1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya akan hasil laut. Umumnya hasil laut
tersebut dikonsumsi dalam bentuk segar ataupun olahan. Berbagai macam jenis olahan hasil laut
dapat dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia. Industri olahan yang ada di Indonesia
umumnya masih konvensional atau miniplan dimana lokasi industri masih berdekatan dengan
tempat penangkapan ikan sebagai tempat penyediaan sumber bahan baku olahan.
Banyaknya jumlah air yang digunakan menyebabkan besarnya jumlah limbah cair yang
dihasilkan. Limbah cair tersebut dapat berasal dari proses pencucian ikan dan peralatan produksi.
Limbah industri perikanan jika tidak dikelola akan menimbulkan bau yang menyengat karena
proses pembusukan protein dan juga dapat menjadi sumber penyakit. Pengolahan limbah tersebut
haruslah tepat sehingga limbah tersebut aman saat dibuang ke lingkungan.
Dampak yang ditimbulkan limbah cair maupun padat bagi lingkungan dan juga sektor
industri adalah sangat penting sehingga perlu dipahami dasar dasar tekhnologi pengolahan
limbahnya. Tekhnologi pengolahan limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Adapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun agroindustri
yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat sekitar.
1.2
mempelajari proses pengolahan limbah di PT. Kelola Mina Laut, Gresik dan mempelajari
efektifitas, kuantitas, dan kualitas limbah di PT. Kelola Mina Laut, Gresik.
1.3
yang terdapat di PT. Kelola Mina Laut, Gresik. Adapun materi yang kami dapat dan kami
pelajari antara lain:
Proses pengolahan limbah industri makanan hasil laut PT. Kelola Mina Laut, Gresik,
seperti diantaranya:
o Karakteristik limbah yang dihasilkan selama proses pengolahan .
o Upaya minimisasi dari pengeluaran limbahyang dihasilkan oleh unit proses dan
operasi pengolahan makanan hasil laut.
o Pengaruh pembubuhan bahan kimia dan bahan pendukung lain serta proses yang
terjadi selama pengolahan limbah.
o Kualitas dan kuantitas limbah yang dihasilkan dari unit operasi dan proses
pengolahan makanan hasil laut.
o Aplikasi produksi bersih dan sistem manajemen lingkungan ISO:14001 yang
diterapkan pada pengolahan limbah PT. Kelola Mina Laut, Gresik.
o Diagram alir proses pengolahan limbah.
o Unit operasi dan proses yang diterapkan dalam pengolahan limbah.
Uji laboratorium yang dilakukan sebagai pengontrol pengolahan limbahPT. Kelola Mina
Laut, Gresik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan limbah dengan memanfaatkan teknologi pengolahan dapat dilakukan
dengan cara fisika, kimia, dan biologis atau gabungan ketiga sistem pengolahan tersebut.
Pengolahan limbah cara biologis digolongkan menjadi pengolahan cara aerob dan anaerob.
Berdasarkan sistem unit operasinya teknologi pengolahan limbah diklasifikasikan menjadi
unit operasi fisik, unit operasi kimia dan unit operasi biologi. Sedangkan bila dilihat dari
tingkatan perlakuan pengolahan maka system pengolahan limbah diklasifikasikan menjadi :
pretreatment, primary treatment system, secondary treatment system, tertiary treatment system
(Ginting, 2007).
Menurut Wardhana (2001), semua kegitan industri dan teknologi selalu akan
menghasilkan limbah yang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Pengolahan limbah dari
bahan buangan industri dan teknologi dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Cara pengolahan limbah ini sering disebut Waste Treatment atau Waste Management. Cara
mengelola limbah industri dan teknologi tergantung pada sifat dan kandungan limbah serta
tergantung pula pada rencana pembuangan olahan limbah secara permanen.
Pengolahan Awal (Primary Waste Treatment)
Semua bahan buangan industri ditampung pada suatu tempat. Pada proses penampungan
ini sekaligus dipisahkan antara bahan buangan organik dan bahan anorganik. Pada tahap ini juga
dilakukan pemisahan bahan buangan yang masih bias didaur ulang dan bahan buangan yang
sudah tidak bias didaur ulang lagi. Jika bahan buangan berupa limbah cair, maka limbah tersebut
ditampung dulu pada suatu bak besar dan di biarkan untuk beberapa waktu lama sehingga
sebagian kotoran akan mengendap atau mengapung sehingga dapat dipisahkan (Wardhana,
2001).
Pengolahan Lanjutan (Secondary Waste Treatment)
BAB III
METODOLOGI KERJA PRAKTEK
3.1
kerja praktek di PT. Kelola Mina Laut, Gresik dimulai dari studi dan pengkajian literatur hingga
tahap pembahasan dan penarikan kesimpulan. Pelaksanaan kerja praktek di PT. Kelola Mina
Laut, Gresik dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:
Studi Literatur
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Kerja Praktek di PT Kelola Mina Laut
Berikut ini merupakan penjelasan skema pelaksanaan kerja praktek:
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan pengumpulan materi dan data-data awal sebagai acuan seperti
buku, jurnal dan data sekunder lain yang relevan dengan bidang kerja praktek termasuk
dengan pengkajian materi mengenai industri pengolahan susu dan laporan kerja praktek.
2. Observasi dan Orientasi Lapangan
Berupa pengenalan secara umum lokasi tempat kerja praktek dan pengenalan langsung
dari proses pengolahan limbah dari industri makanan hasil laut. Dimulai dari sejarah
berdirinya, lokasi yang meliputi luas lahan dan bangunan, fasilitas-fasilitas yang
disediakan bagi seluruh elemen pegawai, struktur organisasi, ketenagakerjaan, serta
pihak-pihak yang bertindak sebagai pembimbing selama kerja praktek. Selanjutnya dapat
dijadikan sarana adaptasi terhadap sistem kerja organisasi pengolahan limbah.
3. Pengumpulan Data Lapangan
Kualitas dan kuantitas limbah yang dihasilkan dari unit operasi dan proses
pengolahan makanan hasil laut.
Selain itu juga diperlukan analisa data sekunder berupa yaitu data yang diperoleh melalui
laporan tahunan PT. Kelola Mina Laut, Gresik data lapangan tentang proses produksi
yang menghasilkan limbahdan data data pendukung lainnya.
4. Analisa Data dan Pembahasan Pengolahan Limbah
Pada kegiatan ini yang akan dilakukan adalah analisa terhadap pengelolaan limbah dan
upaya yang dilakukan untuk minimisasi limbah terutama limbah
yang dilakukan,
sehingga dapat diukur limbah yang dihasilkan tidak akan merusak kondisi lingkungan di
sekitar industri tersebut.
5. Penarikan Kesimpulan dan Saran
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil proses analisa dan pengolahan data
yang sudah diperoleh sedangkan hasil saran yang diberikan merupakan alternative solusi
dari permasalahan yang ada.
3.3
3.3.1
kerja
praktek
meliputi
kegiatan
pengenalan
perusahaan,
10
Misi :
4.3 Lokasi
PT. Kelola Mina Laut Gresik terletak di Kawasan Industri Gresik (KIG) Jl. KIG Raya
Selatan Kav. C-5, Gresik, Jawa Timur. Merupakan kawasan industri-industri besar di Gresik,
beberapa pabrik besar berdiri di kawasan ini.
Pabrik ini berdiri diatas lahan seluas 6 Ha. Lokasi perusahaan ini dekat dengan
beberapa kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya, Lamongan dan Tuban. Berikut adalah
batas-batas PT. Kelola Mina Laut
o Utara
: Telaga Ngipik
11
: Perumahan KIG
o Barat
: PT. Madtsumaya
o Timur
Pemilihan lokasi perusahaan di Kota Gresik sangat didukung dengan lokasi Pelabuhan
Peti Kemas Tanjung Perak, Surabaya yang cukup berdekatan sehingga memudahkan dalam
kegiatan ekspor. Jalan Tol Gresik-Tanjung Perak juga memberikan kelancaran transportasi dan
distribusi produk. Surabaya sebagai sentra industri dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian
Timur juga menjadi bahan pertimbangan pemilihan lokasi perusahaan
4.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Kelola Mina Laut terbagi menjadi 2, yaitu struktur organisasi
kantor pusat (coorporate) dan struktur organisasi di tiap tiap divisi produksi. Kantor pusat PT.
Kelola Mina Laut dikendalikan oleh dewan manajemen. Presiden direktur merupakan suatu
lembaga tertinggi dalam susunan dewan manajemen yang memiliki kewenangan untuk
mengambil kebijakan kebijakan yang bersifat startegis, mengatur, mengarahkan, dan
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Kelola Mina Laut.
Direktur merupakan posisi dibawah presiden direktur yang memiliki tugas dan wewenang untuk
membantu presiden direktur ditambah dengan tugas khusus untuk mengatur aspek pemasaran.
Direktur juga menjadi fungsi kontrol dan kebijakan di tiap divisi produksi yang ada di PT. Kelola
Mina Laut.
Presiden direktur dalam struktur organisasi kantor pusat dibantu oleh manager
pengembangan usaha, manager usaha domestik, manager keuangan, manager usaha pengolahan
teri nasi, manager pabrik pengolahan ikan, manager usaha pengolahan ikan dan manager pabrik
pengolahan crab. Manager pengembangan usaha bertanggung jawab dan membawahi urusan
secara umum, bagian penelitian dan pengembangan (R & D), serta bagian sumber daya manusia
(HRD). Manager usaha domestik bertanggung jawab terhadap pengolahan pasar domestik untuk
produk-produk yang dihasilkan PT. Kelola Mina Laut baik teri nasi, ikan, crab, maupun udang.
Manager keuangan bertanggung jawab dalam pengelolaan, pengembangan, dan arus kas
12
Manager
Finance
Direktur QA
Manager QC / QA
Bisnis Manager
PJ QC
Manager
Produksi
Asisten Manager
CPU Produksi
PJ Produksi
Operator
Manager
Pengadaan
Asisten
Pengadaan
HRD
Manager
Teknisi
Operator
Asisten
HRD
13
Gambar 4.1 : Bagan Struktur Organisasi PT. Kelola Mina Laut Gresik Divisi Ikan
Sumber : Data Sekunder PT. Kelola Mina Laut 2013
4.5 Fasilitas
PT. Kelola Mina Laut memiliki tata letak dan lay out pabrik yang sesuai dengan
kebutuhan proses produksi. Di antara bagian ruang produksi dan ruang penerimaan dipisahkan
oleh tembok. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi kontaminasi silang antara bahan baku
yang baru datang dengan bahan baku yang telah diproses. Ruang produksi juga dipisahkan
dengan tembok dari ruang packing, ruang penghancur es, ruang proses added value, ruang
teknisi, gudang tuna klorin, kantor produksi, ruang Cold storage. Sedangkan ruang laboratorium
dan limbah berada terpisah dari ruang produksi agar tidak terjadi kontaminasi.
Adapun fasilitas-fasilitas secara umum PT. Kelola Mina Laut adalah sebagai berikut :
14
15
17
Tabel 4.1 Sarana dan prasana penunjang ruang penerimaan bahan baku
No
1
Alat
Meja operator
Fungsi
Penopang kegiatan check
Keterangan
Terbuat dari bahan stainless
steel
ditimbang)
Menerima ikan kakap untuk
kakap
3
4
Timbangan
Bak Cuci
Timbangan digital
Berisi klorin 100 ppm
5
6
Tangan
Bak air
Sarung tangan
pekerja
Bak fiberglass
klorin
Air diisi sesuai dengan
Termometer
Mengukur suhu
kebutuhan
18
Fungsi
Keterangan
Alat penopang kegiatan Terbuat dari bahan stainless steel yang
mulai
dari
penyisikan, pengambilan
2.
3.
ikan
Untuk mencuci tangan
Pencuci
jumlah ikan
- Terdapat bak berisi air + klorin 100
ppm
- Sabun
4.
Tangan
Keranjang
5.
plastic
proses trimming, dll
value added
Long pan Untuk menyusun fillet Memindahkan fillet kakap merah ke
6.
pembeku
Vacuum
ikan kakap
tahap selanjutnta, menggunakan rak
Untuk mengemas produk 3 unit
packing
dengan
sistem
kemas
tanpa
udara
sesuai
7.
8.
Alat sisik
Pinset
permintaan
Untuk
menghilangkan Alat untuk menghilangkan sisik ikan
sisik ikan
Mina Laut
Terbuat dari stainless steel
19
Alat
anatomi
Pisau
Fungsi
Keterangan
fillet
Sumber : Data Sekunder PT. Kelola Mina Laut (2013)
q. Ruang Pembekuan Ikan dan Penyimpanan Ikan
Di dalam ruang pembekuan terdapat mesin air-blast freezer (ABF) dengan suhu
-40oC yang digunakan untuk proses pembekuan. Di dalam ruangan pendingin dijaga oleh
petugas khusus untuk masuk dalam ruangan ini agar terjaga keamanannya dan
mengurangi terjadinya kontaminan akibat banyaknya lalu lalang. Dalam memudahkan
proses pada ruangan ini terdapat rak untuk menyusul long pan berbahan stainless steel
untuk membantu dalam mangangkat ke ruang proses selanjutnya.
r. Ruang Pengepakan
Setelah ikan kakap melalui serangkaian proses produksi, selanjutnya produk
dikemas diruang pengemasan. Ruang pengemasan ini terletak di sebelah ruang proses
yang dibatasi oleh tembok dan pintu. Fasilitas produksi yang dapat digunakan pada ruang
pengemasan antara lain seperti tertera pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Sarana dan prasarana penunjang ruang pengemasan
No.
1.
Alat
Metal
Fungsi
Untuk mendeteksi adanya
Keterangan
1 unit
detector
2.
Strapping
3.
Band
Meja
4.
Rak MC
pengemasan
Untuk menyusun MC yang
(Master
Carton)
diberi label size
Sumber : Data Sekunder PT. Kelola Mina Laut (2013)
20
s. Gudang Kering
Gudang kering terletak dekat dengan ruang pengepakan, ini mempermudah pada
proses pengepakan berlangsung, selain MC beberapa barang terdapat didalamnya seperti
klorin, sabun, plastic, dll.
4.6 Aspek Proses Produksi
4.6.1 Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses untuk
memperoleh suatu produk. Bahan baku yang diterima tidak menentu per harinya, namun
produksi harus tetap berjalan untuk memenuhi pemintaan buyer. Unit pengolahan yang terdapat
di PT. Kelola Mina Laut Gresik ada 3 sesuai dengan bahan baku yang diolah yaitu, unit ikan
(Fish), udang (Shrimp), dan rajungan (Crab). Unit ikan mengolah bahan baku ikan seperti ikan
kakap merah, tuna, mackerel, Malabar, lele, patin, nila, serta cephalopoda seperti octopus dan
cumi cumi. Bahan baku ikan tersebut berasal dari perairan Indonesia seperti Laut Jawa, Laut
Bali, dan Samudra Hindia dari hasil tangkapan nelayan ikan kecuali ikan mackarel yang
langsung diimpor dari air laut dingin Norwegia.
Bahan baku pada unit udang yang digunakan adalah udang jenis Vannamei, Black Tiger,
dan Sea White. Bahan baku udang tersebut disulap oleh petani tambak yang tersebar diseluruh
Indonesia. Terdapat 75 titik supplier yang menyuplai bahan baku udang ke perusahaan. Pada unit
rajungan (Crab), bahan baku yang digunakan adalah rajungan dengan spesies Portunus
pelagicus. Rajungan ini diperoleh dari miniplant PT. Kelola Mina Laut yang berada di seluruh
Indonesia terutama Mandura. Setiap bahan baku yang masuk akan dilakukan pemeriksaan dan
sortasi sesuai dengan standar pada unit penerimaan.
4.6.2 Bahan Penolong
21
untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemarah jasad renik seperti bakteri dan virus, juga
untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Desinfektan yang dipakai dalam proses produksi adalah larutan klorin (ClO2). Larutan klorin
yang digunakan memiliki konsentrasi berbeda beda sesuai dengan tujuan penggunaan.
Tabel 4.4 Penggunaan larutan klorin dan konsentrasinya
No.
1
2
Penggunaan Klorin
Pencucian Tangan Karyawan
Pencucian kaki pada bak
masuk
3
Pencucian Peralatan
4
Penyiraman Lantai
5
Pencucian I dan II udang
6
Pencucian ikan yang jatuh
Sumber : PT. Kelola Mina Laut
Alkohol merupakan bahan sanitasi yang sangat baik untuk mencegah adanya kontaminasi
mikroba. Alkohol digunakan sebagai prosedur sanitasi pekerja sebelum masuk ruang proses.
Kadar alkohol yang digunakan sekitar 70-90 %
Air
Air yang digunakan berasal dari dua sumber yaitu air PDAM. Air tersebut digunakan
untuk sanitasi seperti pembersihan lantai produksi, sanitasi peralatan, karyawan, dan proses serta
bahan tambahan produksi seperti bahan pembuat es, bahan pencampur larutan soaking, dan
sebagainya. Semua jenis air yang digunakan dikondisikan suhunya agar tetap dingin untuk
menekan pertumbuhan mikroba dan menjaga rantai dingin produk. Air berklorin digunakan
untuk cuci tangan, cuci boot, dan cuci bahan disetiap proses produksi.
sebelum masuk area produksi. Hand Washer yang digunakan merupakan jenis pembersih tangan
yang tidak berbau. Salah satu brand yang dipakai memiliki komposisi broad bacteriostat dan
irigasan DP300 untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri. Sabun pencuci digunakan dalam
proses sanitasi peralatan dan bangunan. Sabun pencuci yang digunakan adalah sabun protik yang
aman untuk makanan (food grade).
Food Additive
Jenid food additive yang digunakan sebagai bahan tambahan antara lain yaitu garam atau
produksi didalam perusahaan yang bersangkutan. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam
proses produksi di perusahaan ada yang bersifat manual merupakan peralatan produksi yang
digunakan untuk melaksanakan proses produksi dengan menggunakan tangan atau kerja
manusia. Mesin dan peralatan produksi semi otomatis merupakan mesin dan peralatan untuk
keperluan tertentu (baik bersifat umum ataupun khusus) yang bersifat otomatis, tetapi masih ada
beberapa fungsional mesin yang dilakukan secara manual. Sedangkan mesin dan peralatan
23
Utiliti
Utiliti adalah fasilitas yang menunjang proses pengolahan. Utiliti yang digunakan di PT.
Kelola Mina Laut ini antara lain, listrik dan gas. Utiliti tersebut digunakan untuk kegiatan
operasional semua unit di PT. Kelola Mina Laut. Sumber air yang digunakan di PT. Kelola Mina
Laut diperoleh dari air PDAM. Penggunaan air PDAM untuk proses pemasakan dan sebagian
disuplai dari bagian ikan. Di PT. Kelola Mina Laut terdapat mesin semi otomatis dan otomatis
yang membutuhkan listrik dalam pengoprasiannya. Listrik juga digunakan untuk menghidupkan
evaporator, lampu, dan pendingin pada mesin produksi. Suplai listrik di PT. Kelola Mina Laut
diperoleh dari PLN dengan tiga gardu yang ada. Daya listrik yang disuplai oleh masing masing
gardu antara lain C-13 (2180 kVA), C-5 (197 kVA), dan C-7 (197 kVA).
Selain itu, PT. Kelola Mina Laut juga memiliki generator listrik sebagai suplai listrik
cadangan apabila pasokan listrik dari PLN terputus, namun suplai listrik dari generator (600-750
kVa) hanya dapat digunakan oleh beberapa bagian proses produksi. PT. Kelola Mina Laut
menggunakan bahan bakar gas dalam mengoperasikan boiler. Boiler ini digunakan untuk
memanaskan air yang akan digunakan pada proses pemasakan dan pasteurisasi. Gas tersebut
disuplai oleh PT. Pertamina yang letaknya tidak jauh dari pabrik. Suplai gas ke PT. Kelola Mina
Laut sebesar 10253/minggu atau 1465/hari.
24
4.6.5
Proses Pengolahan
Proses produk yang dihasilkan dari PT. Kelola Mina Laut adalah olahan seafood beku.
Bahan baku yang telah diterima dari supplier kemudian diteruskan ke bagian produksi untuk
diproses sampai menjadi produk yang siap ekspor. Masing masing unit memiliki tahapan proses
pengolahan yang berbeda - beda tergantung pada produk apa yang diolah dan sesuai keinginan
buyer. Bahan baku ikan yang sering diolah pada periode Juni Juli adalah tuna, kakap, malabar,
octopus, mackarel, lele, dan nila hitam. Beberapa produk yang dihasilkan di unit ikan dan
cephalopoda antara lain steak tuna, loin, saku, fillet (Skin on dan Skin Less), WGSS (Whole
Gutted Gilled Scalled), WGS (Whole Gutted Scalled), octopus ball, WR (Whole Round), dan
WG (Whole Gutted).
Loin adalah produk olahan tuna yang telah di fillet, dibentuk loin, diskin less, dan
ditrimming, Loin yang telah dibekukan akan menjadi RM Loin yang dapat menjadi bahan baku
steak dan saku. WR (Whole Round) adalah produk ikan utuh yang tidak mengalami pengolahan
apapun. WGSS (Whole Gutted Gilled Scalled) adalah produk olahan ikan yang telah dihilangkan
bagian sisik, insang, dan jeroannya. Octopus ball adalah salah satu produk olahan proses yang
hanya melewati proses soaking dan pencucian kemudian dikemas dengan bentuk bola.
Selama tahapan terdapat proses pengecekan oleh bagian QC untuk memastikan rantai
produksi produk telah sesuai dengan standar. Selain itu, dilakukan pula pengecekan terhadap
produk siap kirim untuk memastikan produk telah sesuai dengan standar yang berlaku. Beberapa
tahapan produksi menggunakan jumlah air yang cukup banyak. Tahapan proses tersebut seperti
proses pencucian, proses pembilasan, pemasakan dan soaking. Umumnya, proses pencucian
berlangsung lebih dari sekali selama proses produksi. Hal tersebut bertujuan meminimalisir
terjadinya kontaminasi mikroba dan menjaga bahan agar selalu bersih.
4.6.6
Pemasaran
Produk produk utama berkualitas internasional yang dihasilkan umumnya di ekspor
untuk pasar Eropa, Asia, dan Amerika sedangkan produk produk domestik hanya dipasarkan
25
4.7.1
Sumber Air
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang berlimpah di muka bumi dimana air
menutupi 71 % permukaan bumi. Terdapat 4 sumber air di bumi, antara lain air laut, air
atmosfer / air meteriologik, air tanah, dan air permukaan. Kebutuhan air untuk industrikhususnya
industri pangan cukup besar. Umumnya air digunakan untuk kegiatan operasional industri baik
untuk proses produksi maupun untuk keperluan pendukung lainnya. Umumnya suplai air industri
berasal dari PDAM, namun banyak industri yang melakukan pengeboran sumur untuk
memperoleh pasokan airnya.
Sumber air yang digunakan di PT. Kelola Mina Laut ini berasal dari PDAM. Penggunaan
air PDAM per hari sekitar 400 600 m 3. Penggunaan air tersebut dapat berubah, bergantung
pada kapasitas produksi masing masing unit. Air tersebut digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan dan paling banyak digunakan pada proses produksi.
4.7.2 Karakteristik Air
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi kehidupan manusia
karena digunakan untuk bermacam macam kegiatan. Kualitas air merupakan karakteristik mutu
yang dibutuhkan dalam pemanfaatan air sesuai dengan yang diperuntukannya. Selain itu, kualitas
air yang digunakan akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas air
menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu.
Secara geografis, tanah di daerah Gresik merupakan tanah berkapur. Hal tersebut
berdampak terhadap kualitas air yang diperoleh, yaitu tingkat kesadahan airnya yang tinggi. Air
sadah adalah air yang umumnya mengandung ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
26
27
4.8
4.8.1
Sumber Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak memiliki nilai ekonomi . Limbah industry perikanan
dapat didefinisikan sebagai apa yang saja yang tersisa dan terbuang dari suatu kegiatan
penangkapan, penanganan, dan pengolahan hasil perikanan. Terdapat tiga bentuk limbah yang
dihasilkan oleh industri perikanan, yaitu limbah padat, cair dan gas. Limbah cair industri
perikanan ini banyak mengandung bahan organik.
Tingkat pencemaran dari limbah cair industri ini sangat bergantung pada tipe proses
pengolahan dan spesies ikan yang diolah. Dalam pengolahan hasil perikanan, limbah cair
dilepaskan pada tahap tahap, seperti penanganan bahan mentah (pencairan dan persiapan),
pembersihan (pencucian dan preparasi), dehidrasi, pengepresan, penyaringan, pemanasan,
pendinginan, dan pembersihan alat. Dalam limbah cair ini juga mengandung darah, potongan
potongan kecil Raw Material (RM), kulit RM, isi perut, kondensat, serta air dari operasi
pemasakan dan pendinginan kondensor.
Terdapat tiga jenis limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan produk di PT. Kelola
Mina Laut, yaitu limbah padat, cair, dan gas. Sumber limbah padat berasal dari proses
pengolahan yang dimulai dari penerimaan bahan baku hingga menjadi produk, seperti kepala,
sirip, tulang, sisik, ekor, organ dalam ikan (insang), dan plastik. Limbah cair yang dihasilkan
berasal dari kegiatan non opersional perusahaan serta dari proses.
4.8.2
komoditi yang digunakan dan jenis produk yang dihasilkan serta jenis proses produksi yang
dilakukan. Menurut Priambodo (2011), terdapat tiga aktivitas utama pengolahan ikan, yaitu
industri pengalengan dan pembekuan ikan, industri minyak dan tepung ikan, serta industri
28
Amonia
BOD
COD
Lemak dan
Satuan
Industri Pengalengan
Industri
Industri
Minyak dan
Pengasinan
37
35
34
1,401
Tepung Ikan
1,659
204
196
12,750
Ikan
101
127
360
1,305
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Minyak
Sumber : Priambodo (2011)
Volume limbah cair yang keluar per hari pun berbeda beda tergantung pada kesibukan
produksi hari tersebut. Secara umum, tipe limbah cair industri pengolahan ikan dapat dibagi
dalam 2 golongan yaitu volum sedikit presentase limbah tinggi. Golongan volume banyakpresentase limbah rendah terdiri dari air yang digunakan untuk pembongkaran, transportasi,
penanganan ikan, dan air pencucian. Dalam limbah cair industri pengolahan ikan, umumnya
terkandung bahan organik berupa protein dan lemak. Kandungan bahan organik ini dapat
memberi dapat memberi efek negatif bagi lingkungan karena dapat menghabiskan oksigen serta
menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyedia air.
4.8.3 Teknik Penanganan Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh industri harus ditangani agar tidak mencemari lingkungan
secara umum, teknik penanganan limbah dibagi menjadi tiga cara, yaitu secara fisik, kimia, dan
biologis. Penanganan limbah secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu flotasi,
filtrasi, dan presipitasi. Flotasi merupakan proses yang digunakan untuk memisahkan padatan
dalam sebuah larutan, menghilangkan material tersuspensi seperti minyak dan lemak, serta
memekatkan lumpur endapan.
Penanganan limbah secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel
partikel yang tidak mudah mengendap, logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun
29
ikan, unit udang dan unit kepiting. Dalam laporan kerja praktek ini, kami membahas tentang
proses produksi maupun limbah yang dihasilkan pada unit ikan. Pada unit ikan ini terdapat
beberapa tahapan atau prosedur cara berproduksi yang baik (Good Manufacturing Practice) PT
Kelola Mina Laut. Kondisi standar internal pabrik, termasuk kondisi setiap ruangan didalam
pabrik dan program pemeliharaan bangunan di divisi ikan meliputi :
1. Ruang Pengadaan (Procurement Room) : Ruang untuk penerimaan bahan baku.
2. Ruang Proses (Processing Room) : Ruang yang berfungsi sebagai tempat pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi (Finished Goods).
30
SD/FG/II-01
SD/FG/II-02
SD/FG/III-01
SD/Q/IV-01
SD/FG/IV-03
SD/Q/IV-12
CODEX
8. CODEX
9. CODEX
Lantai : Beton
Atap : Panel Styrofoam
Penangkal Petir : Terdiri dari terminal UFO dengan radius 100 meter, tiang pipa 20 meter,
kabel tembaga dan ground dengan kabel BC 50 meter dan ground rod 5/8 (copper clad)
4.10
air laut adalah Ikan Beku. Deskripsi tentang produk Ikan Beku antara lain :
Nama Produk
: Ikan Beku ( Ikan Demersal Fish )
Nama Spesies
:
Red Snapper
( Lutjanus spp. )
Grouper
( Ephinepellus spp. )
Sea Bream
( Nemiptherus spp. )
Parrot Fish
( Scarus spp. )
Emperor
( Lethrinus lentjam )
Barracuda
( Sphyraena barracuda )
Sea perches
( Pristipomoides spp. )
Hair Tall Fish
( Thriciurus savala )
Gar Fish
( Lepisosteus spp. )
Sea Mullet
( Mugil spp. )
Baramundi
( Lates calcalifer )
White Snapper
( Gymnocranius grandoculis )
Sweet Lips
( Plectorhinchus spp. )
King Snapper
( Pristipomoides spp. )
Nike
( Valenciannea muralis )
Asal Bahan Baku
: Laut Jawa, Laut Bali, Laut Hindia
Teknis Raw Material Diterima :
Ikan diterima dalam kondisi segar, utuh, dikemas dalam sterefoam ataubox berinsulasi
dilengkapi dengan air dan es. Suhu dijaga berkisar antara 0 50 C.
Ingredient
: CO untuk produk dengan perlakuan CO
Ingredient Origin : Indonesia
Produk Akhir:
Frozen Sea Water Fish Whole Around
Frozen Sea Water Fish Whole Gutted
Frozen Sea Water Fish Whole Gutted Scalled
Frozen Sea Water Fish Whole Gilled Gutted Scalled
Frozen Sea Water Fish Whole Fillet Skin On
Frozen Sea Water Fish Fillet Skinless
32
33
Nama Produk
Nomor Produk
Buyer
Tahapan Proses
: Whole Products
: AP/FG/IV-C3.01
: USA, EURO, ASIA
:
34
2. Mata Cerah
3. Tidak berdarah pada bagian kulit dan kepala ikan
4. Sisik masih utuh ( WR dan WG )
5. Tidak Cacat Fisik
6. Warna normal dan segar
7. Suhu ikan < 50 C
Standar Kimia :
1. Tidak mengandung logam berat
2. Kandungan antibiotik sesuai standart negara tujuan ( Produk Fresh Water )
Standar Mikrobiologi :
1. TPC < 5 x 105
2. Salmonella Negatif
3. E. Coli Negatif
4. Staphylococus Negatif
35
4.11
dipakai untuk proses produksi. Sumber air yang digunakan di PT Kelola Mina Laut ini adalah
berasal dari air PDAM. Berikut adalah diagram proses pengolahan air PT Kelola Mina Laut.
GMP 1. Pemompaan Air PDAM
GMP 2. Penyimpanan Sementara
GMP 3. Pengendapan
GMP 4. Penjernihan I
GMP 5. Penjernihan II
GMP 6. Penjernihan III
GMP 7. Penyimpanan
36
41
42
Proses pengolahan air bersih WTP PT. Kelola Mina Laut dapat dilihat pada gambar
berikut :
Air
PDAM
Tangki Clarifier
Tangki Filter
Resin
Tangki Filter
Karbon
Tangki Filter
Silika
Unit
Ikan,
Tangki
Filter
SilikaUdang
Tangki Filter
dan
Gambar 4.3 Diagram Alir Proses Water Treatment Plant PT. Kelola Mina Laut
Resin
Rajungan
4.11.4 Proses Pembersihan dan Regenerasi Air Bersih
Tangki Filter
Karbon
Reservoir
Bejana Tekan
Reservoir
Bejana Tekan
45
46
Tidak tercampurnya sumber air minum dengan sumber bukan air minum
4.12.1.3 Persyaratan Perusahaan dalam Sanitasi
Penyimpanan air internal : Satu bangunan berfungsi sebagai tandon penyimpanan air
Sistem pemasangan pipa : Semua sistem pipa air hanya untuk air minum
4.12.1.4 Prosedur Operasional Harian
Perusahaan mempunyai instalasi untuk pengolahan air, prosedur pengolahan sebagai berikut :
1.
Sumber air dari PDAM, air dipompa ke tangki clarifier ( tangki pengendapan )
2.
Air ditambah PAC dan hypoclorite untuk pengendapan bahan padatan yang terlarut
3.
Setelah pengendapan, air dipompa ke tangki penyimpanan
4.
Pengolahan terakhir air dipompa ke pelunakan, dalam tahapan ini air meliwati tangki
Silika,tangki carbon aktif, dan resin
5.
Air minum dipompa ke tangki penyimpanan utama
6.
Kontaminasi persediaan air dicegah dengan menggunakan check valve disetiap selang
47
kembali
Evaluasi karyawan untuk menjaga sistem secara berkala
4.12.1.6 Tindakan koreksi yang dilakukan apabila terjadi penyimpangan
Jika kualitas air tidak sesuai dengan standar, proses produksi harus dihentikan sampai ada
perbaikan dari pengolahan air dan dinyatakan lolos oleh laboratorium ( mendapatkan
sumber air yang sesuai dengan standar ) , tahan produk jadi dan periksa kembali dengan
pengujian analisa mikrobiologi, tahan ekspor produk jadi.
4.12.1.7 Dokumen dan Laporan
Pemetaan sistem pipa dan penomoran kran
Pengecekan kualitas mikrobiologi air (Form Microbiological Test Raport of Water and
Ice FF/Q/V-05.13)
Pengecekan kualitas fisik air (Form Physical and Chemical Test Raport of WTP FF/Q/V-
05.13)
Hasil analisa laboratorium eksternal
4.12.1.8 Penanggung Jawab
Manager Teknik
Manager QC
Kepala Laboratorium
48
dibuang ke sungai
4.12.2.4 Prosedur Operasional Harian
Limbah padat ditempatkan terpisah di wadah yang baik dan berbeda dengan produk
utama
Limbah padat ditampung dalam wadah yang bersih, berlabel, dan tertutup
Limbah padat organik dipisah dengan limbah padat anorganik. Limbah padat organik
ditempatkan di tempat area sampah khusus dan di wadah sementara sebelum dipindah ke
Staff sanitasi memonitor pembuangan limbah padat diluar area proses harus berjalan
dengan baik
Pengawasan wadah limbah di ruang proses dan penyimpanan sementara setiap hari dalam
standar lingkungan.
4.12.2.6 Tindakan koreksi yang dilakukan apabila terjadi penyimpangan
Segera bersihkan limbah padat yang tertinggal di limbah cair dan pisahkan padatan dari
air secepatnya
Jika ada limbah padat tidak dikeluarkan dari ruang proses harus di dikeluarkan ke tempat
BAB V
PEMBAHASAN
5.1
50
dalam 2 jenis yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah padat secara umum antara lain master
carton yang sudah rusak, kaleng dan sisa plastic yang berasal dari ruang penerimaan bahan baku,
cold storage, loading dock, dan gudang non baku. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan yaitu
air bekas pencucian peralatan dan mesin serta air sisa pembersihan bangunan (lantai, dinding,
selokan) di setiap ruangan unit proses produksi ikan.
5.1.2
sampah-sampah
tersebut
memenuhi
aspek
estetika
yang
berdampak terhadap kerusakan tata lingkungan atau ekosistem lingkungan dan kesehatan
manusia, binatang maupun tumbuhan di sekitar perusahaan.
5.1.3
51
52
Rendemen (%)
Sebelum Pengerokan
Setelah Pengerokan
7,01
4,88
11,85
10,59
10,14
9,31
53
Rendemen (%)
Kepala
15,50
Tulang
4,88
Isi Perut
6,49
(kg/hari)
Tulang
195
Isi Perut
259
Rendemen (%)
Produksi Tuna
(kg/hari)
7000
Kepala
10,59
Tulang
9,31
Daging Hitam
8,20
(kg/hari)
Tulang
Daging Hitam
195
259
Rendemen (%)
80000
Kepala, Isi
Duri, kulit
Kepala, Isi
Perut
30
dan sisik
20
Perut
24000
sisik
16000
Debit Air
PDAM (m3)
Produksi (m3)
Unit
Total (m3)
Juni
Unit
18
19
20
21
22
23
24
25
Ikan
504
448
463
534
179
486
517
543
857
1247
1170
1130
534
858
1073
1024
Udang
318
320
318
319
319
319
319
319
Unit
Rajungan
47
59
77
74
70
85
73
81
711.31
1035.01
971.1
937.9
443.22
712.14
890.59
849.92
56
Debit Air
PDAM (m3)
1118
974
1036
475
905
Produksi (m3)
318
318
319
319
318
91
78
78
73
75
Total (m3)
927.94
808.42
859.88
394.25
751.15
75
97
77
79
93
75
80
77
69
77
79
80
88
80
70
85
81
85
898.89
789.33
877.31
926.28
852.41
436.58
756.13
907.19
414.17
761.94
866.52
879.8
466.46
817.55
854.9
891.42
840.79
905.53
26
27
28
29
30
Juli
1
1083
2
951
3
1057
4
1116
5
1027
6
526
7
911
8
1093
9
499
10
918
11
1044
12
1060
13
562
14
985
15
1030
16
1074
17
1013
18
1091
Sumber : PT Kelola Mina Laut
498
538
536
93
526
534
518
503
536
518
156
468
545
545
414
567
530
217
576
532
517
525
540
325
322
323
324
325
325
324
324
324
327
327
326
326
325
326
326
324
318
57
58
13,65 m3/hari
Receiving
45,5m3/hari
Washing 1
4,55m3/hari
Scaling
9,1m3/hari
Gilled
59
13,65m3/hari
45,5 m3/hari
4,55 m3/hari
9,1m3/hari
13,65m3/hari
22,75m3/hari
13,65m3/hari
Washing 2
Washing 2
36,4m3/hari
Gutted
22,75m3/hari
13,65m3/hari
36,4m3/hari
13,65m3/hari
91m3/hari
45,5m3/hari
136,5m3/hari
Freezing
Sanitasi
22,75m3/hari
Sizing
Final Washing
Gilled
13,65 m3/hari
13,65 m3/hari
31,85m3/hari
136,5 m3/hari
Gambar 5.3 Diagram Alir Penggunaan Air pada Produksi Ikan
Keterangan :
Angka biru : Air bersih Angka merah : Air limbah
61
Panjang = 7-8 m
Lebar = 2-3 m
Kedalaman = 6-7 m
Freeboard = 0,3 m
Bak ekualiser ini berfungsi membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk
masuk ke proses treatment, meratakan variable dan fluktuasi dari beban bahan organic untuk
menghindari shock loading pada saat treatment, meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan
bahan kimia pada proses netralisasi, meratakan kandungan padatan (SS, koloid, dll),
memisahkan padatan kasar baik yang terlarut maupun yang tersuspensi serta menstabilkan debit
limbah yang akan diolah dan menghomogenkan limbah.
Limbah padatan yang terapung akan dipisahkan dengan cara disaring sedangkan limbah
padat seperti lumpur akan mengendap di dasar bak ekualiser. Limbah akan dipompa ke bak
ekualiser 2. Pada bak ekualiser 2 ini akan terjadi proses pengendapan padatan lumpur. Bila
padatan lumpur tersebut telah menumpuk akan dilakukan pembuangan secara manual dan
dibuang di lahan bagian belakang WWTP sehingga limbah cair yang masuk ke bak ekualiser 3
sudah tidak mengandung padatan sama sekali. Limbah cair dari bak ekualiser ini kemudian
dialirkan menggunakan pompa submersible ke bak aerasi WWTP untuk ditreatment.
Bak ekualisasi di IPAL PT Kelola Mina Laut terdiri dari tiga unit. Selain untuk mengatur
fluktuasi debit agar konstan, masing-masing bak mempunyai fungsi yang berbeda.
Bak
62
63
(A)
(B)
Gambar 5.9 (A) Bak Ekualisasi II, (B) Bak Ekualisasi III
64
67
Bak Equalisasi 2
Bak Equalisasi 1
Dipompa
68
Bak Aerasi 2
Bak Aerasi 1
Bak Equalisasi 3
Tangki Filter
Silika
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Studi Proses Pengolahan Limbah
PT. Kelola Mina Laut, Gresik, Jawa Timur
Tangki Filter
Silika
Gambar 5.15 Diagram Alir Proses Waste Water Treatment Plant PT. Kelola Mina Laut
Bak Aerasi 3
Bak Aerasi 4
Bak Kontrol
Sistem IPAL yang ada di KIG sama seperti halnya sistem yang ada di Surabaya Industrial
Estate Rungkut (SIER), yaitu sistem IPAL terpusat / komunal. Air limbah indutri yang masuk ke
IPAL KIG (influent) harus memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh KIG yaitu Peraturan
Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan
Industri. Sebelum menuju IPAL KIG, di beberapa tempat terdapat bak pengumpul atau bak
control yang berfungsi untuk mengatur debit air limbah beberapa industri di KIG. Setelah
pengolahan di IPAL, air akan dibuang ke Kali Roomo. Tentunya air yang dibuang (effluent)
harus sesuai baku mutu Peraturan Gubernur Jatim Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
5.2 Uji Laboratorium Limbah Cair PT. Kelola Mina Laut
Hari / tanggal : Selasa, 15 Juli 2014
Pukul
: 09.30 WIB
69
BAK I
BAK II
BAK III
BAK IV
BAK V
70
Air berwarna kecoklatan, terdapat padatan berupa sisa sisa sampah yang ikut
BAK I
BAK II
BAK III
BAK IV
BAK V
UJI KIMIA
Meliputi :
1. Uji pH tiap sampel
2. Konduktifitas
3. Suhu
UJI AMONIUM
Fungsi :
Alat dan Bahan :
Air limbah di Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, Bak EQ
Beaker Glass ( Terdapat di Ammonium Test Kit )
Larutan NH4-1
NH4-2
Larutan NH4-3
Alat Mix Fortex
Tabel Ammonium Test ( Terdapat di Ammonium Test Kit )
Prosedur :
1. Masukkan 5 ml sampel di masing-masing gelas beaker
2. Tambahkan NH4-1masingmasing 10 tetes di tiap beaker glass. Larutan NH4 1 bening dan
tidak berbau
3. Kemudian larutan dikocok agar homogen
71
Air limbah di Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, Bak EQ
Beaker Glass( Terdapat di Phospat Test Kit )
Larutan PO4-1
PO4-2
Alat Mix Fortex
TabelPhospat Test ( Terdapat di Phospat Test Kit )
Prosedur :
1. Masukkan 5 ml sampel di masing-masing gelas beaker
2. Tambahkan 5 x PO4-1masingmasing 5 tetes di tiap beaker glass. Larutan PO4 -1 bening dan
tidak berbau
3. Kemudian larutan dikocok agar homogen
4. Tambahkan 1 x PO4-2ke dalam masing-masing beaker glass. PO42 berupa serbuk berwarna
putih dengan tekstur berupa Kristal kecil. Tambahkan sebanyak 1 sendok( takaran sesuai
dengan Phospat Test Kit ). Lalu aduk hingga larut.
5. Tunggu 2 menit, warna larutan berubah menjadi kebiruan.
6. Masing-masing tabung diletakkan di alat Mix Fortex agar tidak terdapat padatan
tersuspensi( Serbuk PO4-2 larut sempurna )
7. Kemudian tiap sampel dicocokkan dengan tabel Phospat Test , dan didapatkan kandungan
Phospat pada sampel adalah sebesar . mg / l PO4372
UJI SALINITAS
Fungsi :
Alat dan Bahan :
Air limbah di Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, Bak EQ
Beaker Glass
Alat Hand Held Refractometer
Prosedur :
1. Siapkan masing-masing sampel air limbah ( Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V,
danbak EQ ) sebanyak 100 ml.
2. Masukkan alat Hand Held Refractometerke dalam sampel.
3. Amati hasilnya dengan melihat skala yang bias kita lihat di dalamalat.
4. Catat hasilnya.
UJI COD
Fungsi :
Alat dan Bahan :
Merkuri
NeracaAnalitik
Spatula
Beaker Glass
Tabung COD ( 6 Buah )
PipetVolumetrik
K2Cr2O7
Alat Mix Fortex
LarutanAg2SO4 H2SO4
Reactor AL 31 CSB / COD
titrasi
Prosedur :
1. Siapkan Merkuri ( bubuk merkuri berwarna putih tekstur halus )
2. Timbang dengan neraca analitik dan didapatkan berat 0,04 gr , masukkan ke tiap tiap
tabung COD
3. Siapkan sampel limbah dari tiap bak sebanyak 1 ml di gelas beaker
73
orange bening. Kocok perlahan, larutan sampel berubah warna menjadi orange cerah.
8. Masing-masing sampel kemudian ditambahkan Ag2SO4 H2SO4sebanyak 1 ml
.LarutanAg2SO4 H2SO4 bening dan berbau asam. Kocok perlahan dan sampel tetap
berwarna orange
9. Selanjutnya tutup masing-masing tabung COD
10. Tiap tabung COD di letakkan di alat Mix Fortex Agar tidak terdapat suspensi yang
mengendap ( Serbuk merkuri larut sempurna )
11. Masing-masing sampel kemudian ditambahkan Ag2SO4 H2SO4 lagi sebanyak 2ml
.Larutan Ag2SO4 H2SO4 bening dan berbau asam. Kocok perlahan dan sampel berwarna
orange cerah.
12. Kemudian tiap tabung COD di letakkan di alat Mix Fortex kembali agar larutan menjadi
homogen.
13. Tiap tabung COD kemudian diletakkan di Reactor AL 31 CSB / COD dengansuhu 148 0C
selama 2 jam.
14. Selanjutnya dilakukan titrasi
UJI BAKTERI
Fungsi :
Alat dan Bahan :
Prosedur :
1. Siapkan sampel limbah dari Bak I, Bak II, danBak III secukupnya ,masukkan ke dalam
gelas beaker.
2. Tunggu 10 menit ,hingga endapan tertinggal di permukaan gelas.
3. Ambil endapan sampel dengan pipet volumetrik.
74
BAK I
BAK II
BAK III
UJI PH
Fungsi :
Alat dan Bahan :
Air limbah di Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, Bak EQ
Beaker Glass
Alat pH meter
Prosedur :
1. Siapkan masing-masing sampel air limbah ( Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, dan
bak EQ ) sebanyak 100 ml.
2. Masukkan alat pH meter ke dalam sampel.
3. Amati hasilnya dengan melihat skala yang bias kita lihat di layar alat.
4. Catat hasilnya.
UJI TSS
75
Air limbah di Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, Bak EQ
Beaker Glass
KertasSaring 125 mm
CawanPorselen
Desikator
NeracaAnalitik
Furnace
Prosedur :
1. Siapkan masing-masing sampel air limbah ( Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, dan
bak EQ ) sebanyak 100 ml.
2. Saring masing-masing sampel dengan filter papers .Dengan melewatkan sampel pada
kertas saring perlahan-lahan hingga hanya tertinggal endapan di kertas tersebut
3. Kemudian filter papers tersebut di furnace dan hasilnya kemudian ditimbang dan dicatat
hasilnya
UJI SUHU
Fungsi :
Alat dan Bahan :
Air limbah di Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, Bak EQ
Beaker Glass
Alat Termometer
Prosedur :
1. Siapkan masing-masing sampel air limbah ( Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, dan
bak EQ ) sebanyak 100 ml.
2. Masukkan thermometer ke dalam sampel.
3. Amati hasilnya dengan melihat skala yang bisa kita lihat di dalam alat.
4. Catat hasilnya.
UJI KONDUKTIVITAS
Fungsi :
76
Air limbah dariBak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, Bak EQ
Beaker Glass
Alat Konduktifitimeter
Prosedur :
1. Siapkan masing-masing sampel air limbah ( Bak I, Bak II, Bak III, Bak IV, Bak V, dan
bak EQ ) sebanyak 100 ml.
2. Masukkan alat conductivity meter ke dalam sampel.
3. Amati hasilnya dengan melihat skala yang bias kita lihat di dalamalat.
4. Catat hasilnya.
Contoh perhitungan volume dan beban pencemaran maksimum suatu industri perikanan
dengan produksi 4 ton bahan baku ikan/hari.
Diketahui baku mutu industri perikanan menurut Peraturan Gubernur Jatim No 72 Tahun 2013
pada tabel berikut :
Tabel 5.7 Baku Mutu Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Parameter
pH
TSS
BOD5
COD
Volume
Satuan
mg/L
mg/L
mg/L
air
limbah
Baku Mutu
6-9
30
100
150
5
Beban BOD5 =
= 2 kg/hari
77
Beban COD =
= 3 kg/hari
Beban TSS =
= 3 kg/hari
Satuan
mg/L
mg/L
mg/L
Baku Mutu
4-10
400-600
400-600
600-800
Namun, untuk industri pengalengan / pengolahan ikan terdapat baku mutu yang ditetapkan oleh
Peraturan Gubernur Jatim Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri
dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya, yaitu :
78
Tabel 5.9 Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Setelah dilakukan treatment pada IPAL KIG, air limbah setelah pengolahan akan dibuang
ke Kali Roomo. Air yang dibuang ke badan air tentu juga mempunyai baku mutu agar aman saat
dibuang ke lingkungan. Baku mutu yang digunakan adalah Peraturan Gubernur Jatim Nomor 72
Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
79
Tabel 5.10 Baku Mutu Effluent Air Limbah Kawasan Industri Gresik
Berdasarkan tabel-tabel diatas, effluent air limbah PT. Kelola Mina Laut telah sesuai
dengan standar baku mutu peraturan yang ditetapkan. Pada IPAL PT. Kelola Mina Laut terdapat
beberapa permasalahan yang harus segera ditangani agar proses pengolahan limbah cair dapat
berjalan dengan baik dan tepat. Permasalahan-permasalahan yang ada di IPAL PT. Kelola Mina
Laut adalah :
80
Permasalahan
Adanya sampah-sampah kasar berupa Perlu
Solusi
adanya tambahan
screener
ekualisasi
yang
meminimalisir
sering
dijumpai
dalam
bak
yang
di
inlet
bak
untuk
sampah
masuk
ke
pengolahan.
Selain itu juga karena screener di bak Memperketat pengawasan
agar tidak ada pekerja
pengumpul pada unit proses produksi ada
yang sengaja di buka oleh pekerja pabrik
2.
maintenance.
pada showfou.
Kebocoran pipa dan tangki di beberapa Perlu adanya peningkatan
titik
4.
lokasi,
akibatnya
mengganggu
maintenance.
estetika.
Tidak ada meter air di inlet maupun outlet Perlu adanya penambahan
sehingga tidak bisa mengukur debit yang
masuk
maupun
keluar
dari
unit
82
BAB VII
83
84