Anda di halaman 1dari 6

Apa contoh dari penerapan produksi bersih (Cleaner Production

approach) dan apakah ada kendala dalam pelaksanaan produksi bersih.


Jelaskan!
• produk bersih merupakan strategi pengelolaan
lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu
yang bisa diaplikasikan dalam proses produksi
dan jasa untuk meningkatkan efesiensi bagi
proses tersebut dan mengurangi dampak
buruk bagi manusia dan lingkungan.
Produksi bersih dapat dilakukan di bidang perikanan dalam
melakukan pencegahan dan pengurangan limbah yaitu menggunakan
strategi 1E4R (Elimination, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery).

Elimination (pencegahan)

Industri perikanan dalam proses produksinya mengkonsumsi air


dalam jumlah besar, yang digunakan dalam proses penanganan,
pengolahan dan pencucian. Proses-proses ini menyebabkan limbah
cair industri perikanan yang dihasilkan cukup besar mencapai 20m3
per ton produk yang dihasilkan. Teknologi pengolahan limbah cair
yang sering digunakan dalam industri perikanan adalah kolam
aerasi
• Reduce (pengurangan)
Reduce yaitu upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan limbah
pada sumbernya. Reduce pada industri perikanan dapat dilakukan dengan
meningkatkan efisiensi dalam penggunaan bahan baku, sehingga akan
mengurangi biaya bahan baku, meminimalkan buangan limbah dan
mengurangi biaya penanganan dengan konsep EOP (end of pipe). Namun
penanganan end of pipe ini lebih mahal dibandingkan dengan pencegahan
dari awal, sehingga dapat dilakukan dengan optimalisasi alat dengan
steam dan autoklaf, penggunaan alat ini dapat dilakukan sebagai cara
untuk pemisahan minyak ikan dari air limbah.
• Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali)
Pada industri perikanan limbah dari tulang ikan dapat digunakan kembali
sebagai gelatin untuk mencegah banyaknnya timbulan limbah.
Pemanfaatan tulang ikan sebagai bahan baku gelatin merupakan
pengolahan bersih (cleaner production) dari pengolahan ikan, gelatin bisa
diperoleh dari industry perikanan berupa tulang ikan nila, ikan tuna
maupun campuran dari keduanya.
• Recycle (daur ulang)
Bahan organik dalam limbah industri perikanan terbilang cukup tinggi karena
mempunyai kandungan lemak, protein dan nutrien lainnya. Dengan adanya bahan
organik yang tinggi menyebabkan limbah ini menjadi sumber pertumbuhan bagi
mikroba. Limbah cair perikanan dapat digunakan sebagai penghasil listrik melalui
teknologi microbial fuel cell (MFC), serta megetahui jumlah elektroda yang
optimal untuk menghasilkan energi listrik dalam system MFC. Sistem ini dapat
menurunkan rata-rata total N dalam limbah cair perikanan sebesar 16,98%, BOD
sebesar 32,05%, COD sebesar 37,4% dan nilai total Amonia Nitrogen sebesar
71,74%.

• Recovery
Upaya mengambil bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari
suatu limbah kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau
tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi. Recovery yang bisa dilakukan dalam
industri minyak ikan yaitu memanfaatkan soapstock dari proses pemurnian ikan
untuk sabun colek atau biodiesel, cairan residu ikan (limbah cair) untuk pupuk cair
dan memanfaatkan minyak ikan yang kualitas terlalu rendah untuk sditif
pembakaran boiler.
Beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan produksi bersih di industry (Indriyati,
2000):

• Hambatan kultural
Merupakan hambatan pertama yang dapat muncul dalam mengimplementasikan program produksi bersih.
Hambatan kultural dapat timbul karena kurang komitmennya manajemen puncak, kurang peduli terhadap
tujuan target perusahaan, adanya individu atau bagian yang enggan untuk berubah, lemahnya komunikasi
internal, pembatasan karyawan dalam kerja, struktur organisasi yang tidak fleksibel, birokrasi dan sebagainya.
Namun dengan mengetahui faktor-faktor penyebab hambatan tersebut, hambatan ini dapat diatasi dengan
melaksanakan program pendidikan, pelatihan dan perbaikan manajemen. 

• Hambatan finansial dan teknis


Timbulnya biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk program produksi
bersih ini merupakan beban tambahan bagi industri. Industri biasanya enggan
untuk mengeluarkan biaya untuk membiayai program produksi bersih.
Hambatan teknis yaitu keterbatasan informasi teknik dalam suatu industri.
Hambatan ini terjadi akibat ketidakpedulian karyawan terhadap perkembangan
dan dinamisasi informasi yang berlangsung baik internal maupun eksternal
perusahaan. Hambatan teknik dapat diatasi apabila karyawan lebih
meningkatkan kepeduliannya terhadap sumber-sumber informasi. Sumber
informasi dapat diperoleh dari dalam perusahaan, pengalaman, lembaga
pemerintah, asosiasi, institusi profesional, konsultan dan literatur.

Anda mungkin juga menyukai