Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Anatomi Daun
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ANATOMI DAN MARFOLOGI TUMBUHAN”
Dosen pengampu :
ARIF MUSTAQIM, M.Si

Disusun Oleh :
1. Binti Sayyidatul M. (12208183063 )
2. Ika Riyantina (12208183066)
3. Fitria Angraini (12208183067)
4. Binti Musrifah (12208183073)
5. Ali Syafaat (12208183074)
6. Triadi Andrianto (12208183129)
7. M. Fatkhur Reza (12208183181)
8. Dewi Munadhiroh (12208183183)
9. Siti Nur Cholifah (12208183186)

TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah
dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi
Daun” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun oleh penulis untuk memenuhi tugas mata
Anatomi Dan Marfologi Tumbuhan.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan jahiliyyah menuju jalan terang benderang yaitu
Agama Islam

Atas terselesaikannya makalah ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan penghargaan serta
terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Tulungagung yang telah memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan S1.
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.
3. Ibu Dr. Eni Setyowati, S.Pd., MM selaku Kajur Tadris Biologi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Tulungagung.
4. Bapak Arif Mustaqim, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi Dan
Marfologi Tumbuhan yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini.
5. Seluruh keluarga dan teman-teman yang telah memberi bantuan dan dukungan baik
moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 30 November 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah
terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau
melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis
melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun
biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati
tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh
warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. (Gembong
Tjitrosoepomo)
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal.
Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk
dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang.
Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri
(misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ
penyimpan air.

1.2. Rumusan Masalah .


a. Bagaimana Struktur (Histologi) Daun ?
b. Bagaimana Perkembangan Daun ?
c. Bagaimana Absisi Daun ?
d. Bagaimana Tumbuhan Xerofit, Mesofit, Hidrofit ?
e. Bagaiman Daun Pada Tumbuhan Gymnospermae Dan Tumbuhan
Angiospermae ?
1.3. Tujuan Pembahasan.
a. Mengetahui Struktur (Histologi) Daun.
b. Mengetahui Perkembangan Daun.
c. Mengetahui Absisi Daun.
d. Mengetahui Tumbuhan Xerofit, Mesofit, Dan Hidrofit
e. Mengetahui Daun Pada Tumbuhan Gymnospermae Dan Tumbuhan
Angiospermae.
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 STRUKTUR (HEPISTIMOLOGI) DAUN.

2.2. PERKEMBANGAN DAUN.

Secara umum perkembangan daun dimulai dari tahap permulaan (inisiasi),


diferensiasi awal, perkembangan aksis daun, asal-usul helai daun, dan histogenesis
jaringan helai daun.

1. Tahap permulaan (inisiasi).


Inisiasi daun dimulai dengan pembelahan periklin dalam kelompok sel
kecil sel pada sisi pucuk. Jumlah lapisan sel yang mulai membelah dan
posisinya pada pucuk beragam pada tumbuhan yang berbeda. Primordia daun
berasal dari lapisan paling luar pucuk batang.
Pada semua tumbuhan Dikotil, pembelahan periklin yang pertama
tidak terjadi pada sel lapisan permukaan, tetapi pada sel yang terletak satu ata
dua lapisan dibawahnya. Lapisanpermukaan diperluas dengan adanya
pembelahan antiklin beberapa kali.
Kasus yang paling sering terjadi, inisiasi dari primordia daun dimulai
pada lapisan sel di bawah lapisan permukaan. Dalam hal ini lapisan sel tunika
dan lapisan sel tetangganya dari korpus ikut serta dalam inisisiasi primordium
yang berbeda
2. Tahap deferensiasi awal.

Sebagai hasil kelanjutan pembelahan sel, primordium daun menonjol


dari pucuk batang sebagai penyokong yang mempunyai bentuk papila kecil
atau tonjolan. Penyokong daun terdiri atas lapisan protoderm dan untaian
prokambium, yang tumbuh secara akropetal dan tidak seberapa jauh dari
kambium batang

3. Tahap perkembangan aksis daun.


Pada kebanyakan daun Dikotil dan Gymnospermae, perkembangan
aksis daun mendahului helai daun. Hasil perkembangan cepat dari primordia
menjadi bentuk seperti kerucut yang runcing dengan sisi adaksial pipih (rata).
Ujung kerucut ini merupakan sebagai meristem apikal. Pada tumbuhan
tertentu, dari tahap awal perkembangan ketika primordium masih berukuran 1
mm, peningkatan atau perkembangan lebih lanjut akan terjadi karena
pembelahan dan pemanjangan sel yang berjarak dari ujung primordium.
Pertumbuhan ini disebut dengan pertumbuhan interkalar
4. Tahap asal usul helaian daun.
Selama pemanjangan awal dan penebalan aksis daun muda, sel bagian
tepi adaksial terus membelah dengan cepat. Inisial pinggiran adalah sel lapisan
paling luar pada tepi helai daun muda. Pada Angiospermae, biasanya inisial ini
akan membelah hanya ke arah antiklin dan penambahan sel baru terjadi ke
arah protoderm abaksial dan adaksial.
Pada daun majemuk menjari dan menyirip, helai daun lateral
berkembang dari meristem pinggiran adaksial dan aksis daun muda sebagai
dua deretan papila. Pada tumbuhan lain, perkembangan helai daun ada yang
terjadi secara akropetal ataupun bisepetal
5. Tahap histogenesis jaringan helai daun.
Pertumbuhan pinggiran berlangsung terus-menerus lebih panjang dari
pertumbuhan apikal, tetapi berhenti relatif awal. Setelah pertumbuhan
pinggiran berhenti,pertumbuhan lebih lanjut darihelai daun dilakukan oleh
pembelahan sel helai daun. Pembelahan secara antiklin membentuk lempeng
meristem. Aktivitas lempeng meristem menghasilkan peningkatan daerah
permukaan, tetapi tidak terjadi penebalan organ. Pada helai daun, sel meristem
berlapis sehingga relatif mudah untuk melacak asal-usul epidermis, jaringan
palisade dan spons, serta berkas pengangkut.
Pertumbuhan daun ini dikendalikan oleh faktor genetis, tetapi juga
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan luar dan dalam. Faktor luar yang
memengaruhi daun antara lain seperti pasokan air, nutrisi, panjang hari, dan
intensitas sinar.1
2.3 Absisi (Penguguran Daun).

1
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : UGM Press hal 25 – 30.
Pemisahan aktif daun dari cabang, tanpa meninggalkan luka, disebut absisi daun.
Daun sering tanggal pada musim kemarau, atau saat kekurangan air, tanpa meninggalkan
luka. Absisi juga merupakan adaptasi yang bermanfaat guna melepaskan daun tua, buah
masak, dan bunga yang tidak akan menghasilkan buah, serta merupakan cara
pemangkasan diri jika jumlah cabang terlampau banyak.
Absisi daun biasanya disiapkan di dekat dasar tangkai daun atau pangkal daun.
Daerah pengguguran ini secara histologi dapat dibedakan dengan jaringan yang lain yaitu
bagian luarnya ditandai dengan adanya lekukan dangkal atau adanya perbedaan warna
epidermis.
Sistem pembuluh dalam daerah pengguguran ini biasanya terpusat di tengah.
Perkembangan sklerenkim dan kolenkim kurang baik atau bahkan tidak ada. Pada daerah
pengguguran terdapat dua lapisan pemisah, tempat terjadinya pelepasan organ dan
merupakan lapisan pelindung dari kekeringan dan masuknya parasit.
Di daerah absisi tersebut terjadi perubahan sitologi dan biokimiawi dalam sel di
daearah pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabangnya. Pada kebanyakan
daun, bunga, dan buah dan beberapa batang, persiapan lapisan absisi terjadi sewaktu
ontogeni. Namun, lapisan absisi bisa juga terjadi langsung setelah ada kondisi yang
merangsang absisi. Padadaerah absisi, jaringan tersklerifikasi sering tereduksi dan
jaringan pembuluh terkondensasi di tengah,bukan di tepi. Pada beberapa spesies, daerah
absisi seperti itu terdapat di tempat pertemuan tangkai dan sendi daun (Sumardi, 1993).
Secara histologi, pemisahan atau absisi terjadi melalui tahap histologi sebagai berikut:
1). Pecahnya sel empulur
2). Pembelahan sel dalam korteks
3). Diferensiasi dan pembesaran sel
4). Pemecahan sel pembuluh dan korteks
Tanggalnya daun atau gugurnya daun tidak perlu selalu berasosiasi dengan
peristiwa pelarutan dinding sel atau lamela tengah. Di kebanyakan monokotil dan
beberapa dikotil basah, tekanan fisik mengakibatkan pemisahan daun.2

2.4. Tumbuhan Xerofit, Mesofit Dan Hidrofit.

Tumbuhan Xerofit.

2
Ibid hal 40 – 43.
Pengertian Tumbuhan Xerofit adalah Jenis Tumbuhan yg telah bisa beradaptasi
dg lingkungan kering, sehingga Tumbuhan ini bisa hidup di Cuaca yg sangat Panas dan
Kering, meskipun hanya memiliki sedikit Air. Ciri – Ciri Tumbuhan Xerofit ini antara
lain : mempunyai Lapisan Permukaan Tubuh (Permukaan Daun) yg telah dilapisi oleh
Lapisan Lilin, dan Lapisan Lilin ini sangat berfungsi untuk mengurangi Penguapan Air.

Selain itu Daunya berbentuk Duri yg memiliki Fungsi untuk mengurangi


penguapan Air juga, untuk Akar Tumbuhan Xerofit ini pun Sangat Panjang yg berfungsi
untuk mencari Air didalam Tanah, dan bagian Batangnya mengandung Cadangan Air yg
banyak. Beberapa Contoh Tumbuhan Xerofit antara lain : Lili Gurun, Kaktus, Lidah
Buaya, Pohon Kurma, Setawar, Aloevera, dan juga Senseveria.

Tumbuhan Mesofit

Pengertian Tumbuhan Mesofit ialah jenis tumbuhan yang dapat hidup didaerah
yang tidak terlalu kering dan juga tidak terlalu basah. Beberapa Contoh Tumbuhan Mesofit
ini bisa dengan mudah kalian temui di sekitar Lingkungan anda, seperti Tumbuhan
Mangga, Tumbuhan Pisang, Tumbuhan Pepaya, Tumbuhan Rambutan, Tumbuhan Dikotil
dan Tumbuhan Monokotil lainnya.

Tumbuhan Hidrofit

Pengertian Tumbuhan Hidrofit (Tumbuhan Air) adalah Tumbuhan yg sdh


menyesuaikan diri utk hidup pada lingkungan perairan, baik itu Terbenam Seluruhnya,
Terbenam dan Terbenam Sebagian. Hidrofit (Tumbuhan air) ini mempunyai
ketergantungan hidup pada air, tidak sekedar tanah yg becek serta kadang – kadang kering.
Meskipun istilah Hidrofit itu sendiri sering dipakai juga utk jenis tumbuhan yg dapat
beradaptasi dengan kondisi becek.

Ciri – Ciri Tumbuhan Hidrofit ini antara lain memiliki Kutikula tipis untuk
mencegah kehilangan air, memiliki Stomata yg terbuka pada kebanyakan waktu karena
adanya air yg melimpah, memiliki Daun yg rata (Flat) berfungsi untuk mengapung
dipermukaan air, memiliki akar yang kecil, karena air dapat langsung tersebar ke
daun, dan memiliki Akar Ringan berfungsi mengambil oksigen dari dalam.
Kemudian Contoh Tumbuhan Air (Contoh Hidrofit) antara lain Tumbuhan Paku
Air yang merupakan Anggota Bangsa Salviniales, Ceropteris thalictroides, Tumbuhan
Berbiji dari berbagai macam Marga baik itu Tumbuhan Monokotil maupun Dikotil,
beberapa Tumbuhan Lumut (seperti Riccia dan Ricciocarpus), dan Tumbuhan Gulma Laut
dianggap bukan Tumbuhan Air Laut, dikarenakan tidak berpembuluh sejati.

2.5. Tumbuhan Gymnospermae Dan Tumbuhan Angiospermae.

Tumbuhan gymnospermae dan tumbuhan angiospermae merupakan dua


golongan tumbuhan yang berbeda. Pada makalah ini akan di jelaskan pebedaan daun pada
tumbuhan gymnospermae dan agiospermae.

Pada tumbuhan gymnospermae bentuk daun nya kebanyakan bersifat kaku dan sempit.
Contohnya pada tanaman pakis pakisan. Dan daunya berbintik seperti pada tanaman palem.
Dan ada yang daunya bersifat majemuk dengan tulang daun yang bentuknya tidak beragam.

Pada tumbuhan angiospermae bentuk daunnya cenderung lebar dan pipih. Sehingga
susunan tulang daunnya beragam. Untuk bentuk tulang daun tumbuhan dikotil ada yang
menyirip dan menjari. Sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki tulang daun yang sejajar
dan juga melengkung.

Anda mungkin juga menyukai