadang-kadang
sebagai tempat untuk penimbunan makanan
3. Bagian-bagian akar terdiri dari: leher akar atau pangkal akar (collum),
ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang
akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut-rambut
akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptra).
4. Macam-macam sistem perakaran ada 2 yakni: sistem akar tunggang
dan sistem akar serabut.
5. Dilihat dari percabangan dan bentuknya, akar dibedakan menjadi 2
yakni: Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang
dan akar tunggang yang bercabang (ramosus).
6. Dilihat dari cara-cara hidup, akar-akar mempunyai tugas khusus
yakni: akar udara atau akar gantung (radix aereus), akar penggerak
atau akar penghisap (haustorium), akar pelekat (radix adligans), akar
pembelit (cirrhus radicalis), akar nafas (pneumatophora), akar tunjang,
akar lutut, dan akar banir.
Daftar Pustaka