Anda di halaman 1dari 30

DAUN

DAUN(FOLIUM)
(FOLIUM)

Dosen Pengampu : Dra. Muswita, M.Si.

Kelompok Empat (4) :


1. Lia Anggi Pratiwi (A1C418036)
2. Wulan Mayalita (A1C418046)
3. Irna Arissa Sitanggang (A1C418057)
4. Ellen ElisabelL Sinaga (A1C418048)
daun
Daun adalah salah satu organ pokok tumbuhan
yang terletak pada batang, biasanya tipis
melebar dan kaya akan zat klorofil, oleh karena
itu daun biasanya berwarna hijau.
Fungsi Daun

1.Mengambil zat makanan


(resorbsi)
2.Mengolah zat makanan
(asimilasi)
3.Penguapan air
(transpirasi)
4.Pernafasan (respirasi)
Morfologi Daun
Struktur umum morfologi
pada tumbuhan ada tiga yaitu :

1. Helaian daun ( lamina).

2. Tangkai daun (petiolus).

3. Pelepah daun ( folius ).

Pada beberapa tumbuhan


dikotil ditemukan adanya
stipula yang berfungsi sebagai
pelindung daun muda yang
sedang berkembang`
Tipe tulang daun ada empat macam,
yaitu:
1. Menyirip, misalnya pada daun
mangga,
2. Menjari, misalnya pada daun pepaya,
3. Melengkung, misalnya pada daun
gadung,
4. Sejajar, misalnya pada daun jagung,
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki
daun dengan susunan tulang daun
menyirip dan menjari. Sedangkan
tumbuhan monokotil memiliki daun
dengan susunan tulang daun sejajar atau
melengkung.
HISTOLOGI DAUN

Terdapat 3 struktur
jaringan penyusun
dari daun,
diantaranya jaringan
epidermis, jaringan
mesofil, dan jaringan
pengangkut
,
JARINGAN EPIDERMIS

Epidermis daun dari tumbuhan yang


berbeda beragam dalam hal jumlah
lapisan, bentuk, struktur, susunan
stomata, penampilan, dan susunan
trikoma, serta adanya sel khusus.
Struktur dalamnya biasanya berbentuk
pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan
epidermis yaitu permukaan atas daun
disebut permukaan adaksial dan
permukaan bawah disebut permukaan
abaksial. Pada lapisan ini tidak ada
ruang antar sel.
JARINGAN MESOFIL
Mesofil merupakan lapisan jaringan
dasar yang terletak antara epidermis
atas dan epidermis bawah dan diantara
berkas pengangkut. Mesofil dapat
tersusun atas parenkim yang relative
homogen atau berdifferensiasi
menjadi parenkim palisade dan
parenkim spons. Sesuai dengan
fungsinya, parenkim mesofil
merupakan daerah fotosintesis utama
karena mengandung kloroplas
(Sutrian, 2004).
JARINGAN PENGANGKUT
Berkas pengangkut ini biasanya terbagi menjadi 2 jenis yaitu, xylem dan floem. Sel
berkas pengangkut ini berdinding tipis untuk memudahkan terjadinya transpor antar
sel, mungkin memiliki kloroplas seperti mesofil. Sering kali terdapat kristal.
Kebanyakan daun Dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas ke arah
epidermis pada satu atau kedua sisi daun. Sel yang mencapai arah epidermis ini
berfungsi dalam pengangkutan pada daun. Bukan hanya pada daun Dikotil saja yang
memiliki berkas pengangkut akan tetapi berkas pengangkut juga terdapat dalam daun
Monokotil (Campbel, 2005).
PERKEMBANGAN DAUN
Secara umum perkembangan daun dimulai 2. Diferensiasi Awal
dari tahap permulaan (inisiasi), diferensiasi Sebagai hasil kelanjutan pembelahan
awal, perkembangan aksis daun, asal-usul sel, primordium daun menonjol dari
helai daun, dan histogenesis jaringan helai pucuk batang sebagai penyokong
daun. yang mempunyai bentuk papila kecil
atau tonjolan. Penyokong daun
terdiri atas lapisan protoderm dan
1. Tahap permulaan (Inisiasi) untaian prokambium, yang tumbuh
secara akropetal dan tidak seberapa
Inisiasi daun dimulai dengan pembelahan jauh dari kambium batang (Sumardi,
periklin dalam kelompok sel kecil sel pada 1993).
sisi pucuk. Jumlah lapisan sel yang mulai
Perkembangan Aksis Daun
membelah dan posisinya pada pucuk
beragam pada tumbuhan yang berbeda. Pada kebanyakan daun Dikotil dan
Primordia daun berasal dari lapisan dari Gymnospermae, perkembangan aksis
daun mendahului helai daun. Hasil
lapisan paling luar pucuk batang (Hidayat,
perkembangan cepat dari primordia
1995). menjadi bentuk seperti kerucut yang
runcing dengan sisi adaksialpipih
(rata).
Asal usul Helai Daun
Selama pemanjangan awal dan penebalan aksis daun muda, sel
bagian tepi adaksial terus membelah dengan cepat. Inisial
pinggiran adalah sel lapisan paling luar pada tepi helai daun
muda. Pada Angiospermae, biasanya inisial ini akan membelah
hanya ke arah antiklin dan penambahan sel baru terjadi ke arah
protoderm abaksial dan adaksial (Sutrian, 2004).
Pada daun majemuk menjari dan menyirip, helai daun lateral
berkembang dari meristem pinggiran adaksial dan aksis daun
muda sebagai dua deretan papila. Pada tumbuhan lain,
perkembangan helai daun ada yang terjadi secara akropetal
ataupun bisepetal (Sutrian, 2004).
PERTUMBUHAN DAUN MEMANJANG DAN MELEBAR

Pertumbuhan awal pada daun


biasanya dibagi menjadi
pertumbuhan apical dan marginal.
Pertumbuhan apical terjadi di
ujung oleh sel pemula apical dan
mengakibatkan primordium
menjadi lebih tinggi (panjang) .
Namun, pemula apical tidak lama
aktif. Pertumbuhan marginal
diakibatkan oleh pemula marginal
dan menghasilkan pelebaran
lateral, membentuk kedua panel
helai daun.
PERKEMBANGAN MESOFIL

Pada daun dikoti bifasial,


diferensiasi mesofil terjdi
dengan pemanjangan
anticlinal dari bakal sel
jaringan tiang yang
diiringi dengan
pembelahan anticlinal.
Sel jaringan spons juga
membelah anticlinal ,
tetapi kurang sering
dibandingkan dengan sel
jaringan tiang.
PERKEMBANGAN JARINGAN PEMBULUH

Perkembangan jaringan pembuluh pada daun dimulai dengan


perkembangan prokambium dalam bakal tulang daun tengah di saat
awal
ABSISI

Absisi merupakan proses gugurnya sel, jaringan, organ


seperti bunga, daun, ranting, buah dari tanaman
induknya. Absisi dibagi menjadi 3 yaitu :
1. absisi normal yang disebabkan oleh senesen atau
ripening(pemasakan), .
2. absisi abnormal yaitu yang disebabkan oleh cekaman
suhu, kekeringan, hama-penyakit,
3. Absisi fisiologis disebabkan kerusakan fisiologis
seperti kompetisi nutrisi antara bagian tanaman vegetatif
dan generatif.

Bagian khusus suatu tanaman tempat terjadinya absisi


disebut daerah absisi( abscission zone).
Hormon yang berperan dalam absisi :
a) Auksin
apabila IAA diberikan dibagian luar dari lapisan absisi, maka proses absisi
dihambat. Tetapi bila IAA diberikan kebagian dalam lapisan absisi, maka
proses absisi dipercepat. Hal ini disebabkan karena kerja enzim celulase,
pektinase, dan katalase yang semakin meningkat dengan kehadiran IAA
sehingga merangsang terbentuknya ABA
a) Etilen
menginduksi dan mensekresikan poliamin , sehingga dinding sel
terdegradasi.
a) ABA
ABA yang meningkat akan menghambat transfer IAA dan juga
merangsang aktifitas dehydrolase (enzim yang memacu proses hidrolisa).
Faktor luar yang mempengaruhi absisi yaitu:
a. Suhu (temperatur)
absisi dapat meningkat ( terjadi) pada suhu yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah
b. Air ( water),
c. absisi dapat meningkat pada kondisi kekeringan ,
karena oksidasi IAA dan kekurangan sitokinin, dan
meningkatnya etilen dan ABA.
KERAGAMAN STRUKTUR DAUN

Xeromorfi
Xeromorfi adalah tumbuhan yang hidup di musim kering. Salah satu sifat
xeromorfi terpenting adalah rasio permukaan luas eksternal terhadap volumenya,
yang bernilai kecil. Berkurangnya luas permukaaan luar diiringi oleh mengecilnya
ukuran sel, bertambah tebal dindingnya, bertambah rapat sistem jaringan
pembuluh dan stomata, bertambahnya jumlah jaringan tiang, sementara jaringan
spons berkurang. Daun sering ditutupi oleh rambut. Mengecilnya ukuran daun
dianggap sebagai sifat yang berkaitan dengan menurunnya kecepatan transpirasi.
Tumbuhan berdaun kecil lebih umum di habitat kering. Rambutpun amat umum
ditemukan pada xerofit. Air pada daun diangkut tidak hanya melalui berkas
pembuluh dan perluasannya, melainkan juga oleh sel mesofil dan epidermis.
Angkutan air menuju epidermis berlangsung lebih sering dalam jaringan tiang
daripada lewat jaringan spons. Akan tetapi, adanya ruang antarsel, terutama di
antara sel tiang, membatasi angkutan air.
CONTOH TANAMAN XEROFIT

Gambar Tanaman Paku

Gambar Tanaman Kaktus


HIDROMORFI
Sifat struktural yang paling menonjol pada daun tanaman air
adalah berkurangnya jaringan pengokoh dan pelindung, berkurangnya
jumlah jaringan angkut, terutama xilem, dan terdapatnya banyak rongga
udara. Epidermis pada tanaman air tidak memiliki tugas melindungi, tetapi
berperan dalam memperoleh zat hara dari air dan dalam pertukaran gas.
Kutikulanya amat tipis seperti juga dinding selnya, dan sel epidermisnya
sering berkloroplas. Stomata biasanya tak terdapat, tetapi pada daun yang
mengapung, di bagian atas (Estiti B. Hidayat,1995: 214-216).

Contoh Tanaman Eceng Gondok


kekhasan daun beberapa dikotil
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip
dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun
sejajar atau melengkung.

 Pembuluh xilem banyak tersusun dari metaxilem dan protoxilem


 Stomada hanya ditemui di epidermis bawah (hypostomatic)
 Dorsiventral
 Dan jaringan mesofil dibedakan menjadi jaringan palisade dan parenkim spons
 Selubung berkas pengangkut terbentuk dari kolenkim
Struktur Daun Rumput-Rumputan

Rumput teki merupakan rumput semu


menahun tapi bukan termasuk keluarga rumput-
rumputan. Batang rumputnya berbentuk segitiga
(tringularis) (Gambar 1) dan dapat mencapai
ketinggian 10 - 75 cm. Arah tumbuh batangnya
tegak lurus. Daunnya berbentuk pita, berwarna
Rumput teki terdiri dari helai
mengkilat dan berjumlah 4 -10 a b 11 yang daun yang ramping serta pelepah
berkumpul pada pangkal batang membentuk roset yang menyelubungi batang.
Mesofil pada umumnya tidak
akar dengan pelepah daun yang tertutup di bawah
menunjukkan pembagian
tanah. Ujung daun meruncing, lebar helaian daun menjadi jaringan tiang dan
2-6 cm (Wijayakusuma, 2000). spons, meskipun lapisan selnya
tepat di bawah epidermis
Anatomi Kranz dan Fotosintesis C4

Tumbuhan C4 memiliki
anatomi yang terspesialisasi yang Fungsi utama dari anatomi Kranz adalah
diperlukan untuk metabolisme CO2 dan 1. menyediakan sebuah tempat di mana
secara efektif dapat mengeliminasi CO2 dapat terkonsentrasi di sekitar rubisco,
fotorespirasi serta dapat meningkatkan sehingga mengurangi fotorespirasi
kapaasitas asimilasi CO2. Anatomi
2. memudahkan pengkonsentrasian CO2
terspesialisasi ini di karakterisasi dengaan
yang lebih tinggi secara signifikan pada
jaringan pengangkut yang berkembang
selubung berkas dibandingkan dengan
baik dengan sel-sel bundle sheet yang
mesofil, lapisan batas Kranz memiliki
mengandung sejumlah besar organel yang
konduktansi rendah untuk CO2, sebuah
dikenal dengan anatomi kranz. Sehingga
properti yang dapat ditingkatkan dengan
tumbuhan C4 memiliki mekanisme
kehadiran suberin.
pemekatan konsentrasi CO2 di sel
seludang pembuluh.
Ikatan pembuluh dikelilingi oleh dua cincin sel. Cincin bagian dalam disebut
bundel selubung sel mengandung pati yang kaya kloroplas sedikit Grana yang
berbeda dari yang ada di mesofil karena sel hadir sebagai lingkar luar. Anatomi
aneh ini disebut anatomi Kranz dari kata Jerman untuk karangan bunga
JALUR FOTOSINTESIS
Di akhir tahun 1960an, tiga ahli
botani (Kortschak, Hatch dan Slack)
menemukan jalur fotosintesis baru, yang
disebut C4 atau jalur fotosintesis Hatch-
Slack. Pada dasarnya inilah yang terjadi.
Karbon dioksida menyatu dengan sebuah
senyawa yang disebut PEP
(Phosfoenolpiruvat), membentuk sebuah
senyawa karbon-4, malat. Malat ditransfer
ke sel-sel lapisan buntalan di daun.
Senyawa karbon-4 ini memberikan karbon
dioksida, yang memasuki C3 atau siklus
Calvin di sel lapisan buntalan fotosintetik.

Pada tumbuhan C-4 terdapat pembagian tugas antara 2 jenis sel fotosintetik, yakni :
1). Sel mesofil
2). Sel-sel bundle sheath/ sel seludang-berkas pembuluh.
Daun Gymnospermae
Daun sempit, tebal dan kaku. Tulang daun tidak beraneka ragam. Tumbuhan
biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran
menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan
lain. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting
untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
Gymnospermae daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat
majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini
sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae
yang sistem pertulangannya beraneka ragam. Contoh :Pynus merkusii

Anda mungkin juga menyukai